Anda di halaman 1dari 12

Nama : Yusuf Tirto Negoro

NIM : H75219035
Kelas : PPAM (A)
Tugas : Rangkuman Filtrasi

1. Perbedaan Mendasar Cara Operasi Filtrasi


a. Metode Saringan Pasir
Saringan pasir adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai media
filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan
kuarsa yang tinggi. Saringan pasir terdiri dari dua macam yaitu sistem
saringan pasir lambat dan sistem saringan pasir cepat. Saringan pasir lambat
adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan
ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang
tinggi dan proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat
lambat,dan simultan pada seluruh permukaan media. Sedangkan sistem
saringan pasir cepat merupakan proses penyaringan yang dapat
memberikan debit air yang lebih banyak dibandingkan dengan proses
saringan lambat.

 Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat)


Filtrasi dengan metode Slow Sand Filter merupakan penyaringan
partikel yang tidak didahului oleh proses pengolahan kimiawi
(koagulasi). Kecepatan aliran dalam media pasir ini kecil karena
ukuran media pasir lebih kecil. Saringan pasir lambat lebih
menyerupai penyaringan air secara alami. Filter pasir lambat adalah
filter yang mempunyai kecepatan filtrasi lambat. Kecepatan filtrasi
pada filter lambat sekitar 20 – 50 kali lebih lambat, yaitu sekitar 0,1
hingga 0,4 m/jam. Kecepatan yang lebih lambat ini disebabkan
ukuran media pasir juga lebih kecil (effective size = 0,15 – 0,35
mm). Filter lambat digunakan untuk menghilangkan kandungan
organic dan organism pathogen dari air baku.
Filter pasir lambat ini efektif digunakan dengan kekeruhan
relatif rendah yaitu dibawah 50 NTU tergantung distribusi ukuran
partikel pasir, ratio luas permukaan filter terhadap kedalaman dan
kecepatan filtrasi. Filter pasir lambat bekerja dengan cara
pembentukan lapisan gelatin atau biofilm yang disebut lapisan
hypogeal atau Schmutzdecke. Lapisannya mengandung bateri,
fungsi, protozoa, rotifer, dan larva serangga air. Schmutzdecke
merupakan lapisan yang melakukan pemurnian efektif dalam
pengolahan air minum. Dalam Schmutzdecke, partikel terperangkap
dan organik yang terlarut akan terabsorbsi, diserap dan dicerna oleh
bakteri, fungi, an protozoa. Proses utama Schmutzdecke adalah
mechanical straining terhadap bahan tersuspensi dalam lapisan tipis
yang berpori sangat kecil.

Berikut Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Lambat :

 Rapid Sand Filter (Saringan Pasir Cepat)


Proses filtrasi dengan cara ini merupakan jenis unti filtrasi yang
mampu menghasilkan debit air yang lebih banyak, namun kurang
efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang
disaring. Debit air yang cepat tersebut menyebabkan lapisan bakteri
yang berguna untuk menghilangkan patogen namun membutuhkan
proses desinfeksi yang lebih intensif. Arah aliran airnya dari bawah
ke atas. Pada proses ini umumnya melakukan backwash atau
pencucian saringan tanpa membongkar keseluruhan saringan.
Teknik pencucian ini dapat dilakukan dengan menggunakan back
washing, dengan kecepatan tertentu agar media filter terfluidisasi
dan terjadi tumbukan antar media sehingga kotoran yang menempel
pada media akan lepas dan terbawa bersama aliran air. Ada dua
metoda pencucian yang banyak digunakan yakni pertama kombinasi
pencucian balik dan pencucian permukaan, dan ke dua adalah
kombinasi pencucian balik dan pencucian dengan udara,
1. Kombinasi pencucian balik dan pencucian permukaan.
Kotoran yang menutup permukaan filter dipecah arau
dirusak oleh gaya gesek aliran air dari pencucian permukaan,
selanjutnya lapisan media teraduk oleh aliran dari back wash
sehingga kotoran yang menempel pada partikel pasir
terlepas dan selanjutnya kotoran atau air bekas cucian
dikelurkan dari bak filter melalui saluran pembuangan.
2. Kombinasi pencucian balik dan pencucian dengan udara
Dengan kombinasi aliran udara dan back wash, gelembung-
gelembung yang ditimbulkan oleh aliran udara dapat
mengaduk partikel pasir dengan efektif dan dapt melepas
kotoran yang melekat pada permukaan partikel pasir dengan
baik.
Saat proses filtrasi berlangsung, terjadi penurunan debit air
produksi akibat clogging atau pemampatan oleh kotoran yang
tersaring dan tertahan pada media yang menyebabkan diameter pori
mengecil. Hal ini ditandai oleh :
1. Penurunan kapasitas produksi
2. Peningkatan kehilangan energi (headloss) yang diikuti oleh
kenaikan muka air di atas media filter.
3. Penurunan kualitas air terproduksi.
Dalam melakukan proses filtrasi dengan metode ini perlu
diperhatikan beberapa hal. Mekanisme filtrasi dengan filter pasir
cepat yaitu :
a. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining),
b. Sedimentasi,
c. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik,
d. Koagulasi di dalam filter bed,
e. Aktivitas biologis.

