Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

KOEFISIEN TRANSFER MASSA

D-8

Disusun oleh

ALDI DIAN PRASETYA H 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN 121140002

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN


YOGYAKARTA

2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTII(UM DASAR TEKNIK KIMIA
KOEFISIEN TRANSFER MASSA
D-8

Disusun oleh

Narna : Aldi Dian Prasetya (121 130161)


Fajar furqyWidyawan 02truaoaz)
Asisten : Sesilia Shendy Novita Dewi
Plug :D

Yogyakart afuei2016

J.

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini kami
susun atas dasar untuk memenuhi kurikulum pendidikan pada jurusan Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta.
Pokok bahasan laporan ini adalah Koefisien Transfer Massa yang merupakan
salah satu dari beberapa acara Praktikum Dasar Teknik Kimia (PDTK). Tujuan dari
laporan ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata dari teori yang telah ada.
Pada kesempatan ini, Praktikan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya MT, Sebagai kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN
Veteran Yogyakarta
2. Sesilia Shendy Novita Dewi, selaku asisten pembimbing
3. Staff Laboratorium Dasar Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta
4. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Praktikan menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu praktikan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 14 Mei 2016


Praktikan

iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI .. iv
DAFTAR LAMBANG. v
INTISARI vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang . 1
1.2 Tujuan Percobaan ........ 1
1.3 Tinjauan Pustaka ... 2
1.4 Hipotesis.6

BAB 2 PELAKSANAAN PERCOBAAN


2.1 Alat dan Bahan...7
2.2 Cara Kerja dan Bagan Alir..........7
2.3 Analisa Perhitungan....9

BAB 3 HASIL PERCOBAAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Percobaan..11
3.2 Pembahasan13

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan15
4.2 Kritik dan Saran.....15

DAFTAR PUSTAKA .... 16


LAMPIRAN

iv
Daftar Lambang

Kca : Koefisien transfer massa (detik-1)

At : Luas penampang tabung gelas (cm2)

Ap : Luas penampang pipa (cm2)

Dt : Diameter dalam tabung pipa (cm)

Dp : Diameter dalam pipa (cm)

G : Kecepatan linier udara (cm/dt)

G : Laju volumetric udara (cm3/dt)

L : Tinggi tumpukan (cm)

M : Mol naftalen yang tersublimasi (gmol)

Cas : Konsentrasi jenuh zat padat interface (gmol/cm3)

Cag : Konsentrasi zat padat setiap saat (gmol/cm3)

t : Waktu (detik)

W : Berat awal naftalen (gram)

w : Berat naftalen yang hilang (gram)

: Viskositas (gram/cm.detik)

: Densitas (gram/cm3)

v
INTISARI

Transfer massa merupakan peristiwa yang dapat dijumpai dimana saja, seperti didalam
kehidupan sehari-hari, ilmu pengetahuan alam dan teknik. Dalam industri kimia,operasi transfer massa
dari satu fase ke fasa yang lain digunakan sebagai dasar pemisahan komponen dari campurannya. Pada
percobaan ini dilakukan dengan menggunakan naftalen (C10H8) yang dikontakkan dengan udara. Dalam
hal ini terjadi transfer massa dari fasa padat (naftalen) ke fasa gas (udara) yang dikenal dengan
sublimasi.
Adapun langkah langkah kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. Mula- mula
masukkan kapur barus atau naftalen ke dalam tabung gelas dengan ketinggian tertentu, kemudian
menimbangnya. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat mula-mula. Lalu memasukkan kembali
naftalen ke dalam tabung gelas kemudian menghidupkan blower, kemudian mematikan blower setelah
selang waktu tertentu dan menimbang naftalen. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir.
Percobaan diulang beberapa kali dengan selang waktu yang sama. Setelah itu ulangi kembali langkah
langkah tersebut dengan tinggi tumpukan naftalen yang berbeda.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin besar tinggi
tumpukan kapur barus (naftalen) maka semakin kecil koefisien transfer massanya. Persen kesalahan
rata-rata yang diperoleh pada percobaan ini sebesar 0.0953 % dan diperoleh harga KCA untuk berbagai
L mengikuti persamaan linier Y = -0.10638(x)-1.83266.

