HALOGENASI
13.1 Pendahuluan
Halogenasi adalah reaksi memasukkan satu atau lebih atom halogen ke dalam
senyawa organik yang mempunyai ikatan rangkap. Senyawa yang tergolong
senyawa halogen adalah flourine, chlorine, bromine dan iodine (F, CI 2, Br2, I2).
Kondisi operasi dan prosedur proses halogenasi tergantung pada jenis halogen,
tipe dan struktur senyawa organik sebagai bahan baku. Aplikasi produk halogenasi
adalah produk sebagai turunan dari bromine digunakan untuk industri farmasi dan
zat warna tekstil, Produk turunan dari flourine digunakan sebagai refrigerant dan
aerosol propellants yang memiliki memiliki titid didih rendah dan bersifat stabil.
Halogenasi XIII - 1
H + X2 HX + X dan seterusnya. (13.8)
III. 1/2X2 X (13.9)
X + CH4 HX + CH3 (13.10)
CH3 + X2 CH3 X + X (13.11)
b. Addition Halogenation
I. C2H4 + X2 CH2X CH2X (13.12)
II. 1/2X2 X (13.13)
X + C2H4 CH2CH2X (13.14)
CH2CH2X + X2 CH2X CH2X + X dan seterusnya. (13.15)
FeCl3 Cl
+ 2Cl2
hν CH2Cl
+ 2Cl2 + HCl (13.18)
o
110-120 C
CH3 CH3
+ 2Cl2 + + HCl (13.19)
110-120oC Cl
Cl
b. Klorinasi dengan agent hydrochloric acid
1. Adisi reaction, direct action
HgCl2
HC≡CH + HCl H2C= CHCl (13.20)
2. Substitusi reaction, indirect action
CuCl2 dalam Al2O3
2C2H5OH + HCl + O2 2 C2H5Cl + 2H2O (13.21)
3. Replacement reaction
ZnCl2
2C2H5OH + HCl C2H5Cl + H2O (13.22)
Agent klorinasi yang dapat digunakan adalah sodium hypochlorite (NaOCl dan
CaOCl), phosgene (COCl2) dan benzotrichloride (C2H5CCl3), sulfuryl chloride
(SOCl2), dan phosporus chlorides (PCl3).
c. Brominasi
Adisi : HC = CH + Br2 BrH2C─ CH2Br (13.23)
Replacement : C2H5OH + KBr + H2SO4 C2H5Br + KHSO4 + 2H2O (13.24)
Substitusi :
NaOBr/NaOH Br
OH OH (13.25)
Halogenasi XIII - 2
d. Iodisasi
H2C = CH2 + HI CH2ICH3 (13.26)
CH3 COCH3 + 3KOI CH3 COCI3 + 3KOH (13.27)
CH3 COCI3 + KOH CH3 COOK + CHI3 (13.28)
e. Flourination
katalis
HC≡CH + HF CHF = CH2 (13.29)
katalis
HC≡CH + 2HF CHF2CH3 (13.30)
katalis
R2CClCF2R + HF R2CFCF2R + HCl (13.31)
Halogenasi XIII - 3
Klorinasi metana dilakukan dalam fasa uap, chlorine kering dengan kemurnian
98% dan metana dengan kemurnian 99% dimasukkan dalam reaktor secara
terpisah. Reaksi klorinasi berlangsung pada suhu 370 oC, gas chlorine akan
terkonversi sampai 100% namun metana hanya sebagian terkonversi. Rasio molar
feed chlorine dan metana akan menghasilkan komposisi produk yang berbeda
metil klorida : metilene klorida : kloroform dengan perbandingan 20:53:27 atau
40:48:12, terbentuk juga karbon tetra klorida dalam jumlah sedikit. Produk hasil
klorinasi dari reaktor primer didinginkan dalam pemindah panas tubular dan
dialirkan ke absorber utama dimana sebagian besar produk klorinasi metana
diabsorbsi oleh campuran kloroform dan karbon tetra klorida bersuhu dingin. Gas
HCl sebagai produk samping discrubbing dengan menggunakan asam muriatic
encer sehingga menghasilkan larutan asam klorida 30-32%. Asam klorida
kemudian dipekatkan dan dikeringkan kemudian dikembalikan ke reaktor primer.
Liquid yang terabsorpsi akan dialirkan kolom fraksionasi untuk mendapatkan
produk metil klorida dan metilen klorida. Jika diinginkan produk berupa
kloroform dan karbon tetra klorida maka sebagian produk liquid dialirkan ke
dalam photoreaktor sekunder A dimana gas chlorine ditambahkan sampai reaksi
klorinasi selesai.
Halogenasi XIII - 4
Gambar 13.1 Diagram Alir Klorinasi metana (Groggins,1958)
Halogenasi XIII - 5
Gambar 13.2 Diagram alir sintesis vinil klorida
berbahan baku etilene (Groggins,1958)
Etilen dan gas chlorine bereaksi dalam fasaliquid membentuk etilene diklorida.
Etilene diklorida dicampurkan dengan 6% larutan natrium hidroksida dengan
perbandingan molar 2 : 1 dan selanjutnya dimasukkan dalam reaktor pada suhu
165oC dengan tekanan 150 psig. Dengan waktu tinggal 3 menit, reaksi selesai dan
produk dan diumpankan ke kolom fraksionasi bertekanan untuk memisahkan vinil
klorida. Monomer vinil klorida dikondensasis ebagai produk atas dari kolom
fraksionasi. Produk bawah diumpankan pada kolom kedua dimana azeotrope air-
etilene klorida dihasilkan sebagai produk atas dan etilene klorida klorida
dipisahkan untuk direcycle. Produk samping dari proses ini dihasilkan sedikit
etilen glikol, acetylene dan acetaldehid.
Vinil klorida dapat pula diproduksi secara termal. Etilene klorida divaporisasi
pada tekanan 50 psig dan masuk dialirkan ke pengering untuk menghilangkan
trace air. Selanjutnya diumpankan ke stainless-steel cracking furnace dengan
Halogenasi XIII - 6
design tubular pada suhu 480-510oC. Sekitar 50% etilen klorida akan dipecahkan
dan produk berupa gas didinginkan tiba-tiba melalui kontak langsung dengan
aliran sirkulasi etilene klorida dingin. Gas dari pendingin tiba-tiba (quencher)
dialirkan ke permukaan kondenser dan yang tidak terkondensasi discrubbing
menggunakan air sehingga dihasilkan asam muriatic. Produk liquid dari quencher,
kemudian difraksionasi untuk menghasilkan monomer vinil klorida sebagai
produk atas dan produk bawahnya adalah etilene klorida yang akan direcycle ke
reaktor cracker.
Gas hidrogen klorida kering dan asetilene dicampurkan, dengan 5-10% excess
hidrogen klorida dan diumpankan ke dalam reaktor tubular berupa packed bed
yang berisi katalis mercuric chloride yang terikat pada pelet karbon aktif. Pada
katalis yang masih baru, suhu reaktor dimulai pada 160 oC dan bertambah perlahan
hingga mencapai 216oC. Gas produk yang keluar dari reaktor terdiri dari vinil
klorida, hidrogen klorida, asetilene dan produk samping etilene klorida dan
qaldehid akan didinginkan dan dialirkan ke kolom stripping dan fraksionasi.
Halogenasi XIII - 7
c. Sintesis senyawa kloroflourokarbon (Freon)
Freon merupakan gas tidak berwarna, titik didih rendah, tidak beracun, tidak
mudah terbakar, tidak mudah berkarat, digunakan sebagai pendingin untuk kulkas,
ac dan deep freeze. Freon diperoleh secara besar-besaran dari bahan baku karbon
berklor melalui proses Flourinasi (Hart, Harold, 1983).
HF HF HF
CCl4 CCl3F CCl2F2 CClF3 (13.38)
SbF5 SbF5 SbF5
Freon 11 Freon 12 Freon 13
(trikloroflourometana) (diklorodiflourometana) (klorotriflourometana)
td 23,7oC td -29,8oC td -18,1oC
HF HF
CHCl3 CHCl2F CHClF2 (13.39)
SbF5 SbF5
Freon 21 Freon 22
(trikloroflourometana) (diklorodiflourometana)
td 9oC td -40,8oC
420-450oC
CHClF2 CF2= CF2 + HCl (13.40)
tetra flouroetilen
nCF2= CF2 (CF2CF2)n (teflon) (13.41)
DAFTAR PUSTAKA
Halogenasi XIII - 8
2. Groggins, P. H., “Unit Processes in Organic Synthesis”, fifth Edition,
International Student Edition, Mc. Graw – Hill Kogakusha, Ltd, 1958.
3. Hart Harold, Terj. Achmadi Suminar, “Kimia Organik, Suatu Kuliah
Singkat”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987.
Halogenasi XIII - 9