TEKNIK KIMIA I
Percobaan I
FLUIDISASI
Dosen Pengampu :
Kelompok II
PEKANBARU
2021
Lembar Pengesahan Laporan Praktikum
Fluidisasi
Kelompok II
Catatan Tambahan :
Dosen pengampu
i
ABSTRAC
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRAC .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Tujuan Praktikum ......................................................................................1
1.2 Landasan Teori ..........................................................................................1
1.3 Fenomena ..................................................................................................2
1.4 Evaluasi Parameter-parameter di dalam Peristiwa Fluidisasi ...................7
1.5 Persamaan Ergun .......................................................................................8
BAB II PERCOBAAN ...........................................................................................10
2.1 Bahan .......................................................................................................10
2.2 Alat ..........................................................................................................10
2.3 Rangkaian Alat Fluidisasi ........................................................................10
2.4 Prosedur praktikum .................................................................................11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................12
3.1 Data dan Hasil Pembahasan .....................................................................12
3.2 Pembahasan ..............................................................................................13
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................24
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................24
4.2 Saran ........................................................................................................24
BAB V DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................25
LAMPIRAN A PROSES PERCOBAAN ..............................................................26
LAMPIRAN B PERHITUNGAN ..........................................................................27
LAMPIRAN C TABEL HASIL PERHITUNGAN ...............................................42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Menjelaskan prinsip kerja fluidisasi
2. Menjelaskan operasi fluidisasi gas dan cair
3. Menghitung pressure drop, porositas, dan kecepatan superfisial
4. Mengetahui cara pembuatan kurva karakteristik
Fenomena fluidisasi terjadi pada media yang disebut dengan fluidized bed.
Dimana fluidized bed merupakan suatu bejana yang berisi partikel padat yang
dialiri fluida dari bawah bejana. Proses fluidisasi terjadi ketika gaya drag dari
partikel sebagai akibat dari aliran fluida yang mengalir ke atas melebihi gaya
gravitasi dan gaya antar partikel. Secara prinsip ada 4 aspek keunggulan yang
dimiliki oleh fluidized bed jika dibanding dengan teknologi kontak yang lainnya
yaitu : (1) pada aspek kemampuan untuk mengontrol temperatur, (2) kemampuan
beroperasi secara kontinu, (3) keunggulan dalam persoalan perpindahan kalor dan
(4) keunggulan dalam proses katalisis. Karena keunggulan tersebut, fluidisasi
banyak dikembangkan untuk proses di industri, misalnya untuk proses catalitic
cracking, pembakaran batubara, gasifikasi batubara, insinerasi limbah padat,
1
pelapisan permukaan logam, pengering dan lain sebagainya ( Zenz, 1960).
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik fluidisasi antara lain :
kecepatan aliran fluida, ukuran partikel, sifat fisik fluida dan partikel serta
distribusi partikel, porositas unggun, distribusi aliran, diameter kolom, tinggi
unggun. Besarnya koefisien laju perpindahan massa adsorsi kd didalam kolom
unggun terfluidisasi didekati dengan persamaan analisa dimensi. Untuk partikel
bergerak tunggal berbentuk bola tunggal dengan kecepatan relatif yang melalui
fluida adalah sebagai berikut ; (Levenspiel, 1969)
1.3 Fenomena
Jika suatu fluida melewati partikel unggun yang ada dalam tabung, maka
aliran tersebut memberikan gaya seret (drag force) pada partikel dan
menimbulkan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan naik jika
kecepatan superficial naik. Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang
terfluidisasi dapat diilustrasikan dengan fenomena yang terjadi saat adanya
perubahan laju alir gas seperti pada Gambar 1.2 di bawah ini (Wiranata, 2011).
2
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada
gambar berikut ini (Wiranata, 2011) :
3
Gambar 1.3 Fenomena Fixed Bed (Zens,
1960).
(Zens, 1960).
4
Gambar 1.5 Fenomena Smooth Or Homogrnously Fluidization
(Zens, 1960).