Kata Kunci : transfer, massa, naftalen, fasa, percobaan

vi
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam industri kimia, operasi transfer massa dari satu fasa ke fasa lain
digunakan sebagai dasar pemisahan komponen dari campurannya. Sebagai contoh
penerapan proses transfer massa dalam pemurnian belerang dengan
menghembuskan udara untuk menghilangkan kotorannya.
Transfer massa merupakan peristiwa yang dijumpai dimana-mana, didalam
kehidupan sehari-hari didalam ilmu pengetahuan alam dan teknik. Contohnya asap
yang mengepul dari cerobong asap akan menyebar ke udara sekeliling dengan jalan
difusi. Transfer massa juga terjadi dalam reaksi kimia, baik dalam laboratorium
ataupun di dalam reaktor industri.
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan naftalen (C10H8) yang
dikontakkan dengan udara.Naftalen merupakan senyawa hidrokarbon aromatik
yang memiliki rumus bangun sebagai berikut:

Gambar 1. Rumus bangun Naftalen


Dalam hal ini terjadi transfer massa dari fasa padat (naftalen) ke fasa gas
(udara) yang dikenal dengan sublimasi.

1.2 Tujuan Percobaan


Mencari besarnya koefisien transfer massa (KCA) dengan menggunakan
variabel tinggi tumpukan (L) naftalen (C10H8) sehingga diperoleh hubungan antara
koefisien transfer massa (KCA) dengan tinggi tumpukan naftalen (L).

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 1
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

1.3 Tinjauan Pustaka


Proses perpindahan massa sangat penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknik. Perpindahan massa terjadi pada komponen dalam campuran berpindah
dalam fase yang sama atau dari fase satu ke fase yang lain karena adanya perbedaan
konsentrasi.
Proses perpindahan berdasarkan fasenya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
proses transfer dan proses transport. Proses transfer adalah perpindahan bahan antar
fase atau pada fase yang berbeda, sedangkan proses transport adalah perpindahan
bahan pada fasa yang sama (Brown,1978).
Proses transfer ada tiga yaitu:
1. Transfer massa dengan driving forcenya adalah beda konsentrasi.
2. Transfer panas dengan driving forcenya adalah beda temperatur.
3. Transfer momentun dengan driving forcenya adalah beda kecepatan.

Di Industri, pemisahan komponen komponen dari campurannya


menggunakan alat transfer massa seperti absorpsi, distilasi, dll. Transfer massa
dapat disebabkan oleh gerakan molekul molekul atau fluida yang disebabkan
adanya gaya pendorong.
Transfer massa adalah gerakan dari satu komponen atau lebih dalam satu fase
ke fase yang lain. Dalam kebanyakan operasi transfer massa, dua buah fase yang
saling tidak larut dikontakkan supaya diantara kedua fase tersebut terjadi transfer
bahan konstituen. Adapun fase-fase yang dikontakkan dapat berupa : gas-cair, gas-
padat, cair-cair, dan cair padat. Kontak antara fase gas dengan fase cair dijumpai
pada proses destilasi, absorpsi gas, dan humidifikasi. Kontak antara fase gas dengan
fase padat dijumpai pada proses pengeringan zat padat, sublimasi, dan adsorpsi.
Kontak antara fase cair dengan cair dijumpai dalam operasi ekstraksi cairan,
sedangkan kontak antara fase cair dengan fase padat dijumpai dalam proses
kristalisasi dan ekstraksi cairan padatan (Mc.cabe, 1983).
Adapun kecepatan difusi didalam masing-masing fase tergantung pada gradien
konsentrasi yang ada, dan gradien konsentrasi ini menjadi petunjuk keadaan

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 2
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

keseimbangan. Apabila keadaan keseimbangan dicapai, maka gradien konsentrasi


dan kecepatan difusinya menjadi sama dengan nol (Hardjono, 1989).
Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa-senyawa
organik yang berbentuk padatan. Pemanasan yang dilakukan terhadap senyawa
organik akan menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut : apabila zat
tersebut pada suhu kamar berada pada keadaan padat, pada tekanan dan temperature
tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih
dahulu. Zat padat sebagai hasil sublimasi biasanya bercampur dengan zat padat lain.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat padat yang diinginkan perlu dimurnikan
terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya.
Penyubliman kapur barus pada fixed bed, fasa padat dilalui secara kontinyu.
Bila konsentrasi antar muka kedua fase lebih besar dari pada konsentrasi gas yang
mengalir maka terjadi transfer massa langsung dari fase padat ke fase gas.
(Brown,1978).
Peristiwa perpindahan massa atau transfer massa banyak dijumpai di dalam
kehidupan sehari-hari, didalam ilmu pengetahuan dan di industri. Contoh peristiwa
transfer massa adalah:
1. Larutnya kristal gula dalam air, artinya komponen gula mendifusi ke fase
air.
2. Larutnya kopi dalam air.
3. Terserapnya zat beracun ke dalam arang.
4. Larutnya oksigen kedalam darah.
5. Pada proses fermentasi, nutrisi dan oksigen yang terlarut dalam larutan
mendifusi ke mikroorganisme.
6. Pengambilan uranium dari batuan, dengan cara ekstraksi menggunakan
pelarut organik, misalnya heksan.
7. Penghilangan logam berbahaya dari limbah cair menggunakan adsorben
(Lutfiamanati,2010).
Pada keadaan steady state, kecepatan perpindahan massa dari padat ke gas.

