RANGKUMAN PEMBELAJARAN
MATA KULIAH PERPINDAHAN MASSA DAN APLIKASINYA
CHAPTER 10:
STAGE AND CONTINUOUS GAS-LIQUID SEPARATION PROCESSES
SUB BAB 10.6 C & D
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok:
1. GALIH AYU PRAMONO (2014906)
2. RAYYAN CAHYA ADIKURNIAWAN (2014907)
3. RILLA AGUSTINA (2014908)
4. EMA LINDRI YULIARTI (2014910)
5. BETTA ARIA KRISDANA (2014911)
6. MELIA AHSANUL LATIFA (2014912)
7. IFAN NIDA NUSHA NALAWAY (2014916)
8. ACHMAD ZAUZI RIFQI (2014917)
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya, penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perpindahan Massa dan Aplikasinya dengan
judul “Rangkuman Pembelajaran Chapter 10: Stage and Continuous Gas-Liquid Separation
Processes” yang merujuk buku karangan Christie J. Geankoplis dengan judul Transport
Processes and Unit Operations edisi ke-3.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Mata Kuliah Perpindahan Massa dan Aplikasinya, Ibu Ir. Harimbi Setyawati, M.T. yang telah
membimbing kami dalam perkuliahan sehingga kami dapat menulis makalah ini. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Theoretical Number of Trays for Absorption of SO2 pada contoh 10.6-1 ........................... 1
Gambar 2. Material Balance pada Counter Current Packed Absorption Tower.................................... 1
Gambar 3. Lokasi pada Operating Line: (a) Untuk Proses Absopsi zat A dari Aliran V ke L; (b)
Untuk Proses Stipping zat A dari Aliran L ke V ..................................................................................... 3
Gambar 4. Rasio Minimum liquid/gas pada Proses Absopsi................................................................. 3
Gambar 5. Operating line dan komposisi interface pada Packed Tower Untuk Proses Absorbsi Gas
Terlarut. ................................................................................................................................................... 9
Gambar 6. Lokasi dari Komposisi Interface pada Contoh Soal 10.6-2 ............................................... 10
iv
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Theoretical Number of Trays for Absorption of SO2 pada contoh 10.6-1
1
Aliran 𝐿𝐿′ dan 𝑉𝑉 ′ bernilai tetap sepnajang menara absorpsi, akan tetapi, aliran total L dan V
tidaklah tetap.
Persamaan di atas, apabila diplotkan pada koordinat (x,y), akan memberikan kurva
garis seperti pada Gambar 3 di bawah. Persamaan (𝐸𝐸𝑞𝑞. 10.6 − 4) dapat juga ditulis dalam
𝑦𝑦1 𝑝𝑝
fungsi (batasan) tekanan parsial (𝑝𝑝1) dari A, dimana, (1−𝑦𝑦1 )
1
= (𝑃𝑃−𝑝𝑝 )
dan seterusnya.
1
Jika 𝑥𝑥 dan 𝑦𝑦 sangat kecil nilainya, maka (1 − 𝑥𝑥) dan (1 − 𝑦𝑦) biasa dianggap 1.0 dan
persamaan (𝐸𝐸𝑞𝑞. 10.6 − 4) menjadi:
2
Gambar 3. Lokasi pada Operating Line: (a) Untuk Proses Absopsi zat A dari Aliran V ke L;
(b) Untuk Proses Stipping zat A dari Aliran L ke V
3
dimana S dalam satuan 𝑚𝑚2 pada cross sectional area suatu menara. Volumetric film dan
keseluruhan koefisien transfer mass dapat dinyatakan sebagi berikut:
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑘𝑘𝑦𝑦´ 𝑎𝑎 = ; 𝑘𝑘𝑥𝑥´ 𝑎𝑎 = (𝑆𝑆𝑆𝑆)
𝑠𝑠. 𝑚𝑚3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠. 𝑚𝑚3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝐾𝐾𝑦𝑦´ 𝑎𝑎 = ; 𝐾𝐾 ´
𝑥𝑥 𝑎𝑎 = (𝑆𝑆𝑆𝑆)
𝑠𝑠. 𝑚𝑚3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠. 𝑚𝑚3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑐𝑐𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑘𝑘𝑦𝑦´ 𝑎𝑎 = ; 𝑘𝑘𝑥𝑥´ 𝑎𝑎 = (𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸ℎ)
ℎ. 𝑓𝑓𝑓𝑓 3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 ℎ. 𝑓𝑓𝑓𝑓 3 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝. 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
4
𝐿𝐿´
Lakukan hal yang sama untuk (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 10), dimana 𝐿𝐿 = (1−𝑥𝑥 , sehingga diperoleh:
𝐴𝐴𝐴𝐴 )
𝐿𝐿𝐿𝐿𝑥𝑥𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑘𝑘´𝑥𝑥 𝑎𝑎
= (𝑥𝑥 − 𝑥𝑥𝐴𝐴𝐴𝐴 )𝑆𝑆 𝑑𝑑𝑑𝑑 … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 13)
1 − 𝑥𝑥𝐴𝐴𝐴𝐴 (1 − 𝑥𝑥𝐴𝐴 )𝑖𝑖𝑖𝑖 𝐴𝐴𝐴𝐴
Dengan mengabaikan 𝐴𝐴, 𝐺𝐺, dan 𝐿𝐿 kemudian integrasikan, persamaan terakhir yang diperoleh
dengan menggunakan koefisien film adalah sebagai berikut:
𝑧𝑧 𝑦𝑦1
𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
� 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑧𝑧 = � ´
… … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 14)
0 𝑦𝑦2 𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑎𝑎𝑎𝑎
(1 − 𝑦𝑦)(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦1 )
(1 − 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑧𝑧 𝑥𝑥1
𝐿𝐿 𝑑𝑑𝑑𝑑
� 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑧𝑧 = � … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 15)
0 𝑥𝑥2 𝑘𝑘´𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑎𝑎
1 (1 − 𝑥𝑥)(𝑥𝑥 − 𝑥𝑥)
(1 − 𝑥𝑥)𝑖𝑖𝑖𝑖
Dengan cara yang sama, persamaan akhir dapat diturunkan menggunakan koefisiensi
keseluruhan, sehingga diperoleh:
𝑦𝑦1
𝑉𝑉 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑧𝑧 = � ´
… … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 16)
𝑦𝑦2 𝐾𝐾𝑦𝑦 𝑎𝑎𝑎𝑎
(1 − 𝑦𝑦)(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦∗ )
(1 − 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑥𝑥1
𝐿𝐿 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑧𝑧 = � … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 17)
𝑥𝑥2 𝐾𝐾´𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑎𝑎
(1 − 𝑥𝑥)(𝑥𝑥∗ − 𝑥𝑥)
(1 − 𝑥𝑥)𝑖𝑖𝑖𝑖
Pada kasus umum, untuk equilibrium dan operating line biasanya berbentuk kurva,
𝑘𝑘𝑥𝑥´ 𝑎𝑎,
𝑘𝑘𝑦𝑦´ 𝑎𝑎, 𝐾𝐾𝑥𝑥´ 𝑎𝑎, dan 𝐾𝐾𝑦𝑦´ 𝑎𝑎 memiliki berbagai variasi dengan total aliran gas dan liquid.
Kemudian (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 14) hingga (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 17) harus diintegralkan secara grafik.
Metode yang dilakukan untuk konsentrasi campuran akan dibahas pada sesi 10.7
(Geankoplis). Metode untuk dilute gas akan diterangkan pada sesi selanjutnya.
5
𝑥𝑥1
𝐿𝐿 (1 − 𝑥𝑥)𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑧𝑧 = � ′ × � � … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 19)
𝑘𝑘𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑎𝑎 (1 − 𝑥𝑥) 𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑥𝑥2 𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥
𝑦𝑦1
𝑉𝑉 (1 − 𝑦𝑦).𝑀𝑀 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑧𝑧 = � ′ × � � … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 20)
𝐾𝐾𝑦𝑦 𝑎𝑎𝑎𝑎 (1 − 𝑦𝑦) 𝑦𝑦 − 𝑦𝑦 ∗
𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑦𝑦2
𝑥𝑥1
𝐿𝐿 (1 − 𝑥𝑥).𝑀𝑀 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑧𝑧 = � × � � … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 21)
𝐾𝐾𝑥𝑥′ 𝑎𝑎𝑎𝑎 (1 − 𝑥𝑥) 𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑥𝑥2 𝑥𝑥 ∗ − 𝑥𝑥
Dikarenakan larutan tersebut cair, garis operasi pada dasarnya akan lurus. Asumsi garis
kesetimbangan yang kira-kira jaraknya lebih lurus dari konsentrasi yang digunakan (𝑦𝑦 – 𝑦𝑦𝑖𝑖 )
variasi linear dengan 𝑦𝑦 dan juga dengan 𝑥𝑥.