5
Gambar 1.7 Fenomena Slugging Fluidization
(Zens, 1960).
(Zens, 1960).
6
1.4 Evaluasi Parameter-parameter di dalam Peristiwa Fluidisasi
7
..............................................................................................(1.3)
Dimana :
= Porositas Unggun
Vu = Volume Unggun
8
+ 1.75
Dimana :
viskositas
= densitas
9
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Bahan
1. Liquid
2. Zeolit
2.2 Alat
1. Penggaris
2. Serangkaian alat fluidisasi
1. Alat Fluidisasi
2. Kolom I ( 53cm )
3. Kolom II ( 65cm )
4. Valve
5. Flow regulator valve
6. Pikmometer
7. Jangka sorong
10
2.4 Prosedur praktikum
2.4.1 Liquid
2.4.2 Gass
1. Memasukkan bahan zeloit ke dalam kolom 1 hingga ketinggian 2 cm.
2. Menghidupkan kompresor dengan switch.
3. Membuka flow regulator valve dan diatur pada flowrate 10,20,30,40, dan
50 mencatat pressure drop dan tinggi unggun untuk setiap flowrate.
4. Percobaan diulang dengan tinggi unggun 4 cm
5. Percobaan diulang seperti langkah 1,2,3
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1 Fenomena Unggun di Tinggi Unggun Awal 2 cm pada Fluida Gas
Tabel 3.2 Fenomena Unggun di Tinggi Unggun Awal 2 cm pada Fluida Gas
12
Tabel 3.3 Fenomena Unggun di Tinggi Unggun Awal 2 cm pada Fluida Cair
Tabel 3.4 Fenomena Unggun di Tinggi Unggun Awal 4 cm pada Fluida Cair
3.2 Pembahasan
Menurut Widayati (2010), Fluidisasi merupakan salah satu teknik
pengontakan fluida baik gas maupun cairan dengan butiran padat. Pada fluidisasi
kontak antara fluida gas partikel padat terjadi dengan baik karena permukaan
kontak yang luas. Fluidisasi digunakan juga di dalam proses katalitik lainnya,
seperti sintetis akronitril dan untuk melaksanakan reaksi zat padat‐ gas. Dalam
percobaan ini, digunakan jenis partikel yaitu zeolit. Tinggi unggun awal pada
fluida gas yaitu 2 cm dan 4 cm, dan tinggi unggun awal pada fluida cair yaitu 2
cm dan 4 cm dengan diameter kolom fluidisasi yaitu 6 cm.
Dari tabel 3.1 diatas, untuk fluida gas dengan tinggi awal unggun 2 cm,
pada flow rate 10 – 50 L/menit terlihat tidak terjadi kenaikan unggun, maka
13
fenomena yang terjadi adalah fixed bed, fenomena ini terjadi ketika flowrate yang
diberikan kurang dari laju alir minimum untuk proses fluidisasi dan juga
dikarenakan jenis fluida yang digunakan yaitu fluida gas. Fluida gas tidak
mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi
seluruh wadah (Darni et al., 2016). Hal ini juga terjadi pada tinggi awal unggun 4
cm pada tabel 3.2 terlihat bahwa tidak terjadinya kenaikan unggun sehingga
fenomena yang terjadi adalah fixed bed, fenomena ini terjadi ketika flowrate yang
diberikan kurang dari laju alir minimum untuk proses fluidisasi dan juga
dikarenakan jenis fluida yang digunakan yaitu fluida gas. Fluida gas tidak
mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi
seluruh wadah (Darni et al., 2016).
Dari tabel 3.3 diatas, untuk fluida cair dengan tinggi awal unggun 2 cm,
pada flow rate 1 L/menit terjadi kenaikan unggun dan partikel belum mulai
terekspansi sehingga terjadi fenomena fixed bed. Pada flow rate 2 L/menit terjadi
kenaikan unggun dan partikel mulai terekspansi sehingga terjadi fenomena
minimum or incipient fluidization. Fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan penurunan tekanan yang merupakan hasil
dari gaya gesek pada fluida seperti yang mengalir melalui tabung. (Jalaluddin et
al., 2019). Pada flow rate 3 – 5 L/menit terjadi fenomena Bubbling, Slugging,
Channeling, terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran fluida tidak merata,
densitas dan distribusi partikel dalam unggun tidak sama sehingga ekspansi pada
setiap pratikel padatan berbeda.
