Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

UTILITAS

ACARA 1 : PENGOLAHAN AIR SECARA FISIS (SAND FILTER)

Penyusun :

Nama : Alvin Andryan


NIM : 021190083

Fakultas / Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia


Hari, Tanggal : Senin, 30 November 2020

Asisten Pembimbing : Angghita Nawahesti

LABORATORIUM UTILITAS

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan Praktikum Utilitas dengan judul
“Pengolahan Air Secara Fisis (Sand Filter)” sebagai data hasil pengamatan. Saya juga
menyampaikan terimakasih kepada :

1. Angghita Nawahesti selaku pembimbing dan asisten laboratorium pada Praktikum Utilitas
2. Para asisten laboratorium
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas Praktikum Utilitas semester tiga D3 Teknik
Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Laporan praktikum ini masih jauh dari kata baik , oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar lebih baik kedepannya dalam
membuat laporan.

Demikian yang dapat saya tulis, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Kudus, 30 November 2020

Penulis

Alvin Andryan
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berdasarkan terjadi atau tidaknya reaksi, proses pengolahan air di bagi menjadi
proses fisis dan kimiawi. Dalam kajian keilmuan, dua jenis proses ini (fisis & kimiawi)
biasanya dikaji secara terpisah agar memudahkan pembelajaran untuk memetakan fakta
dan masalah yang ada. Namun dalam penerapannya dalam industri (khususnya), dua jenis
pengolahan air ini selalu dilakukan bersamaan, entah secara seri atau parallel atau
simultan.

Pada acara ini, akan kita coba menjernihkan air dengan meniru proses yang
dilakukan oleh bumi ini. Mayoritas penduduk bumi mendapatkan air jernih untuk
keperluan sehari-hari dari sumur (air tanah). Air tanah cenderung lebih bersih dari pada
air permukaan. Kita petakan disini berdasarkan asal perolehannya sumber air dibagi
menjadi dua yaitu air tanah dan air permukaan. Air permukaan adalah air yang berada
diatas air permukaan bumi, seperti : air laut, air sungai, danau, gletser, dll. Sedangkan air
tanah adalah air yang berasal dari bawah lapisan permukaan tanah, seperti air sumur dan
air produksi pengeboran.
Lapisan tanah di bumi ini punya kemampuan menjernihkan air dengan cara
filtrasi, bagian tanah yang berpori membuat air terserap pada berbagai lapisan bumi dan
kotoran yang ada pada air menempel pada bagian-bagian segmen lapisan bumi. Jika
faktor lain diabaikan maka semakin dalam lapisan tanah maka semakin baik air yang
didapat. Logika lain juga mengatakan semakin kotor input air yang merembes ke lapisan
tanah maka semakin lama proses penjernihan terjadi. Lalu timbul pertanyaan apakah
mungkin suatu saat lapisan tanah akan mencoba mengamati dan mempelajari proses ini
dengan menggunakan miniature yang kita sebut sand filter. Sand filter hanyalah salah satu
jenis pengolahan air secara fisis yang sederhana dan mudah diterapkan pada berbagai
situasi.
I.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum pengolahan air secara fisis (sand filter) ini adalah:
1. Praktikan dapat mengukur atau menghitung pH, densitas dan TDS sebelum dan
sesudah perlakuan.
2. Praktikan memahami dan mampu menjelaskan fungsi masing-masing jenis penyusun
sand filter.
3. Praktikan bisa membandingkan efektifitas dua jenis sand filter terhadap kualitas
perolehan filtrat.
I.3 Dasar Teori
A. Peralatan Proses Filtrasi
Peralatan untuk proses filtrasi konvensional dan murah adalah sand filter.
Kekurangan alat ini adalah proses penyaringan terjadi cukup lama. Maka dari itu sudah
banyak jenis alat filtrasi yang dibuat mulai dari plate and filter press sampai jenis
rotary vaccum filters.

