Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM

KONTAKTOR GAS CAIR

Oleh:

KELOMPOK 12 (DUA BELAS)


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
MUHAMMAD FATHAN GHAVARI A.A 2009066008
MUHAMMAD ARYA ABDILLAH 2009066022
SITI FATIMAH AZZAHRA 2009066031
JULIYANTI 2009066033

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia banyak industri yang menggunakan proses desorbsi solut dari fasa
cair (stripping), Distilasi, reaksi yang menggunakan beberapa rangkaian alat
atau unit di dalam perencanaan proses Teknik Kimia. Reaktor 2 fasa gas-cair
adalah contoh reaktor polifasa yang paling sederhana. Disebut polifasa karena
reaktor tersebut terdiri dari 2 fasa yang dapat dibedakan secara jelas, termasuk
fasa-fasa yang tidak saling melarut. Pada umumnya operasi/proses industri
kimia berlangsung dengan kehadiran banyak fasa pada saat yang sama.

Reaktor 2 fasa gas cair sering disebut reaktor bergelembung (bubble reactor)
yang dapat beraliran searah (co current) atau berlawanan arah (counter current).
Perbedaan antara aliran dua fasa dalam reaktor ini dengan aliran dispersi
padatan seperti sedimentasi, pertukaran ion, dan sebagainya adalah
kemungkinan berubahnya ukuran gelembung gas sepanjang aliran dan juga
adanya liquid hold up yang tertahan didalam kolom jejal. Praktikum Modul
Kontaktor Gas Cair ini baru akan membahas sifat-sifat hidrodinamika dari aliran
dua fasa.

Dalam skala industri, membran kontaktor cair-gas merupakan teknologi


membran yang mengintegrasikan proses absorbsi dalam bidang
pemisahan/separasi antara aliran cair dan aliran gas dengan menggunakan suatu
larutan absorben sebagai media selektifnya. Aplikasi membran kontaktor cair-
gas terutama dibidang pemisahan gas CO2. Namun, optimisasi teknologi
membran kontaktor untuk skala besar atau industri masih belum dapat
dilakukan. Pada praktek di lapangan, stabilitas jangka panjang dari keseluruhan
sistem membran sangatlah krusial dari sudut pandang ekonomi. Berbagai
komponen gas seperti NOx, SOx, dan H2S banyak terdapat di dalam aliran gas.
Gas-gas ini sangat mudah bercampur dan menimbulkan efek yang merugikan
pada proses absorbsi CO2. Selain itu, gas yang mengalir melalui corong atau
pipa biasanya memiliki temperatur di atas 100 oC, sehingga dibutuhkan membran
yang tahan akan panas.

Oleh karena itu, pada kontaktor gas cair kali ini digunakan kolom jejal (packed
column) dari bahan gelas dengan isian packing jenis raschig ring homogen
dengan menggunakan reaktor relembung (bubble reactor) dengan dua aliran
yaitu aliran searah (co current) dan juga aliran berlawanan arah (counter
current) dengan mengatur antara debit aliran cairan dan gas serta tekanan.
.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui perbedaan aliran co current dan aliran counter current
b. Untuk mengetahui pengaruh bukaan valve pada aliran udara dan air terhadap
debit aliran.
c. Untuk mengetahui harga liquid hold up dari beberapa skala percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaktor 2 fasa gas-cair adalah contoh reaktor polifasa yang paling sederhana.
Disebut polifasa karena reaktor tersebut terdiri dari 2 fasa yang dapat dibedakan
secara jelas, termasuk fasa-fasa yang tidak saling melarut. Pada umumnya
operasi/proses indusrtri kimia berlangsung dengan kehadiran banyak fasa pada saat
yang sama. Reaktor 2 fasa gas cair sering disebut reaktor bergelembung (bubble
reactor) yang dapat beraliran searah atau berlawanan arah. Perbedaan antara aliran
dua fasa dalam reaktor ini dengan aliran dispersi padatan seperti sedimentasi,
pertukaran ion, dan sebagainya adalah kemungkinan berubahnya ukuran gelembung
gas sepanjang aliran. Praktikum Modul Kontaktor Gas Cair ini baru akan membahas
sifat-sifat hidrodinamika dari aliran dua fasa (Efrem & Enrico, 2005).

Hal baru dalam reaktor multifasa yang tidak pernah terjadi dalam reaktor homogen
adalah distribusi ruang fasa-fasa yang terdiri dari gelembung, tetesan, film,
lemberan, dan sebagainya. Distribusi ini terjadi karena gaya-gaya yang berperan,
morfologi kolom, debit masing-masing fasa, dan sifat fluida yang bersangkutan.
Berbagai jenis aliran yang dapat terjadi dalam aliran gas-cair searah ke atas dalam
suatu kolom ditunjukkan pada Gambar 1 (Efrem & Enrico, 2005).

Gambar 2.1 Deformasi Fasa dalam Aliran pada Kontaktor Gas-Cair


Aliran co-current adalah aliran di mana kedua aliran fluida memasuki peralatan
dalam arah yang sama sedangkan untuk aliran counter-current aliran masuk pada
ujung peralatan yang berlawanan. Dalam teknik kimia sebagian besar operasi
bersifat kontra-arus karena, perpindahan massa atau perpindahan panas akan
maksimum dalam aliran lawan-arus. Aliran arus bersama lebih disukai dalam kasus
perpindahan panas yang jarang di mana perpindahan panas yang cepat diperlukan.
(Efrem & Enrico, 2005)

Banyak bahan proses kimia dan zat biologis terbentuk sebagai campuran dari
berbagai komponen yang berada pada fase gas, cair, maupun padat. Untuk
memisahkan atau mengeluarkan satu atau lebih komponen dari campuran awalnya,
zat itu harus dikontakkan dengan fase yang berbeda. Kedua fase harus berkontak
secara rapat dengan satu sama lain agar zat terlarutnya dapat berdifusi antara satu
sama lain. Kedua fase biasanya hanya agak bercampur satu sama lain. Dua fase
dapat berupa gas-cair, gas-padat, cair-cair, atau cair-padat. Selama kontak antara
kedua fase komponen dari campuran awal terdistribusi diantara kedua fase. Kedua
fase kemudian dipisahkan dengan metode fisika sederhana. Dengan menentukan fase
dan kondisi yang sesuai, satu fase akan bertambah dan fase yang lain akan berkurang
satu atau lebih komponennya (Geankoplis, 1993).

Adsorpsi adalah suatu proses dimana satu atau lebih komponen pada sebuah cairan
atau uap gas di adsorbs pada permukaan atau pada pori-pori adsorbent padat dan
pemisahan pun terjadi. Contonya seperti pembersihan bahan organik dari air yang
tercemar, pemisahan parafin dari aromatik, dan pembersihan solven dari air
(Geankoplis, 1993).

Berbagai metode proses dapat digunakan untuk pemisahan adsorbsi. Dua fase seperti
gas-cair dan cair-cair dapat dicampurkan dalam sebuah wadah kemudian dipisahkan.
Yang demikian adalah untuk single-stage process. Sering kali kedua fase
dicampurkan di satu tahap, dipisahkan kemudian dikontakkan lagi dalam multilple-
stage process. Kedua metode ini dapat dilakukan secara batch maupun secara
continuous (Geankoplis, 1993).
Untuk memprediksi konsentrasi dari solut pada setiap fase ketika setimbang, data
kesetimbangan eksperimental harus tersedia. Jika kedua fase tidak setimbang, laju
perpindahan masa sama dengan gaya penggerak, yang merupakan penyimpangan
dari kesetimbangan. Pada semua kasus mengenai kesetimbangan, kedua fase terlibat,
baik itu gas-cair maupun cair-cair. Variabel penting yang mempengaruhi
kesetimbangan sebuah solute adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi (Geankoplis,
1993).

