Anda di halaman 1dari 84

Analisa Inti Batuan

di UPN Veteran Jogja

KELOMPOK 4
RIFQI DWI RAMDHANI (16)

RUFAIDA LAILA (17)

SALMAN FAJRIANSYAH (18)

TIO FARIZ SISWANTO (19)

UTUT HARDIYANTO (20)

WISNUGROHO K. M. (21)
Analisa Inti Batuan

Dalam analisa inti batuan ini, diberikan 5 macam


analisa, yaitu:

1
Permeabilitas

KELOMPOK 4
OLEH:
RUFAIDA LAILA (17)
TIO FARIZ SISWANTO (19)
Permeabilitas

Apa itu permeabilitas?


Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir
untuk dapat meneruskan aliran fluida melalui pori-
pori batuan tanpa merusak partikel pembentuk
batuan tersebut.
Pembagian Permeabilitas

Permeabilitas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:


1. Permeabilitas Absolut (k)
2. Permeabilitas Efektif (koil , kwater , kgas)
3. Permebilitas Relatif (kr oil , kr water , kr gas)
Permeabilitas Absolut

Permeabilitas absolut adalah permeabilitas yang


apabila fluida mengalir dalam media berpori terdiri
hanya satu macam fluida.
Untuk menentukan besarnya permeabilitas absolut
digunakan suatu permeameter, yaitu dengan liquid
permeameter dan gas permeameter.
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter

Liquid permeameter merupakan


suatu alat yang berfungsi untuk
4 menghitung nilai permeabilitas
suatu batuan dengan
menggunakan zat cair sebagai
bahan penginjeksinya.
3 6
1. Core holder
2. Cut off valve
3. Burette
4. Discarge - Fill assemble
2 5. Pressure regulator
1 5 6. Pressure gauge
7 7. Liquid outlet
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter

Langkah kerja:
1. Masukkan core kedalam core holder
2. Isi burret dengan test liquid (air)
3. Buka core holder. Maka burette akan terisi
4. Jika burette sudah terisi melalui batas atas, tutup cut off valve
5. Atur tekanan yang diinginkan pada pressure gauge dengan
mengatur pressure regulator
6. Kembalikan discarge fill valve ke discarge
7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari
batas atas hingga batas bawah burette
8. Hitung hasil data yang telah diperoleh dalam analisa
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter

Setelah melakukan percobaan, didapatkan data


sebagai berikut:
P = 1 atm
A = 3.14 x (1.15)2 = 4.15 cm2
L = 3.9 cm
water = 0.895 cp
t = 37.2 detik
v water = 50 cc
Q water = v/t = 50/37.2 = 1.344 cc/detik
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

Liquid permeameter merupakan 3


suatu alat yang berfungsi untuk 5
menghitung nilai permeabilitas
suatu batuan dengan
menggunakan udara (gas) sebagai 7
bahan penginjeksinya. 2 1

1. Gas inlet
2. Gas regulator
3. Gas gauge 4
4. Core holder 6
5. Triple range flowmeter
6. Selector valve
7. Termometer
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

Langkah kerja:
1. Memutar pressure regulator sampai jarum pada
pressure gauge menunjukkan angka 0
2. Menghubungkan saluran gas pada gas inlet
3. Memasukkan core pada core holder
4. Memutar selector valve ke tanda large
5. Memutar pressure regulator sampai skala pressure
gauge yang diinginkan
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

6. Memilih skala baca untuk triple range flowmeter


Apabila skala flowmeter menunjukkan angka diatas 140 pada
selector valve large, hentikan percobaan atau menguragi luas
penampang core karena permeabilitas terlalu besar
Apabila skala flowmeter menunjukkan angka dibawah 20 pada
selector valve large, putar selector valve ke tanda medium
Apabila setelah selector valve diputar ke tanda medium,
skala pada flowmeter menunjukkan angka dibawah 20, putar
selector valve ke tanda small
Apabila setelah selector valve diputar ke tanda smal skala
pada flowmeter menunjukkan angka dibawah 20, hentikan
pengukuran dan periksa core pada core holder (tentukan
kemungkinan yang terjadi)
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

