PERMEABILITAS
dimana :
K = Permeabilitas, darcy
µ = Viskositas fluida, cp
Q = Kecepatan aliran fluida, cc/sec
A = Luas penampang media berpori, cm2
P = Tekanan, psia
Rumus seperti di atas diperoleh dari rumus dasar aliran fluida di dalam
media berpori yang dikemukakan oleh Darcy, yaitu :
kA dp
q = × ……………………………………………..………...(4.2)
𝜇 dy
Jadi, pengertian satu darcy adalh bila fluida mengalir dengan kecepatan
aliran sebesar 1 cm/sec dan viscositas fluida 1 cp, pada atau dalam media berpori
yang mempunyai panjang 1 cm dan luas penampang 1 cm2 dengan gradient tekanan
sebesar 1 atm dan waktu alir 1 second.
33
34
dimana :
K = Permeabilitas, darcy
µ = Viscositas fluida, cp
L = Panjang sampel, cm
V = Volume cairan yang dialirkan melaui pori, cm3
A = Luas penampang media berpori, cm2
P = Tekanan, psia
T = Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida melalui
sample, sec
Di dalam reservoir, fluida yang mengalir lebih dari satu macam, sehingga
permeabilitas dibagi menjadi :
1. Permeabilitas absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas apabila fluida yang
mengalir dalam media berpori terdiri hanya satu macam fluida.
Rumus yang digunakan menurut Darcy :
kA dp
q = × …………………………………………………(4.4)
𝜇 dx
dimana :
q = Volume flux, cc/sec
k = Permeabilitas, darcy
A = Luas penampang melintang batuan, cm3
µ = Viskositas fluida, cp
dp
= Gradient tekanan, atm/cm
dx
2. Permeabilitas Efektif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas apabila fluida yang
mengalir terdiri dari lebih dari satu macam fluida. Rumus yang
digunakan untuk permeabilitas efektif adalah :
35
𝑘𝑤 .A dp
𝑞𝑤 = × ……………………………………….…..(4.5)
𝜇𝑤 dx
𝑘𝑜 .A dp
𝑞𝑜 = × ……………………………………….…...(4.6)
𝜇𝑜 dx
dimana :
qw, qo = masing – masing debit air dan minyak, ss/sec
µw, µo = viskositas air dan viscositas minyak, cp
kw = permeabilitas untuk air, darcy
ko = permeabilitas untuk minyak, darcy
3. Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas
efektif dengan permeabilitas absolut.
Rumus untuk permeabilitas relatif adalah :
𝐾𝑤
𝐾rw = …………………………………………………..(4.7)
𝐾
𝐾𝑜
𝐾ro = …………………………………………………...(4.8)
𝐾
dimana :
Krw = permeabilitas relatif terhadap air
Kw = permeabilitas air
Kro = permeabilitas relatif terhadap minyak
Ko = permeabilitas minyak
K = permeabilitas absolut
Oleh Klinkenberg, dinyatakan suatu persamaan untuk mengkoreksi
permeabilitas absolut sehingga didapat permeabilitas sebenarnya.
Persamaan tersebut adalah :
𝑏
𝐾𝑎 = K (1 + )…………………………………………..(4.9)
𝛲
dimana :
Ka = Permeabilitas terukur pada tekanan rata – rata
K = Permeabilitas sebenarnya dari batuan
B = Konstanta yang tergantung pada ukuran pori yang mana akan
mempengaruhi harga permeabilitas
p = Tekanan rata –rata
36
𝑝
= P atm + 2………………………….………….(4.10)
1
9
8
7
6
2
5
4
3
Keterangan :
Gambar 4.1
Rangakaian Gas Permeameter
Sumber: Laboratorium Analisa Inti Batuan
39
2
1 8
9
Keterangan :
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Penjepit
Sumber: www.grainger.com
Gambar 4.4
Sample core
Sumber: www.azon.com
41
pressure regulator.
6. Mengembalikan discharge fill valve ke discharge.
7. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari batas atas
hingga batas bawah burette.
