Anda di halaman 1dari 30

EFFLUX TIME

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Efflux time merupakan waktu pengosongan tangki atau waktu yang
diperlukan untuk pengosongan cairan di dalam tangki melalui pipa vertikal karena
pengaruh adanya gaya beratnya sendiri. Percobaan ini akan diamati waktu yang
dibutuhkan dan volume yang didapatkan dari pengosongan tangki pada ketinggian
tertentu. Waktu pengosongan cairan didalam tangki dapat diperkirakan dengan
persamaan pendekatan yang dikaitkan dengan factor koreksi, factor koreksi ini
digunakan untuk mendapatkan waktu penurunan cairan yang sesungguhnya.
Sehingga percobaan ini sangat penting dalam industry kimia yang bahannya
menggunakan cairan.
Prosedur dilakukan pada percobaan ini adalah melarutkan garam gosok
hingga lewat jenuh, dimana larutan lewat jenuh membutuhkan garam gosok
melebihi jumlah garam yang dibutuhkan untuk membuat larutan jenuh. Kemudian
masukkan ke dalam piknometer untuk menentukan densitas larutan. Hitung
viskositasnya dengan menggunakann visometer ostwald, lalu masukkan larutan
garam ke dalam tangki. Ukur ketinggian larutan larutan garam pada tangki
tersebut, selanjutnya ukur diameter dan panjang pipa pada masing-masing tangki.
Kran yang ada pada tangki dibuka sehingga larutan garam keluar dan tampung
pada beaker glass, tutup keran setelah mendapatkan beda ketinggian larutan garam
sesuai dengan variable. Ukur volume dari larutan garam yang ditampung pada
setiap penurunannya. Catat waktu hasil percobaan, lalu ulangi percobaan dengan
menggunakan air
Percobaan ini memiliki tujuan, tujuan yang pertama yaitu untuk
mengetahui hubungan antara factor koreksi dan bilangan reynolds. Kedua, untuk
menentukan nilai factor koreksi terhadap waktu pengosongan tangka, dengan
membandingkan antara waktu sesungguhnya dan waktu teoritis.Ketiga, untuk
mengetahui waktu penurunan cairan yang sesungguhnya. Waktu sesungguhnya
didapat saat penurunan cairan sesuai dengan ΔH pada variable.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 1


EFFLUX TIME

I.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan antara factor koreksi dan bilangan reynolds
2. Untuk menentukan nilai factor koreksi terhadap waktu pengosongan tangki
3. Untuk mengetahui waktu penurunan cairan yang sesungguhnya

I.3 MANFAAT
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efflux
time
2. Agar praktikan dapat mengetahui persamaan yang digunakan dalam
perhitungan efflux time
3. Agar praktikan dapat memahami prinsip dasar efflux time

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 2


EFFLUX TIME

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara umum


Efflux time merupakan waktu yang diperlukan untuk pengosongan cairan
di dalam tangka memlalui pipa vertical, karena pengaruh gaya beratnya. Sebagian
besar industry mengalirkan cairan dari tempat penampungannya dengan pengaruh
gaya gravitasi karena tinggi permukaan cairannya. Sehingga perlu pengukur tinggi
permukaan teoritis melalui rumus pendekatan dari penurunan rumus prinsip dasar
teori aliran fluida dinamis dalam aliran vertical.
(Abdinagar, 2010)
Pada aliran satu fase, penurunan tekanan pada kontraksi dan pembesaran
saluran semakin banyak. Namun pada aliran dua fase, masih terdapat batas dan
model-model teori untuk menghitung penurunan tekanan. Pada saat fluida
melewati pipa mengecil mendadak horizontal, maka akan terjadi perbedaan
kecepatan aliran pada lapis sumbu bagian dalam dengan kecepatan bagian luar.
Sehingga akan terjadi perbedaan tekanan aliran pada pengecilan tersebut. Adanya
perbedaan tekanan aliran tersebut, maka lapis batas bagian luar akan mengalami
tekanan yang lebih besar jika dibandingkan dalam pengecilan pipa.
II.1.1 Viskositas
Untuk mengukur viskositasa zat cair, salah satu alat yang
digunakan karena cukup akurat adalah viscometer ostwald.