7. Menentukan laju alir gas dari grafik skala baca


flowmeter (pada selector valve dan tekanan
tertentu) vs laju alir
8. Melihat skala temperatur pada termometer dan
menuntukan viskositas gas dari grafik viskositas vs
temperatur
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

Setelah melakukan percobaan, didapatkan beberapa


data sebagai berikut:
Percobaan pertama:

L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 5.6 cm


A = 4.15 cm2 Qg = 23 cc/detik
P = 0.25 atm g = 0.0178 cp
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

Percobaan kedua:

L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 8 cm


A = 4.15 cm2 Qg = 39 cc/detik
P = 0.5 atm g = 0.0178 cp
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter

Percobaan ketiga:
L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 11.5 cm
A = 4.15 cm2 Qg = 50 cc/detik
P = 1 atm g = 0.0178 cp
Hasil Pengamatan

0.9
K P 1/P 0.8
f(x) = 0.31x + 0.41

1.54 0.25 0.89 0.7


K (permeabilitas)
1.3 0.5 0.8 0.6

0.84 1 0.67 0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6

1/p
Hasil Pengamatan
Permeabilitas Efektif dan Relatif

Permeabilitas efektif adalah permeabilitas yang


apabila fluida mengalir dalam media berpori terdiri
lebih dari satu macam fluida (misal minyak, gas, dan
air).

Permeabilitas reatif?
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
Permeabilitas Efektif

Harga permeabilitas relatif antara 0-1 Darcy.


Dapat juga dituliskan dengan persamaan:

Kr = Keff
Kabs
Rumus :
Krw = Kw / Kabs
Kro = Ko / Kabs
Krg = Kg / Kabs

Dimana :
Krw = Permeabilitas relatif air
Kro = Permeabilitas relatif minyak
Krg = Permeabilitas relatif gas
Acidizing

KELOMPOK 4
OLEH:
SALMAN FAJRIANSYAH (18)
Pengertian Acidizing

Apa itu acidizing?


Acidizing adalah penginjeksian asam ke dalam pori-
pori batuan formasi pada tekanan injeksi di bawah
tekanan rekah batuan formasi tersebut.
Pengertian Acidizing

Tujuan
Acidizing dilakukan untuk menghilangkan pengaruh
penurunan permeabilitas formasi di sekitar lubang sumur
dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan melarutkan
partikel-partikel lumpur pemboran yang menutupi ruang pori
tersebut agar dapat meningkatkan produksi/mengembalikan laju
produksi.
Terjadinya penurunan produktifitas disebabkan oleh
terjadinya proses pemboran, komplesi, dan produksi yang
menyebabkan kerusakan formasi atau penyumbatan pori-pori
lubang perforasi. Tujuan dilakukan pengasaman adalah untuk
meningkatkan atau memperbaiki permeabilitas formasi di
sekitar lubang sumur yang mengalami kerusakan dengan cara
injeksi larutan asam ke dalam formasi produktif.
Metode Acidizing

Ada tiga metode acidizing, yaitu:


1. Acid Washing
2. Acid Fructuring
3. Matrix Acidizing
Acid Washing

Acid washing adalah operasi yang direncanakan


untuk menghilangkan endapan scale yang dapat
larut dalam larutan asam yang terdapat dalam
lubang sumur untuk membuka perforasi yang
tersumbat.
Acid Fracturing

Acid fracturing adalah penginjeksian asam ke dalam


formasi pada tekanan yang cukup tinggi untuk
merekahkan formasi atau membuka rekahan yang
sudah ada. Aplikasi acid fracturing ini hanya terbatas
untuk formasi karbonat, karena jika dilakukan pada
formasi batu pasir dapat menyebabkan keruntuhan
formasinya dan mengakibatkan problem kepasiran.
Matriks Acidizing

Matriks acidizing dilakukan dengan cara


menginjeksikan larutan asam dan additif tertentu
secara langsung ke dalam pori-pori batuan formasi
disekitar lubang sumur dengan tekanan
penginjeksian di bawah tekanan rekah formasi,
dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi
secara radial.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengasaman

Tekanan
Konsentrasi alam
Temperatur
Tipe Asam
Keseimbangan Kimia
Perbandingan luas permukaan dengan volume asam
Karakteristik formasi
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam

Teori Dasar
Sebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman dengan tepat
data-data laboratorium yang diperoleh dari sample formasi fluida
dari lab tersebut dapat digunakan engineer untuk merencana
operasi stimulasi dengan tepat, pada gilirannya dapat diperoleh
penambahan produktivitas formasi sesuai dengan yang
diharapkan.
Salah satu informasi yang diperlukan adalah daya larut asam
terhadap sample batuan (acid solubillity). Metoda ini
menggunakan teknik gravimetri untuk menentukan reaktivitas
formasi dengan asam. Batuan karbonat biasanya larur dalam
asam HCL, sedangkan silikat larut dalam mud acid.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam

Peralatan
1. Mortar dan Pestle.
2. HCL 15% atau mud acid (15% HCL + 3% HF)
3. Larutan indikator methyl orange (1 gr methyl orange
dilarutkan dalam 1 L aquades/air suling)
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam

Langkah kerja:
1. Core diekstrak terlebih dahulu dengan toluen/benzene pada
Soxhlet Aparatus. Kemudian keringkan dalam oven pada
suhu 105C (220F).
2. Hancurkan sample kering pada mortar hingga dapat lolos
pada ASTM 100 Mesh.
3. Ambil sample yang telah dihancurkan 20 gr dan masukan
pada Erlenmeyer 500 ml, kemudian masukan 150 ml HCL
15% dan goyangkan hingga CO terbebaskan semua.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam

4. Setelah reaksi selesai tuangkan sample residu plus larutan


Erlenmeyer pada kertas saring. Bilas sisa-sisa sample
dengan aquades sedemikian rupa hingga air filtrat setelah
ditetesi larutan mthyl orange tidak nampak reaksi asam
(sampai warna kemerah-merahan).
5. Keringkan residu dalam oven kira-kira selam jam
dengan suhu 105C, kemudian dinginkan dan akhirnya
ditimbang.
6. Hitung kelarutan sebagai % berat dari material yang larut
dalam HCL 15%.
Analisa dan Perhitungan

Batu Pasir / Batu Gamping

Jenis asam / konsentrasi : HCL 15%


Berat kering core sebelum diasamkan : 25.7 gr
Berat kering core setelah diasamkan: 22.80 gr
Berat yang bereaksi : 2.92 gr
Kelarutan sampel core dalam asam : 11.3 %
Berat residu : 0.02 gr
Analisa dan Perhitungan
Pembahasan

Pada percobaan, core adalah batu gamping yang menjadi


sampel dari reservoir. Stimulasinya yaitu perekahan HF dan
pengasaman dengan menggunakan HCl. Fungsi dari perekahan
HF adalah untuk menaikan permeabilitas. Sedangkan fungsi
dari HCl adalah untuk mengembalikan ke permeabilitas awal.
Pada penghitungan yang didapat dari data, Acid Solubility nya
pada prosentase 11.3 %. Jika <20% kelarutan batupasir oleh
HCl akan cenderung kurang menghasilkan pengendapan yang
bisa dikatakan HCl reaktif dalam batupasir dan jika di bawah
75% kelarutan batukarbonat oleh HCl maka perlu penambahan
suspending agent untuk mengalirkan zat-zat yang tak terlarut
dari formasi.
Pembahasan

Penyebaran asam ke dalam formasi sangat tergantung dengan


kecepatan transport asam ke dalam batuan yang berhubungan
dengan sifat fisik batuan(permeabilitas dan porositas) dan juga
kecepatan bereaksinya batuan dengan asam(pengaruh
temperatur). Batupasir akan cenderung lebih lambat dalam
bereaksi dengan asamnya daripada batukarbonat.
Leak-off pada batuan sama halnya dengan permeabilitas batuan,
yaitu cepat rambatan fluida pada batuan. Segala hal yang
berhubungan dengan penambahan material additive pada
larutan asam akan memodifikasi fluida pengasaman disesuaikan
dengan keadaan formasi. Batupasir yang cenderung ionnya
negatif jika ditambahkan dengan anionik(surfactant) akan water
wet begitu pula sebaliknya pada karbonat.
Kesimpulan

