ION EXCHANGER
NAMA KELOMPOK
: - ABDILLAH PRASETYA
(061440420813)
ASTRI DEPIANA
(061440420819)
TRI RAHAYU
(061440420834)
(061440420836)
AGUNG NURSYAWALY
(061440421741)
ANDI FITRASAFITRI
(061440421744)
M MAULANA
(061440421751)
(061440421764)
: HILWATULLISAN,ST.,MT.
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Menghasilkan produk berupa air yang bebas ion-ion pengotor.
Membandingkan kualitas air sebelum dan sesudah dikontakkan
kedalam kolom Ion Exchanger.
Mengetahui mekanisme Ion Exchanger.
KCl
4,5 gram
Aquadest 9 L
III. DASAR TEORI
3.1 Penukar ion (ion exchange)
Dalam kolom resin penukar kation terjadi reaksi pertukaran kation
pengotor air dengan H+ dari resin penukar ion terjadi pertukaran kation
pengotor air dengan ion OH- dari resin penukar anion. Pertukaran kation
pengotor air dengan OH- dari resin penukar anion.
anion yang
dapat
dipertukarkan.
Sifat-Sifat penting resin penukar ion adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas penukar ion
b. Selektivitas
c. Derajat ikat silang
d. Porositas
e. Kestabilan resin
3.3 Aplikasi Penukar Ion (ion exchanger)
Dengan memahami prinsip dasar reaksi pertukaran ion dan sifat-sifat
resin, maka dengan mudah dapat dipahami berbagai aplikasi resin penukar
ion dalam industry diantaranya adalah :
1.
unsur kalsium (Ca), dan magnesium (Ma), terutama air tanah yang diambil
di daerah-daerah bergunung kapur. Unsur-unsur tersebut berada dalam
senyawa hidrokarbonat yang larut dalam air, sehingga terlihat tetap jernih.
Air tersebut yang disebut air sadah mempunyai banyak kerugian
diantaranya :
a. Sebagai air minum mungkin akan menyebabkan kecenderungan
terbentuknya batu kandung kemih
b. Sebagai pencuci, air tersebut akan mengurangi daya cuci sabun
c. Sebagai air minum umpan boiler akan menyebabkan timbulnya
kerak CaCO3 atau MgCO3 yang menghambat hantaran panas.
Oleh karena itu ion Ca2+ dan Mg2+ harus diambil dan salah satu cara
adalah resin penukar ion dalam bentuk R-Na :
2 R-Na + Ca2+
R2Ca + 2 Na2+
2+
2 R-Na + Mg
R2Mg + 2 Na2+
2.
R H + KR OH + A-
c. Sistem kombinasi
IV.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mempersiapkan unit ion exchanger.
2. Menyiapkan larutan sampel dengan menimbang 4,5 gr NaCl lalu
3.
4.
5.
6.
V.
Data Pengamatan
-
VI.
Percobaan 1
Parameter
Input
Output
NaCl (ppm)
950
594,4
Konduktivitas
966
629,2
TDS (ppm)
917
594,2
Parameter
Input
Output
NaCl (ppm)
950
594,4
Konduktivitas
966
629,2
TDS (ppm)
917
594,2
Parameter
Input
Output
NaCl (ppm)
950
594,4
Konduktivitas
966
629,2
TDS (ppm)
917
594,2
Percobaan 2
Percobaan 3
Perhitungan
VII.
= 1,4542 L/mnt
Perhitungan effisiensi
NaCl input =
NaCl output =
% effisiensi =
Analisa Percobaan
Pada percobaan ini dilakukan system pengolahan limbah secara kimiawi,
yakni dengan penggunaan resin. Resin yang digunakan adalah resin anion. Sampel
yang digunakan adalah larutan NaCl. Dilakukan tiga kali percobaan dan
menghasilkan output ynag berbeda. Pada percobaan pertama saart diukur keadaan
awal maka didapatkan kandungan NaCl sebesar 950 ppm. Saat dilakukan
pengkontakan dengan resin anion kandungan NaCl berkurang menjadi 594,4 ppm.
Keadaan air juga berubah warna, menjadi lebih jernih. Dibandingkan dengan
percobaan 2 dan 3, perbandingan antara input dan output tidak terlalu jauh dan
warna air menjadi lebih keruh dibandingkan umpan awal. Hal ini menunjukkan
bahwa system pengolahan ini adalah system batch. Jika dibuat utk system
continue, pengolahan dengan alat ini tidak terlalu efektif. Diperlukan pencucian
atau pembilasan resin setiap selesai atau sebelum proses pengkontakan, agar resin
tidak mengalami kejenuhan. Pada percobaan 2 dan 3 resin tampaknya dalam
keadaan jenuh sehingga kemampuan untuk berikatan dengan ion Cl- berkurang
bahkan resin akan terikut ke dalam air output.
VIII. Kesimpulan
GAMBAR ALAT
Gelas Kimia
Kaca arloji
Kaca Arloji
Spatula
Ember
Alat TDS