Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA II

INDUSTRI AMONIAK

DISUSUN OLEH :

SITI ZHAHIRAH 09220150009

HENY SETIAWATY GALUS 09220150010

IMA SARIMA 09220150019

IKBAL JAFAR 09220150043

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan
Inayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Oleh Karena itu kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas daris emua itu, kami menyadari masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Olehnya itu, kami
perlu kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan makalah makalah
selanjutnya.

Makassar, 22 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............i

DAFTAR ISI..........ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............1
B. Rumusan Masalah............1
C. Tujuan.......1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Amoniak.............3
B. Manfaat Amoniak.........4
C. Sifat-sifat amoniak...4
D. Sifat Fisis dan Kimia .......6
E. Proses pembuatan amoniak......6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............15
B. Saran...............15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ammonia pertama kali ditemukan oleh Bangsa Romawi dalam bentuk yang
sekarang kita sebut garam ammonia. Mereka menemukan senyawa ini di dekat kuil
tempat mereka beribadah yang bernama Kuil Jupiter Ammun. Karena itulah meraka
menyebut senyawa itu sal ammoniacus atau hammoniacus sal.Garam ammonia ini
menjadi sangat penting bagi para alkimiawan muslim pada abad ke-8. Kimiawan Persia,
Jabir ibn Hayyan, yang pertama kali menyebutkannya. Selanjutnya, senyawa ini juga
banyak digunakan oleh para Alkimiawan Eropa pada abad ke-13 dan yang pertama
kali menyebutkannya adalah Albertus Magnus. Dan pada abad ke-15, Bacilius
Valentinus menunjukkan bahwa ammonia bisa didapatkan dengan memberikan
perlakuan alkali pada garam ammonia.
Barulah pada tahun 1774, Joseph Priestly untuk pertama kalinya memisahkan
ammonia dari senyawa garamnya. Dan rumus kimianya dipastikan setelah 11 tahun
kemudian, yakni pada tahun 1785, oleh Claude-Louis Berthollet.Kimiawaan Inggris,
Sir William Ramsay dan Sydney Young, pada tahun 1884 mencoba mempelajari
penguraian ammonia pada suhu sekitar 800oC. Mereka menemukan bahwa dalam
setiap proses penguraian selalu tersisa sejumlah tertentu ammonia yang tidak ikut
terurai. Dengan kata lain, reaksi antara ammonia dengan unsur- unsur penyusunnya
(hidrogen dan nitrogen) telah mencapai keadaan setimbang.
Selanjutnya, pada tahun 1904 Fritz Haber mencoba mengulangi percobaan
Kimiawan Inggris tersebut untuk menentukan di titik mana kesetimbangan tercapai
bila dilakukan percobaan pada suhu mendekati
1000oC. Ia mencoba beberapa pendekatan, mereaksikan hydrogen murni dengan
nitrogen murni, dan memulai dengan ammonia murni serta menggunakan besi sebagai
katalis. Setelah menentukan titik kesetimbangannya, Haber kemudian mencoba katalis
yang berbeda dan menemukan nikel bisa digunakan juga sebagai katalis (dengan
efektifitas yang sama dengan besi), bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi.
Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang
semakin meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber menemukan
proses yang murah dan efisien untuk menghasilkan ammonia dan mengubahnya
menjadi nitrat. Dan pada tahun
1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan nitrat dari Chili ke Jerman benar-
benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman berusaha menerapkan teknik-teknik
Haber pada skala besar. Oleh karena itulah, Haber dianggap sangat berjasa bagi
kemanusiaan.Karena kegunaannya yang sangat banyak, ammonia hingga kini terus
menerus diproduksi untuk
berbagai kepentingan, di antaranya pupuk pertanian, industri kain, industri karet,
produksi soda abu, metalurgi, dan pembersih rumah tangga. Dan pada tahun 2004,
produksi ammonia di seluruh dunia tercatat mencapai 109 juta metrik ton.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa deskripsi dari amoniak ?
- Apa saja kegunaan amoniak ?
- apa manfaat amoniak ?
- Bagaimana proses pembuatan amoniak ?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui deskripsi amoniak
- Untuk mengetahui kegunaan amoniak
- Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan dan pengamanannya
- Untuk mengetahui proses pembuatan amoniak
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ammonia

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia
sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikatmemberikan batas 15
menit bagi kontak dengan amonia dalam gasberkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam
untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS
diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan
beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari
3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh
Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri
pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch,
seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia
adalah :

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105

Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat.


Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia
mendidih di suhu -33 C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi
atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi
sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap.
"Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air.
Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baum. Produk larutan
komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat
baum (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 C). Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia. Amonia
umumnya bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam
yang amat lemah (pKa = 9.25).Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.

Amonia juga digunakan dalam pembuatan bermacam-macam monomer yang


mengandung nitrogen untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, dan busa
poliutretan. Amonia juga digunakan dalam industri farmasi, macam-macam bahan
organik, anorganik, detergen dan larutan pembersih, pupuk, dan bahan peledak (TNT
atau trinitrotoluena). Titik didih gas NH 3 lebih tinggi daripada titik didih nitrogen dan
hidrogen.

2.2 Manfaat Amoniak


1. Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzuramonium =
amoniumsulfat).
2. Untuk membua tsenyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, ammonium klorida,
amoniumnitrat.
3. Untuk membuat hidrazin
4. Dalam pabrikes, ammonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena
ammonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan efek
pembekuan
5. Indikator Universal :Campuran ammonia juga dapat digunakan sebagai indikator
universal untuk menguji gas yang berbeda-beda yang memerlukan indikator universal
untuk mengetahui keberadaan gas tersebut.
6. Desin fektan: Ammonia kadang-kadang ditambahkan pada air minum bersama dengan
klorin menjadi chloroamine sebagai desinfektan. Chloroamin tidak bersenyawa dengan
material organik yang berasaldari carcinogenic halomethanes misalnyachloroform.
7. Bahan Bakar : Ammonia cair digunakan sebagai bahan bakar padaroket. Walaupun
tidak sebaik bahan bakar yang lain, ammonia tidak meniggalkan sisa pada mesin roket
dan juga mempunyai massa jenis yang sama dengan zat pengoksidasi, oksigen cair.
8. Rokok :Pada tahun 1960, perusahaan rokok misalnya Brown & Williamson dan Philip
Morris mulai menggunakan ammonia padarokok. Bahana ditif ammonia digunakan
untuk menambah mempertinggi aliran nikotin menuju aliran darah, sehingga efek dari
nikotin bertambah tanpa menambahkan dungan nikotin dalam rokok.

2.3 Sifat-sifat Amonia


Gas amoniak lebih ringan dibanding dengan udara, gas tidak berwarna, iritan, dapat
meledak dan terbakar pada kondisi tertentu, mudah larut dalam air dengan reaksi
eksotermis. Kontak dengan gas ammonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan bahkan kematian, karenaAmoniak digolongkan sebagai bahan
beracun jika terhirup. Amoniak dikenal dengan baunya yang spesifik.Amoniak dikenal
dengan baunya yang spesifik yang mempunyai sifat-sifat fisis sebagai berikut :

Titik leleh : -77,7oC

Titik didih : -33,4oC


Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4oC)

Kelarutan dalam air : 31g/100g (25oC)

Beratjenis : 0.682 (-33,4oC)

Berat jenisuap : 0.6 (udara=1)

Suhukritis : 133oC

Berat Molekul : 17.03

Dasar teori pembuatan ammonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukanoleh Fritz Haber
(1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan ammonia
untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia
juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis ammonia adalah :

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC :Kp = 6,2105

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi


kekanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi
tersebut berlangsung sangat lambat pada suhur endah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun.
Dipihak lain, karena reaksi kekanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi
rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO,
CaO, dan K2O.