Dari tabel 3.4 diatas, untuk fluida cair dengan tinggi awal unggun 4 cm,
pada flow rate 1 L/menit tidak terjadi kenaikan unggun dan partikel belum mulai
terekspansi sehingga terjadi fenomena fixed bed. Pada flow rate 2 – 3 L/menit
terjadi kenaikan unggun dan partikel mulai terekspansi sehingga terjadi fenomena
minimum fluidization, fenomena ini terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju
alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi (Darni et al., 2016). Pada
flow rate 4 – 5 L/menit terjadi fenomena Slugging, Channeling, terjadi ketika
kecepatan dan distribusi aliran fluida tidak merata, densitas dan distribusi partikel
dalam unggun tidak sama sehingga ekspansi pada setiap pratikel padatan berbeda.
14
Dilihat dari tabel 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4 seperti yang diketahui, semakin
tinggi kenaikan partikel maka akan terjadi fenomena – fenomena fluidisasi.
Namun, pada fluida gas hanya terjadi fixed bed pada tinggi unggun awal 2 cm
maupun 4 cm, sedangkan pada fluida cair juga terjadi Fixed bed, Minimum,
Bubbling, Slugging, Channeling. Hal ini dikarenakan berat jenis partikel yang
mempengaruhi gerak kenaikan tinggi partikel dan jenis fluida nya. Semakin besar
berat jenis partikel maka semakin lambat juga pergerakan fluida tersebut. Fluida
gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, gas akan berkembang
mengisi seluruh wadah. Sedangkan fluida cair hanya mengikuti bentuk wadahnya
dan volumenya dapat diubah (Darni et al., 2016).
3.2.1 Flow rate terhadap Pressure Drop pada Kolom ID 6 cm pada Zeolit
a. Tinggi Unggun (Lo) 2 cm pada Fluida Gas
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan variasi jenis bahan zeolit
pada kolom ID sebesar 6 cm dengan tinggi awal unggun 2 cm pada fluida gas,
didapat grafik seperti dibawah ini.
16
14
Pressure Drop
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60
Flow rate
Berdasarkan Gambar 3.1 pada percobaan ini dapat dilihat bahwa semakin
tinggi laju aliran fluida maka semakin besar nilai pressure drop, hal ini
dikarenakan jika laju aliran fluida (aliran gas) dinaikkan, maka pressure drop oleh
tahanan partikel padat juga meningkat (∆P meningkat). Jika laju alir fluida terus
ditingkatkan, partikel padat mulai bergerak dan terangkat sampai terjadi suspensi
sempurna (fluidized bed) (Widjanarko et al., 2012). Pada variasi unggun zeolit ID
15
6 cm Lo 2 cm, fenomena yang terjadi yaitu fixed bed. Pada flow rate 10-50
L/menit terjadi fenomena fixed bed, yaitu unggun masih dalam keadaan diam dan
tidak bergerak sama sekali. Menurut Darni et al (2016), fenomena ini terjadi
ketika flow rate yang diberikan kurang dari laju alir minimum untuk proses
fluidisasi dan juga dikarenakan jenis fluida yang digunakan yaitu fluida gas.
Fluida gas tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap, gas akan
berkembang mengisi seluruh wadah.
b. Tinggi Unggun (Lo) 4 cm pada Fluida Gas
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan variasi jenis bahan zeolit
pada kolom ID sebesar 6 cm dengan tinggi awal unggun 4 cm pada fluida gas,
didapat grafik seperti dibawah ini.