Gambar 1. Viskometer Ostwald

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 3


EFFLUX TIME

Zat cair dimasukkan ke dalam viscometer dan kemudian dihisapkan keatas


ke dalam bola 1 sampai permukaan zat cair berada di atas tanda A. Zat cair
kemudian dibiarkan turun secara gravitasi dan waktu t1 yang diperlukan bagi
permukaan zat cair turun dari A ke B diukur. Viscometer dibersihkan dari zat cair
kedua, yang viskositasnya dan densitasnya diketahui, dimasukkan dan pengukuran
diulangi lagi untuk mendapatkan waktu turun t2. Zat cair kedua ini disebut
sebagai zat cair acuan dan yang sering digunakan adalah air.
Dengan viscometer Ostwald, tidak semua besaran pada persamaan Hagen-
Poisseuille, nisbah viskositas kedua zat cair adalah
𝜇1 𝜋∆𝑃1𝑑𝑡1 𝜌1𝑡1
= 𝜋∆𝑃2𝑑𝑡2 = 𝜌1𝑡1…………………………………..(1)
𝜇2

Keterangan :
µ1 = viskositas zat 1 (Pa s)
µ2= viskositas zat 2 (Pa s)
P1= tekanan zat 1 (Pa)
P2 = tekanan zat 2 (Pa)
ρ1 = densitas zat 1 (kg/m3)
ρ2= densitas zat 2 (kg/m3)
t1 = waktu zat 1 (s)
t2 = waktu zat 2 (s)
(Setyawan, 2013)
II.1.2 Fenomena Aliran Fluida
Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah
fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah
mana pengaruh dinding itu kecil, tegangan geser meungkin dapat diabaikan. Dan
perilaku fluida itu mungkin mendekati perilaku fluida ideal. Aliran fluida ideal
dapat diberikan secara lengkap dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika
newton dan hukum kekekalan massa. Aliran potensial bisa terdapat pada jarak
yang tidak terlalu jauh dari bidang batas padat. Aliran potensial terdapat di luar
lapisan batas fluida yang sangat berdekatan dengan dinding padat itu. Fluida
biasanya ditransformasikan didalam pipa atau tabung yang penampangnya bundar
dan terdapat perbedaan istilah antara tabung dan pipa.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 4


EFFLUX TIME

II.1.3 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Efflux Time


Faktor – faktor yang mempengaruhi efflux time diantaranya :
1. Diameter, dimana diameter akan mempengaruhi debit air
2. Ketinggian, ketinggian akan mempengaruhi kecepatan karena ketinggian akan
menekan air sehingga semakin tinggi air maka semakin besar tekanannya
sehingga air yang keluar juga semakin besar dan semakin rendah tinggi air
maka tekanan semakin kecil dan jumlah air yang keluar semakin kecil.
3. Lamanya waktu yang diberikan dimana bila waktu yang diberikan semakin
lama maka debit akan kecil dan bila waktu yang diberikan semakin cepat
maka debit akan semakin besar
4. Kecepatan aliran air, dimana bila kecepatan air semakin besar maka akan
semakin besr pula dan bila kecepatan air kecil maka akan kecil pula debit
5. Luas penampang dari tempat aliran itu keluar. Bila luas penampang keluarnya
zat cair tersebut makin besar maka debit air semakin besar dan begitu pula
sebaliknya
(Abdinagar, 2010)
II.1.4 Keturbulenan dan Aliran Laminer
Keturbulenan dapat dibangkitkan dengan berbagai cara selain dari aliran
melalui pipa. Keturbulenan terjadi karena kontak antara arus aliran dengan batas
padat, atau karena kontak antara dua lapisan fluida yang bergerak dengan
kecepatan berbeda. Keturbulenan jenis pertama disebut keturbulenan dinding
sedang jenis kedua keturbulenan bebas. Keturbulenan dinding terjadi bila fluida
melalui saluran tertutup atau terbuka melintas bentuk – bentuk padat yang
terbenam didalam arus fluida. Keturbulenan bebas terjadi dalam aliran set dalam
massa fluida stagnan atau bila ada lapisan bebas yang memisahkan dari dinding
padat dan mengalir melalui keturbulenan fluida.
Aliran turbulen terdiri atas suatu massa pusaran dari berbagai ukuran yang
terdapat dalam arus aliran itu. Pusaran – pusaran yang besar selalu terbentuk
secara sinambung, lalu membuat lagi pusaran – pusaran yang lebih kecil lagi.
Akhirnya, pusaran – pusaran yang paling kecil itu menghilang.
(Mc Cabe, 2004)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 5


EFFLUX TIME

Aliran laminar terjadi pada kecepatan rendah, fluida cenderung mengalir


tanpa pencampuran secara lateral, dan lapisan – lapisan yang berdampingan
menggelincir diatas satu sama lain. Disini tidak terdapat aliran silang atau
pusaran. Rejim ini disebut aliran laminar. Pada kecepatan yang lebih tinggi,
terjadi keturbulenan dan pembentukan pusaran yang menyebabkan pencampuran
lateral.
(Abdinagar, 2010)
II.1.5 Persamaan dalam Efflux Time
Faktor gesekan akan mempengaruhi perhitungan efflix time sebab friksi yang
terjadi semakin lama akan semakin besar dengan bertambahnya Panjang pipa,
sehingga akan mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh zat cair untuk melewati
pipa kecil.
Friksi yang bekerja sepanjang pipa akan menyebabkan penurunan head
cairan yang lewat sepanjang pipa. Rumus tentang penurunan head cairan yang
diajukan D’Archy adalah