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 3
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

N A
K Ca C AS C Ag ..1
t
Dimana:
N A
:kecepatan zat padat yang hilang tiap satuan waktu(gmol/cm detik)
t
KCa:koefisien transfer massa keseluruhan volumetrik (detik)
CAS :konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)
CAg :konsentrasi zat padat setiap saat(gmol/cm).(Hardjono,1989)

KCa adalah nilai transfer massa persatuan bidang persatuan beda


konsentrasi dan biasanya didasarkan kecepatan molal yang seragam (Mc
Cabe,1983).
Dengan menganggap diameter zat padat konstan pada elemen volume
tertentu dalam kondisi steady state dapat ditulis:
G. CAg2
Z +Z
Z
Z

G. CAg1

Gambar 2. Transfer Massa pada elemen volume

Neraca massa :
Kecepatan masuk kecepatan keluar + Reaksi = kecepatan akumulasi
G.A.CAg z - G.A.CAg z z + K Ca . A. C AS C Ag . Z = 0 2

Persamaan (2) dibagi Z, sehingga:

G. A.CAg Z G. A.CAg
- K Ca .C AS C Ag
Z Z

A.z
G. A.CAg Z G. A.CAg
- K Ca .C AS C Ag
Z Z
Lim Az0
A.z

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 4
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

G.d .CAg
KCa (CAs CAg )
dz
dCAg KCa
dz
C As C Ag G
C Ag 2
dCAg KCa

C Ag 1
(CAS CAg )

G
dz

Missal: x = CAS-CAg
dx = -CAg
C Ag 2 L
dx K Ca

C Ag 1
x

G dz
0

KCa L
Ln.x C AgAg12
C
z0
G
C AS C Ag1 K Ca
Ln .L
C AS C Ag 2 G

Pada aliran masuk belum ada zat padat yang terikat, sehingga CAg dianggap
nol,sehingga
C AS C Ag1 K Ca
Ln .L
C AS C Ag 2 G

G C AS
K Ca
L
Ln
C AS C Ag ....3

Kecepatan perpindahan massa zat padat dalam gas ekuivalen dengan


pengurangan berat zat padat satuan waktu, maka dapat ditulis:
m
G. A(Cag2 Cag1)
t
Karena CAg1 = 0 ,maka

m
G. A(Cag2 Cag1)
t

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 5
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

1
.m
CAg 2 G ..4
A.t
Persamaan (4) disubstitusikan ke (3) menjadi:
G C AS
K Ca Ln ...5
L m
C AS
G. A.t

1.4. Hipotesis
Pada saat udara mengalir melalui pipa dan masuk kedalam tabung kaca,
konsentrasi udara terhadap naftalen adalah nol atau tidak mengandung naftalen,
sehingga ketika udara berkontak dengan naftalen maka akan terjadi transfer
massa dari naftalen ke udara karena adanya driving force yaitu perbedaan
konsentrasi. Transfer massa terbesar akan terjadi di bagian naftalen paling
bawah karena langsung berkontak dengan udara yang tidak mempunyai
konsentrasi naftalen. Sedangkan transfer massa terkecil terjadi di bagian
tumpukan paling atas karena udara telah mengandung naftalen. Jadi, koefisien
transfer massa akan mempunyai harga yang berbanding terbalik dengan tinggi
tumpukan naftalen. Selain itu, besar koefisien transfer massa akan semakin
besar dengan bertambahnya waktu operasi. Grafik yang didapat akan berupa
garis linear, karena pada waktu tertentu akan menyentuh garis nol atau tidak
terjadi transfer massa sama sekali, yaitu saat naftalen habis menyublim ke
udara.