Reaksi tekanan pada pembuatan ammonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm
lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat
lambat .Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas. Titik
didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperature & tekanan kritiknya 133 oC&
1657 psi. Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH3(g) pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04.
Pada proses sintesis pada suhu 700-1000oF, akan dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol.
Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400- 600oC, dengan tekanan 150-300
atm.

2.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk


a. Sifat Fisis dan Kimia Produk Utama Amonia :
- Rumus molekul : NH3
- Berat molekul : 17.03 g/mol
- Temperatur kritis : 132.40 C
- Tekanan kritis : 111.3 atm
- Titik didih : 33.15 C
- Titik leleh : -77.7 C
- Spesific gravity pada acuan udara : 0.5971
- Kelarutan dalam air dingin (0 C) : 89.9/100
- Kelarutan dalam air panas (100 C) : 7.4/100
- Viskositas (25 C) : 13.35 Cp b.
b. Sifat Kimia :
Reaksi amonisasi
Missal pada senyawa halogen

NH3 + HX NH4+ + X-
Amonia mengalami disosiasi mulai pertama kali pada 400-500C, pada
tekanan 1 atm
Oksidasi pada suhu yang tinggi dari NH3 akan menghasilkan N2 + H2O

2NH3 + 2 KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2O + N2

2.5 Proses Pembuatan Amoniak


Pada proses pembuatan Amonia (NH3) menggunakan proses Haber. Gas
natural (metana, CH4) bereaksi dengan uap panas untuk memproduksi karbon
dioksida dan gas hidrogen (H2) dalam proses dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen
lantas direaksikan dalam proses Haber untuk memproduksi amonia.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan
reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan
tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu
500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan
mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar
500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur
dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm
lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan sangat
lambat . Amonia punya berat molekul 17.03. Amonia ditekanan atmosfer fasanya gas.
Titik didih Amonia -33.35 oC, titik bekunya -77.7 oC, temperatur & tekanan
kritiknya 133 oC & 1657 psi. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan suhu 400-
600oC, dengan tekanan 150-300 atm. Konversi reaksi 10-
40 % dengan perbandingan mol ratio N2dan H2 adalah 1:3 dengan fase reaksi gas.
Kondisi optimum pembuatan amonia (NH3) dapat digambarkan pada tabel berikut :

1. Jumlah molKondisi
Tabel pereaksi lebih Pembuatan NH3
Optimum
besar dibanding dengan
No Faktor Katalis Reaksi
tidak
jumlah :produk.
N2(g) + 3H
molmenggeser 2(g) 2NH3kekanan,
kesetimbangan (g) Kondisi Optimum
Fe dengan
tetapi H= -92.22
mempercepat kJ
2.
4. Tekanan
Katalis 2.
1. Memperbesar tekananlaju reaksi secara
Reaksi bersifat eksoterm 150-300 atm
campuran
keseluruhan
akan menggeser
1. Pengaruh 2.
Suhu Suhu rendah
katalis
kesetimbangan
akan menggeser
pada sistem kesetimbangan
kekanan.
kesetimbangan
adalah dapat mempercepat o
Kekanan. Al2400-600
O3KOH C
3. terjadinya
Konsentrasireaksi Pengambilan
kekanan
3. Kendala atauTekanan
kekiri,
NH3 keadaan
secara
sistemteruskesetimbangan
dibatasi akan tercapai- lebih
menerusolehakan
cepat tetapi katalis3. Kendala:Reaksi
tidak
menggeser mengubah
kemampuan
berjalan
jumlah
kesetimbangan
lambat
kesetimbangan
kearah
alat dan faktor kanan
keselamatan. dari dan garam yang
spesies-spesies
lainnya.
bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan
kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat
tercapai suatu produk.
Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :

1). Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di
unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit.
Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka
gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas
alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.Jalannya
proses melalui tahapan berikut :

a. Sejumlah H2S dalam feed gas diserap di Desulfurization Sponge Iron


dengan sponge iron sebagai media penyerap. Persamaan Reaksi :

Fe2O3.6H2O + H2S Fe2S3 6 H2O + 3 H2O

b. CO2 Removal Pretreatment Section


Feed Gas dari Sponge Iron dialirkan ke unit CO2 Removal Pretreatment
Section Untuk memisahkan CO2 dengan menggunakan larutan Benfield sebagai
penyerap. Unit ini terdiri atas CO2 absorber tower, stripper tower dan benfield
system.

c. ZnO Desulfurizer
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan sulfur organik yang terkandung
dalam feed gas dengan cara mengubahnya terlebih dahulu mejadi Hydrogen
Sulfida dan mereaksikannya dengan ZnO. Persamaan Reaksi :
H2S + ZnO ZnS + H2O

2). Reforming Unit


Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa
gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
- Hidrogen
- Nitrogen
- Karbon Dioksida
Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk
dipisahkan gas karbon dioksidanya.

Tahap-tahap reforming unit adalah :


a. Primary Reformer
Seksi ini bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa secara
ekonomis melalui dapur reformer dengan tube-tube berisi katalis nikel sebagai
media kontak feed gas dan steam
b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4 yang
cukup tinggi, yaitu 12 13 %, sehingga akan diubah menjadi H2 pada unit ini
dengan perantaraan katalis nikel pada temperature 1002,5 oC. Persamaan
Reaksi :

CH4 + H2O 3 H2 + CO

Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan sebesar
0.34 % mol dry basis. Karena diperlukan N2 untuk reaksi pembentukan Ammonia
maka melalui media compressor dimasukkan udara pada unit ini. Persamaan
Reaksi :

2H2 + O2 2H2O
CO + O2 2CO2

3). Purifikasi & Methanasi


Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan
dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan dikirim
sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas
proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena
itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator.

Tahap-tahap proses Purification dan methanasi adalah sebagai berikut :


a. High Temperature Shift Converter (HTS)
Setelah mengalami reaksi pembentukan H2 di Primary dan Secondary
Reformer maka gas proses didinginkan hingga temperature 371 oC untuk
merubah CO menjadi CO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

CO + H2O CO2 + H2

Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3,5 % mol dry basis dengan
temperature gas outlet 432 oC- 437 oC.
b. Low Temperature Shift Converter (LTS)
Tidak semua CO dapat dikonversi menjadi CO2 di HTS, maka reaksi
tersebut disempurnakan di LTS setelah sebelumnya gas proses didinginkan
hingga temperature 210 oC. Diharapkan kadar CO dalam gas proses adalah
sebesar 0,3 % mol dry basis.
c. CO2 Removal
CO2 dapat mengakibatkan degradasi di Ammonia Converter dan
merupakan racun maka senyawa ini harus dipisahkan dari gas synthesa melalui
unit CO2removal yang terdiri atas unit absorber, striper serta benfield system
sebagai media penyerap. System penyerapan di dalam CO2 absorber ini
berlangsung secara counter current, yaitu gas synthesa dari bagian bawah
absorber dan larutan benfield dari bagian atasnya. Gas synthesa yang telah
dipisahkan CO2-nya akan keluar dari puncak absorber, sedangkan larutan
benfield yang kaya CO2 akan diregenerasi di unit
CO2 stripper dan dikembalikan ke CO2 absorber. Sedangkan CO2 yang
dipisahkan digunakan sebagai bahan baku di pabrik urea. Adapun reaksi
penyerapan yang terjadi

K2CO3 + H2O + CO2 2KHCO3

d. Methanasi

Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih


mengandung CO2 dan CO relative kecil, yakni sekitar 0,3 % mol dry basis yang
selanjutnya akan diubah menjadi methane di methanator pada temperature sekitar
316 oC.