𝑓 𝑙 𝑣2
H= ……………………………………………………………………….(2)
2𝑔 𝐷𝑝
Keterangan:
H = penurunan head cairan (m)
F = friksi / faktor fanning
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Dp = diameter pipa (m)
Harga f tergantung dari jenis aliran yang terjadi di dalam pipa
a. Untuk aliran laminar dengan Re≤2100
64
f= ………………………………………………………………………..(3)
𝑅𝑒
b. Untuk aliran turbulen dengan Re>4000, untuk pipa dengan kekasaran
0,000005
4 .0,0791
f = ………………………………………………………………………(4)
𝑅𝑒 0,25

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 6


EFFLUX TIME

Dengan Re yang dipergunakan dalam kedua persamaan


Re = 𝜌𝐷𝑣𝜇……………………………………………………………………(5)
Dalam penyusunan persamaan pendekatan pada sistem yang menpunyai
vortex ini dikarenakan beberapa asumsi untuk mempermudah dan perhitungan,
yaitu:
1. Vortex yang terjadi didekati dengan bentuk persamaan kerucut terbalik, dimana
perbandingan antara diameter dan tinggi kerucut yang terjadi selalu konstan.
2. Diameter vortex merupakan fungsi linear dari jarak (Dv). Dv = a + bz.
Pada tangka ada nilai Panjang keseluruhan dari permukaan cairan hingga
ujung pipa (z). nilai z tergantung pada jenis aliran yang terjadi. Dalam percobaan
efflux time, terdapat dua jenis aliran, yaitu laminer dan turbulen.
a. Untuk aliran laminar
32 𝐿 𝜇 𝑣2
𝑧= ………………………………………………………………..(6)
𝜌 𝑔 𝐷𝑝2

b. Untuk aliran transisi dan turbulen


𝑓 𝐿 𝑣2 2
𝑧= ……………………………………………………………….....(7)
2 𝑔 𝐷𝑝

Dalam perhitungan efflux time, terdapat beberapa subtitusi persamaan dan


perlakuan integral terhadap beberapa persamaan. Sehingga didapatkan efflux time
untuk waktu pengosongan tangki, yaitu:
a. Untuk aliran laminar
32𝐿𝜇 𝐿+𝐻 −𝐻 𝑏2
𝑡𝑡 = 𝜌𝑔𝐷𝑝4 [(𝐷𝑡 − 𝑎)2 𝑙𝑛 (𝐿+𝐻1 −𝐻𝑣) + 2𝑏(𝐷𝑡 − 𝑎)(𝐻2 − 𝐻1 − ( 2 ) ((𝐿 +
2 𝑣

𝐻1 − 𝐻𝑣 )2 − (𝐿 + 𝐻2 − 𝐻𝑣 )2 )]……………………………..…………….....(8)

Jika vortex dalam sistem diabaikan, maka :


32𝐿𝜇 𝐿+𝐻
𝑡𝑡 = 𝜌𝑔𝐷𝑝4 [(𝐷𝑡)2 𝑙𝑛 (𝐿+𝐻1 )]……………………………..……………..........(9)
2

b. Untuk aliran transisi dan turbulen


7𝑐
𝑡 = (3𝐷𝑝2 ) (𝐷𝑡 2 − 𝑎)[(𝐻1 + 𝐿 − 𝐻𝑣1 )3/7 − (𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )3/7 ] +
1,4𝑏𝑐
( 𝐷𝑝2 ) (𝐷𝑡 − 𝑎)[(𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )10/7 − (𝐻1 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )10/7 ] +
7𝑐𝑏 2
(17𝐷𝑝2 ) [(𝐻1 + 𝐿 − 𝐻𝑣1 )17/7 − (𝐻2 + 𝐿 − 𝐻𝑣2 )17/7 ].....……………….....(10)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 7


EFFLUX TIME

Jika vortex dalam sistem diabaikan, maka :


7𝑐
𝑡 = (3𝐷𝑝2 ) (𝐷𝑡 2 )[(𝐻1 + 𝐿)3/7 − (𝐻2 + 𝐿)3/7 ].....………………...............(11)