Acid solubility pada sampel batuan


reservoir adalah 11.3 %. Analisa sampel
batuan reservoir kurang melakukan
pengendapan dan solusinya adalah
menambahkan suspending agent untuk
mengalirkan zat-zat yang terlarut dari
formasi.
Porositas

KELOMPOK 4

OLEH:
RIFQI DWI RAMDHANI (16)
Porositas

Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukan


besar rongga dalam batuan.
Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh
beberapa factor :
susunan dimana butiran diendapkan atau tersusun,
lingkungan pengendapan,
ukuran dan bentuk partikel,
variasi ukuran butiran,
kompaksi serta jumlah clay dan
material lain sebagai semen (sementasi).
Pembentukan Porositas Menurut Geologinya

Porositas Primer
adalah porositas yang terjadi bersamaan dengan proses
pengendapan batuan tersebut

Porositas Sekunder
adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan
batuan seperti yang disebabkan karena proses pelarutan atau
endapan
Porositas Menurut Tekniknya

Porositas absolut
Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
seluruh pori dengan volume total batuan (bulk
volume) atau ditulis:

Vp Vb - Vg
abs = x 100% Dan abs = x 100%
Vb Vb

Dimana:
Vp = Volume pori-pori batuan.
Vb = Volume total batuan.
Vg = Volume butiran.
Porositas Menurut Tekniknya

Porositas efektif
adalah perbandingan volume pori yang
berhubungan dengan volume total batuan atau
ditulis:
Vp yang berhubungan
eff = x 100%
Vb

Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori


yang saling berhubungan maka hal penting dalam
industry perminyakan dan yang diukur dalam percobaan
ini adalah porositas effektif.
Kegunaan Porositas

Kegunaan dari pengukuran porositas dalam


perminyakan terutama dalam explorasi adalah untuk
menentukan cadangan atau OOIP ( Initial Oil In
Place ) sedangkan dalam exploitasi digunakan untuk
komplesi sumur (Well Completion) dan Secondary
Recorvery.
Biasanya besarnya porositas berkisar antara 5 30
%. Porositas 5 % biasanya dimasukkan dalam
porositas kecil. Secara teoritis besarnya porositas
tidak lebih dari 47 %.
Klasifikasi Porositas

Di lapangan dapat kita dapatkan perkiraan secara visual,


dimana penentuan ini bersifat semi kuantitatif dan
digunakan skala sebagai berikut :

0% - 5% Porositas sangat buruk dan dapat diabaikan


5% - 10% Porositas Buruk (POOR)
10% - 15% Porositas Cukup (FAIR)
15% - 20% Porositas Baik (GOOD)
20% - 25% Porositas sangat baik (VERY GOOD)
>25% Istimewa
Pengukuran Porositas

Alat-alat : Alat-alat yang dipergunakan dalam


percobaan ini adalah :
1. Timbangan digital.
2. Vacum pump dengan vacum desicator.
3. Beker glass ceper.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam
percobaan ini adalah :
1. Kerosin dengan berat jenis 0,80
2. Sampel core
Gambar Alat dan Bahan

Vacum pump dengan Beker glass ceper


vacum desicator.

Sampel core dan kerosin


Timbangan digital
Pengukuran Porositas

Langkah Kerja
1. Untuk menentukan besarnya porositas, maka yang perlu
ditentukan adalah volume total batuan (Vb), volume pori
(Vp), dan volume butiran (Vg).
2. Prosedur kerja:
3. Mengekstrasi core (inti batuan) selama 3 jam dengan soxlet
dan mendiamkan selama 24 jam, kemudian
mengeluarkannya dari tabung ekstraksi dan
mendinginkannya beberapa menit, kemudian mengeringkan
didalam oven.
4. Menimbang core kering dalam mangkuk, misalnya berat
core kering = W1 gram.
Pengukuran Porositas

5. Masukan core kering tersebut dalam vacum


desicator untuk dihampa udarakan dengan kira-
kira selama 1 jam dan disaturasikan dengan
kerosin.
6. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin,
kemudian timbang dalam kerosin, misal beratnya
= W2 gram.
7. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin
kemudian ditimbang diudara misal beratnya = W3
gram.
Pengukuran Porositas

W3 - W2
Volume total batuan (Vb) =
Berat jenis kerosin

W1 - W2
Volume butiran (Vg) =
Berat jenis kerosin

W3 - W1
Volume pori (Vp) =
Berat jenis kerosin

W3 - W1
Porositas efektif = x 100%
W3 - W2
Pengukuran Porositas

Pengukuran porositas dengan cara menimbang.


Diketahui:
Berat Core kering di udara (W1) = 24.06 gram

Berat Core jenuh di kerosin (W2) = 10 gram

Berat Core jenuh di udara (W3) = 27.2 gram

Densitas Kerosin = 0.8 gram/cc


Pengukuran Porositas

W3 - W2 27.2 - 10
Volume bulk (Vb) = = = 21.5
Berat jenis kerosin 0.8

W1 - W2 24.06-10
Volume grain (Vg) = = = 17.6
Berat jenis kerosin 0.8
Pengukuran Porositas

W3 - W1 27.2-24.06
Volume pori (Vp) = = = 3.9
Berat jenis kerosin 0.8

W3 - W1 27.2-24.06
Porositas efektif = x 100% = x 100% = 18.2%
W3 - W2 27.2-10
Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat


disimpulkan tujuan mempelajari porositas ini adalah
untuk menentukan cadangan minyak di suatu
lapangan. Dan dengan hasil dari percobaan yang
telah dilakukan, core dapat dikatakan baik sesuai
dengan parameter porositas yang telah ada.
Saturasi

KELOMPOK 4

OLEH:
UTUT HARDIYANTO (20)
Saturasi

Saturasi adalah volume yang ditempati oleh


suatu fluida dibagi oleh volume pori-pori total.
Pori-pori dapat berisi:
Air saja
Minyak saja Water Rock

Gas saja
Air dan minyak Gas
Oil

Air dan gas


Gas dan minyak
Saturasi

Saturasi dapat dinyatakan dalam persamaan:


Sw= Vw x 100%
Vp
So= Vo x 100%
Vp
Di mana,
Sg= Vg x 100% SW = Saturasi Air
Vp SO = Saturasi Minyak
SG = Saturasi Gas
VW = Volume pori yang diisi air
VO = Volume pori yang diisi minyak
VG = Volume pori yang diisi gas
VP = Volume total
Pengukuran Saturasi

Alat dan bahan

1. Retort
2. Solvent extractor termasuk reflux condenser (pendingin) water trap dan
pemansa listrik
3. Timbangan analisis dengan batu timbangan
4. Gelas ukur
5. Exicator
6. Oven
7. Fresh core
8. Air
9. Minyak
10. Toluena
Alat dan Bahan

Retort Gelas ukur


Exicator

Oven
Pengukuran Saturasi

Cara Kerja
1. Ambil fresh core yang telah dijenuhi dengan air
dan minyak.
2. Timbang core tersebut, misalnya beratnya = a
gram
3. Masukan core tersebut ke dalam labu Dean &
Strak yang telah diisi dengan toulena. Lengkapi
dengan water trap dan reflux condensor.
4. Panaskan selama kurang lebih 2 jam hingga air
tidak menampak lagi.
Pengukuran Saturasi

5. Dinginkan dan baca air yang tertampung di water


trap, misalnya = b cc = b gram.
6. Sampel dikeringkan dengan oven + 15 menit
(pada suhu 110)
7. Hitung berat minyak = a- (b+c) gram =d gram
8. Hitung volume minyak = d / Bj minyak = e cc
Pengukuran Saturasi

Dari percobaan, didapatkan data:


Timbangan Core Kering = 21,4 gr
Timbangan Core Jenuh = 23.9 gr
Volume pori = 2.875 cc
B.J minyak = 0.80 gr/cc
Volume air yang didapat = 1.0cc
Berat air yang didapat = 1.0gr
Pengukuran Saturasi

Berat minyak =
Berat core jenuh Berat core kering Berat air
23.9 gr 21.4 gr 1.0 gr = 1.5gr

Volume minyak =
1.5 gram
Berat minyak / Densitas minyak = 0.8 gram/cc
= 1.875 cc
Pengukuran Saturasi

Vol oil 1.875


So = = = 0.65 = 65%
Vol pori 2.875

Vol air 1
Sw = = = 0.35 = 35%
Vol pori 2.875

Sg = 1 (Sw + So) = 1 ( 0.65+ 0.35 ) = 0%


Pembahasan

Saturasi fluida merupakan ukuran kejenuhan fluida di dalam


formasi batuan atau dapat juga dianggap sebagai presentase dari
ruang pori pada batuan yang terisi fluida tertentu ( gas, minyak, atau,
air ).

