Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul : Filtrasi
Laboratorium : Pengolahan Air Dan
Limbah Industri

MODUL PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH

Ir.Endang Kusumawati, MT Tanggal, 1 Maret 2022

1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersihi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena
itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang
besar terhadap kerawanan kesehatan maupun social.Permasalahan yang timbul dan
sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan
masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di
beberapa tempat bisa dikatakan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum,
mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimia, bakteriologis
dan radiologist. Sehingga dalam proses penyediaan air bersih ini perlu dilakukan
suatu upaya mengurangi resiko negatif yang berdampak bagi kesehatan masyarakat.
Proses filtrasi umumnya digunakan untuk mengurangi partikel yang tersuspensi
(suspended solids) yang sangat halus . Secara umum filtrasi adalah proses yang
digunakan pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan pengotor (partikulat)
yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes dan melewati media filter
sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul sepanjang
kedalaman media yang dilewatinya

Kualitas hasil filtrasi umumnya dinyatakan dalam satuan kekeruhan (turbidity)


Semakin kecil nilai kekeruhan, maka air tersebut semakin jernih atau sebaliknya,
semakin besar nilai kekeruhan, maka air tersebut semakin keruh. Umumnya filtrasi
digunakan pada pengolahan air (water treatment), pengolahan air limbah (waste water
treatment) dan pengolahan air langsung minum dari proses Reverse Osmoses/RO.

1.2. Tujuan
Tujuan percobaan proses filtrasi adalah :
1. menghitung efisiensi penurunan kekeruhan .
2. menentukan laju optimum pada proses filtrasi
3. mengetahui besarnya headloss secara teoritis dibandingkan dengan headloss
hasil pengamatan

II. DASAR TEORI


Filtrasi adalah pemisahan campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel
padatan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel padatan,
dengan cara melewatkan fluida melalui media penyaring yang dapat menahan zat
padat
Mekanisme paling penting dalam proses filtrasi adalah straining mekanis. Straining
mekanis adalah proses penangkapan partikel pengotor atau tersuspensi berdasarkan
perbedaan ukuran antara partikel flok dengan bukaan atau pori media. Ukuran partikel
yang lebih besar akan tertahan jika melewati pori yang lebih kecil. Proses ini terjadi
pada lapisan media paling atas untuk monomedia

Rapid sand filter atau saringan pasir cepat dapat digunakan untuk mengurangi
padatan tersuspensi dan tingkat kekeruhan. Saringan jenis ini dilengkapi dengan pipa-
pipa dan kran yang digunakan untuk mengatur jalannya aliran air, baik untuk air masuk
maupun air keluar (Supian, 2020).

2
Filter pasir cepat adalah jenis filter granular yang paling umum digunakan dalam
pengolahan air bersih kota. Loading rate untuk filter ini adalah 5-12 m3/m2.jam
(sekitar 2-5 gpm/ft2). Air memasuki filter dari atas media dan mengalir secara gravitasi
ke bawah melalui media filter. Dibagian bawah unit filter, air dikumpulkan dalam
sistem saluran bawah, di mana air dikeluarkan dari filter. Unit bak Filtrasi dapat dilihat
pada Gambar 1 dibawah ini

Gambar 1 Aliran Air Pada Saat Proses Filtrasi

Media filter suatu saat akan mengalami penyumbatan (clogging) karena partikel-
partikel padat yang menyumbat pori-pori media filter atau kotoran yang tersaring dan
tertahan pada media yang menyebabkan diameter pori mengecil. Hal ini ditandai oleh
penurunan kapasitas produksi, peningkatan kehilangan energi (head loss) yang
diikuti oleh kenaikan muka air di atas media filter, penurunan kualitas air terproduksi.

Apabila filter sudah mengalami penyumbatan (clogging) maka filter dibersihkan


melalui proses “backwash”, yang membalik aliran air melalui filter, untuk
menghilangkan padatan yang terakumulasi pada permukaan media dan di dalam
media. Penyaringan pasir cepat memerlukan pelatihan dan keterampilan operator
tingkat lanjut, terutama untuk memulai dan melakukan operasi pencucian balik dan
mengembalikan filter tanpa mempengaruhi kualitas air akhir. Pemantauan diperlukan
selama pengoperasian unit filtrasi media.

Menurut Syahrir (2018) bagian-bagian filter cepat dapat dilihat pada gambar Bagian-
bagian filter pasir cepat meliputi:

1. Bak filter, merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan


ukuran bak tergantung debit pengolahan.
2. Media filter, merupakan bahan berbutir/granular yang membentuk pori-pori
diantara butiran media. Pada pori-pori inilah air mengalir dan terjadi proses
penyaringan.
3. Sistem Underdrain merupakan sistem pengaliran air yang telah melewati
proses filtrasi yang terletak di bawah media filter.
Gambar dari rapid sand filter dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah.