Gambar 1. Sand Filter


Plate and frame filter press jenis ini yang diaplikasikan di Industri umumnya
terdiri atas tujuh bagian medium filter dari logam yang saling menutupi secara
renggang dan tempat yang cukup untuk menampung cake sampai filtrasi selesai. Tipe
lain memiliki pelat yang saling sejajar sehingga dapat digunakan dengan medium filter
berupa penyaring kertas atau kain secara terpisah dari alamat utama. Medium filter
dapat dimasukkan pada peralatan filtrasi dengan membuka frame yaitu tempat cake
terbentuk. Tipe peralatan filtrasi jenis ini digunakan jika cake yang akan terbentuk
relative kering. Alat ini tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang beracun dan
berbahaya.

Gambar 2. Plate and frame filter press


Tipe alat filtrasi tipe candle dapat dilihat pada Gambar 3. Alat ini tergantung pada
tabung-tabung yang fungsinya mirip tali penarik. Jenis ini dapat digunakan untuk
mengolah bahan aerosol staupun yang berbahaya dan beracun. Cake terbentuk pada
bagian luar alat filtrasi itu dan filtrat mengalir melalui cake yang terakumulasi menuju
bagian atas untuk dibuang. Peralatan ini dibersihkan dengan cara backwash.

Gambar 3. Candle Filter


Jenis lainnya adalah rotary vaccum filter. Jenis ini paling banyak digunakan pada
skala besar di industry kimia karena dapat menangani padatan yang sulit difilter, dan
banyak dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang dibutuhkan tidak
banyak.
Gambar 4. Skema Rotary Vaccum Filter
Desain Rotary vaccum filter juga sangat bervariasi. Bentuk dasar rotary vaccum
filter adalah Gambar 4. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan di luar
drum adalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati vakum. Drum ini
dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspense padatan yang akan difilter,
lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi. Cairan tertarik melewati
filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan akan tertinggal di permukaan
luar drum membentuk cake. Jika cake akan diambil dari drum, putaran drum
dihentikan, drum dikeluarkan dari fasa cair, cake dicuci, dikeringkan, dan kemudian
diambil. Pengambilan padatan dari drum dilakukan dengan sejenis pisau yang juga
bermacam-macam jenis dan desainnya bergantung jenis cake.
B. Medium Filter
Secara umum, baik pada sand filter, plate & frame filter press, candle atau rotary
drum vaccum filter, maka dipersyarati memiliki medium penyaring pada setiap filter
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang
cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat.
3. Harus tahan secara kimiawi dan kuat secara fisik dalam kondisi proses.
4. Tidak mahal.
Pada sand filter biasanya konfigurasi komposisi lapisan disesuaikan dengan input
air keruh yang akan di treatment. Berikut bahan yang biasa di pakai, kerikil sedang,
kerikil kecil, ijuk, bongkahan arang, pasir halus, pecahan genteng, Berikut contoh
susunan gravity sand filter yang terintegrasi dengan proses sedimentasi.

Gambar 5. Susunan Sand Filter


BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Sand filter
2. Gelas ukur 500 ml
3. Stopwatch.
4. Gelas beker 500 ml
5. Timbangan
6. pH indikator
7. Baskom
8. TDS meter
9. Batang pengaduk
10. Pipet ukur
11. Bola hisap
B. Bahan
1. Bubuk CaCO3 (kapur) 5 gram
2. Air 500 ml
3. Sunlight 3 ml
4. Pasir 7 gram
5. HCl pekat 5 ml
II.2 Diagram Alir

Menyiapkan alat dan bahan

Sunlight,
Mencampur semua bahan hingga homogen
Pasir, HCl
pekat,
Akuades,
CaCO3

Mengukur pH dan TDS sebelum percobaan

Mengukur volume sampel limbah dengan gelas ukur

Mencatat susunan komposisi sand filter dari paling atas sampai bawah

Menyiapkan stopwatch, lalu menuang cairan ke sand filter

Menghitung t = 0 (Pada saat cairan prtama menyentuh permukaan sand


filter)

