Anda di halaman 1dari 17

MODUL 2

SAND FILTER
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok :I A
Praktikum :Utilitas Industri
Modul Percobaan :Sand Filter
Tanggal Praktikum :8 Juni 2023
Dosen Pembimbing :Dr. Dyah Nirmala, ST, M.Si
Analis/Asisten :Faldi Lulrahman, MT
No Nama Praktikan Buku Pokok
1 Akmal Maulana 2112001
2 Insyiah Dinda Najmi 2112012
3 Isra Damar Yanti 2112013
4 Lidya Mestika 2112018
5 Lusi Rahma Yanti 2112020
6 M. Faldhi Pramanda 2112025

Catatan Tanggal Paraf Dosen Pembimbing


LEMBAR PENUGASAN

Kelompok :I
Praktikum :Utilitas Industri
Modul Percobaan :Sand Filter
Tanggal Praktikum :8 Juni 2023
Dosen Pembimbing :Dr. Dyah Nirmala, ST, M.Si
Analis/Asisten :Faldi Lulrahman, MT
No Nama Praktikan Buku Pokok
1 Akmal Maulana 2112001
2 Insyiah Dinda Najmi 2112012
3 Isra Damar Yanti 2112013
4 Lidya Mestika 2112018
5 Lusi Rahma Yanti 2112020
6 M. Faldhi Pramanda 2112025
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber kehidupan makhluk hidup yang paling
utama, air yang dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia adalah air
bersih. Biasanya air digunakan manusia untuk kebutuhan sehari-hari, selain itu
digunakan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain. Namun pada
kenyataannya, sudah banyak air yang tercemar oleh bahan-bahan berbahaya
akibat aktivitas manusia, sehingga untuk menggunakan air tersebut harus melalui
beberapa tahap pengolahan sampai benar-benar aman untuk digunakan atau
dikonsumsi. Selain itu, air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat
memepengaruhi kehidupan organisme di dalamnya.

Dalam sistem pengolahan air limbah atau pencemaran pada air, proses filtrasi
biasanya merupakan bagian dari pengolahan ketiga atau pengolahan lanjutan dari
Sedimentasi- koagulasi-flokulasi yang disebut Tertiary Treatment. Filtrasi adalah
suatu proses pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan
melewatkanya melalui medium penyaringan. Disamping itu, filtrasi dapat
mereduksi kandungan zat padat, kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa,
bau, besi dan mangan. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam
suspensi relatif kecil dibandingkan zat cairnya. Pemisahan padatan dapat
dilakukan dengan menggunakan media yang disebut media filter yaitu merupakan
bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan sebagainya.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini, sebagai berikut :

1. Memahami konsep saringan pasir (sand filtration).

2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemisahan dengan


menggunakan metode saringan pasir.

3. Menentukan efisiensi alat saringan pasir.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana campuran
heterogen antara fluida dan partikel- partikel padatan dipisahkan oleh media filter
yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel padatan. Filtrasi adalah
pemisahan koloid atau partikel padat dari fluida dengan menggunakan media
penyaringan atau saringan, Air yang mengandung suatu padatan atau koloid
dilewatkan pada media saring dengan ukuran pori-pori yang lebih kecil dari
ukuran suatu padatan tersebut (Howes, T., 2006).