Pada percobaan kali ini, penentuan saturasi fluida menggunakan


metode distilasi. Sebelum dimasukkan kedalam tabung Dean & Stark
yang telah diisi denan toluena, core ditimbang dahulu beratnya.
Setelah itu core dikeringkan dalam oven dan ditimbang lagi beratnya.
Dari percobaan didapat:
So = 0.65 = 65 %
Sw = 0.35 = 35 %
Sg = 0 = 0 %
Pembahasan

Nilai saturasi gas ( Sg ), didapat dari rumus Sw +


So + Sg = 1 karena dalam percobaan hanya terdapat
data perhitungan untuk saturasi oil ( So ), dan
saturasi water ( Sw ).
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai
saturasi minyak adalah yang paling besar, sehingga
besar kemungkinan bila terjadi di lapangan,
reservoir tersebut akan dijadikan sebagai sumur
produksi minyak.
Kesimpulan

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai


So = 65 % Sw = 35 Sg = 0 %.
Pengukuran saturasi dilakuukan dengan menggunakan
metode destilasi.
Besarnya saturasi oil (minyak) lebih besar dari saturasi gas.
Besarnya saturasi air lebih kecil dari saturasi minyak dan
lebih besar dari saturasi gas.
Reservoir tersebut memiliki kandungan minyak yang lebih
besar dari pada kandungan air dan gas.
So > Sw > Sg, sehingga sumur dapat dikatakan lebih
berpotensi menghasilkan fluida minyak, dari pada gas
ataupun water.
Shieve Analysis

KELOMPOK 4

OLEH:
WISNUGROHO K. M. (21)
Shieve Analysis

Analisa Saringan atau Analisa Ayakan (Sieve Analysis)


adalah prosedur yang digunakan dengan tujuan untuk
memisahkan material sesuai dengan ukuran,sehingga
didapatkan distribusi hasil pasir,keseragaman dan
koefisien.

Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang sangat


penting . Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis
non-organik atau organik bahan butiran termasuk
pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai
produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-bijian.
Shieve Analysis

Di dalam proses Sieve Analysis ini terdapat alat yaitu Sieve


Shaker yang berfungsi dalam memilah pasir batuan
reservoir berdasarkan ukuran partikelnya.

Pada Sieve Shaker terdapat saringan atau ayakan yang


pada dasarnya diberi lubang yang disebut dengan
mesh.Mesh merupakan jumlah lubang persatuan
panjang,apabila negara yang menggunakan sistem satuan
Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung dari
pusat kawat lubang.
Ayakan (Shieve Shaker)

Lubang
No. Ayakan No. Ayakan Lubang (mm)
(mm)
4 4,750 50 0,300
6 3,350 60 0,250
8 2,360 80 0,180
10 2,000 100 0,150
16 1,180 140 0,106
20 0,850 170 0,088
30 0,600 200 0,075
40 0,425
Ayakan (Shieve Shaker)

Ukuran butiran tanah ditentukan dengan


menyaring sejumlah tanah melalui seperangkat
saringan yang disusun dengan lubang yang paling
besar berada paling atas dan makin kebawah
makin kecil dan pada bagian paling bawah
ditempatkan receiver (pan) sebagai tempat
penerimaan/penampungan terakhir.
Ayakan (Shieve Shaker)

Prinsip kerja dari alat ini adalah digetarkan atau


diayak,makin banyak banyak saringan yang disusun maka
makin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengayaknya
dan juga hasil dari ayakan di penampungan terakhir makin
halus.
Namun tidak selamanya metode seperti tersebut diatas
selalu digunakan,ada beberapa cara atau metode yang
dapat digunakan tergantung dari material yang akan
dianalisa.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan
Alat dan Bahan
Penjelasan Fungsi Alat dan Bahan

Pasir digunakan sebagai sampel.