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 6
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
a. Alat Utama

3 2

4 1 Keterangan
1. Tabung gelas
5
2. Tumpukan naftalen
3. Tutup
4. Statif
5. Blower

Gambar 3. Rangkaian Alat Tranfer Massa


b. Alat Pembantu
1. Penggaris
2. Erlenmeyer
3. Gelas arloji
4. Stopwatch
2.1.2 Bahan

Bahan Utama
1. Naftalen (C10H8)
2. Aliran gas (udara)
2.2. Cara Kerja dan Bagan Alir
2.2.1. Cara Kerja
Memasukkan Kapur Barus atau Naftalen ke dalam tabung gelas
dengan ketinggian tertentu, kemudian menimbangnya. Hasil

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 7
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

penimbangan dicatat sebagai berat mula-mula. Memasukkan kembali


naftalen ke dalam tabung gelas kemudian menghidupkan blower.
Mematikan blower setelah selang waktu tertentu dan menimbang
naftalen. Hasil penimbangan dicatat sebagai berat akhir. Melakukan
percobaan beberapa kali dengan selang waktu yang sama. Mengulangi
percobaan kembali dengan tinggi tumpukan naftalen yang berbeda.

2.2.2. Bagan Alir

Memasukkan naftalen ke dalam tabung gelas dengan ketinggian tertentu

Menimbang naftalen

Mencatat sebagai berat mula-mula

Memasukkan kembali naftalen

Menghidupkan blower

Mematikan blower dengan selang waktu tertentu

Menimbang naftalen

Mencatat sebagai berat akhir

Melakukan percobaan dengan selang waktu tertentu

Mengulangi untuk tinggi tumpukan yang berbeda

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 8
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

2.3. Analisa Perhitungan


*) Menentukan Luas
- Luas penampang tabung gelas : At = (1/4) x 3,14 x Dt2
- Luas penampang pipa: Ap = (1/4) x 3,14 x Dp2
Dimana: At = Luas penampang tabung gelas (cm2)
Ap = Luas penampang pipa (cm2)
Dt = Diameter dalam tabung pipa (cm)
Dp = Diameter dalam pipa (cm)
*) Menentukan Kecepatan linier Gas (G)
G'
G=
Ap
Dimana: G = Kecepatan limier udara (cm/dt)
G = Kecepatan volumetric udara (cm3/dt)
*) Menghitung Koofisien transfer massa (KCa)
G C AS
KCA= Ln
L M
C AS
G. At .t
Dimana: KCa = Koefisien transfer massa keseluruhan volumetric (detik)
L = Tinggi tumpukan (cm)
M = Mol Naftalen yang tersumblimasi (gmol)
CAS = Konsentrasi jenuh zat pada interface (gmol/cm)

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 9
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

*) Persamaan Garis
Bentuk persamaan linear Y = a . X + b
Maka digunakan persamaan :
Y = X x a + nbpersamaan 1
XY = X2 x a + X x b..persamaan 2
Dimana :
Y = Log KCA
X = Log L
a = Slope
b = Intercept

*) Menghitung % kesalahan

Ydata Yterhitung
% Kesalahan = X 100%
Ydata

*) Menghitung R2

St = (y-ymean)2
Sx = (y-b-ax)2
y mean = y/n
R2 = (St-Sx)/St

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 10
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil Percobaan

Kecepatan Udara Masuk = 360 cm3/dtk


Kosentrasi Jenuh Naftalen = 4.5982 x 10-6 gmol/cm3
Berat Molekul Naftalen = 128 g/gmol
Diameter Tabung = 6.2 cm
Luas Penampang Tabung = 30.1754 cm2
Diameter Pipa = 1.4 cm
Luas Penampang Pipa = 1.5386 cm2
Selang Waktu = 100 detik

Tabel 1. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat (W) dan ( mol) pada
L = 2 cm
Massa Kapur Barus ( gram )
No. t (detik) W (gram) mol (gmol)
Awal Akhir
1 100 37.4920 37.4480 0.044 3.4375 x 104
2 100 37.4480 37.3990 0.049 3.8281 x 104
3 100 37.3990 37.3515 0.0475 3.7109 x 104
4 100 37.3515 37.2985 0.053 4.1406 x 104
5 100 37.2985 37.2489 0.0496 3.8750 x 104

