Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia
serta menggangu lingkungan hidup.
Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan gas cair
organik seperti metana yang dapat membahayakan. Limbah industri yang
mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat lainnya dapat mengurangi
kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu ekosistem dalam air.
Pengertian Pengolahan air limbah secara
fisik
Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment) air
limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik bertujuan untuk
menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral,
minyak, oli, lemak, dan sebagainya. Pengolahan air limbah secara fisik dimaksudkan untuk
melindungi peralatan-peralatan seperti pompa, perpipaan dan proses pengolahan
selanjutnya. Beberapa unit operasi yang diaplikasikan pada proses pengolahan air limbah
secara fisik diantaranya : penyaringan (screening), pemecahan/grinding (comminution),
penyeragaman (equalization), pengendapan (sedimentation), penyaringan (flitration),
pengapungan (floatation).
Tujuan air limbah
Sedimentasi Intersep
filtrasi terjadi karena partikel yang akan dipisahkan filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air
mengalami gaya gravitasi dan kecepatan berukuran besar sehingga akan terperangkap,
pengendapan partikel sehingga partikel menempel dan dapat menutupi permukaan media
mengendap dan berkumpul pada permukaan filter
media filter.
Metode
03 Gaya gerak 04 pengendalian laju
aliran
Hal yang perlu diperhatikan dalam
operasional filtrasi
❑ Karakteristik air limbah, karakteristik air limbah yang perlu diperhatikan
diantaranya konsentrasi padatan, distribusi dan ukuran padatan, serta kekuatan
padatan atau flok (untuk proses kimia)
❑ Karakteristik media filter, pemakaian media filter dengan ukuran terlalu kecil
mengakibatkan terjadinya peningkatan hambatan aliran, dan ukuran media filter
terlalu besar mengakibatkan beberapa padatan yang kecil tidak tertahan (loslos)
dari filtrasi
❑ Laju alir filtrasi, laju alir filtrasi berkaitan dengan luas penampang unit filtrasi
yang dibutuhkan, laju alir filtrasi dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi padatan,
dan kekuatan flok. Berdasarkan pengamatan laju filtrasi yang sesuai : 2 – 8
gallon/(ft2 menit) atau 80 – 320 Liter/(m2. Menit).
Flotasi (Flotation)
Dissolved-air
flotation (DAF) Air flotation
Proses flotasi dimana udara
Proses flotasi dimana udara
diinjeksikan secara langsung
dilarutkan kedalam air limbah,
kedalam air limbah, tekanan operasi
tekanan operasi untuk flotasi ini
untuk flotasi ini biasanya pada
biasanya pada tekanan lebih
tekanan atmosfir.
besar dari tekanan atmosfir.
Vacumn flotation
Proses flotasi dimana udara dilarutkan
kedalam air limbah hingga mencapai tingkat
kejenuhan yang dapat diperoleh dalam
tekanan vacumn atau lebih kecil dari
tekanan atmosfir.
Analisis Flotasi
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan flotasi diantaranya
❑ Laju alir air limbah dan beban padatan.
❑ Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang dinyatakan sebagai volume
udara/berat padatan atau berat udara/berat padatan, nilai A/S dapat dipergunakan
0,005 – 0,060 ml/mg atau 0,0065 – 0,08 mg/mg.
❑ Temperatur operasional, ini berkaitan dengan kelarutan udara dalam air pada
temperatur tertentu.
❑ Pengolahan awal secara kimia
❑ Beban padatan akhir (Lb/jam.ft2)
❑ Beban aliran hidrolik (gpm/ft2)
❑ Perbandingan udara terhadap padatan (A/S)
Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi merupakan proses pemisahan atom, ion, biomolekul atau molekul dalam gas atau cairan
dan padatan terlarut dengan mempergunakan media padat.
Berdasarkan gaya tarik yang terjadi antara adsorbat dengan adsorben, peristiwa adsorpsi dapat
diklasifikasikan menjadi dua (2) jenis, yaitu :
1. Adsorpsi Fisik (Physisorption) Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya van der walls dan
biasanya adsorpsi ini berlangsung secara bolak-balik. Ketika gaya tarik-menarik molekul antara
zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut,
maka zat terlarut akan cenderung teradsorpsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorpsi Kimia (Chemisorption) Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat
antara adsorben dengan adsorbat, ikatan ini berlangsung searah (irrreversible). Interaksi suatu
senyawa organik pada permukaan adsorben dapat terjadi melalui tarikan elektrostatik atau
pembentukan ikatan kimia yang spesifik misalnya ikatan kovalen. Sifat-sifat molekul organik
seperti struktur, gugus fungsional dan sifat hidrofobik berpengaruh pada sifat-sifat adsorpsi.
Jenis Media Adsorpsi
(Adsoben)
Berbagai jenis media adsorpsi (adsorben) yang diperkenal
dalam proses adsorpsi diantaranya karbon aktif, batubara aktif,
silika gel, zeolit, graphit, polimer, tepung tulang, dan limbah
pertanian (biomass). Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses adsorpsi diantaranya
1. Keadaan (kondisi) dari adsorbat dan jenis adsorben
2. Keaktifan dari adsorben
3. Luas permukaan adsorben
4. Distribusi ukuran pori adsorben
5. Kondisi operasi yaitu tekanan, temperatur dan sebagainya
Proses Membran
Padatan terlarut dapat dipisahkan dari air atau air limbah melalui
penggunaan membran semipermiable yang mempunyai
diameter pori berukuran 3 angstrom. Apabila pemisahan terjadi
dengan melewatkan air melalui membran maka proses disebut
osmosis atau hyperfiltration. Proses sebaliknya yaitu
melewatkan molekul atau ion terlarut melalui membran disebut
proses dialysis.
Reverse Osmosis
Apabila dua larutan yang mempunyai konsentrasi berbeda dipisahkan oleh
membran semipermible, maka perbedaan chemical potential akan
terjadi pada membran. Air akan menembus membran dari konsentrasi
rendah/encer (potensi lebih tinggi) ke bagian yang konsentrasi
tinggi/pekat (potensi rendah). Aliran akan terus berlangsung hingga
beda tekanan mengimbangi perbedaan chemical potential.
Penyeimbang beda tekanan disebut tekanan osmotic dan besarnya
tergantung pada karakteristik larutan, konsentrasi dan temperatur.
Apabila tekanan diberikan pada arah sebaliknya dan lebih besar dari
tekanan osmotic, maka yang terjadi aliran mengalir dari konsentrasi
pekat ke konsentasi rendah. Proses ini disebut reverse osmosis.
TERIMAKASIH