Kesetimbangan antara dua fase pada kondisi tertentu terbatas oleh aturan fase:

F=C−P+2………………………………..….(2.1)

Dimana P adalah jumLah fase pada kesetimbangan, C adalah jumLah komponen


total pada kedua fase Ketika tidak ada reaksi kimia yang terjadi, dan F adalah
jumLah dari derajat kebebasan dalam system (Geankoplis, 1993).

Aturan fase tidak menunjukkan tekanan parsial p A pada kesetimbangan dengan x A


diketahui. Nilai dari p A harus ditentukan secara eksperimental. Kedua fase tentu saja
dapat berupa gas-cair maupun cair-padat, dsb. Contoh, kesetimbangan distribusi
asam asetat antara fase cair dan fase isopropyl eter telah ditentukan secara
eksperimental untuk berbagai kondisi. Untuk menggambarkan perolehan data
eksperimental gas-cair, system S O2 -udara-air akan kita gunakan. SejumLah gas S O2 ,
udara, dan air dimasukkan kedalam wadah tertutup dan dikocok secara berulang kali
pada suhu tertentu sehingga kesetimbangan tercapai. Sampel dari gas dan cair
dianalisa untuk menentukan tekanan parsial p A S O2 dalam atm dan dalam gas dan
fraksi mol x A pada cair (Smith, 2016).

Sering kali hubungan kesetimbangan antara p A pada fase gas dan x A dapat
digambarkan dengan rumus Henry’s law pada konsentrasi rendah.
p A =H x A ……………………………………...(2.2)
Diamana H adalah konstanta Henry dalam atm/fraksi mol untuk sistem yang
ditentukan (Smith, 2016).
Unit operasi distilasi adalah sebuah metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen larutan cair, yang bergantung pada distribusi dari berbagai komponen
antara fase uap dan fase cair. Semua komponen tersedia pada kedua fase. Fase uap
terjadi dari fase cair yang diuapkan pada titik didih (Smith, 2016).

Persyaratan mendasar dari pemisahan komponen melalui distilasi adalah


kesetimbangan terjadi pada titik didih air. Distilasi berhubungan dengan larutan yang
semua komponennya mudah menguap, seperti larutan ammonia-air atau ethanol-air,
dimana kedua komponen akan berada dalam fase uap. Namun dalam penguapan
larutan air garam, air menguap tetapi garam tidak (Geankoplis, 1993).
Pada pelaksanaannya, distilasi dapat dilaksanakan dengan dua metode. Metode
pertama berdasarkan produksi uap dengan mendidihkan cairan campuran untuk
dipisah dan mengembunkan uapnya dengan menghindari adanya cairan yang masuk
kedalam campuran. Maka tidak ada aliran kembali. Metode kedua berdasar pada
kembalinya Sebagian kondensat kedalam campuran dalam suatu kondisi yang
menyebabkan cairan yang kembali ini bersentuhan dengan gas yang naik ke
condenser. Kedua proses tersebut dapat dilakukan secara continuous maupun batch
(Mc Cabe, 1993).

Membran umumnya dianggap sebagai lapisan selektif yang dapat melewatkan


beberapa komponen yang diinginkan di dalam umpan dan merejeksi komponen yang
tidak diinginkan. Konsep “tradisional” ini berdasarkan pemisahan membran secara
molekular seperti mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, reverse osmosis,
pervaporasi, dan separasi gas. Sementara pada membran kontaktor, tidak
memisahkan komponen akibat adanya selektivitas dari membran, dan menggunakan
mikropori membran untuk menjaga kontak antara dua fasa. Konsep pemisahan ini
didasarkan pada pemisahan gas cair pada kolom absorber-desorber yang sudah
banyak digunakan dalam industri. Di dalam membran kontaktor, proses separasi
terintegrasi dengan operasi ekstraksi atau absorpsi dengan tujuan untuk
memanfaatkan keunggulan dari masing-masing proses. Berdasarkan gaya dorong
yang digunakan, membran kontaktor termasuk ke dalam golongan concentration
driven membrane atau proses berbasis membran yang memanfaatkan perbedaan
konsentrasi untuk mendorong terjadinya proses perpindahan melewati membran (Mc
Cabe, 1993).
Meskipun kolom packing dan kontaktor lainnya telah banyak dimanfaatkan dalam
industri, teknologi ini masih mempunyai banyak kekurangan, terutama adanya
dispersi antara dua fasa cairan yang menyebabkan terjadinya unloading,
terbentuknya emulsi dan pembusaan. Kekurangan ini bisa diatasi dengan
menggunakan kontak non-dispersif melalui membran berpori. Hal ini dapat terjadi
dengan melewatkan fluida pada sisi yang berlawanan dari membran. Permukaan
(interface) fluida/fluida terbentuk pada mulut pori membran, dan perpindahan massa
akan terjadi melalui difusi pada permukaan fluida di dalam pori membran (Mc Cabe,
1993).

Dalam sistem aliran nyata, pola aliran adalah perantara dari dua ekstrem aliran plug
dan perilaku backmixed (CSTR). Model dispersi sering digunakan untuk
menggambarkan perilaku aliran sistem nyata yang tidak menyimpang secara drastis
dari aliran sumbat. Telah diketahui bahwa pola aliran fase cair dalam kolom
terkemas tidak menyimpang secara drastis dari aliran sumbat dan oleh karena itu
model dispersi telah banyak digunakan untuk menggambarkannya (Carberry dan
Bretton, 1958; Sater dan Levenspiel, 1966; van Swaaij et al., 1961; Bennett dan
Goodridge, 1970; Kan dan Greenfield, 1983; Schubert er al. 1986).

Penampungan cairan dalam kolom yang dikemas terdiri dari dua wilayah utama
(Shulman et al., 1955; Hoogendoorn dan Lips, 1965; Kan dan Greenfield, 1983):
a) Penampung cairan yang bergerak relatif cepat atau dinamis, hd yang
memperhitungkan transfer zat terlarut utama
b) Penahanan cairan yang relatif stagnan atau statis, hs yang bertukar massa
dengan fase cair dinamis di sekitarnya melalui proses difusi tipe konvektif.
Proporsi relatif hd dan hs penting bagi perancang karena memberikan tingkat
penahanan cairan yang efektif untuk perpindahan massa.
Dari uraian di atas jelas bahwa deskripsi lengkap aliran fase cair dalam kolom yang
dikemas membutuhkan pengetahuan tentang:
a. Total dynamic dan static liquid holdup, ht hd dan hs masing-masing
b. Efek dispersi (Kushalkar & Pangarkar, 2001)
Perbedaan mendasar antara metode tracer dan metode pengeringan adalah bahwa
dalam percobaan tracer hidrodinamika kolom tidak terganggu seperti pada metode
pengeringan. Kedua, metode draming mengukur cairan yang tetap terperangkap
dalam celah dan sambungan pengepakan serta cairan yang tertahan pada pengepakan
karena gaya permukaan. Di bawah kondisi irigasi sebagian besar cairan yang terakhir
ini mungkin mulai bergerak, sehingga mengurangi penahanan statis. Metode
penurunan bertahap dapat membedakan antara dua bagian cair ini dan karena itu
paling cocok untuk tujuan ini. Bennett dan Goodridge (1970) dan Schubert et al.
(1986) diperoleh karakteristik dispersi aksial fase cair bersama dengan h d dan hs
dalam kolom yang dikemas menggunakan metode penurunan langkah. Para pekerja
ini bagaimanapun. menggunakan kemasan yang berukuran relatif kecil (<0,0095 m)
(cincin Raschig, pelana Berl) dalam kolom yang sangat kecil (diameter <0,075 m).
Ukuran kemasan nominal terendah yang digunakan industri adalah 0,025 m.
Selanjutnya, kemasan yang sangat terbuka seperti cincin Pall digunakan di pabrik
modern daripada cincin Raschig tertutup. Mengingat hal ini, diinginkan untuk
memperoleh karakteristik yang disebutkan di atas dengan menggunakan cincin Pall
logam (MPR). Sebagai perbandingan dengan Shulman et al., data juga diperoleh
untuk cincin Raschig keramik (CRR) 0,025-m (Kushalkar & Pangarkar, 2001).