μ. Ql. L
8. Perhitungan = K = A . ΔP
43
C. Klikenberg Effect
𝑃𝑖𝑛+𝑜𝑢𝑡 (0,25+1)
• Pm1 = = = 0,625 atm
2 2
1 1
= = 1,6 atm-1
𝑃𝑚1 0,625
𝑃𝑖𝑛+𝑜𝑢𝑡 (0,5+1)
• Pm2 = = = 0,75 atm
2 2
1 1
= = 1,33 atm-1
𝑃𝑚2 0,75
𝑃𝑖𝑛+𝑜𝑢𝑡 (1+1)
• Pm3 = = = 1 atm
2 2
1 1
= = 1 atm-1
𝑃𝑚3 1
D. Diketahui : y = 0,196x-0,2224
= mx + c
𝑦
• Tan = = m = 0,196
𝑥
45
• Ka = c = -0,2224
tan 0,196
• b = = = -0,881
𝐾𝑎 −0,2224
K *0,25 + K *0,5 + K *1
• K*rata-rata =
3
= 0,035 darcy (Baik)
4.5.3 Grafik
46
4.6. PEMBAHASAN
Pada minggu ke 2 praktikum Analisa Inti Batuan (AIB) yaitu pengukuran
permeabilitas suatu sample core batuan . Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu
untuk menentukan nilai permeabilitas absolute dari suatu sample core dengan
menggunakan Gas Permeameter dan Liquid Permeamete serta menentukan aplikasi
lapangan dari pengukuran permeabilitas. Permeabilitas memiliki definisi sebagai
kemampuan suatu batuan reservoir untuk dapat meloloskan fluida yang terkandung
didalamnya tanpa merusak molekul dari formasi batuan tersebut. Dalam suatu
reservoir, permeabilitas dibagi atas tiga macam, yaitu permeabilitas absolut,
permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif. Dimana permeabilitas absolut adalah
fluida yang mengalir dalam media berpori hanya satu fasa. Permeabilitas efektif
adalah permeabilitas fluida yang mengalir lebih dari satu fasa. Sedangkan
permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut. Permeabilitas suatu batuan dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu bentuk dan ukuran batuan dimana jika suatu batuan oleh butiran yang
besar,pipih,dan seragam dengan dimensi horizontal lebih Panjang maka
permeabilitas horizontal akan lebih besar dan permeabilitas vertical ada dikategori
sedang-tinggi, sementasi dimana sementasi akan membuat permeabilitas menurun,
retakan dan pelarutan dimana pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan
permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan
shale,limestone dan dolomite.
Permeabilitas suatu batuan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian
menurut Koesoemadinata yaitu kurang dari 5 mD dikategorikan ketat (tight), 5-10
mD dikategorikan cukup (fair), 10-100 mD dikategorikan baik, dan 100-1000 mD
berada pada kategori baik sekali.Hubungan porositas dan permeabilitas sangat erat
kaitannya, dimana suatu batuan yang permeable sudah pasti porous, sedangkan
batuan yang porous belum tentu permeable, seperti halnya batuan shale memiliki
nilai porositas yang tinggi namun nilai permeabilitasnya kecil. Hubungan
permeabilitas dan saturasi yaitu berbanding lurus dimana apabila saturasi air besar
maka permeabilitas airnyapun akan besar namun sebaliknya untuk permeabilitas
48
minyak akan kecil karena pori-pori yang sebelumnya terisi oleh minyak tadi akan
diisi oleh air, begitu juga sebaliknya.
Suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak saling tercampur
diesebut dengan wettability. Wettability dapat dibedakan menjadi 2 yaitu water wet
dan oil wet. Pada sistem water-wet (basah air) batuan yang terisi minyak dan air,
air akan menempati pori-pori terkecil dan membasahi sebagian besar permukaan
pada pori-pori yang lebih besar. Pada area yang memiliki saturasi minyak (oil
saturation) yang tinggi, minyak yang ada akan tertahan di atas air yang membasahi
dan menyebar pada permukaan. Jika permukaan batuan cenderung water wet dan
batuan tersebut jenuh minyak, air akan mengisi pori-pori terkecil, menggantikan
minyak apabila sistem tersebut dimasuki air, pada system water wet akan
membentuk sudut kontak antara fluida dengan batuan itu sendiri yaitu kurang dari
90°. Sedangkan jika permukaan batuan cenderung oil-wet (basah minyak), maka
akan dijenuhi oleh air, minyak akan masuk dan membasahi pori-pori terkecil
menggantikan air, pada system oil wet fluida akan membentuk sudut kontak dengan
batu lebih dari 90°. Terkait untuk keperluan eksplorasi maupun eksploitasi minyak
bumi, maka formasi yang bersifat water-wet lebih mudah untuk dilakukan oil
recovery. Hal ini disebabkan karena formasi yang bersifat water-wet memiliki
saturasi minyak yang tinggi, yang artinya, air membasahi dan memenuhi pori-pori
terkecil pada butir batuan dan minyaknya berada di atas air, yang mana minyak
lebih mudah bergerak dan tumpah karena tidak ada gaya adesi terhadap permukaan
batuan. Sehingga untuk oil recovery pada formasi dengan
reservoir sandstone dilakukan dengan injeksi air ke dalam formasi tersebut.
Dengan harapan menambah volume air dan mendorong minyak untuk keluar dan
diproduksi.
Pada proses pengukuran permeabilitas pada praktikum kali ini
menggunakan beberapa alat yaitu core holder, rangkaian gas permeameter,
rangkaian liquid permeameter,dan penjepit. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu sample core dan air
Percobaan ini dimulai dengan pengukuran menggunakan Gas Permeameter.
Pertama mempersiapkan sampel core ke dalam core holder dan dipasang pada gas
49
4.8 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum acara pengukuran permeabilitas absolut,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tujuan dilakukannya percobaan pengukuran permeabilitas yaitu untuk
menentukan nilai permeabilitas absolute dari suatu sample core dengan
menggunakan Gas Permeameter dan Liquid Permeamete.
2. Permeabilitas memiliki definisi sebagai kemampuan suatu batuan reservoir
untuk dapat meloloskan fluida yang terkandung didalamnya tanpa merusak
molekul dari formasi batuan tersebut.
3. Dalam suatu reservoir, permeabilitas dibagi atas tiga macam, yaitu
permeabilitas absolut, permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif
4. Permeabilitas suatu batuan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu ukuran
batuan, sementasi dan retakan serta larutan.
5. Permeabilitas suatu batuan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian
menurut Koesoemadinata yaitu kurang dari 5 mD dikategorikan ketat
(tight), 5-10 mD dikategorikan cukup (fair), 10-100 mD dikategorikan baik,
dan 100-1000 mD berada pada kategori baik sekali.
6. Dari hasil percobaan, didapatkan hasil:
A. Dengan Gas Permeameter:
• K pada tekanan 0,25 atm = 0,398 darcy
• K pada tekanan 0,5 atm = 0,105 darcy
• K pada tekanan 1 atm = 0,006 darcy
• K sebenarnya = 0,035 darcy
B. Dengan Liquid Permeameter
K = 0,94 darcy
7. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil K sebenarnya pada
pengukuran dengan gas permeameter didapatkan hasil 0,035 darcy dimana
menurut Koesoemadinata dapat dikategorikan permeabilitas baik karena
ada pada range 10-100 mD , dan pada pengukuran permeabilitas absolute
dengan liquid permeameter didaptkan hasil 0,94 darcy dimana
52
permeabilitas ini ada pada kategori baik sekali karena ada pada range 100-
1000 mD.
8. Percobaan pada Gas Permeameter perlu diadakan koreksi karena adanya
Klikenberg Effect yaitu suatu keadaan dimana udara atau gas dapat melalui
ruang diantara core dan core holder sehingga mempengaruhi harga
permeabilitas sehingga memerlukan koreksi agar dapat harga permeabilitas
yang sebenarnya.
9. Aplikasi lapangannya adalah untuk menentukan laju alir sumur, dan
menentukan suatu sumur apakah ekonomis untuk diproduksikan
berdasarkan parameter yang diperoleh saat pengujian.