Anda di halaman 1dari 18

Laboratorium Satuan Operasi I

Semester IV 2017/2018

LAPORAN PRAKTIKUM
FILTER TESTING UNIT

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC., M. ChemEng


Kelompok : VI (Empat)
Tanggal Praktikum : Senin, 16 April 2017

Nama Anggota Kelompok :

1. Raodatul Adawiyah (331 16 006)


2. Jihan Nur Shalzabila (331 16 014)
3. Sri Delfiana (331 16 016)
4. Junarti (331 16 029)
5. Arjun Salamba (331 16 040)
6. Masyithah Rachmat (331 16 060)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2017
I. JUDUL PERCOBAAN : FILTER TESTING UNIT

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengetahui prinsip kerja alat Filter Testing Unit
2. Menghitung tahanan spesifik cake (rc)
3. Menghitung tebal filtrat cake (L)

III. ALAT dan BAHAN


A. Alat yang digunakan
1. Alat Filter Testing Unit
2. Filter support
3. Sikat halus
4. Nampan
5. Gelas kimia 1000 mL
6. Gelas kimia plastic 2000 mL
7. Neraca kasar
8. Jangka sorong
9. Baskom
10. Stopwatch

B. Bahan yang digunakan


1. Kapur (CaCO3)
2. Air
3. Kertas saring
IV. DASAR TEORI
A. Pengertian Filtrasi
Filtrasi/penyaringan adalah metoda pemisahan secara mekanik dari
campuran-campuran zat padat dan fluida (cairan atau gas) dengan bantuan
suatu filter yang berfungsi sebagai media perangkap zat padat. Metoda filtrasi
ini digunakan untuk memisahkan suspensi dengan ukuran partikel zat padat
yang lembut.
Proses filtrasi mungkin sudah sering dilihat dalam kehidupan sehari-
hari, seperti misalnya melakukan penyortiran daun-daun teh setelah proses
fermentasi, atau saat mengolah jelly/jam dari buah-buahan yg dimasak. Juga
telah umum dikenal, bahwa melalui tanah liat, pasir, dan batu-batuan, secara
menakjubkan air tanah dapat terfiltrasi dengan bagusnya menjadi air jernih.
Ketiga contoh tersebut masing-masing mewakili tiga jenis filtrasi, yaitu sieving
filtration, deep-bed filtration, dan cake filtration.
Pada filtrasi kue (cake filtration) suspensi dialirkan melalui suatu media
filter sehingga partikel-partikel padat yang terkandung di dalamnya masuk ke
dalam pori-pori media filter dan membentuk suatu lapisan tipis, yang mana
scecara berangsur-angsur akan mengambil alih proses filtrasi yang sebelumnya
dilakukan oleh media filter.
Partikel-partikel yang terperangkap pada pori-pori media filter dari
waktu ke waktu menjadi makin banyak sampai akhirnya proses filtrasi menjadi
terganggu karenanya, misalnya terjadi penurunan tekanan yang sangat besar
sehingga tidak ada lagi suspensi yang dapat melewati media filter. Keadaan ini
digambarkan dengan suatu istilah choking atau blocking. Dalam keadaan ini,
hasil “tangkapan” atau kemudian disebut sebagai filter cake, yang terkumpul
di atas media filter harus dikeluarkan dan proses filtrasi untuk sementara
dihentikan.
Sejalan dengan semakin banyaknya partikel-partikel yang terperangkap
pada media filter dan membentuk filter cake, maka akan terjadi penurunan
tekanan, yang mana bersama-sama dengan berat cake itu sendiri akan
menyebabkan gaya yg menekan pada bidang media filter. Untuk menahan gaya
ini, maka secara umum diperlukan suatu pendukung filter (filter support) yang
dapat diletakkan di bawah media filter.
Pemilihan media filter biasanya berdasarkan pertimbangan penurunan
tekanan (pressure drop) yang akan terjadi. Misalnya, untuk menghindari
tingginya pressure drop yg tidak perlu, secara umum harus dipilihkan suatu
media filter yang lebar pori-porinya lebih besar dari pada ukuran partikel
terkecil yang seharusnya dapat ikut terfiltrasi. Dengan demikian filtrat yang
terbentuk sedikit banyak masih mengandung partikel-partikel padat sehingga
perlu dikembalikan lagi ke tangki penyimpan suspensi (suspension storage
tanks).

