Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Banyak bahan proses kimia dan zat biologis terbentuk sebagai dampuran dari berbagai
komponen yang berada pada fase gas, cair, maupun padat. Untuk memisahkan atau
mengeluarkan satu atau lebih komponen dari campuran awalnya, zat itu harus dikontakkan
dengan fase yang berbeda. Kedua fase harus berkontak secara rapat dengan satu sama lain
agar
zat terlarutnya dapat berdifusi antara satu sama lain. Kedua fase biasanya hanya agak
bercampur satu sama lain. Dua fase dapat berupa gas-cair, gas-padat, cair-cair, atau cair-
padat. Selama kontak antara kedua fase komponen dari campuran awal terdistribusi diantara
kedua fase. Kedua fase kemudian dipisahkan dengan metode fisika sederhana. Dengan
menentukan fase dan kondisi yang sesuai, satu fase akan bertambah dan fase yang lain akan
berkurang satu atau lebih komponennya. (Geankoplis, 1993)

Adsorpsi adalah suatu proses dimana satu atau lebih komponen pada sebuah cairan atau uap
gas di adsorbs pada permukaan atau pada pori-pori adsorbent padat dan pemisahanpun
terjadi. Contonya seperti pembersihan bahan organik dari air yang tercemar, pemisahan
parafin dari aromatik, dan pembersihan solven dari air. (Geankoplis, 1993)

Berbagai metode prosess dapat digunakan untuk pemisahan adsorbsi. Dua fase seperti gas-
cair dan cair-cair dapat dicampurkan dalam sebuah wadah kemudian dipisahkan. Yang
demikian adalah untuk single-stage process. Sering kali kedua fase dicampurkan di satu
tahap, dipisahkan kemudian dikontakkan lagi dalam multilple-stage process. Kedua metode
ini dapat dilakukan secara batch maupun secara continuous. (Geankoplis, 1993)

Untuk memprediksi konsentrasi dari solut pada setiap fase ketika setimbang, data
kesetimbangan eksperimental harus tersedia. Jika kedua fase tidak setimbang, laju
perpindahan masa sama dengan gaya penggerak, yang merupakan penyimpangan dari
kesetimbangan. Pada semua kasus mengenai kesetimbangan, kedua fase terlibat, baik itu gas-
cair maupun cair-cair. Variabel penting yang mempengaruhi kesetimbangan sebuah solute
adalah suhu, tekanan, dan konsentrasi. (Geankoplis, 1993)

Kesetimbangan antara dua fase pada kondisi tertentu terbatas oleh aturan fase:

F=C−P+2………………………………..….(2.1)
Dimana P adalah jumlah fase pada kesetimbangan, C adalah jumlah komponen total pada
kedua fase Ketika tidak ada reaksi kimia yang terjadi, dan F adalah jumlah dari derajat
kebebasan dalam system. (Geankoplis, 1993)

Aturan fase tidak menunjukkan tekanan parsial p A pada kesetimbangan dengan x A diketahui.
Nilai dari p A harus ditentukan secara eksperimental. Kedua fase tentu saja dapat berupa gas-
cair maupun cair-padat, dsb. Contoh, kesetimbangan distribusi asam asetat antara fase cair
dan fase isopropyl eter telah ditentukan secara eksperimental untuk berbagai kondisi.

Untuk menggambarkan perolehan data eksperimental gas-cair, system S O2 -udara-air akan


kita gunakan. Sejumlah gas S O2 , udara, dan air dimasukkan kedalam wadah tertutup dan
dikocok secara berulang kali pada suhu tertentu sehingga kesetimbangan tercapai. Sampel
dari gas dan cair dianalisa untuk menentukan tekanan parsial p A S O2 dalam atm dan
dalamgas dan fraksi mol x A pada cair. (Geankoplis, 1993)

Sering kali hubunagn kesetimbangan antara p A pada fase gas dan x A da par digambarkan
dengan rumus Henry’s law pada konsentrasi rendah.

p A =H x A ……………………………………...(2.2)

Diamana H adalah konstanta Henry dalam atm/fraksi mol untuk sistem yang ditentukan.
(Geankoplis, 1993)

Unit operasi distilasi adalah sebuah metode yang digujakan untuk memisahkan komponen
larutan cair, yang bergantung pada distribusi dari berbagai komponen antara fase uap dan
fase cair. Semua komponen tersedia pada kedua fase. Fase uap terjadi dari fase cair yang
duapkan pada titik didih. (Geankoplis, 1993)

Persyaratan mendasar dari pemisahan komponen melalui distilasi adalah kesetimbagan terjadi
. pada titik didih air. Distilasi berhubungan dengan larutan yang semua komponennya mudah
menguap, seperti larutan ammonia-air atau ethanol-air, dimana kedua komponen akan berada
dalam fase uap. Namun dalam penguapan latutan air garam, air menguap tetapi garam tidak.
(Geankoplis, 1993)

Pada pelaksanaannya, distilasi dapat dilaksanakan dengan dua metode. Metode pertama
berdasarkan produksi uap dengan mendidihkan cairan campuran untuk dipisah dan
mengembunkan uapnya dengan menghindari adanya cairan yang masuk kedalam campuran.
Maka tidak ada aliran kembali. Metode kedua berdasar pada kembalinya Sebagian kondensat
kedalam campuran dalam suatu kondisi yang menyebabkan cairan yang Kembali ini
bersentuhan dengan gas yang naik ke condenser. Kedua proses tersebut dapat dilakukan
secara continuous maupun batch. (McCabe, 1993)

Anda mungkin juga menyukai