4.5
4
Pressure Drop
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
Flow rate
Berdasarkan Gambar 3.2 pada percobaan ini dapat dilihat bahwa semakin
tinggi laju aliran fluida maka semakin besar nilai pressure drop, hal ini
dikarenakan jika laju aliran fluida (aliran gas) dinaikkan, maka pressure drop oleh
tahanan partikel padat juga meningkat (∆P meningkat). Pada variasi unggun zeolit
ID 6 cm Lo 4 cm, dan pada flow rate 10-50 L/menit terjadi fenomena fixed bed,
yaitu unggun masih dalam keadaan diam dan tidak bergerak sama sekali.
c. Tinggi Unggun (Lo) 2 cm pada Fluida Cair
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan variasi jenis bahan zeolit
pada kolom ID sebesar 6 cm dengan tinggi awal unggun 2 cm pada fluida cair,
didapat grafik seperti dibawah ini.
16
3
2.5
Presure Drop
2
1.5
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
Flow rate
Berdasarkan Gambar 3.3 pada percobaan ini didapat bahwa pada variasi
unggun zeolit ID 6 cm Lo 3 cm pada flulida cair, fenomena yang terjadi yaitu
Fixed bed, Minimum, Bubbling, Slugging, Channeling. Pada flow rate 2 L/menit
fenomena yang terjadi yaitu minimum fluidization yaitu ketika laju alir fluida
mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Hal ini
menyebabkan partikel padatan didalam unggun mulai terekspansi (Geankoplis,
1993). Selanjutnya laju aliran fluida diperbesar lagi dari 3-5 L/menit, dan didapat
fenomena yang terjadi yaitu Bubbling, Slugging, Channeling dimana partikel
padat berupa zeolit tersebut terekspansi secara meningkat, densitas dan distribusi
partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel
padatan meningkat.
d. Tinggi Unggun (Lo) 4 cm pada Fluida Cair
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan variasi jenis bahan zeolit
pada kolom ID sebesar 6 cm dengan tinggi awal unggun 4 cm pada fluida cair,
didapat grafik seperti dibawah ini.
17
2.45
2.4
Pressure Drop
2.35
2.3
2.25
2.2
2.15
2.1
2.05
2
1.95
0 1 2 3 4 5 6
Flow rate
Berdasarkan Gambar 3.4 pada percobaan ini didapat bahwa pada variasi
unggun zeolit ID 6 cm Lo 4 cm pada flulida cair, fenomena yang terjadi yaitu
Fixed bed, Minimum, Bubbling, Slugging. Pada flow rate 2-3 L/menit fenomena
yang terjadi yaitu minimum fluidization yaitu ketika laju alir fluida mencapai laju
alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Hal ini menyebabkan
partikel padatan didalam unggun mulai terekspansi (Geankoplis, 1993).
Selanjutnya laju aliran fluida diperbesar lagi dari 4-5 L/menit, dan didapat
fenomena yang terjadi yaitu Bubbling, Slugging dimana partikel padat berupa
zeolit tersebut terekspansi secara meningkat, densitas dan distribusi partikel dalam
unggun meningkat sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan meningkat.
18
3.2.2 Flow rate terhadap Porositas pada Kolom ID 6 cm pada Zeolit
a. Tinggi Unggun (Lo) 2 cm pada Fluida Gas
0.00E+00
0 10 20 30 40 50 60
-1.00E-02
Porositas -2.00E-02
-3.00E-02
-4.00E-02
-5.00E-02
-6.00E-02
-7.00E-02
-8.00E-02
Flow rate
-1.50E-02
-2.00E-02
-2.50E-02
-3.00E-02
-3.50E-02
-4.00E-02
Flow rate
19
Berdasarkan pada grafik diatas menunjukkan bahwa adanya pengaruh
porositas seiring dengan bertambahnya flow rate. Porositas tetap walaupun flow
rate bertambah, karena tinggi unggun akan mempengaruhi porositas seiring
dengan penambahan flow rate. Pada gambar 3.6 ini tinggi unggun 4 cm dan flow
rate 10-50 L/menit terjadi fenomena fixed bed, dimana porositas yang dihasilkan
tidak berubah pada flow rate 10-50 L/menit, Jadi dengan tidak terangkatnya
unggun dan porositas yang tetap mengakibatkan pressure drop yang sangat
meningkat karena kuatnya daya tarik menarik partikel seiring bertambahnya flow
rate dan kondisi ini menandakan belum terjadinya kondisi minimum dan masih
dalam kondisi fix bed karena partikel belum terfluidisasi (Ardani, 2013).