Menghitung waktu yang diperlukan cairan untuk menghasilkan tetesan


pertama

Menghitung waktu yang dibutuhkan cairan sampai menghasilkan


tetesan terakhir

Menampung dengan baskom, lalu mengecek pH dan TDS

Memindahkan ke gelas ukur agar diketahui volumenya

Mengukur densitas dengan piknometer

Gambar II.2.1 Diagram alir cara kerja pengolahan air secara fisis (sand filter)
BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

III.1 Hasil Pengamatan

Tabel III.1.1 Hasil pengamatan pengolahan air secara fisis (sand filter)

Sampel Limbah

Keterangan Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

Limbah A Limbah B Limbah A Limbah B

pH 5 5 7 7

TDS 658 893 156 201

Densitas (ρ) 0,949 g/ml 0,9502 g/ml 0,9035 g/ml 0,9081

Warna larutan Putih coklat Putih keruh Bening Bening


keruh

Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh

Suhu aquadest = 31℃


𝑔𝑟𝑎𝑚
Densitas aquadest = 0,995341 𝑚𝑙

Waktu tetesan (detik)

o Limbah I (dengan pasir) tetesan pertama 36”, tetesan terakhir 4’40”


o Limbah II (tanpa pasir) tetesan pertama 20”, tetesan terakhir 3’20”
Berat piknometer kosong = 15,6231 gram

Berat pinometer isi aquadest = 40,3954 gram


Berat piknometer + limbah sebelum perlakuan = 40,9931 gram (1)

40,8236 gram (2)


Berat pinometer + limbah sesudah perlakuan = 40,8236 gram (1)

40,7217 gram (2)


III.2 Perhitungan

A. Menghitung volume aquadest (dianalogikan dengan V pikonometer)


W aquadest = WPA - WP
= 40,58 gr – 15,01 gr
= 25,57 gr
Waquadest
V aquadest =
ρ
25,57 gr
=
0,996233 gr/ml

= 25,6666 ml
B. Menghitung Densitas Limbah Awal
1) Limbah A
 W limbah A = WLA – Wp
= 39,37 gr – 15,01 gr
= 24,36 gr
WLA
 ρ LA =
Vp

24,36 gr
=
25,6666 ml
= 0,949 gr/ml
2) Limbah B
 W limbah B = WLB – Wp
= 39,40 gr – 15,01 gr
= 24,39 gr
WLB
 ρ LB =
Vp
24,39 gr
=
25,6666 ml
= 0,9502 gr/ml
C. Menghitung Densitas Hasil Saring
1) Limbah A
 W SA = WPSA – Wp
= 38,20 gr – 15,01 gr
= 23,19 gr
WSA
 ρ SA =
𝑉𝑝
23,19 gr
=
25,6666 ml
= 0,9035 gr/ml
2) Limbah B
 W SB = WPSB – Wp
= 38,32 gr – 15,01 gr
= 23,31 gr
WSB
 ρ SB =
𝑉𝑝
23,31 gr
=
25,6666 ml
= 0,9081 gr/ml
D. Mengetahui Efisiensi Sand Filter
ρ LA−ρ SA
 ΕA = | ρ LA | ×100 %

0,949−0,9035
=| | ×100 %
0,949
= 4,79 %
ρ LB−ρ SB
 ΕB = | ρ LB |×100 %

0,9502−0,9081
=| |×100 %
0,9502
= 4,43 %
III.3 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam sand fiter pada praktikum ini yaitu pasir kasar,
arang, biokeramik, dan kerikil. Pasir kasar, berfungsi untuk mengurangi jumlah material
lumpur atau padatan dalam air sehingga air yang didapatkan berubah dari keruh menjadi
lebih jernih. Pasir juga memikliki sifat mudah menyerap air sehingga kotoran tidak terikut
mengalir ke bawah.