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 11
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Tabel 3. Tabel 2. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat (W) dan ( mol) pada L = 4
cm
Massa Kapur Barus ( gram )
No t (detik) W (gram) mol (gmol)
Awal Akhir
1 100 74.3686 74.2817 0.0869 6.7890 x 104
2 100 74.2817 74.1956 0.0861 6.7265 x 104
3 100 74.1956 74.1109 0.0847 6.6171 x 104
4 100 74.1109 74.0190 0.0919 7.1796 x 104
5 100 74.1090 73.9237 0.0953 7.4453 x 104

Tabel 3. Hubungan antara waktu dengan perubahan berat (W) dan ( mol) pada L = 6 cm
Massa Kapur Barus ( gram )
No. t (detik) W (gram) mol (gmol)
Awal Akhir
1 100 116.6421 116.5190 0.1231 9.6171 x 104
2 100 116.5190 116.3864 0.1326 1.0359 x 103
3 100 116.3864 116.2552 0.1312 1.025 x 103
4 100 116.2552 116.1226 0.1326 1.0359 x 103
5 100 116.1226 115.9922 0.1304 1.0187 x 103

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 12
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

3.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan, didapat grafik hubungan antara Log L dan Log Kca
dibawah ini :
Log L
-1.86
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-1.87

-1.88
Log Kca

-1.89

-1.9

-1.91 y = -0.1064x - 1.8327


R = 0.9907
-1.92

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Log L dengan Log KCA

Setelah praktikan melakukan percobaan, praktikan mengamati massa


naftalen yang penguapannya mengalami kenaikan secara terus menerus. Hal itu
dapat terjadi dikarenakan terjadinya transfer massa dari naftalen ke udara yang
dibawa oleh udara dari blower, dalam hal ini dapat di artikan bahwa terjadi kontak
antara permukaan-permukaan naftalen dengan udara yang dialirkan,sehingga
sebagian kecil massa naftalennya terbawa oleh udara dari blower.
Setiap ketinggian naftalen yang berbeda, massa yang teruapkan berbeda
pula, hal ini dikarenakan kerapatan naftalen didalam suatu ketinggian dengan
ketinggian yang lainnya berbeda, dan hal itu akan berpengaruh kepada kontak
antara permukaan naftalen dengan udara dari blower. Semakin tinggi susunan
Naftalen, maka konsentrasi naftalen yang teruapkan akan semakin kecil, hal ini
disebabkan karena udara dari blower akan sedikit terhambat oleh susunan naftalen
yang rapat sehingga udaranya lambat keluar. Adanya persen kesalahan disebabkan.
karena kurangnya kecermatan praktikan dalam mengamati timbangan, kurang
cermat dalam mengatur waktunya, ketika menimbang karena kurang hati-hati ada

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 13
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

beberapa naftalen yang jatuh, serta penyusunan naftalen yang tidak merata antara
sisi satu dengan sisi yang lainnya.
Pada percobaan ini juga disarankan agar tidak menggunakan naftalen yang
telah digunakan berulang-ulang, dikarenakan bisa jadi naftalen tersebut berada pada
suatu kondisi jenuh yang berakibat pada berat atau jumlah (massa) naftalen yang
tersublimasi menjadi semakin berkurang hingga berada pada kondisi konstan.
Sehingga akan berakibat pada nilai Kca yang dihasilkan.

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 14
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Harga Kca pada :
a. L = 2 cm , KCA rata-rata = 0.01368 detik-1
b. L = 4 cm , KCA rata-rata = 0.01260 detik-1
c. L = 6 cm , KCA rata-rata = 0.01219 detik-1
Hubungan dari hasil yang diperoleh yaitu berbanding terbalik, dengan
catatan nilai Kca akan semakin kecil jika tinggi tumpukan naftalen
semakin besar.
2. Hubungan Antara Kca dengan L sesuai dengan persamaan :
Y = -0.1064 (X) - 1.8327
% kesalahan rata-rata = 0.09953%

4.2. Kritik dan Saran


Dalam melaksanakan percobaan ini maka dibutuhkan suatu aliran gas
yang memadai agar penyebaran gas dapat merata ke seluruh permukaan
naftalen, kemudian dalam melakukan penyusunan naftalen dibutuhkan suatu
alat penjepit agar penyusunan dapat dilakukan dengan mudah.
Maka dari itu untuk kedepannya dapat dilakukan pengadaan untuk
peralatan yang kurang lengkap. Praktikan juga menyarankan pada saat
penyusunan naftalen maka harus disusun secara vertical agar penyebaran
udara dapat merata, dan gunakanlah kapur barus yang baru.