c. Tinggi Unggun (Lo) 2 cm pada Fluida Cair
1.00E+00
9.90E-01
Porositas
9.80E-01
9.70E-01
9.60E-01
9.50E-01
9.40E-01
0 1 2 3 4 5 6
Flow rate
20
d. Tinggi Unggun (Lo) 4 cm pada Fluida Cair
9.95E-01
9.90E-01
9.85E-01
Porositas 9.80E-01
9.75E-01
9.70E-01
9.65E-01
9.60E-01
0 1 2 3 4 5 6
Flow rate
-3.00E-02
-4.00E-02
-5.00E-02
-6.00E-02
-7.00E-02
-8.00E-02
Pressure Drop
Berdasarkan gambar 3.9 tinggi unggun 2 cm dan flow rate 1-5 L/menit
fenomena yang terjadi adalah fenomena fixed bed. Apabila nilai kecil, maka
21
pressure drop (∆P) lebih kecil dan nilai diameter sebanding dengan nilai volume
bed dimana volume bed digunakan untuk nilai porositas (Widjanarko et al., 2012).
b. Tinggi Unggun (Lo) 4 cm pada Fluida Gas
0.00E+00
0 1 2 3 4 5
-5.00E-03
-1.00E-02
Porisitas
-1.50E-02
-2.00E-02
-2.50E-02
-3.00E-02
-3.50E-02
-4.00E-02
Pressure Drop
Berdasarkan gambar 3.10, tinggi unggun 4 cm dan flow rate 1-5 L/menit
fenomena yang terjadi adalah fenomena fixed bed. Apabila nilai kecil, maka
pressure drop (∆P) lebih kecil dan nilai diameter sebanding dengan nilai volume
bed dimana volume bed digunakan untuk nilai porositas (Widjanarko et al., 2012).
9.90E-01
Porositas
9.80E-01
9.70E-01
9.60E-01
9.50E-01
9.40E-01
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Pressure Drop
22
Slugging, Channeling. Dari gambar dapat dilihat bahwa pressure drop terus
meningkat hal ini menunjukkan bahwa nilai porositas berbanding lurus dengan
pressure drop dimana semakin besar porositas, maka semakin besar pressure drop
yang didapatkan (Hakim, dkk., 2019). Apabila nilai kecil, maka pressure drop
(∆P) lebih kecil dan nilai diameter sebanding dengan nilai volume bed dimana
volume bed digunakan untuk nilai porositas (Widjanarko et al., 2012).
9.80E-01
9.75E-01
9.70E-01
9.65E-01
9.60E-01
1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Pressure Drop
Berdasarkan gambar 4.12, tinggi unggun 4 cm dan flow rate 2-3 L/menit
fenomena yang terjadi adalah fenomena minimum or incipient fluidization dan
pada flow rate 4-5 L/menit fenomena yang terjadi adalah Bubbling, Slugging. Dari
gambar dapat dilihat bahwa pressure drop terus meningkat hal ini menunjukkan
bahwa nilai porositas berbanding lurus dengan pressure drop dimana semakin
besar porositas, maka semakin besar pressure drop yang didapatkan (Hakim, dkk.,
2019). Apabila nilai kecil, maka pressure drop (∆P) lebih kecil dan nilai
diameter sebanding dengan nilai volume bed dimana volume bed digunakan untuk
nilai porositas (Widjanarko et al., 2012).
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
24
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.(1985). Unit Operation. John Willey E. Sons Inc., New York
Herri. (1986) Operasi Teknik Kimia I. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri Institut Teknologi Bandung : Bandung
Kartika, Udayani. (2013). Adsorpsi Deterjen dalam Air menggunakan Adsorben
Karbon aktif pada kolom fluidisasi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri ITATS: Surabaya
Zenz. F.A. and Othmer F.D., (1960). Fluidization and Fluid Particle Systems.