3
Gambar 2 Rapid Sand Filter
Sumber: AWWA dan ASCE, McGraw-Hill dalam Franchi, Alessandro. 2009

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Proses Filtrasi


Dalam proses filtrasi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jalan nya
proses, diantaranya:

1. Debit Filtrasi

Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat
adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran
media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan
aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan
partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos (Putri dalam
Muhajar, 2020).

2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan air baku yang tinggi menyebabkan tersumbatnya
lubang pori dari media (clogging) sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi besar konsentrasi kekeruhan. Dengan demikian, apabila konsentrasi
kekeruhan terlalu tinggi maka diperlukan pre treatment terlebih dahulu (Putri
dalam Muhajar, 2020).

3. Kedalaman Media

Ketebalan media yang akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
Media yang terlalu tebal mempunyai daya saring yang tinggi, tetapi

4
membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Jika ditinjau dari segi biaya, media
yang terlalu tebal tidak menguntungkan. Sebaliknya, media yang terlalu tipis
selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, dan memiliki daya saring yang
rendah (Putri dalam Muhajar, 2020). Dari penelitian Muhajar (2020) ketebalan
media filter sangat berpengaruh tehadap debit filtrasi dan penurunan
konsentrasi yang terkandung di dalam air limbah, semakin tebal media filter
maka semakin lambat debit filtrasi, akan tetapi kualitas air limbah rumah tangga
yang dihasilkan semakin baik.

4. Ukuran Media

Ukuran diameter butiran filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan
juga kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun
bentuk susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang terlalu kasar
atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir.
Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan
menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu
besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan menyebabkan
lolosnya partikel–partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori
yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga
dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel–partikel
halus yang tertahan) yang terlalu cepat (Putri dalam Muhajar, 2020).

Ukuran partikel mempengaruhi efisiensi proses filtrasi. Partikel kecil dapat


menghasilkan kerugian head yang besar. Ukuran butir pasir yang umum
digunakan dalam rapid sand filter dengan single media adalah 0,45mm-
0,55mm, dengan tinggi media 0,6-0,7 m.

5. Tinggi Muka Air di Atas Media dan Kehilangan Tekanan

Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas
media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan
muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan
bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (clogging)
terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor (Putri dalam Muhajar, 2020).

Porositas Media
Menurut Gueguen dan Palciaiskaus dalam Sasmitha (1994) porositas merupakan
perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume total keseluruhan agregat.
Pori sendiri merupakan ruang dalam butiran yang terisi oleh fluida seperti air atau gas.
Perbandingan rongga-rongga pori terhadap total seluruh butiran ini biasanya
dinyatakan dalam persen.
Ukuran pori menentukan besarnya porositas dan kemampuan menyaring partikel
halus yang terdapat pada air baku . Menurut Elbana et al. dalam Sasmitha (2017),
menyatakan bahwa semakin kecil ukuran atau diameter media maka porositas akan
semakin kecil karena rongga yang terbentuk semakin sedikit

5
Kehilangan Tekanan (Head Loss)
Head loss merupakan peristiwa kehilangan tekanan pada media filter. Hal ini juga
dapat diartikan sebagai selisih tinggi tekanan air antara inlet dengan outlet.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kehilangan tekanan pada media
berbutir adalah persamaan Carman-Kozeny dan persamaan Rose.
Persamaan Rose untuk menghitung kehilangan tekanan pada media filter dapat dilihat
pada persamaan 1 di bawah
𝐶𝑑 𝐿 𝑉𝑎2
HL = 1,067 ………(1)
𝛹 𝑑 𝜀4 𝑔
Keterangan:
Cd = koefisien drag d = diameter media
L = ketebalan media Ψ = faktor bentuk
Va = kecepatan aliran 𝜀 = porositas media

Cd merupakan koefisien drag yang besarnya tergantung pada bilangan Reynolds.


Nilai Cd dapat dihitungan dengan persamaan di bawah ini.
24
Untuk NRe < 1: Cd = 𝑁𝑅𝑒
24 3
Untuk 1 < NRe < 104: Cd = + + 0,34
𝑁𝑅𝑒 √𝑁𝑅𝑒
Untuk NRe > 104: Cd = 0,4

𝜓.𝜌.𝑑.𝑉𝑎
Nre = µ

- Faktor bentuk (𝜓) = 0,85


- Suhu air = 28℃
a) Massa jenis (ρ) = 0,9963 g/cm3
b) Viskositas (µ) = 0,008363 g/cm.s

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1. Alat Utama dan Pendukung
Alat utama ditunjukkan dalam Gambar 3

V3
F

FM
H F

V5
R B V4
V2

T3 T2 P2 T1 P1

V1

Proses Filtrasi
Proses Backwash 6
Gambar 3 Unit Filtrasi

Keterangan dan spesifikasi alat terdapat pada Tabel 1 berikut.