B. Prinsip cake filtration

Penurunan Rumus Filtrasi Kue (Cake Filtration)


Secara umum aliran di dalam pori-pori filter cake adalah laminer. Untuk
suspensi dengan ukuran zat padat sama besar dan seragam, maka zat-zat padat
hanya akan tertimbun di permukaan filter cake. Tetapi jika distribusi ukuran
partikelnya begitu lebar, maka partikel-partikel terkecil akan dapat meyusup ke
dalam ruang kosong antara partikel-partikel terbesar. Keadaan ini biasanya
dijumpai pada dep-bed filtration. Karena itu perlu diandaikan bahwa porositas
filter cake selama proses filtrasi tidak berubah.
Pressure drop Pc saat cake memiliki ketebalan l dapat ditentukan
berdasarkan persamaan Carman-Kozeny (Coulson & Richardson, 1978)
dengan asumsi bahwa aliran di dalam pori-pori cake tetap laminer dan porositas
cake konstan
l dV
P  r .. .
c c (3.1)
A dt
dengan,
Pc : pressure drop yang disebabkan cake setebal l [Pa]
rc : specific cake resiatance [m-2]
 : viskositas dinamik dari filtrat [Pa.s]
l : tebal cake [m]
A : luas penampang cake [m2]
dV/dt : laju alir filtrat [m3s-1]
Konstanta rc adalah konstanta yang menyatakan besarnya tahanan
filtrasi yang disebabkan oleh cake setebal l. Nilai rc dapat dengan mudah
ditentukan melalui suatu percobaan di laboratorium seperti akan terlihat pada
pembahasan lebih lanjut.
Jika aliran di dalam media filter juga laminer, maka analog seperti pada
filter cake, pressure drop pada media filter (l) tentunya juga dapat ditentukan
berdasarkan persamaan Carman-Kozeny di atas. Dalam hal ini pengaruh media
filter dapat dinyatakan sebagai suatu filter medium resistance rF dan analog
dengan (3.1), pressure drop ini dapat diberikan dalam bentuk:
l dV
P  r .. .
F F
A dt (3,2)
Jika pengaruh media filter ekivalen dengan pengaruh cake setebal L,
maka sesuai persamaan (3.1) di atas, maka pressure drop PF ini juga dapat
dinyatakan seperti berikut.
L dV
P  r .. .
F F
A dt (3.3)
Dengan demikian dari persamaan (3.2) dan (3.3) didapat hubungan:
rF  rc .L (3.4)
Pressure drop sesungguhnya P ini merupakan total pressure drop cake dan
pressure drop akibat filter media sehingga persmaannya sebagai berikut
P  Pc  PF (3.5)
Dengan mensubstitusikan rumus (3.1), (3.2), (3.3), dan (3.4) akan
diperoleh rumus laju alir volume filtrat seperti berikut.

dV  A.P  A.P 

dt .rc .l  rF  .rc l  L (3.6)
Persamaan (3.6) memberikan 2 alternatif pengkondisian proses filtrasi,
yakni kondisi operasi dengan pressure drop P konstan dan dengan laju alir
volume konstan. Dua kondisi tersebut akan menentukan rumus-rumus filtrasi
yang berbeda seperti terlihat berikut ini.
a) Filtrasi Kue pada Kondisi P Konstan
Volume filtrat V dan tebal cake l pada persamaan (3.6) adalah dua
variabel yang saling berhubungan sehingga persamaan tersebut tidak
boleh secara langsung dideferensialkan. Kedua variabel tersebut harus
saling mewakili, jadi dalam hal ini V harus dinyatakan dalam l atau
sebaliknya l dinyatakan dalam V.
Untuk itu didefinisikan suatu konstanta proporsional k yang
merupakan hasil perbandingan volume cake Vc dan volume filtrat V.
dalam pengertian ini, konstanta proporsional k adalah volume cake yang
terbentuk secara linier untuk setiap satuan volume filtrat V, sehingga
berlaku:
VC
k 
A.l (3.7)
V V
A k
dan akhirnya didapat V l V atau l
(3.8)
k A
Pada kondisi pressure drop P konstan, maka persamaan (3.6) berubah
menjadi:

dV A.P A.P A2 .P


  
dt .rC l  L  k   L. A  (3.9)
.rC  .V  L  .rC .k V  
A   k 

Persamaan (3.9) ini didefinisikan dengan metode pemisahan variabel


dengan batas integrasi V0 sampai V dan dari t0 sampai t sehingga
didapatkan:
 L. A  A2 .P
V t