25
LAMPIRAN A
PROSES PERCOBAAN
A.3 Mengukur Pressure Drop A.4 Fenomena slugging pada fluida cair
26
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
B.1 Menentukan Densitas Partikel
B.1.1 Zeolit
Volume Piknometer =
= 8.8508E-06 m3
= 0.00948 Kg
= 4.92715E-06 m3
Densitas partikel
27
B.2 Menentukan Porositas
Tinggi Unggun Awal : 0.02 m
Volume unggun =
= = 9,444636E-01
Volume unggun =
= = 9,768598E-01
Volume unggun =
28
= = 9,845732E-01
Volume unggun =
= = 9,918329E-01
Volume unggun =
= = 9,930579E-01
Volume unggun =
= = -6,936404E-02
29
Tinggi unggun awal 0,04 m
Volume unggun =
= = 9,652897E-01
Volume unggun =
= = 9,768598E-01
Volume unggun =
= = 9,826449E-01
30
B.2.9 Zeolit (Fluida cair) 40 LPM
Volume unggun =
= = 9,879269E-01
Volume unggun =
= = 9,913224E-01
Volume unggun =
= = -3,459724E-02
31
B.3 Menentukan derajat kebolaan
Tinggi Unggun Awal : 0,02 m
Φs
= (-6,936404E-02)) = 2,111853E+03
Φs
= 9,444636E-01) = 6,404332E-09
32
Φs
= 9,768598E-01) = 2,668472E-09
Φs
= 9,845732E-01) = 1,778981E-09
Φs
= 9,918329E-01) = 9,418136E-10
33
Sp = = 3,14 x 0,001562 = 7,6415E-06 m2
Φs
= 9,930579E-01) = 8,005415E-10
Φs
= (-3,459724E-02)) = 2,043193E+03
Φs
= 9,652897E-01) = 4,002708E-09
34
Diameter Partikel = 0,00156 m
Φs
= 9,768598E-01) = 2,668472E-09
Φs
= 9,826449E-01) = 2,001354E-09
Φs
= 9,879269E-01) = 1,392246E-09
35
Tinggi unggun = 0,16 m
Φs
= 9,913224E-01) = 1,000677E-09
36
Tinggi unggun = 0.09 m
37
Tinggi unggun = 0.06 m
B.5 Menentukan
Tinggi Unggun Awal : 0,02 m
= -6,936404E-02) = - 0,069364
38
B.5.2 Zeolit (Fluida cair) 10 LPM
Tinggi unggun = 0.02 m
= 9,444636E-01 = 0,955571
= 9,768598E-01 = 0,0992287
= 9,845732E-01 = 0,996572
= 9,918329E-01 = 0,999039
= 9,930579E-01 = 0,999306
39
Tinggi Unggun Awal : 0,04 m
= -3,459724E-02) = - 0,0345972
= 9,652897E-01 = 0,96529
= 9,768598E-01 = 0,984573
= 9,826449E-01 = 0,991322
40
= 9,879269E-01 = 0,995801
= 9,913224E-01 = 0,997831
41
LAMPIRAN C
TABEL HASIL PERHITUNGAN
C.1 Hasil Perhitungan Zeolit
V partikel : 3,92365E-06 m3
partikel : 2416.11499
udara : 1,2
A kolom : 0,0028 m2
42
83 0 09 -04 -01 91E+02 44,31 -09
40 0,002 0,6666 235,90469 0,17 4,804200E 9,918329E 2,3397 227153 1,392246E
83 7 45 -04 -01 80E+02 04,04 -09
50 0,002 0,8333 294,88086 0,2 5,652000E 9,930579E 2,9283 301897 1,000677E
83 3 81 -04 -01 38E+02 60,9 -09
43
Jenis Fluida GAS
44
Tabel C.2 Hasil Perhitungan Zeolit Tinggi Unggun 4 cm
45