Keterangan:
Z = tinggi tangka hingga pipa (ft)
L = Panjang pipa (ft)
µ = Viskositas (lbm/ft.s)
ρ = Densitas (lbm/ft3)
g = Percepatan Grafitasi (ft/s)
Dp = Diameter Pipa (ft)
V = Kecepatan Linear (ft/s)
Hv = Tinggi Vortex (ft)
(Tim Dosen OTK 1, 2019)
II.1.6 Aplikasi di Industri
Pengosongan tangka dalam pabrik yang bertujuan untuk menentukan
efektivitas dari penggunaan pipa pengosongan dan diameter pipa yang bertujuan
untuk mengosongkan tangka penyimpanan. Pengosongan tangki merupakan
kegiatan yang wajib dilakukan dalam industry untuk pengambilan bahan baku
atau produk, maintenance pabrik pada saat shut down time. Simulasi pengosongan
tangki yang dilakukan di laboratorium dapat dijadikan acuan untuk mempelajari
kecepatan dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan larutan dengan
kapasitas tertentu.
(Sugianti, 2016)
II.1.7 Faktor Koreksi
Harga faktor koreksi merupakan fungsi dari besaran-besaran yang
berpengaruh. Besaran peubah yang ditinjau adalah L dan D maka

µ = f (L,Dp)……………………………………….(12)

Keterangan :

µ = factor koreksi

L = panjang pipa (cm)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 8


EFFLUX TIME

Dp = diameter pipa (cm)

Adanya asumsi – asumsi yang diambil menyebabkan nilai perhitungan


tidak sama dengan teori sehingga untuk mendapatkan t yang sama perlu dikalikan
dengan factor koreksi

ts = µ tt…………………………………………….(13)

Keterangan :

ts = waktu perhitungan (s)

tt = waktu teoritis (s)

µ = factor koreksi

(Tim Dosen OTK I, 2019)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 9


EFFLUX TIME

II.2 Sifat Bahan


II.2.1 Aquadest
A. Sifat kimia
1. Rumus molekul H2O
2. Berat molekul 18,02 gr/mol
3. Stabil
4. Tidak korosif
5. Tidak mudah terbakar
B. Sifat fisika
1. Fase cair
2. Tidak berwarna
3. Tidak berbau
4. Titik didih 1000C
5. Titik beku 00C
C. Fungsi
Sebagai pelarut dalam menentukan waktu pengosongan tangka
(MSDS, 2013, “MSDS Water”)
II.2.2 Natrium Klorida
A. Sifat kimia
1. Rumus molekul NaCl
2. Berat molekul 58,44 gr/mol
3. Stabil
4. Tidak korosif
5. Tidak mudah terbakar
B. Sifat fisika
1. Fase padat
2. Berwarna putih
3. Tidak berbau
4. Titik didih 14610C
5. Titik beku 8010C

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 10


EFFLUX TIME

C. Fungsi
Sebagai bahan dalam menentukan waktu pengosongan tangki
(MSDS, 2013, “MSDS Sodium Chloride”)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 11


EFFLUX TIME

II.3 Diagram alir

Larutan garam gosok hingga lewat jenuh

Masukkan ke piknometer untuk menentukan densitas larutan garam

Hitung viskositas dengan viskometer ostwald

Masukkan larutan garam ke tangki

Ukur ketinggian larutan garam

Ukur diameter pipa dan panjang pipa pada masing-masing tangki

Kran yang ada pada tangki dibuka sehingga larutan garam keluar dan
tampung di beaker glass

Tutup kran setelah mendapat ΔH sesuai variabel

Ukur volume dari larutan garam yang ditampung pada setiap


penurunannya

Catat hasil waktu percobaan pada tabel pengamatan

Ulangi percobaan menggunakan air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 12


EFFLUX TIME

II.4 Hipotesa
Semakin besar diameter pipa maka waktu pengosongan tangka akan
semakin cepat. Semakin panjang pipa maka waktu pengosongan tangka akan
semakin lama. Semakin tinggi perbedaan tinggi (ΔH) maka semakin banyak
waktu yang dibutuhkan. Jika waktu pengosongan sebenarnya mendekati
pengosongan teoritis, maka factor koreksinya mendekatu 1 menunjukkan
bahwa persen kesalahannya kecil.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 13


EFFLUX TIME

BAB III
PELAKSANAAN PAKTIKUM
III.1 BAHAN
1. Aquadest
2. Garam

III.2 ALAT
1. Rangkaian alat efflux 7. Viscometer Ostwald
time 8. Neraca analitik
2. Gelas ukur 9. Stopwatch
3. Ember 10. Piknometer
4. Beaker glass 11. Kaca arloji
5. Bola hisap 12. Spatula
6. Penggaris

III.3 GAMBAR ALAT

penggaris Viskometer ostwald Gelas ukur

stopwatch
Neraca analitik piknometer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 14


EFFLUX TIME

Beaker glass ember Bola hisap

Kaca arloji
spatula

III.4 RANGKAIAN ALAT

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 15


EFFLUX TIME

III.5 PROSEDUR
1. Larutkan garam gosok hingga lewat jenuh
2. Masukan ke piknometer larutan garam untuk menentukan densitasnya.
3. Lalu hitung viskositasnya menggunakan viscometer Osiwald.
4. Masukan larutan garam ke dalam tangki,
5. ukur ketinggian larutan garam
6. ukur diameter pipa dan panjang pipa pada masing-masing pada tangki.
7. Kran yang ditangki dibuka sehingga larutan garam dapat keluar dan
ditampung dengan beaker glass.
8. Tutup kran setelah mendapatkan beda ketinggian sesuai variable
9. Setelah itu ukur volume dari larutan garam yang ditampug pada setiap
penurunannya sesuai dengan variable selisih ketinggian
10. Catat hasil percobaan waktu pada table pengamatan
11. Ulangi percobaan dengan menggunakan air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 16