Arang yang digunakan sebagai bahan dalam sand filter berfungsi untuk menyerap
cairan pencemar, mengontrol warna dan bau dari air kotor. Selain itu, arang merupakan
desinfektan yang mampu membunuh kuman dengan baik dan juga. Biokeramik, berfungsi
untuk mengurangi bakteri dari air yang mengalir melalui biokramik. Sedangkan kerikil,
berfungsi sebagai celah agar air dapat mengalir melalui lubang bagian bawah (outlet) atau
menahan lumpur atau kotoran berukuran besar agar tidak terbawa air.

Tabel III.3a Hasil Percobaan

Sampel Limbah
Keterangan Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Limbah A Limbah B Limbah A Limbah B
pH 4 4 7 7
TDS 650 890 155 200
Densitas (ρ) 0,949 g/ml 0,9502 g/ml 0,9035 g/ml 0,9081

Warna larutan Putih coklat Putih keruh Bening Bening


keruh
Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh

Dari data di atas, pH air berubah dari 4 ke 7 setelah dilakukan proses filtrasi.
Untuk data TDS limbah I (dengan pasir) berubah dari 650 menjadi 155 dengan efisiensi
4,79 %%, sedangkan TDS pada limbah II (tanpa pasir) mengalami perubahan dari 890
menjadi 200 dengan efisiensi 4,43 %% dengan waktu penyaringan lebih cepat
dibandingkan penyaringan dengan pasir. Perubahan harga TDS ini dipengaruhi oleh arang
yang mampu menyerap komponen terlarut dalam dalam air limbah. Harga densitas, dan
volume mengalami penurunan karena adanya partikel pengotor yang tertahan di filter saat
proses filtrasi berlangsung. Dari hasil perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa
proses penyaring berjalan dengan baik.
Kenaikan angka pH dari asam menjadi netral tersebut juga dikarenakan bahan
aktif arang mampu menyerap ion asam pada air limbah pada saat proses filtrasi
berlangsung.
Faktor yang mempengaruhi dalam proses penyaringan sebagai berikut.
1. Konsentrasi kekeruhan, apabila konsentrasi kekeruhan pada air tinggi maka akan
menyebabkan lubang pori dari media tersumbat atau terjadi clogging.
2. Suhu, apabila suhu air limbah berubah, maka densitas, viskositas absolut, viskositas
kinematis air juga akan berubah.
3. Kedalaman media, ukuran dan material merupakan keputusan penting dalam
perencanaan bangunan filter yang akan digunakan. Sedangkan tebal tipisnya media akan
menetukan waktu yang dibutuhkan dalam pengaliran dan daya saring. Media yang
terlalu tebal akan mempunyai daya saring yang tinggi tetapi akan membutuhkan waktu
yang lebih lama dibandingkan dengan media yang tipis.
4. Debit filtrasi, debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Hal ini dapat menyebabkan proses filtrasi tidak dapat berjalan dengan dengan
baik karena adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran
media pasir. Apabila aliran air terlalu tinggi, maka dapat juga menyebabkan partikel
yang terlalu halus masih terikut dalam proses penyaringan.
5. Tinggi muka air di atas media dan kehilangan tekanan, keadaan tinggi muka air di atas
media berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media. Tersediannya
muka air yang cukup tinggi di atas media akan meningkatkan daya tekan air untuk
masuk ke dalam pori. Dengan muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi
dengan syarat filter harus dalam keadaan bersih.
Keuntungan menggunakan sand fiter dalam proses filtrasi yaitu:
1. Biaya operasi yang lebih murah karena tidak diperlukan adanya penambahan bahan
kimia.
2. Proses pengolahan air sederhana sehingga dapat digunakan oleh semua kalangan.
3. Dapat menghilangkan ammonia dan pulutan organik dalam air karena proses filtrasi
berlangsung secara fisis dan kimiawi.
4. Dapat menghilangkan zat besi, mangaan,tembaga, kekeruhan dan warna yang
terkandung dalam air.
5. Perawatan lebih mudah, karena pencucian pasir dapat dilakukan tanpa pengerukan
media pasirnya

Baku mutu air limbah berdasarkan pH yang harus terpenuhi adalah pada range 6,0
– 9,0. Sedangkan batas maksimum TDS air adalah 500 mg/l. Sehingga air hasil percobaan
tersebut telah memenuhi persyaratan.
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

A. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut
Tabel IV.1.1 Hasil pengamatan pengolahan air secara fisis (sand filter)

Sampel Limbah
Keterangan Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Limbah A Limbah B Limbah A Limbah B
pH 4 4 7 7
TDS 650 890 155 200
Densitas (ρ) 0,949 g/ml 0,9502 g/ml 0,9035 g/ml 0,9081

Warna larutan Putih coklat Putih keruh Bening Bening


keruh
Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh

Dari tabel tersebut dapat disimpulan bahwa setelah proses penyaringan dengan sand
filter :

1. pH air limbah menjadi netral


2. TDS dan densitas air limbah menurun
3. Warna larutan air limbah menjadi bening dan tidak keruh
B. Efisiensi sand filter pada limbah A lebih baik daripada limbah B
C. Fungsi medium pada sand filter :
1. Ijuk : menyaring serta menghilangkau aroma tak sedap dari air hingga
zat tercemar di dalamnya.
2. Pasir halus : menahan endapan lumpur dan bahan-bahan padat yang ada di
dalam air.
3. Arang : penyerap mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang
terkandung dalam air kotor, serta menghilangkan bau yang tidak sedap dari air
4. Kerikil : bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen.
5. Batu : memberi celah yang lebih besar sebagai jalan keluarnya air
melalui lubang.
DAFTAR PUSTAKA
Gustiray, Muhammad. 2014. Alat Penyaring Air Sederhana. Diakses dari
https://prezi.com/nn_itd5vnqbc/alat-penyaring-air-sederhana/. Diakses pada 24 Oktober
2020
Nur Maqsalina, Marich. 2016. Laporan Praktikum Pengelolaan Limbah Pertanian (Total
Dissolved Solid). Diakses dari
https://www.academia.edu/39705805/TDS_Total_Dissolved_Solid_. Diakses pada 24
Oktober 2020
Sumada, Ketut. 2012. Baku Mutu Air Limbah Industri. Diakses dari
http://ketutsumada.blogspot.com/2012/01/baku-mutu-air-limbah-industri.html. Diakses
pada 24 Oktober 2020
Tim Penyusun. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Utilitas. Yogyakarta : Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan bahan praktikum Gambar 2. Pencampuran bahan

Gambar 3. Peneraan dengan piknometer Gambar 4. Pengukuran volume air limbanh

Gambar 5. Sand filter Gambar 6. Pengukuran volume


NAMA : ALVIN ANDRYAN

NIM : 021190083
KELOMPOK : 2

PLUG :B
TANGGAL : 30 NOVEMBER 2020

JOURNAL PERCOBAAN

ACARA 1

PENGOLAHAN AIR SECARA FISIS (SAND FILTER)

Sampel Limbah
Keterangan Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan
Limbah A Limbah B Limbah A Limbah B
Ph 4 4 7 7
TDS 650 890 155 200
Densitas (ρ) 0,9488 g/ml 0,9499 g/ml 0,9032 g/ml 0,9079 g/ml
Warna larutan Putih coklat Putih keruh Bening Bening
keruh
Kekeruhan Keruh Keruh Tidak keruh Tidak keruh
Waktu tetesan (detik)

1. Limbah A (dengan pasir) tetesan pertama 36 detik, tetesan terakhir 4 menit 6 detik

2. Limbah B (tanpa pasir) tetesan pertama 25 detik, tetesan terakhir 3 menit 19 detik

Berat piknometer kosong = 15,01 gram

Berat pinometer isi aquadest = 40,58 gram

Berat piknometer + limbah sebelum perlakuan

1. Limbah A 39,37 gr
2. Limbah B 39,40 gr
Berat pinometer + limbah sesudah perlakuan

1. Limbah A 38,20 gr
2. Limbah B 38,32 gr

Asisten Pembimbing Kudus, 30 November 2020

Praktikan

Angghita Nawahesti Alvin Andryan

Anda mungkin juga menyukai