Tabel 1 Spesifikasi Alat
Simbol Keterangan Spesifikasi
T1 Tangki umpan Drum 60 L
V1 Valve air umpan masuk Ball valve ½ inch
P1 Pompa umpan Pompa dorong drat ½ inch tipe
submersible 12V 800 liter/jam
V2 Valve backflow Ball valve ½ inch
FM Flowmeter Flowmeter 5GPM/18LPM
V3 Valve kalibrasi umpan Ball valve ½ inch
F Dimensi filter P:L:T = 20:20:70 Bahan akrilik ketebalan 5 mm
cm
HL Pengukuran head loss Selang waterpass ¼ inch
V4 Valve air hasil filtrasi/filtrat Ball valve ½ inch
T2 Tangki penampungan filtrat Drum 60 L
P2 Pompa untuk backwash Pompa dorong drat ½ inch tipe
submersible 12V 800 liter/jam
V5 Valve keluaran untuk backwash Ball valve ½ inch
R Papan pengukuran headloss Triplek
B Saklar Backwash Plastik
H Saklar Run Plastik
T3 Tangki pembuangan hasil Drum 60 L
backwash
Perpipaan Pipa PVC ½ inch

7
Alat Pendukung
1. Botol Sampel
2. Botol Semprot
3. Beaker Plastik 2000 mL
4. Selang
5. Stopwatch

3.2. Bahan yang diperlukan


1. Aquadest
2. Kaolin/ tepung
3. Air Kran

3.3. Prosedur Kerja

Kalibrasi Laju Alir

1. Pastikan rangkaian peralatan pada Gambar 3 bekerja dengan baik, lakukan


pengecekan terhadap pompa-pompa, katup/valve, flommeter, media filter,
tangki umpan, tangki penempung backwash, tangki tangki penempung
sampel/filtrat
2. Melakukan pengisian tangki umpan T1 dengan air kran hingga penuh,
kemudian nyalakan pompa P1 dengan menekan saklar R
3. Melakukan kalibrasi laju alir menggunakan air dalam tangki umpan T1 dan
membuka katup V1,menutup katup V2 dengan cara memutar katup V1 hingga
flowmeter menunjukkan laju alir sebesar 200 LPJ (3.31LPM) dan lakukan
kalibrasi menggunakan gelas ukur dan stopwatch melalui kran V3 ,kemudian
lakukan dengan cara yang sama untuk setiap akan merubah laju alir yang akan
digunakan , variasi lalu alir yang dapat digunakan 280 LPJ (4,6 LPM), dan 360
LPJ (6 LPM)
4. Matikan pompa

Tahap Operasi

5. Mengisi air kran pada tangki umpan sebanyak 60 L tambahkan kaolin/tepung


dengan konsentrasi 1 gr/l hingga kekeruhan mendekati 100 NTU diaduk
hingga teraduk sempurna
6. Lakukan proses filtrasi dengan menyalakan pompa P1 dengan menekan saklar
R menutup katup V3,V5 dan membukan V4 tunggu sampai air keluar dan
masuk ke Tangki sampel (T2) ,lakukan kalibrasi laju alir pada keluaran katup
V4,
7. Pengambian sampel setiap 5 menit selama 30 menit, sehingga didapatkan
nilai kekeruhan dari 6 buah sampel dan lakukan pembacaan tekanan air pada
selang pada titik inlet dan outlet sebagai pengamatan headloss , lakukan
pengukuran kekeruhannya
8. Apabila filter sudah mengalami clogging yang ditandai dengan tersumbatnya
aliran maka proses filtrasi dihentikan dan dilakukan proses backwash
.

8
Proses Backwash
1. Mengisi tangki T2 dengan air bersih atau filtrat yang sudah bersih hingga
penuh.
2. Untuk melakukan proses backwash, katup V5 dibuka dan V4 ditutup.
3. Tekan tombol saklar B untuk menyalakan pompa backwash, kemudian
mengatur bukaan V5.
4. Proses backwash dilakukan hingga air yang keluar ke tangka T3 jernih .

A. Porositas
Uji porositas pada media dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Memasukkan sejumlah PASIR SILICA ke dalam beaker glass kemudian dicatat


volume yang terlihat pada beaker glass sebagai volume keseluruhan media
2. Masukkan 500 ml (volume total air) air ke dalam beaker glass tersebut hingga air
terlihat dipermukaan media. Catat sisa air sebagai volume sisa.
3. Mendapatkan nilai volume pori dari selisih volume total air dan volume sisa air.
4. Mendapatkan volume keseluruhan media adalah volume media ditambah vol pori
5. Menghitung porositas dengan persamaan 2 berikut (Gueguen dan Palciauskaus,
1994):

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑜𝑟𝑖
Ø= 𝑥 100% ..........................................(2).
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎

3.4 Pengolahan data

Volume air umpan : Liter


Berat kaolin/tepung yang digunakan : gram
Dimensi bak/unit filtrasi : ( 0,2 x 0,2 x0 7) m

Tabel Data 1 ( porositas)

Vol Vol Air Vol Air Vol Rata-


Percobaan Porositas
Media Total Awal Sisa Rongga rata
(mm) (ml) (ml) (ml) (ml) (%) (%)
Pasir
Silika 1 20 100 92 8
2 20 100 92 8
1 20 100 93 7
2 20 100 94 6

9
Tabel Data 2

Kekeruhan Laju Alir Headloss Kekeruh Laju


Laju Alir
Awal Kalibrasi Pada (∆p) an Akhir Filtrasi
(NTU) Rotameter( P1-P2 (NTU) (m3/m2/ja
(LPM)
LPM) (mm) m)

IV.CARA PENGOLAHAN DATA


Cara Perhitungan
1..Menghitung Headloss dengan rumus pada persamaan (1)

𝐶𝑑 𝐿 𝑉𝑎2
HL = 1,067 ………(1)
𝛹 𝑑 𝜀4 𝑔

Keterangan:
Cd = koefisien drag d = diameter media
L = ketebalan media Ψ = faktor bentuk
Va = kecepatan aliran 𝜀 = porositas media

Cd merupakan koefisien drag yang besarnya tergantung pada bilangan Reynolds.


Nilai Cd dapat dihitungan dengan persamaan di bawah ini.
24
Untuk NRe < 1: Cd =
𝑁𝑅𝑒
24 3
Untuk 1 < NRe < 104: Cd = + + 0,34
𝑁𝑅𝑒 √𝑁𝑅𝑒
Untuk NRe > 104: Cd = 0,4

𝜓.𝜌.𝑑.𝑉𝑎
Nre = µ

2.Menghitung porositas dengan rumus pada persamaan 2 :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑜𝑟𝑖
Ø = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100% ...........................................( 2.)

10
3.Menghitung Efisiensi penurunan kekeruhan dapat dihitung dengan persamaan (3)
Efisiensi = (kek awal-kek akhir)/kek awal x 100%.....................(3)
4.Menghitung laju filtrasi dengan persamaan (4):
Debit (Q) = laju filtrasi ( V) x luas permukaan unit filtrasi (A)
→V = Q/A ……………….(4)

Hasil Pengolahan Data :


1. Berapa headloss pada setiap variasi laju alir
2. Berapa porositas media filter
3. Bagaimana kurva penurunan kekeruhan dengan waktu pengamatan
4. Berapa laju filtrasi dan efisiensi penurunan kekeruhan untuk setiap variasi laju
alir

Pembahasan :
1. Besar headloss teoritis dan hasil pengamatan bandingkan
2. Nilai porositas media bandingkan dengan literature
3. Profil kurva penurunaan efisiensi
4. Laju filtrasi dan efisiensi penurunan terbaik untuk variasi laju alir yang dilakukan

V.KESELAMATAN KERJA

1. Peralatan mudah pecah (gelas dan elektronik)


2. Genangan Air
3. Kebocoran valve
4. Bahaya kelistrikan
5. Gunakan lab jas tangan panjang

VI, DAFTAR PUSTAKA

American Water Works Association; James Edzwald. 1999. Water Quality &
Treatment: A Handbook on Drinking Water, 6th Edition. Chapter 10-Granular
Media Filtration. New York: McGraw-Hill.

Crittender, C John, Et Al. 2012. Water Treatment Principles and Design. 3rd Edition.
Broomfield: MWH Global Inc.

Davis, Mackenzie L., P.E., and BCEE 2010. Water and Wastewater Engineering:
Design Principles and Practice, 2nd Edition. Chapter an Overview of The
Filtration Process. New York: Mcgraw-Hill.

Muhajar, dan Togomi Zulkifli. 2020. Pengaruh Ketebalan Media Dan Waktu Filtrasi
Terhadap Pengolahan Limbah Rumah Tangga. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar

11
Sasmitha, Destya. (2017). Pemanfaatan Sampah Plastik Polyethylene Terephthalate
(PET) Sebagai Media Pada Unit Pre-Filter. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

Supian. 2020. Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter). [Diakses 1 Januari 2022 dari
http://Supianpdam.Com/W2/Wp-Content/Uploads/2020/02/Filter2020].

Syahrir, Suryani., Sugianto, dan Irwan. 2018. Studi Penurunan Kadar Mangan (Mn)
Pada Air Melalui Media Filter Pasir Kuarsa Malimpung. Jurnal Seminar
Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).

12
13

Anda mungkin juga menyukai