EFFLUX TIME

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan Diameter Tangki, Panjang Pipa, dan Diameter Pipa

Ukuran Tangki I (cm) Tangki II (cm) Tangki III (cm)


Diameter tangki 29,4 29,5 29
Panjang pipa 44,5 42 59,5
Diameter pipa 0,9 1,9 0,8

Tabel 2. Pengamatan pada Tangki I

Air Garam
ΔH (cm)
t (s) v (cm3) t (s) v (cm3)
1,4 14,9 949,93164 16 949,93164
2,4 16,3 1628,45424 22,3 1628,45424
3,4 27,3 2306,97684 36,4 2306,97684
4,4 36,4 2985,49944 45,6 2985,49944
5,4 43,7 3664,02204 55,4 3664,02204

Tabel 3. Pengamatan pada Tangki II

Air Garam
ΔH (cm) 3
t (s) v (cm ) t (s) v (cm3)
1,4 2 956,40475 2,7 956,40475
2,4 3,9 1639,551 3,6 1639,551
3,4 4,8 2322,69725 5,6 2322,69725
4,4 6,2 3005,8435 6,5 3005,8435
5,4 7,3 3688,98975 7,1 3688,98975

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 17


EFFLUX TIME

Tabel 4. Pengamatan pada Tangki III

Air Garam
ΔH (cm)
t (s) v (cm3) t (s) v (cm3)
1,4 14,9 924,259 13,7 924,259
2,4 21,7 1584,444 22,4 1584,444
3,4 32 2244,629 30,4 2244,629
4,4 46,7 2904,814 40,2 2904,814
5,4 59,8 3564,999 67,2 3564,999

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 18


EFFLUX TIME

IV.2 Tabel Perhitungan


Tabel 5. Perhitungan Air pada Tangki I
ΔH Q C t teori
A (cm2) Nre f z (cm) η
(cm) (ml/s) (s/cm3/7) (s)
1,4 63,7538 0,63585 8939,07 0,03254 8,25235 0,04593 7,70973 1,93262
2,4 99,9052 0,63585 14007,9 0,02908 18,1122 0,04652 13,3113 1,22452
3,4 84,5046 0,63585 11848,6 0,03033 13,5124 0,05008 18,5132 1,47462
4,4 82,0192 0,63585 11500,1 0,03055 12,8246 0,05218 23,8262 1,52773
5,4 83,8449 0,63585 11756,1 0,03039 13,3283 0,05356 29,0823 1,50263

Tabel 6. Perhitungan Larutan Garam pada Tangki I


ΔH Q C t teori
A (cm2) Nre f z η
(cm) (ml/s) (s/cm3/7) (s)
1,4 59,3707 0,63585 3798,06 0,0403 8,86427 0,05191 8,71251 1,83644
2,4 73,0249 0,63585 4671,54 0,03827 12,734 0,05443 15,5723 1,43203
3,4 63,3785 0,63585 4054,44 0,03965 9,93778 0,05837 23,5279 1,5471
4,4 65,4715 0,63585 4188,34 0,03933 10,5192 0,06028 31,2706 1,45824
5,4 66,1376 0,63585 4230,95 0,03923 10,7072 0,06198 32,865 1,68569

Tabel 7. Perhitungan Air pada Tangki II


ΔH Q c t teori
A (cm2) Nre f z η
(cm) (ml/s) (s/cm3/7) (s)
1,4 478,202 2,83385 31760,5 0,0237 7,61157 0,02422 0,44803 4,46401
2,4 420,398 2,83385 27921,3 0,02448 6,07518 0,02664 0,76346 5,1083
3,4 483,895 2,83385 32138,6 0,02363 7,77085 0,02744 1,07522 4,46421
4,4 484,813 2,83385 32199,5 0,02362 7,79667 0,02846 1,3834 4,4817
5,4 505,341 2,83385 33562,9 0,02338 8,38352 0,02914 1,68813 4,32431

Tabel 8. Perhitungan Larutan Garam pada Tangki II


ΔH Q c t teori
A (cm2) Nre f z η
(cm) (ml/s) (s/cm3/7) (s)
1,4 354,224 2,83385 10733,9 0,03108 5,47759 0,02827 0,52313 5,16124
2,4 455,431 2,83385 13800,7 0,02919 8,50339 0,02946 0,89144 4,0384
3,4 414,767 2,83385 12568,5 0,02988 7,21956 0,03138 1,25545 4,46054
4,4 462,437 2,83385 14013 0,02908 8,73365 0,03206 1,6153 4,02402
5,4 519,576 2,83385 15744,4 0,02825 10,7087 0,03246 1,97111 3,60203

