Anda di halaman 1dari 4

A.

Tujuan
Mahasisa mampu mengolah air kotor menjadi air bersih menggunakan saringan pasir lambat (
down flow ).

B. Pembahasan
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi manusia semua bentuk kehidupan
yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutup hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat
di laut ( air asin ) dan pad lapisan lapisan es ( di kutub dan puncak-puncak gunung ) akan tetapi
juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air
dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu melalui penguapan, hujan
dan aliran air di atas permukaan tanah ( runoff, meliputi mata air, sungai, muara ) menuju laut.
( Hasian, I. N. 2014 )
Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Ada berbagai macam cara
sederhana yang dapat digunakan untuk mendapatkan air bersih dan cara yang paling umum
digunakan adalahan saringan pasir lambat. Proses penyaringan dilakukan dengan dua tahap, tahap
1 tanpa menggunakan media pasir pada dasar wadah sedangkan tahap 2 menggunakan media pasir
pantai pada dasar wadah. Hasil tahap 2 lebih optimal daripada tahap 1, karena pasir pantai baik
digunakan untuk menyaring kejernihan air.
Saringan pasir lambat adalah wadah saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter
dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang sangat tinggi.
Proses penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis ( filtrasi, sedimentasi, dan adsorpsi )
dan biokimia. Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku yang mempunyai kekeruhan
sedang hingga rendah dan konsentrasi oksigen terlarut sedang sampai tinggi. Apabila air baku
mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan oksigen terlarut rendah, maka system saringan pasir
lambat membutuhkan pengolahan pendahuluan yang direncanakan secara terpisah dari standar
saringan pasir lambat dengan tingkat kekeruhan air sedang sampai rendah. Ukuran media pasir
saringan yang sangat kecil akan membentuk pori-pori antara butiran media juga sangat kecil.
Meskipun ukuran pori-pori sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid
dan bakteri yang ada dalam air baku terlebih jika media alirannya tidak berkelok atau lurus seperti
yang dilakukan pada percobaan ini sehingga tidak ada ruang untuk partikel saling kontak satu
sama lain. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan dan juga
lapisan kulit saringan, maka gradient kecepatan yang terjadi memberikan kesempatan pada partikel
halus untuk saling berkontak satu sama lain dan membentuk gugusan yang lebih besar yang dapat
menahan partikel sampai pada kedalaman tertentu dan menghasilkan filtrate yang memenuhi
persyaratan kualitas air minum. Untuk saringan pasir lambat menggunakan botol air minum 1500
mL, merupakan penyaringan dengan menggunakan media kecil dan tidak membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk mendapatkan air yang jernih meskipun hasil dari penyaringannya ini
memiliki kualitas yang sama dengan menggunakan media besar dengan kualitas air baku dengan
tingkat kejernihan sangat tinggi yaitu belum memenuhi standar untuk digunakan sebagai air
minum. ( Nuurdin, H. 2013 )

Proses penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotos atau untuk memperoleh
air yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
- Menghilangkan gas-gas terlarut
- Menghilangkan rasa yang tidak enak
- Membasmi bakteri pathogen yang sangat berbahaya
- Mengelola agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industry
- Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif pada pipa atau
saluran air lainnya.
Hasil dari praktikum saringan pasir lambat sudah cukup jernih seperti air pada umumnya (
mampu mengurangi kekeruhan air ), tapi belum dapat digunakan sebagai air minum tanpa di uji
terlebih dahulu. Pasir dengan ketebalan 65 cm yang mampu memenuhi standar dari permenkes,
karena pasir dengan ketebalan tersebut tidak melebihi batas maksimum kekeruhan air yaitu 25
NTU dan warna air 50 TC ( Quddus, R. 2014 ). Dalam praktikum ini tidak dilakukan pengujian
terhadap kandungan air, hanya pengujian saringan pasir lambat. Meskipun demikian saringan pasir
lambat dapat membantu mendapatkan air bersih melalui teknologi sederhana.
Pengolahan air bersih dengan menggunakan system saringan pasir lambat konvensional ini
mempunyai keunggulan antar lain :
- Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
- Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
- Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan
secara fisika dan biokimia.
- Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
Sedangkan beberapa kelemahan dari system saringan pasir lambat konvensional tersebut
antara lain :
- Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar sehingga
sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi pendek.
- Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
- Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara di cuci hingga bersih dan setelah
bersih dapat di proses.
- Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaringan yaitu :
a. Sususan lapisan pasir
 Luas permukaan lapisan pasir
Ketebalan lapisan pasir maka semakin banyak lapisan schmuzdecke yang akan
terbentuk.
 Ketebalan lapisan pasir
Semakin tebal lapisan pasir, semakin luas permukaan partikel-partikel dan semakin
besar jarak yang harus ditempuh sehingga air yang dihasilkan semakin baik kualitasnya.
 Diameter butiran
Semakin kecil diameter butiran pasir menyebabkan semakin kecil celah-celah butir
pasir makin kecil sehingga akan meningkatkan efektifitas penahanan partikel.
 Jenis pasir
Jenis pasir yang baik adalah pasir yang mengandung senyawa kimia SiO2. Semakin
tinggi kandungan silica oksida dalam pasir akan semakin meningkatkan tingkat
kekerasan pasir.
 Lama pemakaian media saring
Bila proses pemakaian penyaringan sudah tidak lancer maka pasir harus dicuci
kembali.
b. Suhu air
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat
mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut
sangat tinggi.
c. Kecepatan penyaringan
Kecepatan penyaringan akan mempengaruhi masa operasi filter, agar masa operasi saringan
dapat diperpanjang diperlukan tekanan pada lapisan pasir dengan menambah ketinggian air
diatas lapisan media saring.
d. Kualitas air baku
Jika air baku mempunyai kekeruhan yang tinggi maka harus dilakukan proses pendahuluan
sebelum dilakukan proses penyaringan.

Anda mungkin juga menyukai