2.2 Mekanisme Filtrasi dengan Media Butiran


Selama air kotor diarlirkan melewati saringan pasir berlangsung proses
pembersihan yang bekerja menurut proses-proses mekanis. pengendapan dan
penyerapan, metabolisme biologis dan perubahan elektrolisa.
a. Proses Mekanis
Dalam lapisan suatu saringan pasir terdapat rongga-rongga kecil yang
memungkinkan air lewat sebagai aliran dalam tanah. Partikel halus yang tidak
dapat lolos dari rongga-rongga ini akan tertahan dan dengan demikian dapat
memebaskan air dari kandungan kotornya.
b. Pengendapan dan Penyerapan
Rongga antara butiran tanah pasir akan berlaku sebagai kolam sedimentasi,
selanjutnya kotoran halus akan mengendap di situdan tidak akan lolos lagi
karena adanya daya adhesi dari butiran tanah / pasir yang mengikat kotoran.
Selain itu proses penangkapan kotoran ini dapat pula dipercepat oleh adanya
gelatine yang menyelimuti butiran pasir sebagai akibat adanya bakteri atau
bahan kimia yang ikut terbawa dalam aliran.
c. Metabolisme Biologis
Perkembangan dari proses kehidupan disebut sebagai metabolisme
biologis. Selama proses pengaliran air lewat rongga-rongga pori tanah,
bakteri yang ikut terbawa akan terperangkap dalam rongga ini. Selanjutnya
bakteri ini akan mengeluarkan lender yang dapat membentuk lapisan tipis di
sekitar butiran pasir. Setelah beberapa waktu lapisan lender ini akan
membentuk suatu lapisan yang terdiri dari kumpulan bakteri yang mampu
menangkap, menyaring serta merubah bahan- bahan organik menjadi bahan
yang lain melalui proses biokimia yang kompleks. Dengan demikian lapisan
ini yang sering disebut sebagai schmutzdecke akan merupakan media
kehidupan mikrorganisme ataupun bakteri yang sekalius bekerja sebagai
saringan yang efektif.
d. Perubahan Elektrolisa
Butiran tanah / pasir, kotoran halus maupun bahan-bahan terlarut pada
aliran air mengandung aliran listrik. Menurut teori ion, suatu benda yang
mempunyai muatan listrik yang saling bertolak belakang akan mengalami
gaya tarik menarik dan saling menetralisir, Kejadian ini akan menyebabkan
terjadinya perubahan komposisi kandungan yang menyebabkan perubahan
kualitas airnya.
2.3 Jenis-Jenis Fitrasi
1. Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat)
Kecepatan alirannya yaitu 0.1 hingga 0,4 m/jam. Kecepatan yang
lebih lambat ini disebabkan ukuran media pasir juga lebih kecil (effective size
= 0,15-0,35 mm). Filter lambat digunakan untuk menghilangkan kandungan
organic dan organism pathogen dari air baku. Filter pasir lambat ini efektif
digunakan dengan kekeruhan relatif rendah yaitu dibawah 50 NTU tergantung
distribusi ukuran partikel pasir, ratio luas permukaan filter terhadap
kedalaman dan kecepatan filtrasi. Keuntungan dari filter lambat yaitu :
a. Biaya kontruksi yang murah
b. Rancangan dan operasinya sederhana
c. Tidak perlu bahan kimia tambahan
Sedangkan kerugiannya adalah filter pasir lambat adalah besarnya kebutuhan
lahan sebagai akibat lambatnya kecepatan proses filtrasi. (Howes T., 2006).
2. Rapid Sand Filter (Saringan Pasir Cepat)
Proses filtrasi dengan cara ini merupakan jenis unti filtrasi yang
mampu menghasilkan debit air yang lebih banyak, namun kurang efektif
untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Arah aliran
airnya dari bawah ke atas. Pada proses ini umumnya melakukan backwash
atau pencucian saringan tanpa membongkar keseluruhan saringan.
Media yang digunakan untuk proses Rapid Sand Filter tersusun
dari pasir silica alami, anthrasit, atau pasir garnet yang memiliki variasi
ukuran, bentuk dan komposisi kimia.
Dalam melakukan proses filtrasi dengan metode ini perlu
diperhatikan beberapa hal. Mekanisme filtrasi dengan filter pasir cepat yaitu:
a) Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)
b) Sedimentasi
c) Adsorpsi atau gaya elektrokinetik
d) Koagulasi di dalam filter bed
e) Aktivitas biologis

3. Filter Karbon

Filter karbon merupakan metode karbon aktif dengan media


granular (Granular Activated Carbon) merupakan proses filtrasi yang
berfungsi untuk menghilangkan bahan- bahan organik, desinfeksi, serta
menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa
organik.

Metode pengolahan karbon aktif prinsipnya adalah mengadsorbsi


bahan pencemar menggunakan media karbon. Agar proses absorbsi bisa
dilakukan secara efektif diperlukan waktu kontak yang cukup antara
permukaan media dengan air yang diolah sehingga nantinya zat pencemar
dapat dihilangkan.

Instalasi pengolahan air minum biasanya menggunakan karbon


aktif yang dilakukan sebelum proses ozonisasi karena secara umum unit
pengolahan karbon aktif tidak dapat menyisihkan mikroorganisme patogen
seperti virus dan bakteri. Selain itu, juga tidak efektif dalam menyisihkan
kalsium (Ca) dan magnesium (Mn) yang menimbulkan kesadahan pada air,
flour dan nitrat. Sedangkan media yang digunakan dapat berupa arang kayu,
batok kelapa dan batubara berpori.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan karbon aktif ini adalah
debit pengolahan dan headloss yang tersedia, senyawa-senyawa organik yang
terdapat dalam air baku, media yang digunakan, ukuran media karbon aktif,
kecepatan filtrasi, waktu kontak, dan waktu pembersihan media karbon aktif.
Proses regenerasi karbon aktif ini dilakukan dengan tiga cara yaitu
penguapan, pemanasan dan penggunaan bahan kimia,

4. Filter membran

Teknologi membrane ini digunakan dalam instalasi pengolahan air dengan


tujuan untuk menghasilkan air layak minum. Keunggulan dari membran ini
adalah mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan lebih besar,
serta mampu menghasilkan air layak minum. Sistem membran ini umumnya
dibedakan menjadi empat jenis yaitu Reverse osmosis (RO), Elektrodialisis
(ED), Ultrafiltrasi (UF), dan Mikrofiltrasi (MF) (Howes, T., 2006).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:

1. Peralatan saringan sederhana


2. Gelas ukur
3. Beaker glass
4. Neraca analitik
5. Stopwatch
6. Ember (wadah penumpang air)
7. Corong kaca
8. Penggaris
9. TDS meter
10. Cawan penguap
11. Desikator

3.2 Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut:

1. Air limbah
2. Pasir
3. Kerikil kecil
4. Kerikil besar/pecahan genteng
5. Ijuk/sabut kelapa
6. Arang
7. Kain
8. Kertas saring
9. pH universal
3.3 Prosedur Kerja
1. Prosedur Utama

a. Media penyaring disusun ke dalam wadah yang telah dilengkapi dengan


keran sesuai dengan variabel (konfigurasi/susunan dan ketebalan media
butiran) yang telah ditentukan.
b. Ukur kualitas air limbah dengan menggunakan TDSmeter dan pHmeter.
Hitung juga TSS sampel awal.
c. Masukkan secara hati-hati sampel air limbah ke dalam wadah dengan
ketinggian permukaan air dari permukaan media penyaring sesuai
variabel yang telah ditentukan.
d. Buka kerangan bawah dan biarkan air mengalir. Tampung produk dan
lakukan pengambilan sampel setiap selang waktu tertentu.
e. Ukur kualitas air produk yang dihasilkan (pH, TSS, dan TDS).

2. Pengukuran TSS
a. Timbang berat kertas saring awal.

b. Ambil 10 mL volume sampel lalu saring dengan menggunakan kertas


saring.
c. Keringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam
desikator, kemudian timbang.
d. Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh berat konstan.
3.4 Skema Kerja
1. Prosedur utama

Media penyaring disusun ke dalam


wadah yang telah dilengkapi dengan
keran sesuai dengan variabel

Ukur kualitas air limbah dengan m Ukur kualitas air


limbah dengan menggunakan TDSmeter dan
pHmeter. Hitung juga TSS sampel awal.

Masukkan secara hati-hati sampel air limbah ke


dalam wadah dengan ketinggian permukaan air dari
permukaan media penyaring sesuai variabel yang
telah ditentukan enggunakan TDSmeter dan pHmeter.
Hitung juga TSS sampel awal.

Buka kerangan bawah dan biarkan air mengalir.


Tampung produk dan lakukan pengambilan sampel
setiap selang waktu tertentu.
2. Pengukuran TSS
Timbang berat kertas saring awal

Ambil 10 mL volume sampel lalu saring


dengan menggunakan kertas saring.

Keringkan dalam oven pada suhu 105°C selama


1 jam, dinginkan dalam desikator, kemudian
timbang.

Ulangi prosedur di atas hingga


diperoleh berat konstan.
DATA PENGAMATAN
Kelompok :I A
Praktikum :Utilitas Industri
Modul Percobaan :Sand Filter
Tanggal Praktikum :8 Juni 2023
Dosen Pembimbing :Dr. Dyah Nirmala, ST, M.Si
Analis/Asisten :Faldi Lulrahman, MT
Feed
Limbah = 300 ml
Cawan kosong = 58,4334 gram
Kertas saring = 0,7703 gram
Sampel + cawan + kertas = 59,1937 gram
Volume tersaring = 30 ml

Percobaan 1
Tawas = 0,2128 gram
Limbah = 300 ml
Cawan kosong = 46,7104 gram
Kertas saring = 0,7595 gram
Sampel + cawan + kertas = 25,7454 gram
Volume tersaring = 300 ml

Percobaan 2
Tawas = 0,4086 gram
Limbah = 300 ml
Cawan kosong = 44,8894 gram
Kertas saring = 0,7636 gram
Sampel + cawan + kertas = 46,0619 gram
Volume tersaring = 310 ml

Berat setelah dioven


Feed = 59,1415 gram
Percobaan 1 = 47,4305 gram
Percobaan 2 = 45,6204
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini, sebagai berikut:

Waktu PH TDS

5 6 6,42 169,73

10 6 6,41

15 6 6,38

20 6 6,37

25 7 6,31

30 7 6,29

35 7 6,2 7,371

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh hubungan waktu terhadap PH

Adapun grafik yang menunjukkan pengaruh waktu terhadap PH seperti

gambar berikut.

Gambar 4.1 Grafik hubungan waktu terhadap PH


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwasanya pada waktu 5-20

menunjukkan PH 6 sedangkan pada waktu 25-35 menunjukkan PH 7 dapat dilihat

dengan seiringnya waktu semakin lama waktu PH semakin meningkat. Percobaan

yang telah kami lakukan sesuai dengan literatur yang dapatkan dimana menurut

Rahayu et al (2015) menyatakan bahwa semakin lama waktu pengontakan limbah

dengan materi filtra tatas media saring, maka sifat kimia (PH) air limbah menuju

sifat basa.

4.2.2 Pengaruh hubungan waktu terhadap TDS

Adapun grafik yang menunjukkan pengaruh waktu terhadap TDS seperti

gambar berikut.

Gambar 4.1 Grafik hubungan waktu terhadap TDS

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwasanya pada seiring

berjalannya waktu dapat dilihat semakin lama waktu nilai TDS semakin menurun.

Percobaan yang telah kami lakukan sesuai dengan literatur yang dapatkan dimana

menurut Nurhayati dkk (2018) Proses filtrasi dapat menurunkan kadar TDS

disebabkan karena polutan-polutan dalam sampel air limbah teradsorpsi.


4.2.3 Perubahan warna

Berdasarkan percobaan yang dilakukan bahwa air limbah tahu sebelum

dilakukan proses filtrasi air limbah keruh dan banyak mengadung partikel padatan

, kemudian setelah dilakukannya proses filtrasi tersebut limbah berubah menjadi

lebih bening tetapi masih berwarna kekuning-kuningan.


BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Howes, T., 2006. Simulation of the cake formation and growth in cake filtration.
Miner. Eng. 19, 1084-1097

Anda mungkin juga menyukai