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 19


EFFLUX TIME

Tabel 9. Perhitungan Air pada Tangki III

ΔH Q A c t teori
Nre f z η
(cm) (ml/s) (cm2) (s/cm3/7) (s)
1,4 62,0308 0,5024 9784,67 0,03181 18,4029 0,05703 11,3959 1,30749
2,4 73,0159 0,5024 11517,4 0,03054 24,4796 0,06018 21,498 1,00939
3,4 70,1447 0,5024 11064,5 0,03085 22,8199 0,06361 30,3234 1,05529
4,4 62,2016 0,5024 9811,61 0,03179 18,4917 0,06714 39,0738 1,19518
5,4 59,6154 0,5024 9403,66 0,03213 17,1672 0,06956 47,7507 1,25234

Tabel 10. Perhitungan Larutan Garam pada Tangki III


ΔH Q A c t teori
Nre f z η
(cm) (ml/s) (cm2) (s/cm3/7) (s)
1,4 67,4642 0,5024 4855,29 0,0379 25,9359 0,06304 12,5958 1,08767
2,4 70,7341 0,5024 5090,62 0,03746 28,1756 0,06762 21,498 1,04196
3,4 73,8365 0,5024 5313,89 0,03706 30,3736 0,07064 30,3234 1,00253
4,4 72,2591 0,5024 5200,37 0,03726 29,2472 0,07352 39,0738 1,02882
5,4 53,0506 0,5024 3817,97 0,04025 17,0306 0,07912 47,7507 1,40731

IV.3 Grafik
1. Grafik ΔH vs waktu pada air dan larutan garam
A. Air

ΔH vs Waktu pada air


6

5
waktu (detik)

0
0 10 20 30 40 50 60 70
ΔH (cm)
tangki I tangki II tangki III

Grafik 1. ΔH vs waktu pada air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20


EFFLUX TIME

B. Larutan garam

ΔH vs Waktu pada larutan garam


6

4
waktu (detik)

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
ΔH (cm)

tangki I tangki II tangki III

Grafik 2. ΔH vs waktu pada larutan garam

2. Grafik panjang pipa vs waktu pada air dan larutan garam


A. Air

Panjang pipa vs waktu pada air


70
60
waktu (detik)

50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
panjang pipa (cm)

ΔH 1,4 ΔH 2,4 ΔH 3,4 ΔH 4,4 ΔH 5,4

Grafik 3. Panjang pipa vs waktu pada air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 21


EFFLUX TIME

B. Garam

Panjnag pipa vs waktu pada larutan garam


80
70
waktu (detik)

60
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
panjang pipa (cm)

ΔH 1,4 ΔH 2,4 ΔH 3,4 ΔH 4,4 ΔH 5,4

Grafik 4. Panjang pipa vs waktu pada larutan garam

3. Grafik diameter pipa vs waktu pada air dan larutan garam


A. Air

Diameter pipa vs waktu pada air


70
60
waktu (detik)

50
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2
diameter pipa (cm)

ΔH 1,4 ΔH 2,4 ΔH 3,4 ΔH 4,4 ΔH 5,4

Grafik 5. Diameter pipa vs waktu pada air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 22


EFFLUX TIME

B. Garam

Diameter pipa vs waktu pada air


70
60
waktu (detik)

50
40
30
20
10
0
0 0.5 1 1.5 2
diameter pipa (cm)

ΔH 1,4 ΔH 2,4 ΔH 3,4 ΔH 4,4 ΔH 5,4

Grafik 6. Diameter pipa vs waktu pada larutan garam

4. Grafik ΔH vs faktor koreksi pada tangki I, II, dan III


A. Air

ΔH vs Faktor koreksi (Air)


6
5
Faktor koreksi

4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
ΔH (cm)

Tangki I Tangki II Tangki III

Grafik 7.∆H vs faktor koreksi pada air

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 23


EFFLUX TIME

B. Garam

ΔH vs Faktor koreksi (Garam)


