KELOMPOK 4
RIFQI DWI RAMDHANI (16)
WISNUGROHO K. M. (21)
Analisa Inti Batuan
1
Permeabilitas
KELOMPOK 4
OLEH:
RUFAIDA LAILA (17)
TIO FARIZ SISWANTO (19)
Permeabilitas
Langkah kerja:
1. Masukkan core kedalam core holder
2. Isi burret dengan test liquid (air)
3. Buka core holder. Maka burette akan terisi
4. Jika burette sudah terisi melalui batas atas, tutup cut off valve
5. Atur tekanan yang diinginkan pada pressure gauge dengan
mengatur pressure regulator
6. Kembalikan discarge fill valve ke discarge
7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari
batas atas hingga batas bawah burette
8. Hitung hasil data yang telah diperoleh dalam analisa
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter
1. Gas inlet
2. Gas regulator
3. Gas gauge 4
4. Core holder 6
5. Triple range flowmeter
6. Selector valve
7. Termometer
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
Langkah kerja:
1. Memutar pressure regulator sampai jarum pada
pressure gauge menunjukkan angka 0
2. Menghubungkan saluran gas pada gas inlet
3. Memasukkan core pada core holder
4. Memutar selector valve ke tanda large
5. Memutar pressure regulator sampai skala pressure
gauge yang diinginkan
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
Percobaan kedua:
Percobaan ketiga:
L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 11.5 cm
A = 4.15 cm2 Qg = 50 cc/detik
P = 1 atm g = 0.0178 cp
Hasil Pengamatan
0.9
K P 1/P 0.8
f(x) = 0.31x + 0.41
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
1/p
Hasil Pengamatan
Permeabilitas Efektif dan Relatif
Permeabilitas reatif?
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara
permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
Permeabilitas Efektif
Kr = Keff
Kabs
Rumus :
Krw = Kw / Kabs
Kro = Ko / Kabs
Krg = Kg / Kabs
Dimana :
Krw = Permeabilitas relatif air
Kro = Permeabilitas relatif minyak
Krg = Permeabilitas relatif gas
Acidizing
KELOMPOK 4
OLEH:
SALMAN FAJRIANSYAH (18)
Pengertian Acidizing
Tujuan
Acidizing dilakukan untuk menghilangkan pengaruh
penurunan permeabilitas formasi di sekitar lubang sumur
dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan melarutkan
partikel-partikel lumpur pemboran yang menutupi ruang pori
tersebut agar dapat meningkatkan produksi/mengembalikan laju
produksi.
Terjadinya penurunan produktifitas disebabkan oleh
terjadinya proses pemboran, komplesi, dan produksi yang
menyebabkan kerusakan formasi atau penyumbatan pori-pori
lubang perforasi. Tujuan dilakukan pengasaman adalah untuk
meningkatkan atau memperbaiki permeabilitas formasi di
sekitar lubang sumur yang mengalami kerusakan dengan cara
injeksi larutan asam ke dalam formasi produktif.
Metode Acidizing
Tekanan
Konsentrasi alam
Temperatur
Tipe Asam
Keseimbangan Kimia
Perbandingan luas permukaan dengan volume asam
Karakteristik formasi
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Teori Dasar
Sebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman dengan tepat
data-data laboratorium yang diperoleh dari sample formasi fluida
dari lab tersebut dapat digunakan engineer untuk merencana
operasi stimulasi dengan tepat, pada gilirannya dapat diperoleh
penambahan produktivitas formasi sesuai dengan yang
diharapkan.
Salah satu informasi yang diperlukan adalah daya larut asam
terhadap sample batuan (acid solubillity). Metoda ini
menggunakan teknik gravimetri untuk menentukan reaktivitas
formasi dengan asam. Batuan karbonat biasanya larur dalam
asam HCL, sedangkan silikat larut dalam mud acid.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Peralatan
1. Mortar dan Pestle.
2. HCL 15% atau mud acid (15% HCL + 3% HF)
3. Larutan indikator methyl orange (1 gr methyl orange
dilarutkan dalam 1 L aquades/air suling)
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Langkah kerja:
1. Core diekstrak terlebih dahulu dengan toluen/benzene pada
Soxhlet Aparatus. Kemudian keringkan dalam oven pada
suhu 105C (220F).
2. Hancurkan sample kering pada mortar hingga dapat lolos
pada ASTM 100 Mesh.
3. Ambil sample yang telah dihancurkan 20 gr dan masukan
pada Erlenmeyer 500 ml, kemudian masukan 150 ml HCL
15% dan goyangkan hingga CO terbebaskan semua.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
KELOMPOK 4
OLEH:
RIFQI DWI RAMDHANI (16)
Porositas
Porositas Primer
adalah porositas yang terjadi bersamaan dengan proses
pengendapan batuan tersebut
Porositas Sekunder
adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan
batuan seperti yang disebabkan karena proses pelarutan atau
endapan
Porositas Menurut Tekniknya
Porositas absolut
Didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
seluruh pori dengan volume total batuan (bulk
volume) atau ditulis:
Vp Vb - Vg
abs = x 100% Dan abs = x 100%
Vb Vb
Dimana:
Vp = Volume pori-pori batuan.
