Anda di halaman 1dari 26

PENGOLAHAN

AIR LIMBAH FISIK


Anggota Kelompok 2:
- Hanifa Putri Sajida (4512420003)
- Dendhie Deanova (4512420004)
- Endah Sri L (4512420014)
- Jonathan Danosmon (4512420045)
Pengertian dan Dampak Air Limbah Bagi
Lingkungan

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia
serta menggangu lingkungan hidup.

Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan gas cair
organik seperti metana yang dapat membahayakan. Limbah industri yang
mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat lainnya dapat mengurangi
kandungan oksigen dalam air sehingga mengganggu ekosistem dalam air.
Pengertian Pengolahan air limbah secara
fisik
Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment) air
limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik bertujuan untuk
menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral,
minyak, oli, lemak, dan sebagainya. Pengolahan air limbah secara fisik dimaksudkan untuk
melindungi peralatan-peralatan seperti pompa, perpipaan dan proses pengolahan
selanjutnya. Beberapa unit operasi yang diaplikasikan pada proses pengolahan air limbah
secara fisik diantaranya : penyaringan (screening), pemecahan/grinding (comminution),
penyeragaman (equalization), pengendapan (sedimentation), penyaringan (flitration),
pengapungan (floatation).
Tujuan air limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan


bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Tujuan dari pengolahan limbah adalah untuk
menghasilkan limbah sekali pakai tanpa menimbulkan kerugian
atau masalah kepada masyarakat dan mencegah polusi
Prinsip Pengolahan limbah secara fisik

Pengolahan secara Fisik


Pengolahan limbah cair secara fisik ini dengan menggunakan
gaya gravitasi di mana partikel akan mengendap sesuai dengan berat
jenis yang dimiliki dan tidak terjadi reaksi kimia. Pengolahan ini dimaksudkan
untuk memisahkan antara padatan yang ada dengan larutan. Padatan harus
dipisahkan terlebih dahulu agar tidak memberikan beban tambahan untuk
pengolahan limbah cair selanjutnya
Tahapan Dalam
Pengolahan Air limbah
secara fisik
Penyaringan (screening)
Screening merupakan unit operasi yang diaplikasikan pada awal
pengolahan air limbah. Tujuan dari screening ini adalah untuk
pemisahan material berukuran besar seperti kertas, plastik, kayu,
kulit udang, sisik ikan, dan sebagainya.Berdasarkan teknik
pengoperasian, screening diklasifikasi menjadi dua klasifikasi yaitu :
1. Screening yang dioperasikan secara maual, screen yang
dibersihkan secara manual (mempergunakan tangan).
2. Screening yang dioperasikan secara automatis : screen dengan
pemisahan padatan berlangsung secara kontinyu, pemisahan
padatan dapat dilakukan secara mekanik atau dengan aliran air
limbah itu sendiri.
Pemecah atau grinding
(comminution)
Pemecah atau grinding (comminution) merupakan unit
operasi yang diaplikasikan untuk memecah padatan
yang berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai
ukuran yang kecil dan seragam. Pada umumnya unit
operasi ini dipergunakan untuk memecah padatan yang
tertahan pada screen dan padatan ini dapat
dikembalikan kedalam aliran air limbah atau dibuang.
Pemisahan pasir (Grit chamber)

Keberadaan bahan padat seperti pasir dalam air limbah


merupakan suatu permasalahan dalam pengolahan air limbah
karena pasir dapat menghambat kerja peralatan pompa,
menghambat aliran dalam perpipaan dan mempengaruhi
volume bak. Pemisahan padatan seperti pasir dalam air limbah
dapat dilakukan dengan unit operasi grit chamber.
Penyeragaman (Equalization)
Equalisasi berfungsi untuk penyeragaman kondisi air limbah, dan
pengendali aliran, dalam equalisasi dapat dilakukan proses
pengadukan untuk menjaga homoginitas, injeksi udara yang
bertujuan agar limbah tidak bersifat septik atau anaerobik.
Kemiringan atau slope bak equalisasi pada umumnya
mempergunakan perbandingan 3 : 1 atau 2 : 1. Pembangunan
bak equalisasi di beberapa industri biasanya dibangun berbentuk
persegi empat panjang atau rectangular dengan kedalaman 1,5 –
2 m.
Sedimentasi (Sedimentation)

Sedimentasi merupakan unit operasi yang sering


dipergunakan dalam proses pengolahan air atau air
limbah seperti pemisahan partikel tersuspensi pada awal
proses pengolahan air limbah, proses pemisahan partikel
flok pada proses pengolahan air limbah secara kimia, dan
proses pemisahan mikroorganisme (sludge) pada proses
pengolahan air limbah secara biologi.
Proses sedimentasi partikel dapat diklasifikasikan menjadi empat
(4) peristiwa yaitu :

