Sedimentasi
Dosen Pembimbing : Emma Hermawati, ST, MT
Kelompok/Kelas : 3 / 3A-TKPB
Nama: 1. Dyah Eka Lestari NIM : 151424009
2. Farah Hafizhah NIM : 151424012
3. Fitri Nafisa NIM : 151424013
1.3 Sedimentasi
Sedimentasi adalah salah satu proses pemisahan padatan dari suatu cairan (slurry) agar
cairan menjadi bening dan bebas dari padatan yang terdapat di dalam cairan tersebut.
Pemisahan padatan dan cairan terjadi berdasarkan perbedaan massa jenis dengan cara
pengendapan. Selain itu, proses pengendapan padatan yang ada dalam cairan juga dipengaruhi
oleh adanya gaya gravitasi.
Proses sedimentasi dapat dilakukan sebelum proses koagulasi dan flokulasi (primary
sedimentation) atau pun setelah proses koagulasi dan flokulasi (secondary sedimentation).
Proses sedimentasi awal (primary sedimentation) dilakukan ketika kekeruhan dari cairan tinggi
sehingga dapat mengurangi beban pada proses koagulasi dan flokulasi, sementara proses
sedimentasi akhir (secondary sedimentation) dilakukan untuk memisahkan cairan dengan
endapan yang terjadi pada proses koagulasi dan flokulasi.
Berdasarkan konsentrasi dan kecenderungan partikel berinteraksi, proses sedimentasi
terbagi atas tiga macam, yaitu :
1) Sedimentasi Tipe I (Plain Settling atau Discrete Particle)
Sedimentasi Tipe I merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan
koagulan. Tujuan dari unit ini adalah menurunkan kekeruhan cairan dan digunakan
pada grit chamber. Kecepatan pengendapan dari padatan-padatan diskrit dipengaruhi
oleh gravitasi dan gaya geser.
2) Sedimentasi Tipe II (Flocculant Settling)
Sedimentasi Tipe II merupakan pengendapan material koloid dan padatan
tersuspensi yang terjadi dengan adanya penambahan koagulan. Biasanya digunakan
untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah proses koagulasi dan flokulasi.
Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang
relatif kecil karena tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan
ketinggian minimum, atau membagi ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen,
maka alternatif terbaik untuk meningkatkan efisiensi pengendapan bak adalah dengan
memasang tube settler pada bagian atas bak pengendapan untuk menahan flok–flok
yang terbentuk.
3) Sedimentasi Tipe III (Hindered Settling atau Zone Settling)
Sedimentasi Tipe III merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan
padatan tersuspensi sedang. Padatan-padatan tersuspensi tersebut saling berdekatan
sehingga gaya antar pertikel menghalangi pengendapan padatan-padatan di sebelahnya.
Partikel berada pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan semuanya mengendap
pada suatu kecepatan yang konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel mengendap
sebagai suatu zona dan menimbulkan suatu permukaan kontak antara padatan dan
cairan.
4) Sedimentasi Tipe IV (Compression Settling)
Sedimentasi Tipe IV merupakan pengendapan dari partikel yang memiliki
konsentrasi tinggi dimana partikel-partikel bersentuhan satu sama lain dan
pengendapan bisa terjadi hanya dengan melakukan kompresi terhadap massa tersebut.
Menentukan koagulan yang akan ditambahkan ke dalam air limbah setelah mengetahui tingkat
kekeruhan air limbah.
Menuangkan air limbah yang telah dicampur dengan PAC ke dalam plate settler
Mengukur tingkat kekeruhan dan TDS air limbah pada waktu awal air limbah dimasukkan ke
dalam plate settler.
Mengukur tingkat kekeruhan dan TDS air limbah setiap 10 menit sekali selama 120 menit.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Euis et all. 2012. “Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid pada Proses Air Bersih
menggunakan Plate Settler”. http://eprints.upnjatim.ac.id/4250/1/(9)Jurnal_Okik.pdf[15
Februari 2018].
Wityasari, Nurani. 2015. “Penetuan Dosis Optimum PAC (Poli Aluminium Chloride) pada
Pengolahan Air Bersih di IPA Tegal Besar PDAM Jember”.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66700[15 Februari 2018].