Sekop/Spade fungsinya untuk memasukkan tanah

ketimbangan dan untuk mengetahui beratnya.

Sieve shaker fungsinya untuk memisahkan antara

butiran mulai dari yang paling kasar sampai yang


paling halus.

Sieve fungsinya sebagai wadah tempat mengayak.


Penjelasan Fungsi Alat dan Bahan

Reciever fungsinya sebagai penampung terakhir dari pasir yang paling


halus.

Lid/Tutup Pemberat fungsinya untuk menutup bagian atas dari ayakan dan

sebagai pemberat agar ayakan yang disusun tidak goyah dan jatuh.

Metal tray fungsinya untuk sebagai wadah dari pasir.

Sikat fungsinya untuk membersihkan saringan dari pasir yang menempel.

Oven digunakan apabila pasir dalam keadaan basah,jadi dikeringkan

terlebih dahulu.

Timbangan fungsinya untuk menimbang berat dari pasir tersebut.


Perhitungan

Langkah kerja:
1. Bersihkan ayakan degan menggunakan sikat,sehingga
lubang-lubang ayakan bersih dari pasir yang menempel.
2. Urutkan/susun ayakan/mesh bertingkat dari atas ke bawah
dengan diawali ayakan/mesh dengan diameter lubang
paling besar hingga terkecil sesuai dengan nomor ayakan.
3. Masukkan pasir yang kering dan bebas minyak ke dalam
ayakan paling atas (diameternya paling besar) seberat 200
gram.
4. Susun ayakan di atas shieve shaker (mesin pemisah
partikel),dan tutup dengan lid atau tutup pemberat yang
sudah tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan
bertingkat agar tidak goyang dan tumpah.
Perhitungan

5. Hidupkan power switch on/off.


6. Lalu,putar switch timer sesuai waktu yang
diinginkan yaitu selama 10 menit,jika
waktu telah selesai maka shaker akan
berhenti bekerja secara otomatis.
7. Diamkan selama 3 menit agar debu-debu
mengendap.
8. Masing-masing ayakan dengan pasir yang
tertinggal ditimbang,diperoleh berat pasir
tertinggal.
Perhitungan

9. Hitung berat pasir yang tertahan oleh masing-


masing ayakan.
10. Hitung jumlah berat pasir yang lolos saringan
tersebut secara kumulatif.
11. Hitung presentase jumlah berat pasir yang lolos
saringan tersebut terhadap berat total pasir.
12. Dari hasil tersebut digambarkan sebuah grafik dalam
suatu susunan koordinat semilog,yaitu dimana
ukuran diameter butir sebagai absis dalam skala log
dan % lebih halus sebagai ordinat dengan skala
linear (skala biasa).
13. Dari grafik tersebut didapat koefisien keseragaman
dan koefisien kelengkungan (coefficient of
curvature).
Perhitungan

Berikut data hasil pengamatan &


perhitungan:
US Sieve Opening Berat, gr Berat % Berat
Series diameter, Komulatif Komulatif
mm/inch
No.
16 0,0468 2,73 2,73 1,38 %
20 0,0331 30,08 32,81 16,6 %

40 0,0165 88,5 121,31 61,5 %


50 0,0117 33,38 154,69 78,4 %
140 0,0041 37,82 192,51 97,6 %
PAN - 4,35 197,06 100 %
Perhitungan

Hubungan antara opening diameter vs %


berat komulatif. Dari hasil plot didapatkan :
a. Opening diameter pada berat komulatif 50
% : d50 : 0,53 mm
b. Opening diameter pada berat komulatif 40
% : d40 : 0,62 mm
c. Opening diameter pada berat komulatif 90
% : d90 : 0,217 mm
Perhitungan

Koefisien keseragaman butiran pasir (C) adalah:

C= d40:d90 = 0,62:0,217 = 2,857

Menurut Schwartz, apabila :


C < 3 merupakan pemilahan yang seragam
C > 5 merupakan pemilahan yang jelek
3 < C < 5 merupakan pemilahan yang sedang

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami peroleh dari percobaan diatas, nilai
koefisien pasir (C) sebesar 2,857. Hal ini menunjukan nilai koefisien pasir
masuk dalam pemilahan seragam.

Anda mungkin juga menyukai