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 15
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

DAFTAR PUSTAKA

Brown,G.G.1978. Unit Operation .Ed. Pertama.Modem esia Edition . Tokyo

Harjono., 1985., Uperasi Teknik Kimia II .Ed.pertama. Jurusan Teknik Kimia.


Fakultas Teknik.UGM Yogyakarta.

Mc. Cabe,W.L. and Smith.J.1976. Unit Operation Of Chemical Engineering .


International Student Edition.Mc Graw Hill.Kogajuba.Tokyo.

Lufiamanati. 2010. Perpindahan Massa dan Perpindahan Panas.


http:lutfiamanati.blogspot.com/2010/03/perpindahan-panas-dan-
perpindahan -massa.html. (diakses pada tanggal 11 mei 2016)

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 16
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Lampiran

A. Perhitungan

1. Menghitung Luas Penampang

a. Luas Penampang Tabung (At)


Dt = 6.2 cm
1 1
At = x x Dt 2 = x 3.14 x 6.22 (cm2 ) = 30.1754 cm2
4 4

b. Luas Penampang Pipa (Ap)


Dp = 1.4 cm
1 1
Ap = x x Dp2 = x 3.14 x 1.42 (cm2 ) = 1.5386 cm2
4 4
2. Menghitung Kecepatan Linear Gas (G)
cm3
G 360 cm
detik
G= = 2
= 233.9789
Ap 1.5386 cm detik
3. Menghitung harga Koefisien Tranfer Massa (KCA)
a. L = 2 cm
mol =3.4375 x 104 gmol

G Cas
K CA = x ln [ mol
]
L Cas (G x A x t)
t

cm gmol
233.9789 4.5982 x 106
detik cm3
= x ln [ ]
2 cm gmol 3.4375 x 104 gmol
4.5982 x106 ( cm )
cm3 233.9789 x 30.1754 cm2 x 100 detik
detik

= 0.01238 detik -1

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 17
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Untuk percobaan berikutnya dihitung dengan persamaan yang sama


seperti diatas, sehingga di peroleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Hubungan Antara mol dengan KCA pada L =2 cm

No mol KCA (detik-1)


1 3.4375 x 104 0.01238
2 3.8281 x 104 0.01379
3 3.7109 x 104 0.01337
4 4.1406 x 104 0.01492
5 3.8750 x 104 0.01396
Total 0.06844
Rata-rata 0.01368

b. L = 4 cm
mol = 6.7890 x 104 gmol

G Cas
K CA = x ln [ mol
]
L Cas (G x A x t)
t

cm gmol
233.9789 4.5982 x106
detik cm3
= x ln
4 cm gmol 6.7890 x 104 gmol
4.5982 x 106 3 ( cm )
[ cm 233.9789 x 30.1754 cm2 x 100 detik ]
detik

= 0.01261 detik-1

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 18
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Untuk percobaan berikutnya dihitung dengan persamaan yang sama


seperti diatas, sehingga di peroleh data sebagai berikut :

Tabel 2. Hubungan Antara mol dengan KCA pada L =4 cm

No mol KCA (detik-1)


1 6.7890 x 104 0.01261
2 6.7265 x 104 0.01212
3 6.6171 x 104 0.01192
4 7.1796 x 104 0.01293
5 7.4453 x 104 0.01341
Total 0.06301
Rata-rata 0.01260

c. L = 6 cm
mol = 9.6171 x 104 gmol

G Cas
K CA = x ln [ mol
]
L Cas (G x A x t)
t

cm gmol
233.9789 detik
4.5982 x 106
cm3
= x ln
6 cm gmol 9.6171 x 104 gmol
4.5982 x 106 ( cm )
[ cm3 233.9789detik x 30.1754 cm2 x 100 detik ]

= 0.01155 detik-1

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 19
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Untuk percobaan berikutnya dihitung dengan persamaan yang


sama seperti diatas, sehingga di peroleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Hubungan Antara mol dengan KCA pada L =6 cm

No mol KCA (detik-1)


1 9.6171 x 104 0.01155
2 1.0359 x 103 0.01244
3 1.025 x 103 0.01231
4 1.0359 x 103 0.01244
5 1.0187 x 103 0.01223
Total 0.06099
Rata-rata 0.01219
4. Menentukan Hubungan KCA dan Ketinggian (L)
Persamaan least square umum :
Y=a.X+b

Y = (X) x a + n.bpersamaan 1
(X) x Y = (X)2 x a + ( X) x b...persamaan 2
Dimana :
Y = Log KCA
X = Log L
a = Slope
b = Intercept

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 20
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Tabel 4. Hubungan antara L, Kca, Log L, dan Log Kca

NO L Kca Log L (x) Log Kca (y) x.y X2


1 2 0.01368 0.30102 -1.86364 -0.56101 0.09061
2 4 0.01260 0.60205 -1.89954 -1.14363 0.36247
3 6 0.01219 0.77815 -1.91365 -1.48911 0.60551

jumlah 0.03849 1.68124 -5.67684 -3.19376 1.05861

-5.67684 = 1.68124 a + 3 b x 1.68124

-3.19376 = 1.05861 a + 1.68124 b x 3

Maka,

Eliminasi persamaan 1 dan 2 :


Menjadi,
-9.54414 = 2.82657 a + 5.04372 b
-9.5813 = 3.17583 a + 5.04372 b
0.03715 = -0.34926 a
a = -0.10638

b = -5.6768 + (1.68124 x (-0.10638))

3
= -1.83266

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 21
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Maka, persamaannya menjadi :


Y = a (X) + b
Y = -0.10638 (X) - 1.83266

Contoh : Pada X = 0.30102, maka


Yhitung = (-0.10638 x 0.30102) - 1.83266
= -1.86468
% Kesalahan nya = | [ Ydata Y Hitung] / [ Y Data ] | x 100 %
= | [-1.86364 (-1.86468] / [-1.86364] | x 100%

= 0.05609 %

Dengan analog yang sama maka didapatkan data sebagai berikut :


Tabel 5. Data persentase kesalahan pada berbagai data
NO L Kca Log L (x) Log Kca (y) y hitung % kesalahan
1 2 0.013688618 0.3010299 -1.86364
-1.86468 0.05609
2 4 0.012602482 0.6020599 -1.899544
-1.89671 0.14912
3 6 0.01219951 0.7781512 -1.913658
-1.91544 0.09339
jumlah
0.29861

% Kesalahan Rata-rata = [ % Kesalahan ]/ n


= [0.29861] / 3
= 0.09953 %

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 22
Makalah Seminar Koefisien Transfer Massa (D-8)
Praktikum Dasar Teknik Kimia

Menghitung R2
Y = -0.10638 (X) - 1.83266
St = (y-ymean)2
Sx = (y-b-ax)2
R2 = (St-Sx)/St
y mean = y/n

Tabel 6. Data dalam mencari R2

y mean y data (Y) (y-ymean)2 x (y-b-ax)2


-5.67684 -1.86364 14.54050949 0.30103 0.001083561
-5.67684 -1.89954 14.26796507 0.60206 -0.002796868
-5.67684 -1.91366 14.16153877 0.778151 0.001821725
-5
Jumlah 14.32333778 3.61392 x 10 3.61392 x 10-5

14.3233(3.61392 x 105)
Maka : R2 = = 0.99
14.3233

Log L
-1.86
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-1.87

-1.88
Log Kca

-1.89

-1.9

-1.91 y = -0.1064x - 1.8327


R = 0.9907
-1.92

Gambar 5. Grafik Hubungan antara Log Kca dan Log L

ALDI DIAN PRASETYA H / 121130161


FAJAR RIZQY WIDYAWAN / 121140002 23
JURNAL PERCOBAAN
TRANSFER MASSA
I D-8

Laju volumetrik udara masuk 3CO crn3 / dtk


.J_
-
Konsentrasi jenuh naPhtalen 4rfl12 lD grnol / cm3
x
BM naphtalen i?8 g / gmol
Diarneter tabung brz cm
Luas penampang tabung cm2
Diameter pipa trt'{ cm
Luas penampang PiPa cm2
Selang waktu dtk
Tinggi tumpukan CIn

$erat pada L
Hubunsan antara waktu dengan perubahan 6erat r.-: 2cf^
Massa kapur Masgi kapur w (e) M (gmol)
No. t (dtk) barus'akhir (e)
barus awal (g)
I loo 5I r44)o )T,\\60 O
'04 3r91]s ^ lo-Y
2 t0a 1),Yq80 t|,3940 0 ro44 1fi4r x ioa
1 loo 9?,r9q0 4?, as t5 op4t9 3rtlD9' ,O-Y
q 7?/i5 tS 97 t298s o rot3 4 1ryoe * rD-Y
loo
7l t\gt 3t?r89 o,6 QQL 3, Bt$ x tO-Y
5 t00