Vb = Volume total batuan.
Vg = Volume butiran.
Porositas Menurut Tekniknya
Porositas efektif
adalah perbandingan volume pori yang
berhubungan dengan volume total batuan atau
ditulis:
Vp yang berhubungan
eff = x 100%
Vb
Langkah Kerja
1. Untuk menentukan besarnya porositas, maka yang perlu
ditentukan adalah volume total batuan (Vb), volume pori
(Vp), dan volume butiran (Vg).
2. Prosedur kerja:
3. Mengekstrasi core (inti batuan) selama 3 jam dengan soxlet
dan mendiamkan selama 24 jam, kemudian
mengeluarkannya dari tabung ekstraksi dan
mendinginkannya beberapa menit, kemudian mengeringkan
didalam oven.
4. Menimbang core kering dalam mangkuk, misalnya berat
core kering = W1 gram.
Pengukuran Porositas
W3 - W2
Volume total batuan (Vb) =
Berat jenis kerosin
W1 - W2
Volume butiran (Vg) =
Berat jenis kerosin
W3 - W1
Volume pori (Vp) =
Berat jenis kerosin
W3 - W1
Porositas efektif = x 100%
W3 - W2
Pengukuran Porositas
W3 - W2 27.2 - 10
Volume bulk (Vb) = = = 21.5
Berat jenis kerosin 0.8
W1 - W2 24.06-10
Volume grain (Vg) = = = 17.6
Berat jenis kerosin 0.8
Pengukuran Porositas
W3 - W1 27.2-24.06
Volume pori (Vp) = = = 3.9
Berat jenis kerosin 0.8
W3 - W1 27.2-24.06
Porositas efektif = x 100% = x 100% = 18.2%
W3 - W2 27.2-10
Kesimpulan
KELOMPOK 4
OLEH:
UTUT HARDIYANTO (20)
Saturasi
Gas saja
Air dan minyak Gas
Oil
1. Retort
2. Solvent extractor termasuk reflux condenser (pendingin) water trap dan
pemansa listrik
3. Timbangan analisis dengan batu timbangan
4. Gelas ukur
5. Exicator
6. Oven
7. Fresh core
8. Air
9. Minyak
10. Toluena
Alat dan Bahan
Oven
Pengukuran Saturasi
Cara Kerja
1. Ambil fresh core yang telah dijenuhi dengan air
dan minyak.
2. Timbang core tersebut, misalnya beratnya = a
gram
3. Masukan core tersebut ke dalam labu Dean &
Strak yang telah diisi dengan toulena. Lengkapi
dengan water trap dan reflux condensor.
4. Panaskan selama kurang lebih 2 jam hingga air
tidak menampak lagi.
Pengukuran Saturasi
Berat minyak =
Berat core jenuh Berat core kering Berat air
23.9 gr 21.4 gr 1.0 gr = 1.5gr
Volume minyak =
1.5 gram
Berat minyak / Densitas minyak = 0.8 gram/cc
= 1.875 cc
Pengukuran Saturasi
Vol air 1
Sw = = = 0.35 = 35%
Vol pori 2.875
KELOMPOK 4
OLEH:
WISNUGROHO K. M. (21)
Shieve Analysis
Lubang
No. Ayakan No. Ayakan Lubang (mm)
(mm)
4 4,750 50 0,300
6 3,350 60 0,250
8 2,360 80 0,180
10 2,000 100 0,150
16 1,180 140 0,106
20 0,850 170 0,088
30 0,600 200 0,075
40 0,425
Ayakan (Shieve Shaker)
Lid/Tutup Pemberat fungsinya untuk menutup bagian atas dari ayakan dan
sebagai pemberat agar ayakan yang disusun tidak goyah dan jatuh.
terlebih dahulu.
Langkah kerja:
1. Bersihkan ayakan degan menggunakan sikat,sehingga
lubang-lubang ayakan bersih dari pasir yang menempel.
2. Urutkan/susun ayakan/mesh bertingkat dari atas ke bawah
dengan diawali ayakan/mesh dengan diameter lubang
paling besar hingga terkecil sesuai dengan nomor ayakan.
3. Masukkan pasir yang kering dan bebas minyak ke dalam
ayakan paling atas (diameternya paling besar) seberat 200
gram.
4. Susun ayakan di atas shieve shaker (mesin pemisah
partikel),dan tutup dengan lid atau tutup pemberat yang
sudah tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan
bertingkat agar tidak goyang dan tumpah.
Perhitungan
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami peroleh dari percobaan diatas, nilai
koefisien pasir (C) sebesar 2,857. Hal ini menunjukan nilai koefisien pasir
masuk dalam pemilahan seragam.