6
Faktor koreksi 5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
ΔH (cm)

Tangki I Tangki II Tangki III

Grafik 8.∆H vs faktor koreksi pada garam


IV.4 Pembahasan

Percobaan efflux time menggunakan bahan air dan larutan garam


jenuh. Setelah dilakukan percobaan, didapathasil pengamatan yaitu
densitas air sebesar 0,9906 gr/cm3 dan densitas garam sebesar 1,1751
gr/cm3. Setelah itu dilakukan pengukuran viskositas dengan viscometer
Ostwald.Didapat viskositas air sebesar 0,0089 gr/cm.s dan garam sebesar
0,0232 gr/cm.s. Pada saat percobaan efflux time, untuk pengamatan
waktu sesuai dengan perbedaan ketinggian pada setiap tangki dinyatakan
bahwa semakin besar perbedaan ketinggian bahan dalam tangki maka
semakin lama waktu yang diperoleh.
Hasil percobaan diperoleh data pengamatan berupa waktu
pengosongan tangki sebenarnya (ts). Berdasarkan pada grafik 1 dan
grafik 2 dapat diketahui bahwa pada air maupun larutan garam, semakin
besar selisih penurunan tinggi cairan (∆H) maka waktu pengosongan
tangki sebenarnya semakin lama. Hal tersebut terjadi karena adanya
tekanan hidrostatis dimana semakin tinggi suatu cairan maka tekanannya
semakin besar sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan
cairan di dalam tangki semakin cepat dan begitu pula sebaliknya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 24


EFFLUX TIME

Berdasarkan pada grafik 3 dan grafik 4 dapat diketahu bahwa panjang


pipaberbanding lurus dengan waktu pengosongan tangki. Dalam hal ini
semakin besar panjang pipa maka waktu pengosongan sebenarnya juga
semakin lama. Hal tersebut terjadi karena semakin panjang pipa maka
friksi yang ada akan semakin besar sehingga menghambat waktu
pengosongan cairan sebenarnya. Pada grafik 5 dan 6 dapat diketahui
bahwa panjang pipa berbanding terbalik dengan waktu pengosongan
tangki sebenarnya. Artinya, semakin besar diameter pipa maka waktu
pengosongan sebenarnya (ts) semakin cepat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan dapat diketahui
bahwa jenis aliran pada larutan garam dan air merupakan aliran turbulen.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, densitas
larutan, viskositas, diameter pipa dan kecepatan larutan yang keluar dari
dalam tangki. Semakin besar diameter pipa maka waktu penurunan
cairan akan semakin cepat, artinya debit yang diperoleh akan semakin
besar seiring besarnya diameter pipa.Densitas larutan akan berpengaruh
pada viskositas, dimana hubungan antara densitas dan viskositas adalah
sebanding, semakin besar nilai viskositas dari suatu bahan maka waktu
yang diperlukan dalam mengosongkan tangki dalam perbedaan
ketinggian tertentu akan semakin lama juga.
Tujuan dari percobaan ini untuk menghitung faktor koreksi waktu
pengosongan tangki dari waktu pengosongan sebenarnya terhadap waktu
pengosongan teoritis. Semakin mendekat nilai 1, maka antara data yang
diperoleh dari waktu percobaan dan waktu teori dalam perhitungan
adalah benar. Adapun dalam hasil perhitungan pada tangki I,tangki II,
dan tangki III didapatkan hasil rata-rata untuk faktor koreksi air secara
berturut-turut adalah1,5324; 4,5685; dan 1,1639. Sehingga dalam bahan
air yang mendekati satu adalah tangki III. Sedangkan untuk faktor
koreksi garam secara berturut-turut untuk tangki I,tangki II, dan tangki
IIIsebesar 1,5919; 4,2573; dan 1,1136. Sehingga dalam larutan garam
yang mendekati satu adalah tangki III.Dari percobaan yang telah

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 25


EFFLUX TIME

dilakukan, dapat dikatakan bahwa percobaan ini belum sempurna karena


sebagian besar faktor koreksinya tidak mendekati satu.Hal ini disebabkan
karena adanya asumsi-asumsi seperti tidak adanya vortex, yang
menyebabkan perbedaan antara waktu pengosongan tangki sebenarnya
dan waktu pengosongan tangki secara teoritis.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 26


EFFLUX TIME

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Percobaan efflux time dipengaruhi oleh diameter pipa dan panjang pipa.
Semakin besar diameter dan semakin panjang pipa, maka waktu efflux
yang dibutuhkan semakin lama
2. Berdasarkan hasil percobaan didapatkanhasil rata-rata untuk faktor
koreksi airpada tangki I,tangki II, dan tangki III secara berturut-turut
adalah1,5324; 4,5685; dan 1,1639
3. Berdasarkan hasil percobaan didapatkanhasil rata-rata untuk faktor
koreksi garampada tangki I,tangki II, dan tangki IIIsecara berturut-turut
adalah 1,5919; 4,2573; dan 1,1136

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memahami prosedur percobaan agar tidak terjadi
kesalahan ssaat melakukan praktikum
2. Sebaiknya praktikan harus lebih teliti dalam mengamati tinggi fluida
dalam tangki
3. Sebaiknya praktikan menghilangkan kotoran yang ada pada larutan agar
tidak menyumbat saluran pipa

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 27


EFFLUX TIME

DAFTAR PUSTAKA

Abdinagar, Prasestu. 2010. “Abstruksi”. (Prasestaabdinagar,blogspot.com/


p/abstruksi-tujuan-percobaan-efflux-time.html). Diakses pada tanggal 26
Febuari 2019, pukul 18.06 WIB.
McCabe, Warren L, Johan Smith, dan Peter Harriot. 2014. “Operasi Teknik
Kimia”. Jakarta : Erlangga.
MSDS. 2013. “Sodium Chloride”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal
17November 2018, pukul 08.00 WIB.
MSDS. 2013. “Water”. (www.sciencelab.com). Diakses pada tanggal 14Oktober
2018, pukul 18.53 WIB.
Muhajir, Khairul. 2009. “Karakterisasi Aliran Fluida Gas-Cair Melalui Pipa
Sudden Contraction”. Jurnal Teknologi. 2,177.
Setyawan, Heru. 2013. “Kimia Fisika”. Surabaya : ITS Press.
Sugianti, Nur. 2016. “Efflux Time”. (https://nursugianti1029.blogspot.com/
p/2016/12116/effluxtime/). Diakses pada tanggal 28 Februari 2019, pukul
21.21 WIB.
Tim Dosen OTK1. 2019. “Efflux Time”. Surabaya : UPN “Veteran” Jawa timur.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 28


EFFLUX TIME

APPENDIX

1. Menghitung Densitas (ρ)


Massa Pikno kosong = 16,7188 gram
Massa Pikno isi air = 41,4859gram
Massa pikno isi larutan garam = 46,0980 gram
Volume piknometer = 25 cm3
(41,4859−16,7188) 𝑔𝑟𝑎𝑚
a. Densitas air =
25 𝑐𝑚3
= 0,9906 gr.cm-3
(46,0980 −16,7188) 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. Densitas larutan garam =
10 𝑐𝑚3
= 1,1751gr.cm-3
2. Menghitung Viskositas Garam (μ)
Viskositas air = 0,89 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑖𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒 = 0,0089 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚 𝑠 (Pada literature Mc.Cabe)
t rata-rata air = 2,2 s
t rata-rata larutan garam = 1 s
(𝜌.𝑡)𝑎𝑖𝑟𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
µ (larutan garam) =
(𝜌.𝑡)𝑎𝑖𝑟
𝑥𝜇(air)
(1,1751)(2,2)
= (0,0089) = 0,0232gr.cm-1.s-1
(0,9906)(1)

3. Menghitung Volume larutan dalam tangki


1 1
V = 4 . 𝜋. 𝐷𝑡 2 . ∆𝐻 = 4 . 3,14. (29,4)2 . 1,4 = 949,93164 𝑐𝑚3

4. Menghitung Debit (Q)


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 949,93164 c𝑚3 3
Q= = = 63,7538 𝑐𝑚 ⁄𝑠𝑒𝑐
𝑡 14,9 𝑠𝑒𝑐

5. Menghitung Luas permukaan pipa (A)


1 1
A = 4 . 𝜋. 𝐷𝑝2 = 4 . 3,14. (0,9)2 = 0,63585𝑐𝑚2

6. Menghitung Kecepatan linier


3
𝑄 63,7538𝑐𝑚⁄𝑠𝑒𝑐
v= = = 100,2654 𝑐𝑚⁄𝑠𝑒𝑐
𝐴 0,63585𝑐𝑚2

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 29


EFFLUX TIME

7. Menghitung Nre
𝜌𝑎𝑖𝑟 . 𝐷𝑝 . 𝑉𝑙𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟 (0,9906)( 0,9)(100,2654)
Nre= = = 8939,07
𝜇𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 0.01

8. Menghitung friksi ( turbulen)


4 𝑥 0.0791 4 𝑥 0.0791
𝑓= = 8939,070.25 = 0,03254
𝑅𝑒 0.25

9. Menghitung nilai z ( turbulen)


2
𝑓 𝐿 𝑣 2 0,03254 . 44,5 . 100,2654
𝑧= = = 8,25235𝑐𝑚
2 𝑔 𝐷𝑝 (2 𝑥 980𝑥0,9)
10. Menghitung nilai c
𝑧 4/7 8,252354/7
c= = = 0,04593
𝑣 100,2654

11. Menghitung t teoritis (turbulen)


7𝑐 3⁄ 3⁄
tt =(3𝐷3 ) (𝐷𝑡2 − 𝑎) [(𝐻1 + 𝐿) 7 − (𝐻2 + 𝐿) 7]
𝑝

3 3
7 𝑥 0,04593
=( ) (0.9)2 [(5 + 44,5)7 − (6,4 + 44,5)7 ]
3 𝑥 0,93

=7,70973 s
12. Menghitung Faktor koreksi
𝑡 14,9 s
ɳ = 𝑡𝑠 = 7,70973 𝑠 =1,9326
𝑡

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 30

Anda mungkin juga menyukai