Modul : Filtrasi
Laboratorium : Pengolahan Air Dan
Limbah Industri
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air bersihi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena
itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang
besar terhadap kerawanan kesehatan maupun social.Permasalahan yang timbul dan
sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan
masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di
beberapa tempat bisa dikatakan tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum,
mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimia, bakteriologis
dan radiologist. Sehingga dalam proses penyediaan air bersih ini perlu dilakukan
suatu upaya mengurangi resiko negatif yang berdampak bagi kesehatan masyarakat.
Proses filtrasi umumnya digunakan untuk mengurangi partikel yang tersuspensi
(suspended solids) yang sangat halus . Secara umum filtrasi adalah proses yang
digunakan pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan pengotor (partikulat)
yang terdapat dalam air. Pada prosesnya air merembes dan melewati media filter
sehingga akan terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpul sepanjang
kedalaman media yang dilewatinya
1.2. Tujuan
Tujuan percobaan proses filtrasi adalah :
1. menghitung efisiensi penurunan kekeruhan .
2. menentukan laju optimum pada proses filtrasi
3. mengetahui besarnya headloss secara teoritis dibandingkan dengan headloss
hasil pengamatan
Rapid sand filter atau saringan pasir cepat dapat digunakan untuk mengurangi
padatan tersuspensi dan tingkat kekeruhan. Saringan jenis ini dilengkapi dengan pipa-
pipa dan kran yang digunakan untuk mengatur jalannya aliran air, baik untuk air masuk
maupun air keluar (Supian, 2020).
2
Filter pasir cepat adalah jenis filter granular yang paling umum digunakan dalam
pengolahan air bersih kota. Loading rate untuk filter ini adalah 5-12 m3/m2.jam
(sekitar 2-5 gpm/ft2). Air memasuki filter dari atas media dan mengalir secara gravitasi
ke bawah melalui media filter. Dibagian bawah unit filter, air dikumpulkan dalam
sistem saluran bawah, di mana air dikeluarkan dari filter. Unit bak Filtrasi dapat dilihat
pada Gambar 1 dibawah ini
Media filter suatu saat akan mengalami penyumbatan (clogging) karena partikel-
partikel padat yang menyumbat pori-pori media filter atau kotoran yang tersaring dan
tertahan pada media yang menyebabkan diameter pori mengecil. Hal ini ditandai oleh
penurunan kapasitas produksi, peningkatan kehilangan energi (head loss) yang
diikuti oleh kenaikan muka air di atas media filter, penurunan kualitas air terproduksi.
Menurut Syahrir (2018) bagian-bagian filter cepat dapat dilihat pada gambar Bagian-
bagian filter pasir cepat meliputi:
3
Gambar 2 Rapid Sand Filter
Sumber: AWWA dan ASCE, McGraw-Hill dalam Franchi, Alessandro. 2009
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat
adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran
media pasir. Hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan
aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran menyebabkan
partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos (Putri dalam
Muhajar, 2020).
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan air baku yang tinggi menyebabkan tersumbatnya
lubang pori dari media (clogging) sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi besar konsentrasi kekeruhan. Dengan demikian, apabila konsentrasi
kekeruhan terlalu tinggi maka diperlukan pre treatment terlebih dahulu (Putri
dalam Muhajar, 2020).
3. Kedalaman Media
Ketebalan media yang akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
Media yang terlalu tebal mempunyai daya saring yang tinggi, tetapi
4
membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Jika ditinjau dari segi biaya, media
yang terlalu tebal tidak menguntungkan. Sebaliknya, media yang terlalu tipis
selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, dan memiliki daya saring yang
rendah (Putri dalam Muhajar, 2020). Dari penelitian Muhajar (2020) ketebalan
media filter sangat berpengaruh tehadap debit filtrasi dan penurunan
konsentrasi yang terkandung di dalam air limbah, semakin tebal media filter
maka semakin lambat debit filtrasi, akan tetapi kualitas air limbah rumah tangga
yang dihasilkan semakin baik.
4. Ukuran Media
Ukuran diameter butiran filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan
juga kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun
bentuk susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang terlalu kasar
atau terlalu halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir.
Ukuran pori sendiri menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan
menyaring partikel halus yang terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu
besar akan meningkatkan rate dari filtrasi dan juga akan menyebabkan
lolosnya partikel–partikel halus yang akan disaring. Sebaliknya lubang pori
yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring partikel dan juga
dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh partikel–partikel
halus yang tertahan) yang terlalu cepat (Putri dalam Muhajar, 2020).
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas
media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan
muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan
bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (clogging)
terjadi pada saat filter dalam keadaan kotor (Putri dalam Muhajar, 2020).
Porositas Media
Menurut Gueguen dan Palciaiskaus dalam Sasmitha (1994) porositas merupakan
perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume total keseluruhan agregat.