Berikut Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat :

Sumber: SNI 2008 (Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air)
b. Metode Proses Membran
Filtrasi dengan menggunakan membran ini merupakan alternative yang
digunakan untuk menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration).
Teknologi ini mengurangi biaya operasional dan instalasi. Teknologi
membrane ini digunakan dalam instalasi pengolahan air dengan tujuan
untuk menghasilkan air layak minum. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja membran, diantaranya yaitu: karakteristik membran,
yang merupakan material membran; tekanan operasi, tekanan operasi
sangat berpengaruh terhadap fluks yang dihasilkan serta kemampuan
rejeksi membran; pH umpan; Periode Operasi membran; konsentrasi
umpan; temperatur; serta kadar suspended solid dalam air umpan
(Rahmadyanti, 2004) Keunggulan dari membran ini adalah mempunyai
ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan lebih besar, serta mampu
menghasilkan air layak minum. Sistem membran ini umumnya dibedakan
menjadi empat jenis yaitu Reverse osmosis (RO), Elektrodialisis (ED),
Ultrafiltrasi (UF), dan Mikrofiltrasi (MF).

Sumber: Susumu kawamura, Integrated Design Of Water Treatment


Facilities,1991
Berikut skema metode filter pada proses filtrasi :

2. Perbedaan Biaya Pengolahan


a. Metode Saringan Pasir
Pada umumnya material yang digunakan adalah batu granit dan
pecahan batubatuan. Karena biayanya yang murah, menghindari
banyaknya lubang pada media, dan sebagai tempat mengisi biomassa.
Media batu telah dikembangkan menjadi media plastik, dan kayu merah
(Metcal & Eddy, 1998). Tetapi pada saringan pasir lambat tidak
memerlukan energi dan bahan kimia serta pembuatan alat tidak
memerlukan biaya besar, maka biaya konstruksinya akan lebih murah dari
biaya konstruksi saringan pasir cepat
Biaya terdiri dari dua jenis yaitu biaya operasional dan biaya
depresiasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan supaya alat
dapat beroperasi sesuai dengan umur alat yang direncanakan. Dan biaya
depresiasi adalah biaya penyusutan atau penurunan nilai aset bersamaan
dengan berlalunya waktu disebabkan pemakaian dan sebagainya.
b. Metode Proses Membran
Pada metode proses mebran biaya yang akan digunakan untuk pengolahan
disesuaikan terlebih dahulu dengan jenis membrannya pula. Jika
dibandingkan dengan metode saringan pasir, metode membrane ini cukup
lebih mahal karena biaya dipakai dengan antara lain, untuk biaya listrik dan
bahan kimia, biaya operator serta biaya pemeliharaanya. Tetapi dengan
adanya teknologi yang semakin berkembang, metode proses membrane
sering di kolaborasikan atau dikombinasi dengan proses ultrafiltrasi dan
reverse osmosis (RO) dapat digunakan untuk mengolah air sungai atau air
irigasi menjadi air siap minum dengan kualitas yang sangat baik dengan
biaya relatif murah.
3. Perbedaan Material Filter
a. Metode Saringan Pasir
1. Material yang digunakan untuk proses Rapid Sand Filter tersusun dari
pasir silica alami, anthrasit, atau pasir garnet yang memiliki variasi
ukuran, bentuk dan komposisi kimia. Dasar filternya terdiri dari sistem
pipa yang tersusun dari lateral dan manifold untuk mengalirkan air
terolah yang penerimaan airnya diterima melalui lubang orifice yang
diletakkan pada pipa lateral. Penggunaan manifold dan lateral
bertujuan agar ditribusinya merata.
2. Material filter yang digunakan untuk Slow Sand Fileter yakni batu
pecah (split) ukuran 2-3 cm untuk lapisan penahan, dan pasir
sungai/pasir silika untuk lapisan penyaring.
Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu
musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak
telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan
pendahuluan misalnya bak pengendapan awal atau saringan "Up
Flow" dengan media berikil atau batu pecah.

Bahan berbutir/ granular sebagai media penyaringan, dimana air akan melewati
pori-pori diantara butiran tersebut Macam media: singlemedia, dualmedia,
multimedia. Susunan berdasarkan ukuran: seragam, gradasi, tercampur.
Kadar Berat
Media Bentuk Sphericitiy Porositas
Silika Jenis

Pasir
Bersudut 85% 0,85 0,45 2,65
Kwarsa

Pasir
Bulat 98% 0,92 0,42 2,65
Bangka
Kerikil Bulat 85% 0,72 0,5 -

Antrasit
Bukit Remuk - 0,60 0,60 1,4-1,7
Asam

Antrasit
Bersudut - 0,60 0,55 1,4-1,7
Impor

b. Metode Proses Membran


Media material membran digolongkan sebagai media absolute sedangkan
untuk media nominal biasanya menggunakan bahan fiber glass, polimer
serta keramik. Berdasarkan struktur lubang medianya, filter membran
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Membran tipis (screen membrane) Membran tipis mempunyai lubang
dengan bentuk lingkaran yang sempurna atau hampir sempurna yang
tersebar secara acak pada permukaan membran. Membran dibuat
melalui proses pelubangan menggunakan penembakan electron (nuclear
track), dan penggoresan (etch process). Membran ini digunakan pada
proses analisi gravimetric, sitologi, analisis partikulat, analisis aerosol,
dan penyaring darah.
2. Membran tebal (depth membrane) Membran tebal mempunyai struktur
permukaan yang tidak beraturan dan tampak kasar. Filter ini dibuat dari
berbagai jenis polimer melalui proses pencetakan. Bahan utama yang
digunakan adalah ester selulosa. Aplikasi membran yang digunakan
berdasarkan ukuran pori-pori membran dan mekanisme kerja membran
atau proses pemisahannya dapat dikelompokkan, anatara lain :
a. Mikrofiltrasi
Proses ini merupakan proses cross-flow tekanan rendah untuk
memisahkan pertikel koloid dan tersuspensi. Ukuran pori yang
digunakan yang sekitar 0,05 – 10 mikron. Kegunaan mikrofiltrasi
dalam teknik lingkungan adalah mengisolasi coliform dari contoh
air yang diteliti. Selain itu juga dapat digunakan untuk menyisihkan
partikulat di udara yang akan digunakan sebagai bahan baku
generator ozon. Namun penggunaan terus menerus akan
menyebabkan tersumbat yang berakibat debit turun drastis dan bila
ini terjadi maka membran harus diganti.
b. Ultrafiltrasi
Proses ini merupakan pemisahan efektif yang menggunakan
membran dengan ukuran pori sekitar 0,005 – 10 mikron. Ultrafiltrasi
mampu menyisihkan virus, bakteri, partikel koloid, dan senyawa
organic berat bermolekul tinggi. Jika terjadi fouling maka membran
harus diganti. Beberapa jenis membrane ultrafiltrasi tertentu dapat
backwash. Membrane ini tersusun atas dua lapisan yang sangat tipis
dan lebih tebal diatasnya dengan pori-pori halus.di backwash.
Membran ini tersusun atas dua lapisan yang sangat tipis dan lebih
tebal diatasnya dengan pori-pori halus.
c. Dialisis
Merupakan pemisahan solute dari ion atau zat berukuran pori
sekitar 0,0005 – 0,1 mikron. Slarutan yang didialisis dipisahkan dari
pelarutnya dengan membrane semipermeabel.
d. Elektrodialisis
Merupakan proses pemisahan elektrokimia yang memindahkan
ion melewati membrane semipermeabel dengan ukuran pori sekitar
0,0005 – 0,01 mikron. Pada dasarnya sama dengan peruses dialysis
hanya saja yang membedakan adalah pada driving force yang
mempunyai gaya elektromotif sehingga akan menghasilkan tingkat
transfer ion yang meningkat. Efisiensi dari elektrodialisis akan
berkurang jika terjadi polarisasi konsentrasi serta timbulnya
endapan yang menempel pada permukaan membran. Hal ini
mengakibatkan kenaikan tegangan listrik yang diberikan untuk
mempertahankan kualitas air yang diinginkan. Untuk mengolah air
baku, diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan
senyawa organik, besi, dan kekeruhan.
e. Reverse Osmosis
Reverse osmosis meliputi pemisahan pelarut (solvent), seperti
air, dari larutan garam dengan menggunakan membran semi
permeabel dan tekanan hidrostatik.ukuran pori sekitar 0,0005 –
0,008 mikron.

Tambahan :
1. Menentukan nilai laju pemuatan
v = Q/A
dimana v = Laju Pemuatan (m3/m2.d atau gpm/ft3)
Q = Tingkat Pemuatan (m3/d)
A = Luas Permukaan Filter (m2)
2. Mencari nilai kecepatan pengendapamn dengan ukuran partikel untuk media
dengan berat jenis yang berbeda

Dimana d1,d2 = diameter partikel 1 dan 2 (masing-masing)


s1,s2,s = gravitasi partikel 1,2 dan masing masing air
3. Menghitung perkiraan head loss dengan persamaan kozeny
Dimana h = headloss didalam kedalaman filter (L,m, atau ft)
k = konstanta kozeny tanpa dimensi (5 untuk bukaan pengayakan,
pemisahan ukuran)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s atau 32,2 ft/s)
= viskositas absolut air (N.s/m2)

   = Porositas, tanpa dimensi


  A/V = luas permukaan butir per satuan volume butir
 = faktor bentuk
  Deq = diameter butir dengan volume yang sama
v = kecepatan filtrasi
4. Headloss untuk fluidized bed

Dimana u = upflow permukaan (kecepatan air)


Vs = Kecepatan pengendapan partikel
5. Wash water troughs

Dimana Q = laju aliran


C = Konstanta (2.49)
w = lebar (ft)
h = kedalaman maksimum air melalui lebar, ft
6. Filter Efficiency

Dimana E = efisiensi filter %


Re = Laju filtrasi efektif (gpm/ft2)
Ro = Laju operasi filtrasi (gpm/ft2)
UFRV = unit filter run volume (gal/ft2)
UBWV = unit backwash volume (gal/ft2)
Referensi

Lin, Shun Dar. (2007). Water and Wastewater Calculations Manual Second
Edition. New York : Handbook of Environmental Engineering
Calculations.
Said, NI. (2009). Uji Kinerja Pengolahan Air Siap Minum dengan Proses
Biofiltrasi, Ultrafiltrasi dan Reserve Osmosis (RO) dengan Air Baku
Air Sungai. JAI, 5(2), 144–161.
Sebayang, Perdamean., dkk. (2015). Teknologi Pengolahan Air Kotor dan
Payau Menjadi Air Bersih dan Layak Minum. Jakarta : LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
Andrie & Andi Haslinah. (2016). Analisa Kelayakan Ekonomi Perancangan
Alat Penyaringan Air dengan Sistem Slow Sand Filter di Desa
Maccopa Kab. Maros Sulawesi Selatan. ILTEK, 11(2), 1634-1639.
SNI 6774:2008 Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air
(ICS 93.025) BSN
Abuzar, SS & Rizki P. (2014) Efektivitas Penurusan Kekeruhan dengan
Direct Filtration Menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC).
Prosiding SNSTL I, 1(1), 89-95.
Indrawati, Dewi. (2016). Efektivitas Sand Filter dalam Meningkatka
Kualitas Air Sumur Menjadi Air Minum Menggunakan Parameter Fe
dan TDS. Undergraduate thesis, UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai