... (.5)
ker out clin debu gas buang
m m m m = + +
... (6)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Sedangkan untuk massa yang tidak diketahui
dilakukan perhitungan dari reaksi kimia seperti
massa CO
2
dari hasil calcinasi dan gas hasil
pembakaran batubara.
Massa-massa material yang masuk ke rotary kiln
1. Massa RawmixPanas
Rawmix panas yang telah mengalami proses
pemanasan awal di suspention preheater akan masuk
ke rotary kiln. Di dalam rotary kiln terjadi proses
pembakaran rawmix menjadi klinker. Komposisi
rawmix yang masuk ke dalam rotary kiln itu dapat
diberikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1 Komposisi rawmix yang masuk ke rotary kiln
Komponen %
SiO2 13.65
Al2O3 4.36
Fe2O3 2.49
CaO 43.58
MgO 0.39
K2O 0.02
SO3 0.25
H2O 0.5
Na2O 0.04
2. Massa sisa CaCO
3
dan MgCO
3
Massa CaCO
3
dan MgCO
3
yang masuk ke rotary kiln
akan mengalami reaksi kalsinasi di dalam kiln 100
%. Reaksi calcinasi adalah reaksi pelepasan CO
2
dari
senyawa CaCO
3
dan MgCO
3
, reaksi ini merupakan
reaksi yang paling banyak menggunakan energi,
berikut adalah reaksinya;
2 3
/ 179 CO CaO mol KJ CaCO + +
... (7)
2 3
/ 118 CO MgO mol KJ MgCO + +
... (8)
Untuk menghitung massa CaCO
3
dan MgCO
3
hasil
calcinasi adalah
3 3
CaCO CaCO
m (terkalsinasi) derajat kalsinasi x m =
... (9)
3 3
MgCO MgCO
m (terkalsinasi) derajat kalsinasi x m =
... (10)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985.
Menentukan massa CaO dan MgO hasil kalsinasi
3
3
CaO
CaO CaCO
CaCO
BM
m (hasil kalsinasi) m (terkalsinasi) x
BM
=
(11)
3
3
MgO
MgO MgCO
MgCO
BM
m (hasil kalsinasi) m (terkalsinasi) x
BM
=
... (12)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Menentukan massa CO
2
hasil kalsinasi
2
2 3
3
CO
CO CaCO
CaCO
BM
m (hasil kalsinasi) m (terkalsinasi) x
BM
=
(13)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
3. Massa Batu Bara
Batubara adalah sumber energi yang paling besar
untuk pembakaran di dalam rotary kiln, jumlah
massa batubara yang masuk ke rotary kiln dapat
dilihat pada daily report Indarung IV PT.Semen
Padang. Komposisi batubara hasil uji labor dapat
diberikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2 Komposisi batubara yang masuk ke rotary kiln
Unsur %
C 63.16
H 4.59
O 11.32
N 1.06
S 0.8
A 11.34
M 7.73
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
82
4. Massa udara pembakaran
Udara pembakaran adalah udara yang dibutuhkan
untuk proses pembakaran didalam rotary kiln.
Besarnya massa udara pembakaran ini dapat
ditentukan dengan perhitungan pembakaran batubara
teoritis. Dibawah in akan diberikan perhitungan
reaksi pembakaran udara teoritis. Reaksi kimia yang
terjadi dalam proses pembakaran batubara adalah
sebagai berikut:
2 2
CO O C + ,,, (14)
O H O H
2 2
2
1
2 +
... (15)
2 2
SO O S + ... (16)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Reaksi kimia di atas dapat ditulis kedalam bentuk
persamaan umum untuk reaksi pembakaran teoritis
batubara seperti dibawah ini
2 2 2 2
2 2
)
2
762 , 3 (
2
) 762 , 3 (
N
z
pSO O H
y
xCO
N O O S N H C
q p z y x
+ + + +
+ +
o
o
... (17)
dimana
[7]
:
%C
x
ArC
=
,
% H
y
Ar H
=
,
% Z
z
Ar Z
=
,
% S
p
Ar S
=
, dan
% O
q
Ar O
=
Jumlah mol udara untuk pembakaran teoritis ()
didapat dengan menyamakan jumlah mol unsur-unsur
kimia pada sisi produk dan reaktan
[7]
2 4
q
p
y
x + + = o
(18)
Sementara jumlah mol batubara untuk total massa
yang diumpankan ke rotary kiln dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus dibawah ini :
M as s a ba tu bar a
M ol b at uba ra
M r bat ub ar a
=
(19)
Untuk menghitung massa gasbuang yang terbentuk
untuk satuan total massa batubara yang diumpankan
ke rotary kiln dapat ditentukan dengan rumus
dibawah ini
[7]
:
Menghitung massa CO
2
Menghitung massa H
2
O
Menghitung massa SO
2
Menghitung massa N
2
2 2 2
/ MassaN mol N Mr N ton h =
Massa yang keluar dari rotary kiln
1. Massa clinker
Pembakaran di rotary kiln menyebabkan terjadinya
reaksi kimia, reaksi ini disebut juga reaksi
pembentukan clinker. Dibawah ini adalah reaksi-
reaksi pembentukan clinker.
CaCO3 CaO + CO2
Menurut buku cement chemistry yang ditulis
Professor taylor dan Thomas Enthalpy pembentukan
clinker adalah +1745 kJ/kg. Dibawah ini adalah
tabel dari komponen senyawa clinker yang terbentuk,
Senyawa diatas terbentuk dari gabungan unsur- unsur
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3 Senyawa Pembentuk Klinker
Rumus kimia senyawa
yang terbentuk
Nama Lain Rumus Kimia
Lain
2CaO.SiO2 Dicalcium
silicate
C2S
3CaO.SiO2 Tricalcium
silicate
C3S
3CaO.Al2O3 Tricalcium
aluminate
C3A
4CaO.Al2O3.FeO3 Tricalcium
Alumino
phase ferrite
C4AF
Tabel 4 Komposisi senyawa clinker
Komponen
Clinker
(%)
SiO2 22,8
Al2O3 6,4
Fe2O3 3
CaO 66,2
MgO 1.1
SO3 0,1
L O I -
K2O 0,2
Na2O 0,2
H2O -
Total 100
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book, Macdonald &
Even, London, 1985
2 2 2
/ MassaCO mol CO MrCO ton h =
2 2 2
/ Massa H O mol H O Mr H O ton h =
2 2 2
/ MassaSO mol SO Mr SO ton h =
Analisis Energi pada Sistem Rotary Klin Unit Indarung IV PT. Semen Padang (Dian Wahyu)
83
Sementara banyaknya senyawa klinker yang
terbentuk dapat dihitung dengan menggunakan rumus
dibawah ini :
C
3
S= 48% CaO + 17% SiO
2
+ 0.7% Al
2
O
3
+ 0.5%
Fe
2
O
3
+ 0.1% SO
3
+ 0.1 %K
2
O + 0.1%Na
2
O +
0.7% MgO)
C
2
S= 5.1% SiO
2
+ 0.1% MgO + 0.3% Al
2
O
3
+0.2%
K
2
O + 8.2 % CaO + 0.1 % Fe
2
O
3
C
3
A= 0.1 % Na
2
O + 0.1% MgO + 3.2 % Al
2
O
3
+ 0.3
% SiO
2
+ 4% CaO + 0.3 % Fe
2
O
3
C
4
AF= 0.2 % MgO + 2.2 % Al
2
O
3
+ 0.4 % SiO
2
+ 5
% CaO + 2.1 % Fe
2
O
3
Free lime = 0.9 % CaO
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Besarnya mineral coumpound clinker yang terbentuk
dapat juga ditabelkan dibawah ini :
Tabel 5 Komposisi mineral coumpound clinker
Mineral coumpound
yang terbentuk
%
Alite 67.2
Belite 14
Aluminate 8
Ferrite 9.9
Free lime 0.9
Total 100
Menentukan massa clinker yang terbentuk
ker ker clin clin rawmix total
m f m = (20)
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and
David Conneely (ICF Incorporated)
k e r c l i n
f adalah faktor clinker , untuk PT Semen
Padang bernilai 0.65 dari total rawmix yang
diumpankan melewati top cyclone suspention
preheater. Ini berarti dari 100 % rawmix yang
diumpankan hanya 65 % yang akan menjadi clinker,
sedangkan 35 % lagi disebut koefisien hilang pijar.
Diambil dari : Michael J. Gibbs, Peter Soyka and
David Conneely (ICF Incorporated)
2. Massa gas buang
Gasbuang terbentuk dari pembakaran didalam rotary
kiln, komposisi gasbuang tersebut terdiri dari CO
2
,
H
2
O, SO
2
, N
2
. Gasbuang ini akan mengalir menuju
suspention preheater dan digunakan sebagai energi
pemanasan rawmix.
3. Massa debu
Debu terbentuk dari pembakaran batubara, debu ini
mengalir bersama gasbuang ke suspention preheater.
2.4.2 Neraca Energi
Perhitungan neraca energi dilakukan berdasarkan
hukum pertama termodinamika, atau biasa disebut
dengan hukum kekekalan energi. Bentuk umum dari
hukum pertama termodinamika untuk aliran steady
ditunjukkan pada persamaan berikut ini
2 2
( ) ( )
2 2
e i
e e e i i i
V V
Q W m h gz m h gz = + + + +
... (21)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Dengan mengabaikan kerja listrik (W), serta energi
kinetik dan energi potensial material yang masuk dan
keluar sistem, maka Persamaan (21) dapat ditulis
menjadi
( )
T
T r ef
Q m C p T d T =
}
... (22)
Diambil dari : Walter, H Duda, Cement Data Book,
Macdonald & Even, London, 1985
Nilai panas spesifik (cp) untuk masing-masing
komponen penyusun gas dapat dilihat pada tabel
lampiran..C Untuk panas spesifik (cp) aliran material
batubara, kiln feed, dan clinker digunakan grafik pada
gambar dari cement data book. Perhitungan panas
yang masuk dan keluar sistem dilakukan pada
temperatur referensi 0 C.
Panas yang masuk ke rotary kiln terbagi atas panas
sensibel dan panas pembakaran dari batubara. Nilai
net heating value dari batubara dihitung dengan
menggunakan formula dari Perays Handbook.
2
80, 8 287 ( ) 22, 45 6, 0
8
c
O
H C H S m = + +
(kJ/kg) ... (23)
Untuk nilai H
c
berdasarkan rumus diatas 25062.74
kJ/kg. Dimana nilai C, H, O
2
, S dalam persen berat
batubara dan m adalah kandungan H
2
O dalam
batubara. Energi panas lainnya terbuang ke
lingkungan melalui aliran material dan melalui
perpindahan panas pada permukaan kiln.
Perpindahan panas pada permukaaan berupa radiasi
dan natural konveksi.Perpindahan panas radiasi pada
permukaan kiln dihitung dengan memodelkan
cyclone sebagai sebuah silinder menggunakan
persamaan berikut
) (
4 4
= T T A Q
s pk r
oc (kJ/s) ... (.24)
dimana :
A
pk
= Luas permukaan cyclone, yang terdiri
atas tabung dan cone, m
2
o = Konstanta Stefan Boltzman = 5,67 x 10
-8
W/m
2
K
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958
84
c = Emisivitas bahan ; c =0.78 (oxidized
surface)
s
T = Temperatur permukaan , (K)
T
= T T A Q
s pk r
oc ... (39)
dimana :
A
pk
= Luas permukaan cyclone, yang
terdiri atas tabung dan cone, m
2
o = Konstanta Stefan Boltzman =
5,67 x 10
-8
W/m
2
K
c = Emisivitas bahan ; c =0.78
(oxidized surface)
s
T = Temperatur permukaan , (K)
T