𝑦𝑦 – 𝑦𝑦𝑖𝑖 = 𝑘𝑘𝑘𝑘 + 𝑏𝑏 … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 22)
dimana nilai 𝑘𝑘 dan 𝑏𝑏 adalah tetap. Maka, intergral pada (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 18) dapat ditulis sebagai
berikut:
𝑦𝑦1
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑦𝑦1 − 𝑦𝑦2
� = … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 23)
𝑦𝑦2 𝑦𝑦 − 𝑦𝑦𝑖𝑖 (𝑦𝑦 − 𝑦𝑦𝑖𝑖 )𝑀𝑀
6
Persamaan (10.6 − 26) sampai (10.6 − 29) dapat digunakan pada jalan yang agak
berbeda. Langkah umum pembahasan dibawah ditunjukkan pada Gambar 6 di bawah.
1. Garis operasi (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 4) diplotkan sebagaimana dalam Gambar 6 di bawah sebagai
garis yang lurus. Hitunglah 𝑉𝑉1 , 𝑉𝑉2 dan 𝑉𝑉𝑎𝑎𝑎𝑎 = (𝑉𝑉1 + 𝑉𝑉2 )/2, juga dihitung𝐿𝐿1 , 𝐿𝐿2 dan 𝐿𝐿𝑎𝑎𝑎𝑎 =
(𝐿𝐿1 + 𝐿𝐿2 )/2.
2. Harga rata-rata percobaan dari koefisien film 𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 dan 𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎 yang didapat atau yang
dihasilkan dari hubungan empiris. Antara komposisi yi1 dan xi1 pada poin y1, x1 dalam
tower dihitung dari garis plot P1M1 dimana slope dihitung dari persamaan (10.6 − 30):
𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎
(1 − 𝑥𝑥)𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑘𝑘𝑥𝑥 𝑎𝑎
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 = − = − … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 30)
𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑎𝑎
(1 − 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖
𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎
(1 − 𝑥𝑥1 )
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 ≅ − … … … … … … … . . (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 31)
𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎
(1 − 𝑦𝑦1 )
Jika bentuk (1 – x)iM dan (1 – y)iM digunakan, prosedurnya adalah trial dan error,
sebagaimana contoh 10.4-1. bagaimanapun, ketika penyelesaiannya cair, bentuk (1 – x1)
dan (1 – y1) dapat digunakan dalam persamaan (10.6 − 31) tanpa trial dan error dan
dengan error yang kecil dalam slope. Jika koefisien kya dan kxa kira-kira jarak konsentrasi,
maka dapat digunakan, yaitu bentuk (1 – x)iM dan (1 – y)iM. Untuk garis P2M2 pada tower
terakhir yang lain, harga dari yi2 dan xi2 dihitung dengan menggunakan persamaan (10.6 −
30) atau (10.6 − 31) dan y2 dan x2.
3. Jika koefisien keseluruhan 𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 telah digunakan, maka 𝑦𝑦1∗ dan 𝑦𝑦2∗ telah ditentukan seperti
yang terlihat pada Gambar 6 di bawah. Apabila 𝐾𝐾𝑥𝑥′ 𝑎𝑎 yang telah digunakan maka nilai 𝑥𝑥1∗
dan 𝑥𝑥2∗ didapatkan.
4. Hitung log rata-rata driving force (𝑦𝑦 – 𝑦𝑦𝑖𝑖 )𝑀𝑀 dari persamaan (10.6 − 24) jika 𝑘𝑘′𝑦𝑦 𝑎𝑎
digunakan. Untuk 𝐾𝐾′𝑦𝑦 𝑎𝑎, (𝑦𝑦 – 𝑦𝑦 ∗ )𝑀𝑀 dihitung dari persamaan (10.6 − 25). Gunakan
koefisien cairan, dihitung driving force yang cocok.
5. Hitung tinggi kolom 𝑧𝑧 𝑚𝑚 dengan mensubtitusi ke bentuk yang cocok dari
persamaan (10.6 − 26) hingga (10.6 − 29).