V  k 
V  .dV  t .rC .k .dt (3.10)
0 0
V
Hasil integrasi di atas adalah:

  V  V0   A .P t  t0 
2
1 2 L. A
V  V02  (3.11)
2 k .rC .k

Persamaan (3.11) dapat dibawa dalam bentuk sebagai berikut:


t  t0 .r .k L. A .rC .k
 V  V0 . 2 C 
1
.
V  V0 2 A .P k A2 .P (3.12)

Dengan substitusi V + V 0 = V – V0 + 2V0, maka persamaan (3.12)


berubah menjadi:
t  t0 .rC .k .r .L .r .k
 V  V0 .  C  2 C .V0
V  V0 2. A .P A.P A .P
2 (3.13)
( . 3
3 1 )

Jika pada saat t0 = 0 nilai volume filtrat V0 = 0, persamaan (3.13) menjadi:


t .rC .k .r .L
 V C
V 2 A .P
2
A.P (3.14)

Persamaan (3.14) adalah persamaan linier antara variabel V dan


t/V, sehingga jika digambarkan hubungan variabel V dan t/V tersebut
pada suatu sistem koordinat akan dihasilkan suatu garis lurus yang
disebut garis filtrasi. Jika slope dan intercept dari garis filtrasi diketahui,
nilai rc dan L dapat dihitung.
Untuk menentukan rc dan L secara percobaan, maka harus
diplotkan data percobaan t/V dan V untuk setiap interval waktu tertentu
selama proses filtrasi pada kondisi pressure drop konstan, kemudian
dengan metode analisis regresi linier dihitung slope dan intercept dari
garis filtrasi yang terjadi, sehingga nilai rc dan L dapat dihitung. Dengan
dua data tersebut, rF dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(3.4).
b) Filtrasi Kue pada Kondisi Laju Alir dan Volume Konstan
Pada kondisi laju alir volume konstan, maka dV/dt pada
persamaan (3.6) berubah menjadi V/t. Dengan demikian persamaan (3.6)
atau (3.9) dapat secara langsung disselesaikan tanpa melalui integral dan
menghasilkan
dV  A.P  A.P

dt .rc .l  rF  .rc l  L


k
l V
A
L.A A2dP
V2 V  t (3.15)
k .rC .k
C. Parameter Filter Cake
Parameter cake yang terpenting adalah porositas cake  dan specific
cake resistance rc. untuk membahas parameter filter cake ini, maka pertama-
tama didefinisikan suatu rasio masa zat padat di dalam suspensi sebagai berikut

Msolid
X 
M fluida (3.16)
Rasio masa X adalah perbandingan antara zat padat (solid) dan masa
fluida murni.
Jika rasio suspensi diketahui, masa zat padat di dalam cake dapat
dihitung dengan memperhitungkan porositas dan tingkat kebasahan cake.

D. Gambar Alat FTU


V. PROSEDUR KERJA
1) Persiapan (Membuat larutan kapur)

1. Kapur yang akan digunakan diayak terlebih dahulu.

2. Kapur yang telah diayak, ditimbang sebanyak 350 gram.

3. Slurry dari kapur dibuat dengan cara kapur yang telah ditimbang
ditambahkan air hingga 5 kg.

2) Filtrasi terhadap suspensi

1. Katup keluaran alat Filter Testing Unit (FTU) harus dipastikan dalam
keadaan tertutup.
2. Instalasi alat FTU diselesaikan dengan memasang Filter Medium.

3. Setelah semua alat terpasang, tangki penyimpanan diisi dengan suspensi


(slurry) yang telah dibuat sebelumnya.
4. Agitator dinyalakan untuk mengaduk suspensi.

