Anda di halaman 1dari 14

Nama : Galindra Pramudya Wardhana

Prodi : D4 Teknologi Kimia Indusri


Dosen Pembmbing : Anerasari M. Eng. M.Si.

Diskusi 12 Pengukuran Level Cairan


PENGUKURAN KETINGGIAN (LEVEL)
* Level merupakan salah satu variabel yang banyak dijumpai di industri seperti
temperatur (temperature), tekanan (pressure), dan aliran (flow). Oleh karena itu,
pengukuran level merupakan salah satu hal yang penting dalam kaitannya dengan
kelangsungan proses secara keseluruhan.
* Pengukuran level cairan di industri mempunyai variasi yang luas, dari bentuk yang
sederhana dan murah, tipe mekanik, elektronik, terpasang di panel, ataupun yang
terpasang di lokal, sampai jenis yang canggih dan ruwet seperti pengukuran berat,
metode radiasi nuklir atau ultraviolet.
* Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil produksi
dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi, menganalisa
baik secara manual maupun secara otomatis. Diferensial transmitter elektrik
merupakan salah satu dari instrumentasi proses kontrol yang terdapat
 Pentingnya peranan kendali pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan pada
sebuah tangki dengan menggunakan diferensial transmitter elektrik pada sisitem
proses, maka perlu diambil langkah-langkah agar pengukuran besarnya tinggi
permukaan cairan pada tangki tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
dengan mengetahui besar tinggi permukkan cairan pada tangki kita dapat
mengontrol agar sesuai dengan kebutuhan.
Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan
tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level,baik pada tangki tertutup
maupun terbuka. Tujuan dari pada pengukuran tinggi permukaan cairan adalah
untuk :
1. Mencegah kerusakan equipmentakibat kekosongan level serta kerugian akibat
cairan terbuang.
2. Pengontrolan jalannya proses.
3. Mendapatkan kualitas produksi yang diinginkan.
PENGUKURAN LEVEL CAIRAN
Prinsip dasar alat pengukur ketinggian cairan mengukur :
a. Posisi (ketinggian) permukaan cairan diatas garis datum (garis datar permukaan,
titik nol suatu pengukuran).
b. Tekanan (head) hidrostatis dari cairan yang ketinggiannya diukur.

Namun dalam apliksinya, pengukuran jarang dinyatakan dalam satuan jarak atau
panjang seperti meter (m), inci (in) terhadap garis datum ataupun head hidrostatis,
melainkan dalam bentuk volume yang terkandung atau berat cairan terisi dimana
dimensi wadah dan gravitasi setempat diketahui.
Pengukuran ketinggian cairan dibagi menjadi 2 kelas
1. Pengukuran Ketinggian Langsung
Pengukuran ini melibatkan pengukuran daripada jarak / ketinggian cairan
terhadap garis datum dengan cara :
a. Observasi visual langsung dengan skala yang telah dikalibrasi seperti tongkat ukur
atau,
b. Penentuan posisi dari alat pendeteksi yang bergerak pada permukaan cairan seperti
bola atau pelampung.
c. Kontak dari probe (elektroda) dengan permukaan cairan.
d. Refleksi frekuensi gelombang radio atau sonik dengan permukaan cairan.
 Pengukuran ketinggian tak langsung
a. Pengukuran tekanan (head fluid hydrostatic) cairan dalam tangki.
b. Pengukuran gaya bouyansi yang terjadi akibat alat pendeteksi dicelupkan ke
cairan.
c. Penentuan panas cairan atau fasa uap didalam vessel.

Cara inferensial (tak langsung) mempunyai kesalahan ukur yang cukup tinggi
dikarenakan pengaruh-pengaruh seperti perubahan densitas akibat perubahan
suhu.
Perkembangan awal pengukuran ketinggian cairan dimulai oleh kaca
pengukur (gage glass) yang berupa tabung plastik bening atau kaca yang
diletakkan disisi vessel dengan prinsip bejana berhubungan.

Bejana berhubungan
Selain itu juga ada alat kontak titik (point contact) dimana alat ini terletak
dipermukaan cairan yang diukur. Apabila cairan didalam tangki berkurang, alat ini
akan ikut turun dan naik apabila cairan bertambah.

Kontak titik pengukuran ketinggian cairan


Detektor ketinggian cairan dibagi atas 5 tipe:
a. Tipe Pelampung (Float)
Prinsip yang digunakan adalah gaya bouyansi yang mengapung diatas cairan
dan perubahan posisi saat ketinggian berubah. Pengapung (float) disini selain
berfungsi mengukur juga berfungsi membuka dan menutup katup . Alat ini biasanya
digunakan untuk membuka tangki, reservoir dan saluran air pada WC. Tipe
pengapung (float) dapat dipergunakan untuk pengoperasian pengukuran level
dibawah tekanan normal dan vakum.
Pengapung (float) pada umunya berbentuk bola dan berbentuk silinder,
keduanya dalam bentuk padat tanpa rongga. Penghubung float ke alat pembaca atau
integrator baca dapat berupa batang, rantai ataupun pita logam.

Skema tipe pelampung


b. Tipe Pemindah (Displacer)
Tipe ini paling banyak digunakan dan menggunakan prinsip kerja
berdasarkan gaya bouyansi. Displacer secara fungsional mirip dengan
pengapung (float) namun karena bentuk dan beratnya yang lebih besar
sehingga dapat memindahkan sejumlah fluida cair (menaikkannya). Bentuk
dasarnya adalah silinder padat yang pada bagian atas dihubungkan dengan
batang logam ke unit pengukur.

Displacer terbagi menjadi 2 jenis


1. Displacer dengan prinsip torsi
2. Displacer dengan prinsip gaya penyeimbang
Displacer dengan prinsip torsi
bertambahnya sejumlah cairan di displacer A menyebabkan menjadi lebih ringan
dan berat cairan yang dipindahkan. Perubahan berat ini menyebabkan aksi pegas
berputar dari tabung torsi (B) untuk menaikkan displacer dan karenanya memutar
ujung D dan juga berputar dengan gaya yang sama sehingga F ikut berputar. Putaran
F menghasilkan putaran batang terukur yang berbanding lurus terhadap perubahan
ketinggian cairan. Pada ujung F dapat dipasang penunjuk (pointer) untuk pembacaan
atau alat baca lainnya.

Skema displacer dengan prinsip torsi


Displacer dengan prinsip gaya penyeimbang
Pada gaya penyeimbang, perubahan gaya bouyansi ditransmisikan melalui
lengan pengapung (float arm) dan piring fleksibel (flexible-disk or flexure tube) ke
sistem penyeimbang gaya.
Bertambahnya sejumlah cairan menyebabkan displacer menjadi lebih ringan
(naik) dan karenanya membuat pegas penyeimbang menggerakkan lengan engsel
(flapper arm) mendeteksi nosel. Aksi tersebut meningkatkan tekanan nosel ke relay
udara sehingga menyebabkan penambahan tekanan keluaran (output) yang cukup
untuk menyeimbangkan gaya beban pegas dengan bellow untuk mengembalikan
displacer ke posisi semula.

Skema displacer dengan prinsip gaya


penyeimbang
c. Hidrostatis (Manometer)
Metode ini biasanya menggunakan pengukur tekanan atau pengukur beda tekan
seperti pada pengukur aliran dan tekanan. prinsip yang digunakan menggunakan
rumus :
P=pxgxH
dimana :
P : tekanan titik head, psi
p : densitas air, lb/cu. In
g : spesifik gravitasi cairan dalam tangki
H : tinggi tangki dari titik referensi (datum) minimal, in

Skema pengukuran tekanan pada vessel terbuka


d. Sistem Hidrolik Termal
Dalam sistem fasa primer, dimana cairan dan uap terkomposisi sama berada
pada T dan P yang umum (normal). Ketinggian cairan dapat diukur dan dikontrol
oleh sistem hidrolik termal. Penggunanya terutama pada generator uap dan boiler.
Hal ini berdasarkan teori bahwa suhu fasa uap juga konstan baik dalam vessel
maupun dalam sistem terpisah dikuar vessel. Fase cair tidak bereaksi seperti itu, jauh
dari sumber panas, suhu turun. Dalam sistem diluar tangki terdapat perbedaan suhu
antara fase uap dan fase cair.

Skema tipe hidrolik termal


e. Sistim Elektroda (Probe)
Sistim elektroda (probe) sering digunakan untuk pengukuran ketinggian, dimana
tidak diperlukan titik spesifik atau hasil data dalam bentuk indikasi ataupun rekaman.
Pada sistem dengan 2 elektroda, saat ketinggian turun dibawah elektroda rendah,
relay listrik akan terganggu menyebabkan katup kontrol pada bagian inlet terbuka
untuk mengisi tangki. Ketika ketinggian naik melewati elektroda yang posisinya
lebih tinggi, relay akan terganggu sehingga katup tertutup, gerakan antara 2 elektroda
menghasilkan 2 ketinggian berupa dead zone.

Skema sistim elektroda (probe)

Anda mungkin juga menyukai