7
CONTOH SOAL (10.6-2, Geankoplis)
Aceton diabsorbsikan dari air dalam packed tower yang mempunyai daerah cross-sectional
0,186 m2 pada 293 K dan 101,32 kPa (1 atm). Udara yang masuk mengandung 2,6 % mol
aceton dan yang keluar 0,5 %. Aliran gas 13,65 kgmol udara inert/h (30,1 lb mol/h). Aliran air
yang masuk adalah 45,36 kg mol air/h (100 lb mol/h). Koefisien film untuk aliran yang
diberikan dalam tower k’ya = 3,78 x 10-2 kg mol/s.m3.fraksi mol (8,50 lb mol/h.ft3.fraksi mol)
dan k’xa = 6,16 x 10-2 kg mol/s.m3.fraksi mol (13,85 lb mol/h.ft.fraksi mol). Data
kesetimbangan diberikan dalam Appendix A.3.
a. Hitung tinggi tower dengan menggunakan k’ya
b. Ulangi dengan menggunakan k’xa.
c. Hitung k’ya dan tinggi tower.
Diketahui:
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
• 𝑉𝑉´ = 13.65 ℎ𝑟𝑟
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
• 𝐿𝐿´ = 45.36 ℎ𝑟𝑟
• 𝑇𝑇 = 293 𝐾𝐾
• 𝑃𝑃 = 101.32 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 (1 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎)
• 𝑦𝑦1 = 2.6% = 0.026
• 𝑦𝑦2 = 0.5% = 0.005
• 𝑥𝑥2 = 0
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
• 𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 = 3.78 × 10−2 𝑠𝑠.𝑚𝑚3.𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
• 𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎 = 6.16 × 10−2 𝑠𝑠.𝑚𝑚3.𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
Ditanya:
a) Hitung tinggi tower dengan menggunakan 𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎.
b) Ulangi dengan menggunakan 𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎.
c) Hitung 𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 dan tinggi tower.
Jawab:
Berdasarkan Appendix A.3, untuk aseton-water dengan kondisi di atas, diperoleh:
• 𝑥𝑥𝐴𝐴 = 0.0333 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓
30
• 𝑃𝑃𝐴𝐴 = 760 = 0.0395 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎
• 𝑦𝑦𝐴𝐴 = 0.0395 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Karena ekuilibrium line adalah 𝑦𝑦𝐴𝐴 = 𝑚𝑚𝑥𝑥𝐴𝐴 atau 0.0395 = 𝑚𝑚(0.0333), maka 𝑦𝑦 = 1.186𝑥𝑥.
Equilibrium line ini telah ditempatkan pada Gambar 7 di bawah.
8
Gambar 5. Operating line dan komposisi interface pada Packed Tower Untuk Proses Absorbsi Gas Terlarut.
Substitusikan data yang telah diketahui ke (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 3) untuk semua material balance
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
menggunakan satuan laju alir ℎ𝑟𝑟
.
45.6558𝑥𝑥1 = 0.2958
𝑥𝑥1 = 0.00648
Titik (𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) dan (𝑥𝑥2 , 𝑦𝑦2 ) diletakkan pada Gambar 7 di bawah, kemudian dibuatlah garis lurus
sebagai operating line. Dengan menggunakan (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.6 − 31), nilai rata-rata dari slope pada
titik (𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) adalah sebagai berikut:
𝑘𝑘𝑥𝑥′ 𝑎𝑎 6.16 × 10−2
(1 − 𝑥𝑥1 ) (1 − 0.00648)
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 ≅ − ′ =− = −1.60
𝑘𝑘𝑦𝑦 𝑎𝑎 3.78 × 10−2
(1 − 𝑦𝑦1 ) (1 − 0.026)
Tempatkan garis tersebut melalui titik (𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ), garis tersebut akan memotong equilibrium line
pada 𝑦𝑦𝑖𝑖1 = 0.0154 dan 𝑥𝑥𝑖𝑖1 = 0.0130 serta 𝑦𝑦1∗ = 0.0077. Dengan menggunakan persamaan
(10.6 − 31), agar memperoleh nilai slope yang lebih akurat, maka nilai 𝑥𝑥𝑖𝑖1 dan 𝑦𝑦𝑖𝑖1 akan
digunakan pada penyelesaian secara trial dan error. Substitusikan pada persamaan (10.4 − 6):
9
(1 − 𝑦𝑦𝑖𝑖1 ) − (1 − 𝑦𝑦1 )
(1 − 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖 =
(1 − 𝑦𝑦𝑖𝑖1 )
ln � �
(1 − 𝑦𝑦1 )
(1 − 0.0154) − (1 − 0.026)
(1 − 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖 = = 0.929
(1 − 0.0154)
ln � �
(1 − 0.026)
Slope pada tower mengalami sedikit perubahan. Tempatkanlah garis yang terdiri atas titik
𝑥𝑥𝑖𝑖2 = 0.0018, 𝑦𝑦𝑖𝑖2 = 0.0020 dan 𝑦𝑦2∗ = 0.
10
Dengan mensubstitusikan nilai di atas ke persamaan (10.6 − 24), maka diperoleh:
(𝑦𝑦1 − 𝑦𝑦𝑖𝑖1 ) − (𝑦𝑦2 − 𝑦𝑦𝑖𝑖2 )
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦𝑖𝑖 )𝑀𝑀 =
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦𝑖𝑖1 )
ln � 1 �
(𝑦𝑦2 − 𝑦𝑦𝑖𝑖2 )
(0.026 − 0.0154) − (0.005 − 0.0020)
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦𝑖𝑖 )𝑀𝑀 = = 0.00602
(0.026 − 0.0154)
ln � �
(0.005 − 0.0020)
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Untuk menghitung total molar flow rate dalam 𝑠𝑠
, maka:
Untuk jawaban soal (b), gunakan persamaan (10.6 − 24) sehingga diperoleh
(𝑥𝑥𝑖𝑖1 − 𝑥𝑥1 ) − (𝑥𝑥𝑖𝑖2 − 𝑥𝑥2 )
(𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥)𝑀𝑀 =
(𝑥𝑥 − 𝑥𝑥1 )
ln � 𝑖𝑖1 �
(𝑥𝑥𝑖𝑖2 − 𝑥𝑥2 )
(0.0130 − 0.00648) − (0.0018 − 0)
(𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥)𝑀𝑀 = = 0.00368
(0.0130 − 0.00648)
ln � �
(0.0018 − 0)
1.260 × 10−2
(0.00648 − 0) = (6.16 × 10−2 )𝑧𝑧(0.00368)
0.186
𝑧𝑧 = 1.9360 𝑚𝑚, nilai ini mendekati dengan nilai 𝑧𝑧 pada jawaban soa (a)
11
Untuk jawaban soal (c), substitusikan (𝐸𝐸𝐸𝐸. 10.4 − 25) untuk titik (𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ), diperoleh:
(1 − 𝑦𝑦1∗ ) − (1 − 𝑦𝑦1 ) (1 − 0.0077) − (1 − 0.026)
(1 − 𝑦𝑦).𝑀𝑀 = = = 0.983
(1 − 𝑦𝑦1∗ ) (1 − 0.0077)
ln � � ln � �
(1 − 𝑦𝑦1 ) (1 − 0.026)
Koefisien perpindahan mass secara keseluruhan 𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 pada titik (𝑥𝑥1 , 𝑦𝑦1 ) dapat dihitung dengan
mensubstitusikan ke persamaan (10.4 − 24).
1 1 𝑚𝑚′
= + ′
𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎⁄(1 − 𝑦𝑦).𝑀𝑀 𝑘𝑘𝑦𝑦′ 𝑎𝑎⁄(1
− 𝑦𝑦)𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑘𝑘𝑥𝑥 𝑎𝑎⁄(1 − 𝑥𝑥)𝑖𝑖𝑖𝑖
1 1 1.186
= +
𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎⁄0.983 3.78 × 10 ⁄0.979 6.16 × 10−2 ⁄0.993
−2
𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Maka diperoleh 𝐾𝐾𝑦𝑦′ 𝑎𝑎 = 2.1830 × 10−2 𝑠𝑠. 𝑚𝑚3 . 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
∗
(𝑦𝑦1 − 𝑦𝑦1∗ ) − (𝑦𝑦2 − 𝑦𝑦2∗ )
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦 )𝑀𝑀 =
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦1∗ )
ln � 1 �
(𝑦𝑦2 − 𝑦𝑦2∗ )
(0.0260 − 0.0077) − (0.0050 − 0)
(𝑦𝑦 − 𝑦𝑦 ∗ )𝑀𝑀 = = 0.01025
(0.0260 − 0.0077)
ln � �
(0.0050 − 0)
3.8520 × 10−3
(0.0260 − 0.0050) = (2.1830 × 10−2 )𝑧𝑧(0.01025)
0.186
Maka nilai 𝑧𝑧 = 1.9440 𝑚𝑚
Nilai 𝑧𝑧 pada soal (c) hampir mendekati nilai 𝑧𝑧 pada soal (a) dan (b).
12
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operations. Edisi ke-3.
New Jersey: Prentice Hall.
13