Persamaan Reaksi :

CO + 3H2 CH4 + H2O

CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O

(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen :
nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan
oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk
ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.Tahap-tahap poses Synthesa loop dan
Amonik Refrigerant adalah :

a. Synthesis Loop

Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 3 : 1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan
dipisahkan kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke
Ammonia Converter dengan katalis promoted iron. Persamaan Reaksi :

3H2 + N2 2NH3

Kandungan Ammonia yang keluar dari Ammonia Converter adalah sebesar


12,05-17,2 % mol.
b. Ammonia Refrigerant
Ammonia cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung
sejumlah tertentu gas-gas terlarut. Gas-gas inert ini akan dipisahkan di seksi
Ammonia Refrigerant yang berfungsi untuk Mem-flash ammonia cair berulang-
ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk
melepaskan gas-gas terlarut, sebagai bagian yang integral dari refrigeration, chiller
mengambil panas dari gas synthesa untuk mendapatkan pemisahan produksi
ammonia dari Loop Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang
berbeda di setiap tingkat refrigeration.
Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon
dioksida digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
BAB VI
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan
sangat mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya digunakan dalam refrigerator dan
dalampembuatan pupuk, bahan peledak, plastik, serta bahan-bahan kimia lainnya.
Selian itu, amonia juga digunakan sebagai pelarut. Amonia dapat dibuat dengan
mereaksikan gas nitrogen (N2) dengan gas hodrogen (H2) melalui proses reaksi
eksoterm, yang dapatmembentuk keseimbangan sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H = -92,2Kj

Dalam industri, amonia dibuat dengan dengan mencampur gas N2 yang


diperoleh melalui udara dan gas H2 yang diperoleh dari reaksi antara gas metana dan
air. Campuran gas N2 dan H2 dengan perbandingan N2 : H2 = 3 : 1 tersebut kemudian
dialirkan melalui pompa bertekanan tinggi (250 atm) ke dalam tabung pemurnian gas.
Dalam tabung inilah kemudian diperoleh gas N2 dan H2 murni yang dialirkan ke dalam
reaktor katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk
menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus dilakukan pada
suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi akan berlangsung lambat.
Oleh
karena itu, untuk mengimbanginya, maka reaksi dalam pembuatan amonia dilakukan
pada suhu tinggi (sekitar 500C) dan tekanan yang tinggi (200 400 atm). Suhu dan
tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung cepat dan
amonia yang dihasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).
Amonia yang dihasilkan dalam proses industri berupa amonia cair. Hal ini
karena campuran gas H2, N2 dan NH3 dialirkan melalui kondensor. Karena NH3
mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding H2 dan N2, maka NH3 akan segera
mencair dan ditampung dalan bejana tertentu, sedangkan gas H2 dan N2 didaur ulang
kembali untuk menghasilkan amonia pada proses berikutnya. Mekanisme produksi
amonia yang telah diuraikan di atas pada mulanya dikembangkan oleh dua orang ahli
kimia Jerman, Fritz Haber (1868-1934) dan Karl Bosch (1874-1940), sehingga proses
pembuatan amonia tersebut dikenal dengan proses Haber-Bosch.
3.2 Saran
Dari keseluruhan makalah ini penulis menyadari, bahwa dalam penulisan
makalah senyawa amoniak ini, masih banyak kekurangan yang ada maka kami
sebagai penulis mengharapkan saran dan kritikan dari para pembaca agar kami dapat
menyempurnaan makalah berikutnya atau masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Budianto. (n.d.). budhii. Retrieved 09 27, 2015, from


http://www.budhii.web.id/2014/11/pembuatan-amonia-dengan-proses-haber-bosch.html
Firhadj, Z. (n.d.). zulfikar-firhadj. Retrieved 09 27, 2015, from http://zulfikar-
firhadj.blogspot.co.id/2012/03/reaksi-kesetimbangan-dalam-industri.html
Hidayat, R. (n.d.). Rahmatzoom. Retrieved 09 27, 2015, from
http://rahmatzoom.blogspot.co.id/2012/11/pembuatan-amonia-dengan-proses-haber_15.html
Palembang, P. P. (n.d.). pusri. Retrieved 09 27, 2015, from http://www.pusri.co.id/ina/amonia-
proses-produksi-amonia/
Usman, Z. (n.d.). zainusman6. Retrieved 09 27, 2015, from
http://zainiusman6.blogspot.co.id/2012/01/amonia.html

Anda mungkin juga menyukai