Berbagai model telah digunakan untuk menggambarkan ketidakidealan aliran dalam


kolom yang dikemas. Model sel pencampuran mendalilkan aliran melalui sejumLah
sel campuran sempurna secara seri. Aliran antara dua sel berurutan diasumsikan
seperti piston. Model ini hanya memiliki satu parameter, yaitu jumLah sel yang
tercampur sempurna (Sater dan Levenspiel, 1966). Kekurangan dari model ini adalah
jauh dari kenyataan dan tidak merepresentasikan gambaran fisik dari aliran di tempat
tidur yang dikemas. Model dua parameter yang lebih realistis adalah model
pertukaran piston (PE), yang mengasumsikan aliran piston melalui penahanan
dinamis dan pertukaran dengan penahanan statis. Ada sejumLah variasi model PE.
Semua versi ini disebut model crossflow (Kushalkar & Pangarkar, 2001).

Dalam serangkaian artikel Patwardhan (1978, 1979, 1980, 1981) mengusulkan


model aliran silang yang diperluas dimana pertukaran antara penahanan statis dan
dinamis digambarkan oleh transportasi tipe konvektif. Dia menerapkan model ini ke
berbagai kasus perpindahan massa dengan reaksi kimia untuk mengevaluasi secara
matematis efektivitas penahanan statis dalam perpindahan massa dibandingkan
dengan penahanan dinamis, dan secara elegan memunculkan penerapan model aliran
silang yang diperluas bahkan untuk kinetika dan reaksi orde kedua di mana gas
transfer fase adalah pengontrol laju. Seperti semua model aliran silang lainnya,
model ini juga mengasumsikan aliran piston dalam penahanan dinamis. Dari
pembahasan sebelumnya, terbukti bahwa penahan statis adalah bagian dari penahan
total yang mencapai keseimbangan dinamis dengan lingkungannya dan bertukar
massa dengan penahan dinamis melalui proses tipe konvektif. Deskripsi ini dengan
tepat mendefinisikan static hold up dan koeksistensinya dengan dynamic hold up
dari sudut pandang perpindahan massa (Kushalkar & Pangarkar, 2001).

Packed coloumm dibuat dari logam, keramik dan plastik; sebagian besar aplikasi
distilasi menggunakan kemasan logam. Kemasan keramik cenderung memberikan
masalah kerusakan dalam pelayanan. Mereka digunakan dalam layanan korosif.
Beberapa plastik dapat mentolerir suhu yang ditemui dalam distilasi. Ada tiga
kelompok pengepakan: pengepakan acak, terstruktur, dan kotak. Pengepakan acak
adalah yang tradisional dan berbagai jenis non-eksklusif tersedia; pengemasan acak
berkinerja tinggi yang lebih baru telah dikembangkan, tetapi semuanya bersifat
eksklusif. Kemasan terstruktur adalah yang terbaru dan sebagian besar bersifat
eksklusif. Kemasan grid umumnya tidak digunakan untuk distilasi, karena efisiensi
yang buruk, tetapi dapat berguna dalam layanan pengotoran. (Coulson &
Richardson, 2005).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Rangkaian Alat Kontaktor gas cair
b. Gelas Ukur 1000 mL
c. Penggaris
d. Kompressor gas
e. Stopwatch
f. Termometer

3.1.2 Bahan
a. Aquadest
b. Udara

3.2 Rangkaian Alat

Flowmeter Cairan
Keluaran Gas

Keterangan:
ByPass Cairan
Co-Current:

Counter Current:

Masukkan Gas

Pengukuran Bilang
Tekanan Kolom

Drainase

Tangki Cairan Pump

Gambar 3.1 Rangkaian alat Kontaktor Gas Cair


3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur mengukur dimensi kolom dan packing
1. Disiapkan penggaris untuk mengukur dimensi kolom dan packing
2. Diukur tinggi kolom dan diameter kolom menggunakan penggaris dan dicatat
hasilnya
3. Diukur panjang packing dan diameter packing menggunakan penggaris dan
dicatat hasilnya

3.3.2 Prosedur Kerja Co-current


1. Disiapkan rangkaian alat kontaktor gas cair
2. Diatur semua bukaan valve untuk prosedur co-current pada jalur cairan
3. Diisi tangki cairan dengan aquadest secukupnya (kira-kira 2/3 volume
tangki).
4. Dihidupkan pompa cairan dan kompressor
5. Ditunggu kompressor hingga udara penuh dalam kompressor
6. Diatur debit aliran cairan menjadi 1,8 dan 3 LPM hingga air memenuhi
kolom. Biarkan sistem beroperasi hingga mencapai keadaan tunak
(pembacaan manometer tidak naik-turun atau konstan)
7. Setelah aliran konstan dibuka aliran udara secara perlahan dan diatur debit
aliran udara menjadi 3, 4, dan 5 LPM. Biarkan sistem beroperasi hingga
kedua aliran menjadi tunak
8. Dihitung waktu operasi saat kedua aliran tunak selama 60 detik kemudian
diukur dan dicatat perbedaan tinggi manometer
9. Ditutup semua aliran cairan dan udara yang menuju kolom secara
bersamaan, hingga tersisa liquid hold up di dalam kolom
10. Diletakkan gelas ukur dibawah valve drainase sebagai tempat untuk
menampung liquid hold up
11. Dibuka valve drainase dan diukur volume liquid hold up
12. Dicatat hasil pengukuran volume liquid hold up

3.3.3 Prosedur Kerja Counter Current


1. Disiapkan rangkaian alat kontaktor gas cair
2. Diatur semua bukaan valve untuk prosedur countercurrent pada jalur cairan
3. Diisi tangki cairan dengan aquadest secukupnya (kira-kira 2/3 volume
tangki).
4. Dihidupkan pompa cairan dan kompressor
5. Ditunggu udara dalam kompressor penuh
6. Diatur debit aliran cairan menjadi 1,8 dan 3 LPM hingga air memenuhi
kolom. Biarkan sistem beroperasi hingga mencapai keadaan tunak
(pembacaan manometer tidak naik-turun)
7. Setelah aliran konstan dibuka aliran udara secara perlahan dan diatur debit
aliran udara menjadi 3, 4, dan 5 LPM. Biarkan sistem beroperasi hingga
kedua aliran menjadi tunak
8. Dihitung waktu operasi saat kedua aliran tunak selama 60 detik kemudian
diukur dan dicatat perbedaan tinggi manometer
9. Ditutup semua aliran cairan dan udara yang menuju kolom secara
bersamaan, hingga tersisa liquid hold up di dalam kolom
10. Diletakkan gelas ukur dibawah valve drainase sebagai tempat untuk
menampung liquid hold up
11. Dibuka valve drainase dan diukur volume liquid hold up
12. Dicatat hasil pengukuran volume liquid hold up
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


ρG : 1,0755 kg/m3
ρL : 996 kg/m3
g : 9,8 m/s2
µ : 0,000899 kg/ms
Suhu aquadest : 28 °C

Dimensi Kolom
Tinggi Kolom (L) : 102 cm
Diameter Inside (DI) : 6,5 cm
Diameter Outside (DO) : 7 cm

Dimensi Packing
Panjang Packing (LP) : 1 cm
Diameter Inside Packing (DPI) : 0,8 cm
Diameter Outside Packing(DPO) : 1 cm

Tabel 4.1 Data pengamatan prosedur Co-current


Debit
Debit Gas, QG
No Cairan, QL ∆h (cm) Liquid hold up (mL)
(LPM)
(LPM)
1 1,8 3 5,7 2470
2 1.8 4 5,7 2330
3 1,8 5 5,8 2230
4 3 3 6 2370
5 3 4 6,2 2320
6 3 5 6,2 2320
Tabel 4.2 Data pengamatan prosedur Counter Current
Debit
Debit Gas, QG
No Cairan, QL ∆h (cm) Liquid hold up (mL)
(LPM)
(LPM)
1 1,8 3 4,7 1720
2 1.8 4 4,5 1590
3 1,8 5 4,1 1360
4 3 3 3,9 1160
5 3 4 3 1280
6 3 5 3,7 1260

4.2 Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 4.3 Hasil perhitungan fluks massa gas co-current
Debit Gas, QG Fluks Massa Gas
No
(m3/s) (kg/ms2)

1 5,0,E-05 0,016213772
2 6,7,E-05 0,021629171
3 8,3,E-05 0,027012143
4 5,0,E-05 0,016213772
5 6,7,E-05 0,021629171
6 8,3,E-05 0,027012143

Tabel 4.4 Hasil perhitungan fluks massa gas counter current


Debit Gas, QG Fluks Massa Gas
No
(m3/s) (kg/ms2)

1 5,0,E-05 0,016213772

2 6,7,E-05 0,021629171

3 8,3,E-05 0,027012143

4 5,0,E-05 0,016213772

5 6,7,E-05 0,021629171

6 8,3,E-05 0,027012143
Tabel 4.5 Hasil perhitungan fluks massa cairan co-current
Debit cairan, QL Fluks Massa cairan
No
(m3/s) (kg/ms2)

1 3,0,E-05 9,009158407

2 3,0,E-05 9,009158407

3 3,0,E-05 9,009158407

4 5,0,E-05 15,01526401

5 5,0,E-05 15,01526401

6 5,0,E-05 15,01526401

Tabel 4.6 Hasil perhitungan fluks massa cairan counter current


Debit cairan, QL Fluks Massa cairan
No
(m3/s) (kg/ms2)

1 3,0,E-05 9,009158407

2 3,0,E-05 9,009158407

3 3,0,E-05 9,009158407

4 5,0,E-05 15,01526401

5 5,0,E-05 15,01526401

6 5,0,E-05 15,01526401

Tabel 4.7 Hasil perhitungan perbedaan tekanan co-current


Fluks Massa cairan
No ∆h (cm)
(kg/ms2)
1 0,057 556,3656

2 0,057 556,3656

3 0,058 566,1264

4 0,06 585,6480

5 0,062 605,1696

6 0,062 605,1696
Tabel 4.8 Hasil perhitungan perbedaan tekanan counter current
Fluks Massa cairan
No ∆h (cm)
(kg/ms2)
1 0,047 458,7576

2 0,045 439,236

3 0,041 400,1928

4 0,039 380,6712

5 0,03 292,824

6 0,037 361,1496

Tabel 4.9 Hasil perhitungan liquid hold up co-current


Liquid hold up
No %HU Co-current
(m3)
1 2,470,E-03 73,01%

2 2,330,E-03 68,87%

3 2,230,E-03 65,92%

4 2,370,E-03 70,06%

5 2,320,E-03 68,58%

6 2,320,E-03 68,58%

Tabel 4.10 Hasil perhitungan liquid hold up counter current


Liquid hold up
No %HU Counter Current
(m3)
1 1,720,E-03 50,84%

2 1,590,E-03 47,00%

3 1,360,E-03 40,20%

4 1,160,E-03 34,29%

5 1,280,E-03 37,84%

6 1,260,E-03 37,25%
Tabel 4.11 Hasil perhitungan kecepatan superfisial co-current
Debit cairan, QG Kecepatan superfisial
No
(m3/s) (VO)

1 3,0,E-05 9,05,E-03

2 3,0,E-05 9,05,E-03

3 3,0,E-05 9,05,E-03

4 5,0,E-05 1,51,E-02

5 5,0,E-05 1,51,E-02

6 5,0,E-05 1,51,E-02

Tabel 4.12 Hasil perhitungan kecepatan superfisial counter current


Debit cairan, QG Kecepatan superfisial
No
(m3/s) (VO)

1 3,0,E-05 9,05,E-03

2 3,0,E-05 9,05,E-03

3 3,0,E-05 9,05,E-03

4 5,0,E-05 1,51,E-02

5 5,0,E-05 1,51,E-02

6 5,0,E-05 1,51,E-02

Tabel 4.13 Hasil perhitungan nilai hb dengan permodelan burke-plummer co-current


Debit Gas,
No QG X Y hb
(LPM)
1 3 11,19107 545,4565 144,3

2 4 11,19107 545,4565 240,5

3 5 11,19107 555,0259 192,4

4 3 31,08631 574,1647 144,3

5 4 31,08631 593,3035 240,5

6 5 31,08631 593,3035 192,4


Burke-Plummer Co-Current
600
590 f(x) = 2.40495019510242
1.92396015608194 x + 518.542499999999
533.494705882353
3
580
Linear (3)
570 f(x) = 1.44297011706146 x + 529.308088235294 4
Linear (4)
560 5
550 Linear (5)

540
530
520
5 10 15 20 25 30 35
Gambar 4.1 Grafik burke-plummer co-current

Tabel 4.14 Hasil perhitungan nilai hb dengan permodelan burke-plummer counter


current
Debit Gas, QG
No X Y hb
(LPM)
1 3 11,19107 449,7624 -384,79

2 4 11,19107 430,6235 -721,49

3 5 11,19107 392,3459 -192,4

4 3 31,08631 373,2071 -384,79

5 4 31,08631 287,0824 -721,49

6 5 31,08631 354,0682 -192,4


Burke-Plummer Counter Current
500
450
f(x) = − 3.84792031216388 x + 492.824705882354
400 f(x) = − 7.21485058530722 x + 511.365441176471 3
350 f(x) = − 1.92396015608189 x + 413.877058823529 Linear (3)
4
300
Linear (4)
250 5
200 Linear (5)
150
100
50
0
5 10 15 20 25 30 35
Gambar 4.2 Grafik burke-plummer counter current