5. Menetapkan tekanan pompa vakum pada kondisi tekanan 0,3 bar.

6. Katup tangki penyimpanan dibuka, sehingga suspensi mengalir ke bawah.


7. Menjalakan stopwatch pada saat filtrat menetes untuk pertama kalinya.

8. Waktu dicatat setiap interval 0,5 liter.

9. Stopwatch dihentikan jika tidak ada lagi air yang menetes dari atas.

10. Agitator dimatikan, dan rangkaian FTU dibuka agar dapat diambil filter
cake yang terbentuk.
11. Filter cake yang telah diambil, diukur ketebalannya dengan menggunakan
jangka sorong.

VI. DATA PENGAMATAN


Berat kapur = 350 gram
Berat air = 5 kg
Diameter cake = 20 cm = 0,2 m
Viskositas air = 0,001Pa.s
Tekanan = 0,3 bar
No Volume Filtrat (Liter) Waktu (sekon)
1 0.5 16
2 1 42
3 1.5 79
4 2 132
5 2.5 222
6 3 331
7 3.5 426
8 4 522
9 4.4 786

No Tebal cake (mm)


1 13,2
2 15,2
3 14
4 13,4
5 13,1
Rata-Rata 13,78

VII. PERHITUNGAN
 Menghitung luas penampang cake (d=20 cm = 0,2 m)

π 3,14
A = 4 d2 = 4
(0,2 m)2 = 0,0314 m2

 Menghitung tekanan (N/m2)


1 bar = 1,01325 N/m2

0,3 bar = 30397,5 N/m2


 Menghitung nilai konstanta proporsional (k)
2
𝐴.𝑙 0,0314 m 0,01378 m
k= = = 0,098339
𝑉 0,0044

No Volume Filtrat (Liter) Volume Filtrat (m3) Waktu (sekon) t/v (sekon/m3)
1 0.5 0.0005 16 32000
2 1 0.001 42 42000
3 1.5 0.0015 79 52666.66667
4 2 0.002 132 66000
5 2.5 0.0025 222 88800
6 3 0.003 331 110333.3333
7 3.5 0.0035 426 121714.2857
8 4 0.004 522 130500
9 4.4 0.0044 786 178636.3636
t/v vs v
200000

150000 y = 34,808,529.47x + 4,771.07


t/v (sekon/m3)

100000
t/v vs v
Linear (t/v vs v)
50000
Linear (t/v vs v)

0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005

-50000
Volume (m3)

Slope : 34808529,47
Intercept : 4771

 Menghitung Nilai Tahanan Spesifik Cake (rc)

slope 𝑥 2 A2 𝑥 ∆𝑃
𝑟𝑐 =
𝜇𝑥𝑘

34808529,47 𝑥 2 𝑥 0,03142 𝑥 30397,5


𝑟𝑐 =
0,001 𝑥 0,098339
2086473318
𝑟𝑐 =
9,8339 𝑥10−5

𝑟𝑐 = 2,121715 𝑥 1013 m-2

 Menghitung Nilai Tebal Ekivalen (L)


𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 𝑥 𝐴 𝑥 ∆𝑃
𝐿=
𝜇 𝑥 rc
4771 𝑥 0,0314 𝑥 30397,5
𝐿=
0,001 𝑥 2,121715 𝑥1013
4553831,237
𝐿=
2,121715 𝑥1010
𝐿 = 0,0002146297329 m
𝐿 = 0,215 mm
VIII. PEMBAHASAN

Masyithah Rachmat
331 16 060

Telah dilakukan praktikum filtrasi dengan menggunakan alat Filter


Testing Unit (FTU). Adapun FTU memiliki prinsip pemisahan berdasarkan
perbedaan tekanan di dalam dan di luar alat. Tekanan di dalam alat dibuat
vakum dengan menggunakan pompa vakum sehingga terdapat perbedaan
tekanan karena tekanan di luar alat merupakan tekanan atmosfer. Akibat
tekanan vakum di dalam alat, maka slurry akan tersedot kebawah sehingga
menyebabkan filtrate masuk ke penampungan sementara cake menempel di
medium filter. Slurry yang digunakan adalah larutan kapur dengan medium
filter berupa kertas saring.
Dari hasil pengukran waktu yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
semakin lama laju filtrasi maka semakin lama pula laju alir filtrat ibat dari
penumpukan cake (kapur). Namun cake yang tertumpuk tersebut dapat
berfungsi sebagai penyaring juga yang menyebabkan filtrat dapat semakin
jernih. Semakin bertambahnya waktu maka semakin jernih filtrat yang
dihasilkan. Hal ini dikarenakan cake dari padatan kapur yang menebal
memiliki peran juga sebagai medium filter, dimana pori-pori cake tersebut
lebih kecil dari pori-pori kertas saring sehingga padatan kapur akan semakin
sulit lolos dan filtrat yang dihasilkan jernih. Bersamaan dengan menebalnya
cake selama proses filtrasi, tahanan juga akan semakin besar dan akibatnya
laju filtrasi akan menurun. Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan Nilai

Tahanan Spesifik Cake (rc) adalah 2,121715 𝑥 1013 m-2 , dan Nilai Tebal
Ekivalen (L) adalah 0,215 mm.

Jihan Nur Shalzabila


331 16 014

Dalam percobaan yang telah dilakukan ini bertujuan untuk memisahkan


padatan yang tersuspensi dalam cairan dengan menggunakan ruang filter
divakum dan menggunakan filter testing unit sebagai alatnya. Pada percobaan
ini slurry yang digunakan adalah slurry kapur. Filter testing unit ini akan
menghasilkan padatan yang berupa cake. Dalam cara kerjanya alat ini sangat
bekerja sederhana yang tidak begitu sulit. Pertama cairan suspensi akan
dimasukkan ke dalam sebuah tangki berpengaduk. Fungsi dari pengaduk
ialah agar tidak terjadi pengendapan di tangki ini dan tidak terjadi
penyumbatan pada selangnya. Dengan bantuan vakum, cairan suspensi ini
akan naik atau tersedot masuk menuju medium filter dengan bantuan pompa.
Pompa yang digunakan adalah pompa peristaltik. Pompa peristaltik
merupakan jenis pompa tipe rotari. Pompa jenis ini menggunakan prinsip
kerja yang mirip dengan gerakan peristaltik pada kerongkongan. Pompa ini
menggunakan semacam selang elastis sebagai saluran fluida kerja. Selang
tersebut ditekan oleh rotor dengan ujung berupa roller sehingga membentuk
gerakan dorongan. Di medium filter ini sebelumnya telah dipasang kertas
saring dan tertampung di sebuah tangki sebelum dikeluarkan tiap 1 liter
filtrat. Kualitas filtrat sangat bergantung dari pori – pori yang dipakai. Pori-
pori medium filter harus lebih kecil dari slurry yg akan kita filtrasi, hal ini
bertujuan agar padatan bisa tertahan d medium filter. Semakin besar laju alir
filtrat maka semakin sedikit cake yang terbentuk namun semakin tebal cake
maka akan semakin jernih filtrat yang dihasilkannya serta laju alirnya akan
semakin kecil.

Jika semakin tebal cake, agar suspensi bisa mengalir melalui medium filter
maka dibutuhkan perbedaan tekanan atau variasi tekanan yang signifikan.
Namun variasi tekanan tidak dapat dilakukan karena tekanannya tidak dapat
dikendalikan sehingga tidak dilakukan. Serta tekanannya tidak konstan dan
menyulitkan personalnya. Tekanan yang digunakan ialah 0,3 Bar. Untuk
mencapai filtrat 1 liter waktu yang dibutuhkan juga berbeda. Semakin menuju
ke 5 liter filtrate akan semakin lama waktu yang dibutuhkan dan ini juga
karena pengaruh cake yang terbentuk. Berdasarkan hasil perhitungan di

dapatkan Nilai Tahanan Spesifik Cake (rc) adalah 2,121715 𝑥 1013 m-2 , dan
Nilai Tebal Ekivalen (L) adalah 0,215 mm.

SRI DELFIANA
33116016

Filtrasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel zat padat dari


fluidadengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau
septum, dimana zat padat itu bertahan. Operasi filtrasi dijalankan untuk
mengambilbahan yang diinginkan yaitu padatannya atau cairannya dan bahkan kedua-
duanya.Tujuan pada praktikum filter testing unit ini adalah melakukan proses
filtrasi pada tekanan tetap dengan variasi tekanan berbeda-beda, menghitung
koefisien tahanan cake dan tahanan medium filter pada tekanan tetap dengan
variasi tekanan yang berbeda, dan menganalisa pengaruh terhadap kualitas
hasil filtrasi.
Filter testing unit atau penyaringan dengan tekanan vakum bekerja
berdasarkan prinsip perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan yang terjadi adalah
antara tekanan atmosfir di atas medium filter dan tekanan vakum di bawah
medium filter.Tekanan atmosfir yang lebih tinggi akan membawa larutan yang akan
disaring kefilter, tekanan vakum yang berada di bawah medium filter akan
menghisap suspensisehingga padatannya tertahan pada medium filter,
sedangkan airnya akan melewatimedium filter sebagai filtrat.
Praktikum filter testing unit ini dilakukan untuk memisahkan padatan dari
cairan dalam campuran padat-cair (slurry) dengan cara melewatkan umpan
slurry ke dalam media filtrasi dengan prinsip pemvakuman ruang filtrat (hampa
udara). Tujuan dibuatnya tekanan vakum pada ruang filtrat yaitu agar beda
tekanan dapat terjadi antara ruang slurry/suspensi dan ruang filtrat sehingga
larutan dapat mengalir menuju ruang filtrat dengan cepat menjadi filtrat yang
jernih sedangkan padatan kapur akan menempel pada kertas filter.
Berdasarkan pengamatan, semakin bertambahnya waktu maka semakin
jernih filtrat yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan cake dari padatan kapur yang
menebal memiliki peran juga sebagai medium filter, dimana pori-pori cake
tersebut lebih kecil dari pori-pori kertas saring sehingga padatan kapur akan
semakin sulit lolos dan filtrat yang dihasilkan jernih. Bersamaan dengan
menebalnya cake selama proses filtrasi, tahanan juga akan semakin besar dan
akibatnya laju filtrasi akan menurun. Proses filtrasi dilakukan pada tekanan
tetap dengan variasi tekanan berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh beda
tekanan terhadap hasil filtrasi. Beda tekanan yang digunakan pada percobaan
yaitu 1 bar dan 0,3 bar. Berdasarkan percobaan diketahui bahwa pada setiap
tekanan tetap maka volume filtrat yang dihasilkan setiap 5 menit akan
berkurang dikarenakan cake yang telah terbetuk dapat berfungsi menjadi media
filter. Kemudian dengan adanya variasi tekanan yang berbeda dapat diketahui
bahwa semakin besar tekanan vakum pada ruang filtrat, maka semakin besar
pula beda tekanan yang terjadi antara ruang slurry dan ruang filtrat sehingga
volume filtrate yang keluar dalam rentan waktu yang telah ditentukan lebih
banyak dibandingkan volume filtrate pada tekanan sebelumnya yang lebih
kecil. Hal tersebut menunjukan laju filtrasi dapat dipengaruhi oleh beda
tekanan dari vakum yang digunakan. Berdasarkan perhitungan dan pengamatan
pada grafik dapat diketahui nilai koefisien tahanan cake (α), dimana semakin
besar beda tekanan (∆P) maka harga koefisien tahanan cake akan semakin
besar dan filtrate. Hal ini dikarenakan dengan semakin besarnya beda tekan
yang terjadi, maka cake yang terbentuk semakin tebal sehingga memiliki
tahanan yang semakin besar dan nilai koefisien tahanan cake juga akan
semakin besar. Hal tersebut juga menunjukan laju filtrasi selain dipengaruhi
oleh beda tekanan dari vakum yang digunakan, dapat dipengaruhi juga oleh
tahanan cake dan tahanan media filter. Laju filtrasi juga dipengaruhi oleh jenis
media filter yang digunakan, luas media filter dan viskositas dari cairan.
Demikian pula dengan penentuan harga koefisien medium filter. Berdasarkan
pengamatan dan perhitungan dapat diketahui bahwa semakin besar beda
tekanan yang terjadi, maka cake yang terbentuk semakin banyak dan akan
berperan sebagai medium filter selain kertas saring. Kemudian dengan
menebalnya cake tersebut maka tinggi kapiler atau pori-pori medium filter
semakin besar sehingga tahanan medium filter terhadap aliran yang
menembusnya semakin besar dan berpengaruh terhadap harga koefisien
medium filter yang akan semakin besar pula. Dari pengamatan pada percobaan
terlihat bahwa semakin lama waktu filtrasi (cake yang terbentuk semakin tebal)
maka cairan filtrate semakin jenrnih dan terlihat bahwa semakin besar beda
tekanan maka semakin cepat proses filtrasi yang terjadi tetapi cairan filtrat
yang dihasilkan lebih keruh dibandingkan beda tekanan yang digunakan
sebelumnya yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan suspensi awal yang masuk
akan tersaring dengan cepat menuju ruang filtrat, dan medium filter yang
berperan hanya kertas saring. Namun jika dibandingkan dengan harga beda
tekanan yang kecil maka suspensi akan tersaring secara lambat tetapi
secepatnya cake yang terbentuk akan membantu proses penyaringan membuat
filtrat yang dihasilkan semakin jernih. Berdasarkan hasil perhitungan di