Pori sendiri merupakan ruang dalam butiran yang terisi oleh fluida seperti air atau gas.
Perbandingan rongga-rongga pori terhadap total seluruh butiran ini biasanya
dinyatakan dalam persen.
Ukuran pori menentukan besarnya porositas dan kemampuan menyaring partikel
halus yang terdapat pada air baku . Menurut Elbana et al. dalam Sasmitha (2017),
menyatakan bahwa semakin kecil ukuran atau diameter media maka porositas akan
semakin kecil karena rongga yang terbentuk semakin sedikit
5
Kehilangan Tekanan (Head Loss)
Head loss merupakan peristiwa kehilangan tekanan pada media filter. Hal ini juga
dapat diartikan sebagai selisih tinggi tekanan air antara inlet dengan outlet.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung kehilangan tekanan pada media
berbutir adalah persamaan Carman-Kozeny dan persamaan Rose.
Persamaan Rose untuk menghitung kehilangan tekanan pada media filter dapat dilihat
pada persamaan 1 di bawah
𝐶𝑑 𝐿 𝑉𝑎2
HL = 1,067 ………(1)
𝛹 𝑑 𝜀4 𝑔
Keterangan:
Cd = koefisien drag d = diameter media
L = ketebalan media Ψ = faktor bentuk
Va = kecepatan aliran 𝜀 = porositas media
𝜓.𝜌.𝑑.𝑉𝑎
Nre = µ
V3
F
FM
H F
V5
R B V4
V2
T3 T2 P2 T1 P1
V1
Proses Filtrasi
Proses Backwash 6
Gambar 3 Unit Filtrasi
7
Alat Pendukung
1. Botol Sampel
2. Botol Semprot
3. Beaker Plastik 2000 mL
4. Selang
5. Stopwatch
Tahap Operasi
8
Proses Backwash
1. Mengisi tangki T2 dengan air bersih atau filtrat yang sudah bersih hingga
penuh.
2. Untuk melakukan proses backwash, katup V5 dibuka dan V4 ditutup.
3. Tekan tombol saklar B untuk menyalakan pompa backwash, kemudian
mengatur bukaan V5.
4. Proses backwash dilakukan hingga air yang keluar ke tangka T3 jernih .
A. Porositas
Uji porositas pada media dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑜𝑟𝑖
Ø= 𝑥 100% ..........................................(2).
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
9
Tabel Data 2
𝐶𝑑 𝐿 𝑉𝑎2
HL = 1,067 ………(1)
𝛹 𝑑 𝜀4 𝑔
Keterangan:
Cd = koefisien drag d = diameter media
L = ketebalan media Ψ = faktor bentuk
Va = kecepatan aliran 𝜀 = porositas media
𝜓.𝜌.𝑑.𝑉𝑎
Nre = µ
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑜𝑟𝑖
Ø = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100% ...........................................( 2.)
10
3.Menghitung Efisiensi penurunan kekeruhan dapat dihitung dengan persamaan (3)
Efisiensi = (kek awal-kek akhir)/kek awal x 100%.....................(3)
4.Menghitung laju filtrasi dengan persamaan (4):
Debit (Q) = laju filtrasi ( V) x luas permukaan unit filtrasi (A)
→V = Q/A ……………….(4)
Pembahasan :
1. Besar headloss teoritis dan hasil pengamatan bandingkan
2. Nilai porositas media bandingkan dengan literature
3. Profil kurva penurunaan efisiensi
4. Laju filtrasi dan efisiensi penurunan terbaik untuk variasi laju alir yang dilakukan
V.KESELAMATAN KERJA
American Water Works Association; James Edzwald. 1999. Water Quality &
Treatment: A Handbook on Drinking Water, 6th Edition. Chapter 10-Granular
Media Filtration. New York: McGraw-Hill.
Crittender, C John, Et Al. 2012. Water Treatment Principles and Design. 3rd Edition.
Broomfield: MWH Global Inc.
Davis, Mackenzie L., P.E., and BCEE 2010. Water and Wastewater Engineering:
Design Principles and Practice, 2nd Edition. Chapter an Overview of The
Filtration Process. New York: Mcgraw-Hill.
Muhajar, dan Togomi Zulkifli. 2020. Pengaruh Ketebalan Media Dan Waktu Filtrasi
Terhadap Pengolahan Limbah Rumah Tangga. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar
11
Sasmitha, Destya. (2017). Pemanfaatan Sampah Plastik Polyethylene Terephthalate
(PET) Sebagai Media Pada Unit Pre-Filter. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Supian. 2020. Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter). [Diakses 1 Januari 2022 dari
http://Supianpdam.Com/W2/Wp-Content/Uploads/2020/02/Filter2020].
Syahrir, Suryani., Sugianto, dan Irwan. 2018. Studi Penurunan Kadar Mangan (Mn)
Pada Air Melalui Media Filter Pasir Kuarsa Malimpung. Jurnal Seminar
Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).
12
13