Tabel 4.14 Hasil perhitungan nilai hk dengan permodelan blake-kozeny co-current


Debit Gas, QG
No X Y hk
(LPM)
1 3 4,02,E-02 545,46 11,265

2 4 4,02,E-02 545,46 18,774

3 5 4,02,E-02 555,03 15,02

4 3 6,70,E-02 574,16 11,265

5 4 6,70,E-02 593,30 18,774

6 5 6,70,E-02 593,30 15,02


Blake-Kozeny Co-current
600.00
590.00 f(x) = 1785.24098936689
1428.19279149351 x + 473.68588235294
497.609411764705
3
580.00 Linear (3)
570.00 f(x) = 1071.14459362013 x + 502.394117647058 4
Linear (4)
560.00 5
550.00 Linear (5)

540.00
530.00
520.00
3.00E-02. 4.00E-02. 5.00E-02. 6.00E-02. 7.00E-02.
Gambar 4.3 Grafik blake-kozeny co-current

Tabel 4.15 Hasil perhitungan nilai hk dengan permodelan blake-kozeny counter current
Debit Gas, QG
No X Y hk
(LPM)
1 3 4,02,E-02 449,76 -30,039

2 4 4,02,E-02 430,62 -56,323

3 5 4,02,E-02 392,35 -15,02

4 3 6,70,E-02 373,21 -30,039

5 4 6,70,E-02 287,08 -56,323

6 5 6,70,E-02 354,07 -15,02

Blake-Kozeny Counter Current


500.00
450.00
f(x) = − 2856.38558298702 x + 564.595294117649
400.00 f(x) = − 5355.72296810062 x + 645.935294117648 3
350.00 f(x) = − 1428.19279149347 x + 449.762352941175 Linear (3)
4
300.00
Linear (4)
250.00 5
200.00 Linear (5)
150.00
100.00
50.00
0.00
3.00E-02. 4.00E-02. 5.00E-02. 6.00E-02. 7.00E-02.
Gambar 4.4 Grafik blake-kozeny counter current
Tabel 4.16 Hasil perhitungan nilai α dan β co-current
Debit
No Cairan, QL X Y nilai α nilai β
(LPM)
1 1,8 -23,53050116 -1,2462

2 1,8 -21,27540378 -1,2462 0,062373484 0,0018

3 1,8 -19,53629084 -1,2386

4 3 -39,21750194 -1,2239

5 3 -35,45900629 -1,2096 0,073265581 0,0022

6 3 -32,56048473 -1,2096

Gambar 4.5 Grafik nilai α dan β co-current

Tabel 4.17 Hasil perhitungan nilai α dan β counter current


Debit Cairan, QL
No X Y nilai α nilai β
(LPM)
1 1,8 -23,53050116 -1,3299

2 1,8 -21,27540378 -1,3488 0,021488198 -0,0145

3 1,8 -19,53629084 -1,3892

4 3 -39,21750194 -1,4110 0,023670095 -0,0047


5 3 -35,45900629 -1,5249
6 3 -32,56048473 -1,4338

nilai α dan β Counter Current


-1.2000
-45 -40 -35 -30 -25 -20 -15
-1.2500
-1.3000 1,8
f(x) = − 0.0145368738670926 Linear (1,8)
-1.3500x − 1.66777533718523
Log ∆P

3
-1.4000 Linear (3)
-1.4500
f(x) = − 0.00473426803089377 x − 1.62579564578203
-1.5000
-1.5500
L log 10 (G^2/ᵨ)

Gambar 4.6 Grafik nilai α dan β counter current

4.2 Pembahasan
Pada praktikum Kontaktor Gas Cair (KGC) ini, dilakukan percobaan dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan debit cairan, debit gas, perbedaan tekanan, liquid hold
up, serta untuk mengetahui nilai konstanta burke plummer dan blake kozeny. Dan
juga, tujuan lain dari percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dari
percobaan praktikum kontaktor gas cair. Dalam percoban kontaktor gas cair ini
dipakai dua aliran yaitu co-current dan counter current. Co-current sendiri
merupakan aliran yang searah sedangkan counter current ialah aliran yang
berlawanan arah.

Untuk mengetahui tujuan itu dilakukan percobaan kontaktor gas cair dengan
menentukan tinggi ∆h dan jumLah liquid hold up pada aliran co-current dan counter
current dengan beberapa percobaan yaitu percobaan pertama pada aliran co-current
dengan memasukkan air dengan jumLah debit cairan 1,8 LPM dengan debit gas 3
LPM. Untuk percobaan kedua dan ketiga co-current jumLah debit cairan sama
sedangkan jumLah debit gas berbeda yaitu pada percobaan kedua dan ketiga co-
current jumLah debit gas yaitu 4 LPM dan 5 LPM Untuk percobaan keempat sampai
keenam pada aliran co-current jumLah debit cairan yaitu 3 LPM sedangkan jumLah
debit gas 3,4,dan 5 LPM. Setelah itu akan terlihat manometer tinggi ∆h pada setiap
percobaan yaitu pada percobaan pertama sampai dengan percobaan ketiga aliran co-
current tinggi ∆h adalah 5,7 cm, 5,7 cm, dan 5,8 cm sedangkan pada percobaan
keempat sampai keenam aliran co-current tinggi ∆h adalah 6 cm, 6,2 cm, dan 6,2
cm. Adapun jumLah cairan yang tertahan dalam kolom atau liquid hold up pada
percobaan pertama sampai ketiga aliran co-current sebanyak 2470 mL, 2330 mL,
dan 2230 mL, sedangkan pada percobaan keempat sampai keenam aliran co-current
sebanyak 2370 mL, 2320 mL, dan 2320 mL.

Selanjutnya, dilakukan percobaan kontaktor gas cair pada aliran counter current.
Sama halnya dengan aliran co-current, percobaan counter current juga dilakukan
dalam beberapa percobaan yaitu percobaan pertama sampai dengan percoban ketiga
pada aliran counter current dengan memasukkan air dengan jumLah debit cairan 1,8
LPM dengan debit gas 3 LPM. Dan juga, sama halnya dengan co-current jumLah
debit gas berbeda pada percobaan kedua dan ketiga counter current yaitu 4 LPM dan
5 LPM. Untuk percobaan keempat sampai keenam pada aliran counter current
jumlah debit cairan yaitu 3 LPM sedangkan jumlah debit gas 3,4, dan 5 LPM.
Setelah itu akan terlihat manometer tinggi ∆h pada setiap percobaan yaitu pada
percobaan pertama sampai dengan percobaan ketiga aliran counter current tinggi ∆h
adalah 4,7 cm, 4,5 cm, dan 4,1 cm sedangkan pada percobaan keempat sampai
keenam aliran counter current tinggi ∆h adalah 3,9 cm, 3 cm, dan 3,7 cm. Adapun
jumlah cairan yang tertahan dalam kolom atau liquid hold up pada percobaan
pertama sampai ketiga aliran counter current sebanyak 1720 mL, 1590 mL, dan 1360
mL, sedangkan pada percobaan keempat sampai keenam aliran counter current
sebanyak 1160 mL, 1280mL, dan 1260 mL.