dapatkan Nilai Tahanan Spesifik Cake (rc) adalah 2,121715 𝑥 1013 m-2 , dan
Nilai Tebal Ekivalen (L) adalah 0,215 mm.

Raodatul Adawiyah
331 16 006
Filtrasi adalah salah satu metoda untuk memisahkan padatan dari larutan
suspense. Dalam hal ini larutan suspense dialirkan melalui medium filter
(medium berpori) sehingga padatan akan tertahan pada permukaan filter
sementara filtratnya akan mengalir melalui pori medium filter.
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan dengan tujuan dapat
memisahkan padatan tersuspensi dalam cairan dengan menggunakan ruang
filter di vakum dimana menggunakan alat berupa Filter Testing Unit. Bahan
yang digunakan yaitu berupa kapur (CaCO3) yang dilarutkan dengan air hingga
mencapai volume ±5 liter. Percobaan ini juga bertujuan untuk mendapatkan
nilai koefisien tahanan cake dan tahanan medium filter.
Proses filtrasi akan mulai bekerja dengan efisien setelah adanya
partikel-partikel yang terkumpul pada medium penyaringnya dalam hal ini
terbentuknya cake kapur. Pada praktikum ini digunakan alat filtrasi yang
dilengkapi dengan tekanan yang tinggi dan laju filtrasi yang tinggi pula
selama operasi berlangsung, Semakin besar laju proses penyaringan, maka
semakin sedikit cake yang terbentuk. Namun sebaliknya, semakin kecil laju
proses penyaringan, maka semakin banyak pula cake yang terbentuk. Waktu
yang dibutuhkan untuk proses penyaringan juga akan semakin lama bila cake
yang terbentuk banyak. Analisa variasi tekanan akan lebih baik dilakukan, akan
tetapi hal ini tidak dapat dilakukan dikarenakan tekanan telah diatur secara
otomatis (tetap). Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan Nilai Tahanan

Spesifik Cake (rc) adalah 2,121715 𝑥 1013 m-2 , dan Nilai Tebal Ekivalen (L)
adalah 0,215 mm.

Arjun
331 16 040
Dalam percobaan yang telah dilakukan ini bertujuan untuk memisahkan padatan
yang tersuspensi dalam cairan dengan menggunakan ruang filter di vakum dan
menggunakan filter testing unit sebagai alatnya. Pada percobaan ini akan
menghasilkan padatan yang berupa cake. Dalam cara kerjanya, alat ini bekerja sangat
sederhana yang tidak begitu sulit. Pertama cairan suspensi akan dimasukkan ke dalam
tangki pengaduk. Fungsi dari pengaduk ialah agar tidak terjadi pengendapan di dalam
tangki dan tidak terjadi penyumbatan pada selangnya. Dengan bantuan tekanan, cairan
suspensi akan naik atau tersedot masuk menuju medium filter dengan bantuan pompa.
Pada medium filter, sebelumnya telah dipasang kertas saring dimana filtrat akan
tertampung pada sebuah tangki dengan skala 0,5 L. Kualitar filtrat sangat bergantung
pada pori-pori medium filter dan kertas saring. Pori-pori medium filter harus lebih
kecil dari slurry yang akan difiltrasi, hal ini bertujuan agar padatan bisa tertahan di
medium filter. Semakin besar laju alir filtrat maka semakin sedikit cake yang
terbentuk dan cake akan semakin banyak atau tebal cake maka semakin jernih filtrat
yang dihasilkan serta laju alirnya semakin kecil.
Jika semakin tebal cake, agar suspensi bisa mengalir malalui medium filter maka
dibutuhkan perbedaan tekanan atau variasi tekanan yang signifikan. Namun variasi
tekanan tidak dapat dilakukan karena tekanannya susah untuk dikendalikan sehingga
tidak dilakukan. Serta tekanan tidak konstan dan menyulitkan personalnya. Semakin
banyaknya filtrat yang diperoleh maka semakin lama juga waktu yang dibutuhan
karena adanya tahanan berupa cake yang semakin menebal karena diameter atau pori-
pori kertas saring dan medium filter yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
ukuran slurry.
Maka melalui grafik diperoleh nilai tebal ekivalen 0,215 mm dan tahanan spesifik
cake (Rc) 2,121715 𝑥 1013 m-2

Junarti
331 16 029
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya
padatan akan terendapkan. Filter dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :
filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake filter). Dalam
praktikum ini digunakan filter ampas (cake filter,
Pada proses cake filtration yang dilakukan, diperoleh cairan yang melalui
dua hambatan secara seri, yaitu cake (endapan kapur) yang terbentuk dan
media penyaring. Hambatan media penyaring berfungsi total hanya pada saat
awal tahap operasi karena Hambatan cake belum terdapat pada saat awal
operasi, dan akan meningkat pada saat proses telah berjalan,sehingga waktu
yang diperlukan untuk memperoleh filtrate setelah proses berlangsung
beberapa detik,lebih lama jika dibandingkan pada tahap awal sehingga jika
diamati,terjadi hubungan yang berbanding terbalik antara volume filtrate (V)
dan waktu filtrasi (t),semakin banyak volume filtrate yang diperoleh, waktu
yang dibutuhkan semakin banyak. Hal ini karena zat-zat padat dari feed
suspension yang dialirkan melalui filter medium, masuk ke dalam filter
medium(menyumbat pori-pori filter) dan akan terperangkap. Setelah terkumpul
relatif banyak, maka partikel-partikel padat ini secara berangsur-angsur akan
mengambil alih proses filtrasi yang sebelumnya dilakukan oleh filter medium.
Selain itu partikel-partikel terkecil dapat menyusup ke dalam ruang kosong
antara partikel-partikel terbesar sehingga cake makin padat dan porositasnya
makin kecil. Hal inilah yang menghambat proses filtrasi sehingga semakin
lama semakin banyak waktu untuk menghasilkan filtrate. Dari waktu ke waktu
partikel-partikel yang terperangkap menjadi makin banyak sampai akhirnya
proses filtrasi menjadi terganggu karenanya, misalnya terjadi penurunan
tekanan (Pressure Drop) . Hal ini sesuai dengan persamaan Carman-Kozeny di
bawah ini.
𝒕 µ.𝒓𝒄.𝒌 µ.𝒓𝑳 .𝑳
= 𝟐𝑨𝟐 .∆𝑷. 𝑽 +
𝒗 𝑨.∆𝑷

Dari persamaan di atas tampak bahwa dalam cake filtration, t (waktu)


berbanding terbalik dengan V (volume).Tampak pula hubungan t/V dengan V
yang berbanding lurus seperti pada grafik hasil praktikum.
Dalam melakukan praktikum ini yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut.
a. Sebelum suspensi melalui medium filter, pengaduk harus dijalankan agar
feed suspension tidak mengendap dalam tangki.
b. Filter medium tidak boleh bocor karena sangat mempengaruhi proses
penyaringan. Karena dalam praktikum ini proses filtrasi menggunakan pompa
vakum. Jika terdapat kebocoran pada filter medium makapompa vakum tidak
bekerja optimal lagi akibatnya proses filtrasi berjalan tidak optimal (cairan
masih tertinggal pada suspensi).
c. Diperlukan ketelitian dalam pengambilan data khususnya Volume dengan
waktu. Karena ketidaktepatan data sangat berpengaruh dalam perhitungan
selanjutnya.

Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan Nilai Tahanan Spesifik Cake (rc)

adalah 2,121715 𝑥 1013 m-2 , dan Nilai Tebal Ekivalen (L) adalah 0,215 mm.

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut.
k = 0,098339
P = 0,3 bar : 30397.5 N/m2
Rc = 2,121715 𝑥 1013m-2
L = 0.2492791 mm

Anda mungkin juga menyukai