1. Partikel Diskrit, sedimentasi partikel terjadi pada konsentrasi


padatan rendah dimana partikel mengendap secara individu serta
tidak terjadi interaksi dengan partikel yang lainnya. Peristiwa ini
terjadi pada pemisahan partikel pasir pada air limbah.
2. Partikel Flokulan, sedimentasi partikel dimana partikel
mengalami interaksi dengan partikel lainnya, pada peristiwa
interaksi terjadi penggabungan antar partikel yang mempercepat
kecepatan sedimentasi. Peristiwa ini terjadi pada pemisahan
partikel yang telah mengalami proses koagulasi/flokulasi.
3. Partikel Hindered, sedimentasi partikel terjadi karena partikel
berinteraksi dengan partikel lainnya pada posisi yang sama, dan
partikel mengendap terhambat oleh pertikel yang berada
disekelilingnya dan tampaknya terjadi pengendapan secara massal.
Persitiwa ini dapat terjadi pada konsentrasi padatan yang cukup
tinggi. Peristiwa ini seperti terjadi pada pemisahan mikroba
(activated sludge) pada pengolahan air limbah secara biologi.

4. Partikel kompresi, sedimentasi partikel terjadi karena partikel


mengalami penekanan oleh partikel yang berada diatasnya,
peristiwa ini terjadi pada konsentrasi padatan yang sangat tinggi.
Peristiwa ini terjadi pada pemisahan mikroba (activated sludge)
pada pengolahan air limbah secara biologi.
Filtrasi (Filtration)
Filtrasi merupakan unit operasi yang dioperasikan dalam pengolahan air dan air
limbah. Dalam pengolahan air limbah filtrasi dioperasikan untuk pemisahan
partikel (padatan) pada effluen (pengeluaran) pengolahan air limbah secara
kimia maupun biologi serta dapat diaplikasikan pada awal pengolahan air
limbah.
Pemisahan padatan dilakukan dengan mempergunakan media yang disebut
“Media Filter” merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan
sebagainya yang tersusun sedemikian rupa, padatan yang dipisahkan
tertahan pada permukaan dan sela-sela (porositas) media filter
MEKANISME FILTRASI

Sedimentasi Intersep
filtrasi terjadi karena partikel yang akan dipisahkan filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air
mengalami gaya gravitasi dan kecepatan berukuran besar sehingga akan terperangkap,
pengendapan partikel sehingga partikel menempel dan dapat menutupi permukaan media
mengendap dan berkumpul pada permukaan filter
media filter.

Difusi brownian Inersia


filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan
filtrasi terjadi pada partikel yang berat jenis yang berbeda sehingga kecepatan partikel
berukuran kecil seperti virus, partikel dalam aliran air berbeda-beda, akibatnya partikel
dalam aliran air bergerak secara random akan menempel pada permukaan media karena gaya
(gerak brown) inersia
JENIS FILTER

Filtrasi lambat Filtrasi cepat Multimedia fliter


Pada filtrasi ini dipergunakan Pada filtrasi ini dipergunakan Pada filtrasi ini dipergunakan dua
media pasir halus (fine sand) media pasir berukuran besar atau lebih jenis media yang
dibagian atas dan dibawahnya dibagian atas dan dibawahnya tersusun sedemikian rupa, media
kerikil, pada filtrasi ini padatan kerikil, pada filtrasi ini padatan filter mempunyai berat jenis yang
yang tersisihkan berada yang tersisihkan berada disela- berbeda, biasanya yang
dipermukaan atas pasir yang sela (pori-pori) media filter yang dipergunakan antrasit (batu
mengakibatkan aliran air dilaluinya. bara), pasir, dan kerikil.
melewati media filter menjadi
lambat.
KLASIFIKASI SISTEM FILTRASI

Jenis dan susunan


01 Arah aliran
02 media filter

Metode
03 Gaya gerak 04 pengendalian laju
aliran
Hal yang perlu diperhatikan dalam
operasional filtrasi
❑ Karakteristik air limbah, karakteristik air limbah yang perlu diperhatikan
diantaranya konsentrasi padatan, distribusi dan ukuran padatan, serta kekuatan
padatan atau flok (untuk proses kimia)
❑ Karakteristik media filter, pemakaian media filter dengan ukuran terlalu kecil
mengakibatkan terjadinya peningkatan hambatan aliran, dan ukuran media filter
terlalu besar mengakibatkan beberapa padatan yang kecil tidak tertahan (loslos)
dari filtrasi
❑ Laju alir filtrasi, laju alir filtrasi berkaitan dengan luas penampang unit filtrasi
yang dibutuhkan, laju alir filtrasi dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi padatan,
dan kekuatan flok. Berdasarkan pengamatan laju filtrasi yang sesuai : 2 – 8
gallon/(ft2 menit) atau 80 – 320 Liter/(m2. Menit).
Flotasi (Flotation)