Untuk menentukan nilai konstanta dilakukan beberapa perhitungan yaitu menghitung


luas penampang, volume kolom, volume packing, volume pori packing, porositas,
fluks massa gas, fluks massa cairan, perbedaan tekanan, hold up cairan, kecepatan
superfisial, menghitung nilai hb dan hk menggunakan persamaan Burke-Plummer
dan Blake Kozeny, serta menghitung nilai α dan β. Untuk luas penampang pada
diameter inside 6,5 cm atau 0,065 m diperoleh hasil 0,003316625 m 3. Selanjutnya
pada volume kolom dengan luas penampang yang sudah diperoleh dan dengan tinggi
kolom 102 cm atau 1.02 m diperoleh hasil 0,003382958 m 3. Selanjutnya pada
volume packing dengan diameter packing outside 1 cm dan panjang packing 1 cm
diperoleh hasil 0,000000785 m3. Lalu kemudian, pada volume pori packing dengan
diameter packing inside dan panjang packing diperoleh 0,0000002034 m3.
Kemudian, menghitung porositas dengan volume packing dan volume pori yang
sudah diperoleh maka hasil yang diperoleh untuk porositas adalah 0,64. Selanjutnya
menentukan fluks massa gas dengan densitas gas (ρG) 1,0755 kg/m3 dan debit gas
yang telah diubah satuannya dari LPM menjadi m 3/s dan dengan luas penampang
yang sudah diperoleh maka hasil yang diperoleh untuk fluks massa gas pada setiap
percobaan dapat dilihat pada tabel 4.3 untuk co-current dan tabel 4.4 untuk counter
current. Kemudian menentukan fluks massa cairan dengan densitas cairan (ρL) 996
kg/m3 dan debit cairan yang telah diubah satuannya dari LPM menjadi m3/s dan
dengan luas penampang yang sudah diperoleh maka hasil yang diperoleh untuk fluks
massa gas pada setiap percobaan dapat dilihat pada tabel 4.5 untuk aliran co-current
dan tabel 4.6 untuk aliran counter current. Selanjutnya menghitung perbedaan
tekanan dengan densitas cairan (ρL) 996 kg/m3, percepatan gravitasi 9,8 m/s2, dan
debit cairan yang sudah diubah dari LPM menjadi m 3/s diperoleh hasil pada tabel 4.7
untuk aliran co-current dan tabel 4.8 untuk aliran counter current. Selanjutnya
menghitung hold up cairan dengan liquid hold up yang telah diubah dari mL menjadi
m3 diperoleh hasil pada tabel 4.9 untuk aliran co-current dan tabel 4.10 untuk aliran
counter current. Kemudian, menghitung kecepatan supefisial dengan debit cairan
yang sudah diubah dari LPM menjadi m3/s dan luas penampang yang sudah
diperoleh maka hasil yang diperoleh untuk kecepatan superfisial terdapat pada tabel
4.11 untuk aliran co-current dan tabel 4.12 untuk aliran counter current. Selanjutnya
menentukan nilai hb dan nilai hk dengan persamaan Burke-Plummer dan Blake
Kozeny, pertama menghitung nilai x dan y unuk aliran co-current dan counter
current. Untuk menentukan nilai x dalam persamaan burke-plummer digunakan
rumus dan untuk menentukan nilai y co-current adalah dengan membagi hasil
perbedaan tekanan dengan diameter outside kolom, untuk menentukn nilai y counter
current sama dengan menentukan nilai y co-current, maka dengan itu diperoleh hasil
yaitu pada tabel 4.13 untuk aliran co-current dan 4.14 untuk counter current. Untuk
melihat nilai hb ialah dengan membuat grafik sesuai dengan nilai x dan y yang telah
diperoleh maka akan didapatkan nilai hb yang terdapat pada grafik tersebut. Untuk
menentukan nilai x dalam persamaan Burke-Plummer digunakan rumus dan untuk
menentukan nilai y co-current adalah dengan membagi hasil perbedaan tekanan
dengan diameter outside kolom, untuk menentukn nilai y counter current sama
dengan menentukan nilai y co-current, maka dengan itu diperoleh hasil yaitu pada
tabel 4.15 untuk aliran co-current dan 4.15 untuk counter current. Untuk melihat
nilai hb ialah dengan membuat grafik sesuai dengan nilai x dan y yang telah
diperoleh maka akan didapatkan nilai hb yang terdapat pada grafik tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum Kontaktor Gas Cair yang telah dilaksanakan dapat
diambil kesimpulan bahwa :
a. Perbedaan aliran co current (searah) dan aliran counter current (berlawanan
arah) yaitu terletak ada arah aliran cairannya. Jika aliran co current cairan
masuk kedalam kolom jejal dari bawah kolom searah dengan aliran udara.
Sedangkan jika aliran counter current cairan masuk kedalam kolom jejal dari
atas kolom berlawaan arah dengan aliran udara.
b. Pengaruh bukaan valve pada aliran udara dan air terhadap debit aliran yaitu
semakin besar bukaan valve maka debit aliran udara dan aliran air akan semakin
laju. Begitu sebaliknya jika bukaan valve kecil maka debit aliran udara dan
aliran air akan akan semakin lambat juga. Sehingga sangat perlu diperhatikan
terkait bukaan dari valve dikarenakan bukaan valve juga berpengaruh terhadap
perbedaan tekanan.
c. Liquid hold up merupakan fluida yang tertahan didalam reaktor bubble selama
rentang waktu 1 menit reaksi antara udara dan aquadest. Harga liquid hold up
co current dari beberapa skala percobaan yaitu 2470 mL, 2330 mL, 2230 mL,
2370 mL, 2320 mL, dan 2320 mL. Dan harga liquid hold up counter current
dari beberapa skala percobaan yaitu 1720 mL, 1590 mL, 1360 mL, 1160 mL,
1280 mL, dan 1260 mL.

5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan variasi tekanan lebih
dan juga dapat ditentukan untuk variasi maksimum dari debit aliran air dan juga
debit udara, perlu diperhatikan terkait pengaturan bukaan tekanan dari debit
aliran dikarenakan bisa menyebabkan tekanan yang besar didalam reaktor
gelembung, selain itu juga menjadi catatan dari praktikan untuk tetap menjaga
kebersihan dari sekitar set alat kontaktor gas cair agar tidak adanya tumpahan air
di sekitar, serta adanya tambahan jenis kontaktor lain seperti kontaktor membran
agar dapat menambah wawasan dan pengalaman dari praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Coulson, J., & Richardson, J. (2005). Chemical Engineering Design. Chennai, indoa:
Typeset by Laserwords Private Limited.

Efrem, G., & Enrico, D. (2005). Membrane Distillation and Related Operations. UK:
Separation and jurnal Review group.

Kushalkar, K., & Pangarkar, V. (2001). Chemical Engineering Sience. India: Department of
Chemical Technology University of Bombay Matungan, Bombay 400019.

Mc Cabe, W. (1993). Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd. New York: McGraw-
Hill Book Co.

Smith, R. (2016). Chemical process design and integration. UK: A catalogue record for this
book is available from the British Library.