Hubu antara waktu berat L. 4 crr,


Massa kapur Massa kapur w (e) N{ (gmol)
No. t (dtk) barus awal (g) barus akhir (e)
I loo +Y, X$C l.1,2ER 0869
.O, Gf-tn^ LolY
2 t00 ?9 r)6 tt t9 tt55b orOMl btl26 * toa
L {00 ?Y, tgs0 t9 z ltOg 0o91A 6,t tTt x to-Y
.{ t@ )9, rrog 7,2lP,o Ot o4t4 i it9lb * ldY
5 t00 tv ,o rgo $r4r* 0 to4t 3 ?r9VS3 x lCrY

Hrrhr nsan anta ra waktu dengan perubahan berat pada L een


Massa kapur Massa kapur w (g) M (gmol)
No. t (dtk) barus akhir (g)
barus awal (g)
LW 116 t stXb t lt-tl 9lbl+L,o tO*Y
(
Itb, Gvzt O

-) t00 ft, ,5190 ll{et 5t6l 0 t1326 ri 03sq n ff3


1 tm ttt", VloY. 116r:SSe O t L31a iro].s x td>
4 t00 lla,:ssr Hu,ln4, 0 r t92-L lr 0314 >. uO1
,, {CIo ub t 122(, tt5 frq2L atgafi trot8l x tf
Soqjqrarta, D lttai eO$
Yrarct*qn t ?cor.t iFqn
I
r
Li
Tr4-
[tayr fireo,g \]id!ar,mn)
lrn39191 1"lt4offiz
Pertanyaan

1. Nama : Agri Praditya


Pertanyaan : Faktor terbesar apakah yang mempengaruhi penguapan naftalen?
Jawaban : Banyak faktor yang mempengaruhi penyubliman naftalen dalam
menentukan besarnya koefisien transfer massa, diantaranya yaitu luas dari
tabung, tinggi tumpukan, waktu, dan suhu. Namun terdapat faktor terbesar yang
mempengaruhi penguapan naftalen yaitu luas dari tabung atau tempat yang
digunakan naftalen, ketika ukuran dari suatu ruang berbeda maka jumlah udara
yang mendifusi ke naftalen juga berbeda. Dapat diambil contoh apabila kita
meletakkan naftalen ke lemari dan ruangan, maka naftalen yang lebih cepat
menguap yaitu yang berada di ruangan. Selain itu faktor yang berpengaruh
yaitu waktu yang digunakan. Hal ini dapat dikatakan bahwa apabila kita
mengalirkan udara dalam waktu yang berbeda maka massa naftalen yang
tersublimasi juga berbeda. Semakin lama waktu yang digunakan maka massa
naftalen yang tersublimasi juga semakin besar.

2. Nama : Yuda Silvian


Pertanyaan : Kenapa pada saat praktikum tidak digunakan fan tetapi
menggunakan blower?
Jawaban : Pemilihan blower pada praktikum ini dikarenakan beberapa hal
diantaranya yaitu blower dapat mengalirkan udara dengan tekanan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan fan sehingga penyebaran dapat lebih merata.
Apabila digunakan fan maka dikhawatirkan nantinya dalam proses penyebaran
udara ke dalam tabung tidak mengenai tumpukan naftalen yang berada diatas
walaupun disana tetap terjadi transfer massa akan tetapi hasilnya tidak lebih
efisien dibandingkan menggunakan blower.
3. Nama : Ray Zul Hazmi
Pertanyaan : Kenapa naftalen tidak dapat disusun secara horizontal?
Jawaban : Dalam proses penyusunan naftalen diharapkan penyusunan
dilakukan secara vertikal agar udara dapat merata hingga ke tumpukan atas
naftalen sehingga transfer massa dapat dilakukan secara keseluruhan. Dalam
penerapannya di Industri katalis yang terdapat dalam reaktor fixed bed ini
memiliki lubang ditengah, hal ini diharapkan gas yang bereaksi dapat mendifusi
kedalam katalis secara merata. Namun untuk percobaan kita gunakan naftalen
yang disusun secara vertikal, serta menggunakan penutup pada atas tabung agar
pada permukaan tumpukan atas naftalen dapat terkena aliran udara serta
pengontakan antara udara dan naftalen dapat secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai