REVERSE OSMOSIS
Disusun oleh:
Kelompok 8 - 3 TKPB
2023
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penjernihan air bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi Reverse
Osmosis. Reverse osmosis dapat memisahkan komponen-komponen yang tidak
diinginkan seperti komponen organik, non organik, bakteri, virus, partikulat serta ion atau
garam terlarut. Sistem RO juga dikenal sebagai media filter yang memiliki pori paling
kecil dibandingkan filter lain 0.001 mikron. Secara spontan kesetimbangan larutan akan
terjadi akibat perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi. Sistem reverse osmosis
(RO) komersial pada awalnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
kapal laut yang sedang berlayar dalam jangka waktu lama. Sistem ini menggunakan
pompa bertekanan tinggi untuk mendorong air melewati membran dan memisahkannya
dari komponenkomponen yang tidak diinginkan.
Saat pertama kali diluncurkan, sistem RO menggunakan membran yang
cukup tebal serta diperlukan tempat yang luas untuk instalasi peralatannya. Namun
seiring perkembangan membran yang semakin pesat, terutama pada elemen dan sistem
konfigurasi yang digunakan, sistem RO kini telah dapat diaplikasikan pada skala rumah
tangga. Selain itu, penggunaan jenis membran yang sangat tipis dan instalasi peralatan
yang tidak lagi memerlukan tempat luas, turut mendukung sistem RO menjadi sistem
yang umum digunakan untuk proses pemurnian air skala rumah tangga. (Ariyanti, 2011)
Pada aplikasi reverse osmosis, konfigurasi modul membran yang digunakan yaitu spiral
wound. Konfigurasi yang lain yaitu hollow fiber, tubular dan plate and frame tidak terlalu
banyak digunakan pada aplikasi reverse osmosis, hanya diaplikasikan pada industri makanan
serta sistem khusus.
V. Pengolahan Data
Mencari Q feed
Q feed=Q permeat +Q konsentrat
Mencari Volume
Volume ( menit
ml
) tiap 15 menit =Laju alir mLs x 1560menit
s
120.00
100.00
80.00
60.00
%reject (TDS)
%
%recovery
40.00 %reject (DHL)
20.00
0.00
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu
Gambar 5 1 Kurva perbandingan waktu terhadap persen recovery dan persen reject (%)
VI. Pembahasan
Reverse Osmosis merupakan salah satu metode proses pengolahan air dengan
menghilangkan partikel-partikel yang tidak diinginkan seperti ion ion dan zat terlarut
melalui pori filter/ membrane semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke
larutan berkonsentrasi rendah dengan adanya pemberian teknan hidrostatik yang melebihi
tekanan osmosis larutan. Dalam praktikum kali ini, umpan yang digunakan merupakan
air penampungan dari jurusan Teknik Kimia yang biasaya diguanakn untuk kebutuhan
domestic. Hasil dari proses reverse osmosis adalah air demin yang digunakan untuk
kebutuhan praktikum.
1) Pengaruh waktu dan laju alir terhadap TDS di aliran permeat
Air umpan yang digunakan dalam praktikum memiliki jumlah zat padat terlarut
(TDS) sebesar 173,5 ppm sebelum dilakukan proses reverse osmosis. Setelah
melewati proses RO nilai TDS nya mengalami perubahan dan diperoleh data TDS
yang disajikan pada Tabel 2. Menurut Suryani, Faizah. Dkk (2022) menyatakan
bahwa semakin lama waktu operasi, maka nilai TDS pada air akan semakin rendah.
Penurunan nilai TDS ini disebabkan oleh adanya kontak yang semakin lama antara air
dan membrane menjadi semakin baik sehingga proses penyerapan zat padatan terlarut
akan menjadi semakin banyak.
Dalam Tabel 2 nilai TDS terkecil terjadi pada waktu 75 menit dengan nilai TDS
sebesar 8,139 ppm. Sedangkan nilai TDS terbesar terjadi pada waktu 105 menit
dengan nilai TDS sebesar 14,913 ppm. Nilai TDS tersebut tidak sesuai dengan teori
sebelumnya, dimana seharusnya semakin lama waktu operasi maka nilai TDSnya
akan semakin kecil. Namun, dalam praktikum kali ini nilai laju alir nya tidak stabil
sehingga dapat mempengaruhi hasil dari TDS. Pada tabel 2. terlihat bahwa pada
waktu 75 menit memiliki laju alir sebesar 25 mL/s dan pada waktu 105 menit
memiliki laju alir sebesar 21,67 mL/s. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,
dalam penelitian yang dilakukan oleh Kucera (2015) dalam Chairunisaa, dkk., (2021)
dimana nilai TDS akan berbanding terbalik dengan nilai laju alir yang melewati
membrane. Hal ini diakibatkan oleh prinsip kerja dari pada membran apabila aliran
yang melewati membran semakin besar maka nilai fluks akan menjadi semakin besar,
dengan meningkatnya nilai fluks maka nilai dari TDS akan semakin kecil.
VII. Kesimpulan
%Reject menunjukan hasil yang sangat baik yaitu 91-95% artinya zat terlarut
dalam air terfiltrasi secara nanofitrat sehingga membuat air menjadi lebih jernih
karena zat-zat terlarut yang berukuran mikro akan tersaring oleh proses RO
Tekanan yang digunakan cukup tinggi sehingga dapat membuat air lebih jernih
hingga 91-95% untuk tingkat kejernihannya dan akan lebih jernih jika tekanan
lebih ditingkatkan
Proses filtrasi stabil antara konsentrasi terhadap waktu yang memiliki rata-rata zat
yang terfiltrat sebanyak 93%
Cairan yang terecovery cukup tinggi sebanyak 40-50%
Fairus, et. al., 2015. Pengolahan Limbah Cair Laboratorium Kimia Universitas Bakrie
dengan Metoda Reverse Osmosis. Laporan Akhir Penelitian Universitas Bakrie.
Ghazali Mukhtar. 2022. Petunjuk Praktikum Modul Pengolahan Air dan Limbah: Reverse
Osmosis. Jurusan Teknik Kimia: Politeknik Negeri Bandung
Lestari, D. E. dan Utomo, S. B. (2007). Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air
Bebas Mineral (GCA) RSG-GAS. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir
Yogyakarta, 21-22 November 2007, ISSN 1978-0176
Suryani, F, Madagaskar, Moulita, N. R. A. (2022) Analisis Pengaruh Waktu dan Tekanan
Terhadap Demineralisasi Air Buangan AC dengan Metode Reverse Osmosis. 7, 1.