Stanley, M. (1990). Chemical Process Equipment. United States of america: Butterwoerth-


Heinemann.
LAMPIRAN
1. Luas penampang
1
A Kolom = π D I 2
4
1 2
¿ (3,14)(0,065 m)
4
2
¿ 0,003317 m

2. Volume kolom
V Kolom=A Kolom × L
2 2
¿ 0,003317 m × 1,02m
3
¿ 0,003383 m

3. Volume packing
1 2
V Packing = π DPO LP
4
1 2
¿ ( 3,14 ) ( 0,01 m) (0,01 m)
4
3
¿ 0,000000785 m

4. Volume pori packing


1
V Pori= π D PI 2 L P
4
1
¿ ( 3,14 ) ( 0,008 m )2(0,01m)
4
3
¿ 5,024 E−07 m

5. Perhitungan porositas
V Pori
ε= ×100 %
V Packing
3
5,024 E−07 m
ε= 3
× 100 %
0,000000785 m
¿ 0,64

6. Fluks massa gas


ρG ×QG
G=
A Kolom

Co-current Counter Current


3 3
1,0755 kg/m × 5E-05 m /s
 G 1=
0,003317 m2
1,0755 kg/m3 × 5E-05 m3 /s
G 1=
0,003317 m2
2 2
 ¿ 0,016213772 kg/m s=0,016213772 kg/m s

3 3
1,0755 kg/m ×7E-05 m /s
 G 2= 2
0,003317 m
1,0755 kg/m3 ×7E-05 m3 /s
G 2=
0,003317 m2
2 2
 ¿ 0,021629171 kg/m s=0,021629171 kg/m s

3 3
1,0755 kg /m ×8E-05 m /s
 G 3=
0,003317 m2
3 3
1,0755 kg /m ×8E-05 m /s
G 3=
0,003317 m2
2 2
 ¿ 0,027012143 kg /m s=0,027012143 kg /m s

3 3
1,0755 kg /m ×5E-05 m / s
 G4 = 2
0,003317 m
1,0755 kg /m3 ×5E-05 m3 / s
G4 =
0,003317 m2
2 2
 ¿ 0,016213772 kg/m s=0,016213772 kg/m s

3 3
1,0755 kg /m ×7E-05 m /s
 G 5= 2
0,003317 m
3 3
1,0755 kg /m ×7E-05 m /s
G 5=
0,003317 m2
2 2
 ¿ 0,021629171 kg/m s=0,021629171 kg/m s

3 3
1,0755 kg /m ×8E-05 m /s
 G 6= 2
0,003317 m
1,0755 kg /m3 ×8E-05 m3 /s
G 6=
0,003317 m2
 ¿ 0,027012143 kg /m2 s=0,027012143 kg /m2 s

7. Fluks massa cairan
ρ L ×Q L
L=
A Kolom

Co-current Counter Current


3 3 3 3
996 kg /m ×3E-05 m /s 996 kg /m ×3E-05 m /s
 L1 = 2
L1 = 2
0,003317 m 0,003317 m
2 2
 ¿ 9,009158407 kg /m s=9,009158407 kg/m s
996 kg /m3 ×3E-05 m3 /s 996 kg /m3 ×3E-05 m3 /s
 L2 = L2 =
0,003317 m2 0,003317 m2
2 2
 ¿ 9,009158407 kg /m s=9,009158407 kg/m s
3 3 3 3
996 kg /m ×3E-05 m / s 996 kg /m ×3E-05 m / s
 L3 = L3 =
0,003317 m2 0,003317 m2
 ¿ 9,009158407 kg /m2 s=9,009158407 kg/m2 s
996 kg/m3 ×5E-05 m3 /s 996 kg/m3 ×5E-05 m3 /s
 L4 = L4 =
0,003317 m2 0,003317 m2
2 2
 ¿ 15,01526401 kg/m s=15,01526401kg /m s
996 kg /m3 ×5E-05 m3 /s 996 kg /m3 ×5E-05 m3 /s
 L5 = L5 =
0,003317 m2 0,003317 m2
 ¿ 15,01526401 kg/m2 s=15,01526401kg /m2 s
996 kg /m3 ×5E-05 m3 / s 996 kg /m3 ×5E-05 m3 / s
 L6 = 2
L6 = 2
0,003317 m 0,003317 m
2 2
 ¿ 15,01526401 kg/m s=15,01526401kg /m s

8. Perbedaan tekanan
∆ P=ρL × g ×∆ h
Co-current

∆ P1=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,057 m
2
¿ 556,3656 kg /ms

∆ P2=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,057 m
2
¿ 556,3656 kg /ms

∆ P3 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,058 m
2
¿ 566,1264 kg /ms

∆ P 4=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,06 m
2
¿ 585,648 kg /ms

∆ P5 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,062 m
2
¿ 605,1696 kg /ms

∆ P6 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,062 m
2
¿ 605,1696 kg /ms

Counter Current

∆ P1=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,047 m
2
¿ 458,7576 kg/ms

∆ P2=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,045 m
2
¿ 439,236 kg/ms

∆ P3 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,041 m
2
¿ 400,1928 kg /ms

∆ P 4=¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,039 m
2
¿ 380,6712 kg/ms
∆ P5 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,03 m
2
¿ 292,824 kg /ms

∆ P6 =¿ 3 2
996 kg /m × 9,8 m /s ×0,037 m
2
¿ 361,1496 kg /ms

9. Hold up cairan
Liquid Hu
% Hu=
V Kolom

Co-current Counter Current

3 3
2,470 E−03 m 1,720 E−03 m
% Hu 1= × 100 % % Hu 1= × 100 %
0,003383 m 3 0,003383 m3
¿ 73,01 % ¿ 50,34 %

3 3
2,330 E−03 m 1,590 E−03 m
% Hu 2= 3
× 100 % % Hu 2= 3
× 100 %
0,003383 m 0,003383 m
¿ 68,87 % ¿ 47 %

2,230 E−03 m3 1,360 E−03 m3


% Hu 3= × 100 % % Hu 3= × 100 %
0,003383m 3 0,003383 m3
¿ 65,92 % ¿ 40,20 %

3 3
2,3706 E−03 m 1,160 E−03 m
% Hu 4 = ×100 % % Hu 4 = ×100 %
0,003383 m3 0,003383 m3
¿ 70,06 % ¿ 34,29 %

3 3
2,320 E−03 m 1,280 E−03 m
% Hu 5= 3
× 100 % % Hu 5= 3
× 100 %
0,003383m 0,003383 m
¿ 68,58 % ¿ 37,84 %

3 3
2,320 E−03 m 1,260 E−03 m
% Hu 6 = 3
×100 % % Hu 6 = 3
×100 %
0,003383 m 0,003383m
¿ 68,58 % ¿ 37,25 %

10. Kecepatan superfisial


QL
V=
A Kolom

Co-current Counter Current


3 3
3E-05 m / s 3E-05 m / s
V 1= V 1=
0,003317 m2 0,003317 m2
¿ 9,05E-03 m/s=9,05E-03 m/ s

3 3
3E-05 m / s 3E-05 m / s
V 2= V 2=
0,003317 m2 0,003317 m2
¿ 9,05E-03 m/s=9,05E-03 m/ s

3 3
3E-05 m / s 3E-05 m / s
V 3= 2
V 3= 2
0,003317 m 0,003317 m
¿ 9,05E-03 m/s=9,05E-03 m/ s

5E-05 m3 /s 5E-05 m3 /s
V 4= V 4=
0,003317 m2 0,003317 m2
¿ 1,51E-03 m/s=1,51E-03 m/s

5E-05 m3 / s 5E-05 m3 / s
V 5= V 5=
0,003317 m2 0,003317 m2
¿ 1,51E-03 m/s=1,51E-03 m/s

3 3
5E-05 m / s 5E-05 m / s
V 6= 2
V 6= 2
0,003317 m 0,003317 m
¿ 1,51E-03 m/s=1,51E-03 m/s

11. Perhitungan nilai hb dan hk


a. Persamaan Burke-Plummer
P 0−P L
L
=h B
DP ( )( )
ρ v 20 1−ε
ε
3

● Mencari nilai X

( )( )
2
ρ v0 1−ε
X=
DP ε
3
( )(
kg 2
996 .(9,05E-03)

)
2
 ms 1−0,64
X1= =11,19107
0,01 (0,64)3

( )(
kg
996 .(9,05E-03)2

)
2
 ms 1−0,64
X2= =11,19107
0,01 (0,64 )3

( )(
kg 2
996 .( 9,05E-03)

)
2
 ms 1−0,64
X3= =11,19107
0,01 (0,64 )3

( )(
kg
996 .(1,51E-02)2

)
2
 ms 1−0,64
X 4= =31,08631
0,01 (0,64 )3

( )(
kg
996 .(1,51E-02)2

)
2
 ms 1−0,64
X5= =31,08631
0,01 (0,64)3

( )(
kg 2
996 .(1,51E-02)

)
2
 ms 1−0,64
X6= =31,08631
0,01 (0,64)3

● Mencari nilai Y
∆P
Y=
L
Co-current
556,3656 kg /ms2
 Y 1= =545,46
1,02 m
2
556,3656 kg /ms
 Y 2= =545,46
1,02 m
566,1264 kg /ms2
 Y 3= =555,03
1,02 m
585,648 kg /ms2
 Y 4= =574,16
1,02m
2
605,1696 kg /ms
 Y 5= =593,30
1,02 m
605,1696 kg /ms2
 Y 6= =593,30
1,02 m

Counter Current
2
458,7576 kg/ms
 Y 1= =449,76
1,02 m
439,236 kg/ms2
 Y 2= =430,62
1,02 m
400,1928 kg /ms2
 Y 3= =392,35
1,02 m
2
380,6712kg /ms
 Y 4= =373,21
1,02 m
292,824 kg / ms2
 Y 5= =287,08
1,02 m
556,3656 kg /ms2
 Y 6= =345,46
1,02 m

● Hb Co-current
 3 → y =1,443 x +529,31
hb=1,443
 4 → y =2,405 x +518,54
hb=2,405
 5 → y =1,924 x+ 533,49
hb=1,924

● Hb Counter Current
 3 → y =−3,8479 x+ 492,82
hb=−3,8479
 4 → y =−7,2149 x +511,37
hb=−7,2149
 5 → y =−1,924 x +413,88
hb=−1,924

b. Persamaan Blake-Kozeny

( )( )
2
P 0−P L μ v0 ( 1−ε )2
=h K
L D2P ε3

● Mencari nilai X
( )( )
2
μ v0 ( 1−ε )2
X=
D2P ε3

( )( ( 1−0,64 )2
)
2
0,000899 kg /ms . 9,05E-03
 X1= 2
=4,02E-02
0,01 ( 0,64 )3

( )( ( (
1−0,64 )2
)
2
0,000899 kg /ms . 9,05E-03
 X2= =4,02E-02
0,012 0,64 )3

( )( ( (
1−0,64 )2
)
2
0,000899 kg /ms . 9,05E-03
 X3= =4,02E-02
0,012 0,64 )3

( )( ( ( )
2 2
0,000899 kg/ms .1,51E-03 1−0,64 )
 X 4= 2 3
=6,70E-02
0,01 0,64 )

( )( ( (
1−0,64 )2
)
2
0,000899 kg /ms . 1,51E-03
 X5= =6,70E-02
0,012 0,64 )3

( )( ( ( )
2 2
0,000899 kg /ms . 1,51E-03 1−0,64 )
 X6= 2 3
=6,70E-02
0,01 0,64 )

● Mencari nilai Y
∆P
Y=
L
2
556,3656 kg /ms
 Y 1= =545,456
1,02 m
2
556,3656 kg /ms
 Y 2= =545,46
1,02 m
566,1264 kg /ms2
 Y 3= =555,03
1,02 m
2
585,648 kg /ms
 Y 4= =574,16
1,02m
605,1696 kg /ms2
 Y 5= =593,30
1,02 m
2
605,1696 kg /ms
 Y 6= =593,30
1,02 m

Counter Current
2
458,7576 kg/ms
 Y 1= =449,76
1,02 m
439,236 kg/ms2
 Y 2= =430,62
1,02 m
400,1928 kg /ms2
 Y 3= =392,35
1,02 m
2
380,6712kg /ms
 Y 4= =373,21
1,02 m
292,824 kg / ms2
 Y 5= =287,08
1,02 m
556,3656 kg /ms2
 Y 6= =345,46
1,02 m

● Hb Co-current
 3 → y =107,11 x +502,39
hb=107,11
 4 → y =178,52 x +473,69
hb=178,52
 5 → y =142,82 x +497,61
hb=142,82

● Hb Counter Current
 3 → y =−285,64 x +564,6
hb=−285,64
 4 → y =−535,57 x+645,94
hb=−535,57
 5 → y =−142,82 x + 449,76
hb=−142,82

12. Perhitungan nilai α dan β


Co-current
● Menghitung Y
Y =log ∆ P
 Y 1=log ( )
556,3656
9806,5
=−1,2462

Y =log (
9806,5 )
556,3656
 2 =−1,2462

 Y 3=log ( 566,1264
9806,5 )
=−1,2386

Y =log (
9806,5 )
585,648
 4 =−1,2239

Y =log (
9806,5 )
605,1696
 5 =−1,2096

Y =log (
9806,5 )
605,1696
 6 =−1,2096

● Menghitung X

X =L log 10 ( )
G2
ρ

( )
2
(0,016213772)
 X 1 =9,009158407 log 10 =−23,53050116
1,0755

(( )
2
0,021629171 )
 X 2 =9,009158407 log 10 =−21,27540378
1,0755

( )
2
(0,027012143)
 X 3 =9,009158407 log 10 =−19,53629084
1,0755

(( )
2
0,016213772 )
 X 4=15,01526401 log 10 =−39,21750194
1,0755

(( )
2
0,021629171 )
 X 5 =15,01526401 log 10 =−35,45900629
1,0755

( )
2
(0,027012143)
 X 6 =15,01526401 log 10 =−32,56048473
1,0755

● Nilai α dan β
 y 1,8=0,0018 x −1,205
nilai β =0,0018
nilai α :
log α=−1,205
−1,205
α =10
¿ 0,062373484
 y 3=0,0022 x−1,1351
nilai β =0,0022
nilai α :
log α=¿−1,1351¿
−1,1351
α =10
¿ 0,073265581

Counter Current

● Menghitung Y
Y =log ∆ P

 Y 1=log ( 458,7576
9806,5 )
=−1,3299

Y =log (
9806,5 )
439,236
 2 =−1,3488

 Y 3=log ( 400,1928
9806,5 )
=−1,3892

Y =log (
9806,5 )
380,6712
 4 =−1,4110

Y =log (
9806,5 )
292,824
 5 =−1,5249

Y =log (
9806,5 )
361,1496
 6 =−1,4338

● Menghitung X

( )
2
G
X =L log 10
ρ

( )
2
(0,016213772)
 X 1 =9,009158407 log 10 =−23,53050116
1,0755

X =9,009158407 log 10 ( )=−21,27540378


2
( 0,021629171 )
 2
1,0755

X =9,009158407 log 10 ( )=−19,53629084


2
(0,027012143)
 3
1,0755
 X 4=15,01526401 log 10 (( 0,016213772 )2
1,0755 )=−39,21750194

 X 5 =15,01526401 log 10 (( 1,0755


)
)
0,021629171 2
=−35,45900629

 X 6 =15,01526401 log 10 ((0,027012143)2


1,0755 )
=−32,56048473

● Nilai α dan β
 y 1,8=0,0145 x−1,6678
nilai β =0,0145
nilai α :
log α=−1,6678
−1,6678
α =10
¿ 0,021488198
 y 3=0,0047 x−1,6258
nilai β =0,0047
nilai α :
log α =¿−1,6258 ¿
−1,6258
α =10
¿ 0,023670095

Anda mungkin juga menyukai