Flotasi (pengapungan) merupakan suatu unit operasi yang


dipergunakan untuk pemisahan padatan tersuspensi, cairan (minyak
dan lemak) dalam fase cair (air atau air limbah). Peristiwa flotasi
didasarkan atas adanya gelembung gas, biasanya menggunakan
udara yang diinjeksikan kedalam air limbah. Dalam pengolahan air
limbah, flotasi dipergunakan untuk penyisihan padatan tersuspensi,
minyak, lemak, flok pada proses pengolahan air limbah secara kimia,
dan lumpur (mikroba) pada proses biologi. Keuntungan mendasar
flotasi dibanding dengan sedimentasi dalam hal pemisahan padatan
tersuspensi yaitu flotasi dapat memisahkan padatan tersupensi yang
sangat kecil, ringan, dan sulit mengendap dalam waktu relatif cepat.
Pengkategorian flotasi
flotasi diklasifikasikan menjadi tiga (3) kategori yaitu

Dissolved-air
flotation (DAF) Air flotation
Proses flotasi dimana udara
Proses flotasi dimana udara
diinjeksikan secara langsung
dilarutkan kedalam air limbah,
kedalam air limbah, tekanan operasi
tekanan operasi untuk flotasi ini
untuk flotasi ini biasanya pada
biasanya pada tekanan lebih
tekanan atmosfir.
besar dari tekanan atmosfir.
Vacumn flotation
Proses flotasi dimana udara dilarutkan
kedalam air limbah hingga mencapai tingkat
kejenuhan yang dapat diperoleh dalam
tekanan vacumn atau lebih kecil dari
tekanan atmosfir.
Analisis Flotasi
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan flotasi diantaranya
❑ Laju alir air limbah dan beban padatan.
❑ Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang dinyatakan sebagai volume
udara/berat padatan atau berat udara/berat padatan, nilai A/S dapat dipergunakan
0,005 – 0,060 ml/mg atau 0,0065 – 0,08 mg/mg.
❑ Temperatur operasional, ini berkaitan dengan kelarutan udara dalam air pada
temperatur tertentu.
❑ Pengolahan awal secara kimia
❑ Beban padatan akhir (Lb/jam.ft2)
❑ Beban aliran hidrolik (gpm/ft2)
❑ Perbandingan udara terhadap padatan (A/S)
Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi merupakan proses pemisahan atom, ion, biomolekul atau molekul dalam gas atau cairan
dan padatan terlarut dengan mempergunakan media padat.

Berdasarkan gaya tarik yang terjadi antara adsorbat dengan adsorben, peristiwa adsorpsi dapat
diklasifikasikan menjadi dua (2) jenis, yaitu :
1. Adsorpsi Fisik (Physisorption) Adsorpsi fisik terjadi karena adanya gaya van der walls dan
biasanya adsorpsi ini berlangsung secara bolak-balik. Ketika gaya tarik-menarik molekul antara
zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari gaya tarik-menarik zat terlarut dengan pelarut,
maka zat terlarut akan cenderung teradsorpsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorpsi Kimia (Chemisorption) Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang kuat
antara adsorben dengan adsorbat, ikatan ini berlangsung searah (irrreversible). Interaksi suatu
senyawa organik pada permukaan adsorben dapat terjadi melalui tarikan elektrostatik atau
pembentukan ikatan kimia yang spesifik misalnya ikatan kovalen. Sifat-sifat molekul organik
seperti struktur, gugus fungsional dan sifat hidrofobik berpengaruh pada sifat-sifat adsorpsi.
Jenis Media Adsorpsi
(Adsoben)
Berbagai jenis media adsorpsi (adsorben) yang diperkenal
dalam proses adsorpsi diantaranya karbon aktif, batubara aktif,
silika gel, zeolit, graphit, polimer, tepung tulang, dan limbah
pertanian (biomass). Beberapa faktor yang mempengaruhi
proses adsorpsi diantaranya
1. Keadaan (kondisi) dari adsorbat dan jenis adsorben
2. Keaktifan dari adsorben
3. Luas permukaan adsorben
4. Distribusi ukuran pori adsorben
5. Kondisi operasi yaitu tekanan, temperatur dan sebagainya
Proses Membran
Padatan terlarut dapat dipisahkan dari air atau air limbah melalui
penggunaan membran semipermiable yang mempunyai
diameter pori berukuran 3 angstrom. Apabila pemisahan terjadi
dengan melewatkan air melalui membran maka proses disebut
osmosis atau hyperfiltration. Proses sebaliknya yaitu
melewatkan molekul atau ion terlarut melalui membran disebut
proses dialysis.
Reverse Osmosis
Apabila dua larutan yang mempunyai konsentrasi berbeda dipisahkan oleh
membran semipermible, maka perbedaan chemical potential akan
terjadi pada membran. Air akan menembus membran dari konsentrasi
rendah/encer (potensi lebih tinggi) ke bagian yang konsentrasi
tinggi/pekat (potensi rendah). Aliran akan terus berlangsung hingga
beda tekanan mengimbangi perbedaan chemical potential.
Penyeimbang beda tekanan disebut tekanan osmotic dan besarnya
tergantung pada karakteristik larutan, konsentrasi dan temperatur.
Apabila tekanan diberikan pada arah sebaliknya dan lebih besar dari
tekanan osmotic, maka yang terjadi aliran mengalir dari konsentrasi
pekat ke konsentasi rendah. Proses ini disebut reverse osmosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai