Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

OPERASI TEKNIK KIMIA

“ Alat Transportasi Fluida “

DISUSUN OLEH:
Andi Magefira
09220190115

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI PRODI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019/2020

Kata pengantar

i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalahi ni, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Maret 2020

Andi Magefira

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................ i

Kata pengantar............................................................................................... ii

Daftar isi......................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan masalah.................................................................................. 2
Bab II TInjauan Pustaka

A. Alat transportasi fluida....................................................................... 3


B. Transportasi fluida (cair dan gas)...................................................... 3
C. Peralatan transportasi fluida cair........................................................ 5
1. Pipa dan tube................................................................................ 5
2. Valve............................................................................................ 12
3. Pompa.......................................................................................... 14
Bab III Penutup

A. Kesimpulan........................................................................................ 24
B. Saran.................................................................................................. 24
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang
Material atau bahan dalam industri teknik kimia dapat berupa bentuk padat,
cair dan gas. Material dalam bentuk cair sendiri misalnya saja pada industri minuman,
tentunya membutuhkan peralatan penanganan yang berbeda dengan peralatan
penanganan untuk material padat ataupun gas.
Material cair atau fluida cair memiliki karakteristik atau sifat bahan yaitu tidak
dapat menahan distorsi secara permanen, Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu
massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana
lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk
baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang
besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah
tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada
temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika
densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif
besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap
perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida cair merupakan zat incompressible.
(catur. 2012)
Penanganan peralatan pada proses industry kimia untuk terjadinya proses
pengolahan bahan baku sesuai hukum teknologi kimia sehingga bahan dan produk
hanya dikenakan gaya yang dikehendaki selama proses berlangsung. Peralatan
industri kimia digolongkan menjadi tiga yaitu pengangkutan bahan, persiapan dan
penanganan dan tempat berlangsungnya reaksi kimia.
Dalam industri kimia, transportasi merupakan proses pengangkutan bahan mentah dan
energi dalam jumlah besar ke pabrik dan ke dalam peralatan, atau pengangkutan
produk-produk dan limbah ke luar pabrik.(defri; 2011). Dalam makalah ini, kami akan
membahas peralatan transportasi material fluida.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah itu trasnportasi fluida?
2. Apa saja jenis-jenis transportasi fluida?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian transportasi fluida
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis alat trasnportasi fluida

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat transportasi Fluida

Fluida adalah suatu zat yang tak dapat menahan distorsi terus menerus sehingga
bentuknya selalu berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Fluida yang sebenarnya adalah
cairan dan gas, tetapi sekarang padatan pun dapat digolongkan sebagai fluida bila padatan
itu berupa butiran-butiran kecil (serbuk). Pada umumnya transportasi fluida lebih mudah
bila dibandingkan dengan zat padat. Untuk memilih alat-alat yang akan dipergunakan
untuk pengaliran fluida perlu diperhatikan sifat fisis dan kimia dari fluida tersebut, serta
kondisi pengerjaannya Sifat-sifat fisis dan kondisi yang dimaksud adalah :

1. Apakah fluida itu bersifat korosif atau tidak


2. Bagaimana kekentalan dari fluida tersebut
3. Apakah fluida itu mengandung bagian-bagian bagian kecil zat padat atau tidak
4. Berapa tekanan kerjanya

B. Transportasi Fluida (Cair dan Gas)

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas
lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut,
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida
dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.

Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan
hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan
tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit
terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut
bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel
temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible . Zat cair biasanya

3
dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang
compresible.

1. Pipa dan Tabung


Fluida dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan
dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada
umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang
antara 20-40 ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk
gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya
berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tabung licin. Potongan-
potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las
(weld), sedangkan tabung disambung dengan sambungan kompresi (compression
fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tabung biasanya dibuat
dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat
dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.
2. Valve
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan
bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan
menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada
satu arah saja. Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve.
Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa
ehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya
menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis
yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke
selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak
cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan
terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai
pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang
valve, sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida
mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya,
penurunan tekanan pada globe valve cukup besar
3. Pompa

4
Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan dengan
pompa, kipas, blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan
energi mekanik fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan, atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan energi
tersebut adalah dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang diberikan
dengan gaya dari luar.
Kedua metoda tersebut menyebabkan ada 2 jenis utama peralatan pemindah
fluida, yaitu menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunakan momen
puntir untuk membangkitkan rotasi Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida
(umumnya cair) dari satu unit operasi ke unit operasi yang lain. Fluida mengalir
akibat terjadinya perpindahan energi. Driving force yang umum digunakan untuk
mengalirkan fluida adalah gravitasi, displacement, gaya sentrifugal, gaya
elektromagnetik, perpindahan momentum, impuls mekanik, atau kombinasinya. Saat
ini, yang paling umum diaplikasikan adalah gaya sentrifugal dan gravitasi.

Ada 2 kelompok utama pompa:

a. Positive Displacement Pump, pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair
terperangkap di dalam satu ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan
dikosongkan pada tekanan yang lebih tinggi melalui pembuang. Ada 2 jenis
positive displacement pump. Pada reciprocating pump ruang tersebut adalah
silinder stasioner yang berisi piston atau plunger. Pada pompa putar ruangnya
bergerak dari pemasuk sampai pembuang dan masuk lagi ke inlet. . Contoh
reciprocating pump antara lain pompa piston, pompa plunger, dan pompa
diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa putar antara lain gear pump, lobe pump,
screw pump, cam pump, dan vane pump.
b. Pompa Sentrifugal, pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan
dengan aksi sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik.

(Aster’s blog, 2014)

C. Peralatan Trasnportasi Fluida Cair

1.    PIPA DAN TUBE


A.   Perbedaan Pipa dan Tube

5
Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut.
1. Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi
pengaliran.
2. Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang
digunakan.

Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat
dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran
dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya
pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang
antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk
gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam
biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin.
Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens
(flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi
(compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube
biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam
biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

PIPA TUBE
Paling panjang 20 – 40 ft Bisa berates ft
Pada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipis
Pipa apat dibuat ulir Tidak dapat dibuat ulir
Disambung dengan screw, flange, dan las Disambung dengan compression fitting,
soldered, dan flare fitting
Dindingnya kasar Dindingnya kasar
Cara pembuatannya : Las, Casting Cara pembuatannya : extrusion (Cara
(Peleburan),danPiercing(Penembusan). membuat mie), dn Cold drawn.

B. Bahan – Bahan Kontruksi Pipa

Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus


diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah

6
rapuh), sifat plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan,
dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal

Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja
(campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh
dari ferrous metal adalah: Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal

Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
-  Ni dan Cu (monel)
-  Du dan Al (durion)
-  Zn dan Cu (hastelloy)
-  Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal

Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal: Plastik, Kaca,
Semen, PVC, dll.
C.    Cara Pembuatan Pipa

Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding
(las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.
1. Welding (Las)

Biasannya digunakan untuk material yang bersifat plastic, dan pipa yang
digunakan kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam yaitu :
a.  Butt welding

Dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak lebar (skelp),
hingga suhu 2600 0F. Skelp dipanaskan pada suatu welding belt yang
dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan pinggirannya sekaligus dilas.
b. Lap welding

Sama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi yang akan dilas
dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat
daripada butt welding.

7
2. Piercing (Penembusan)

Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang


berukuran pendek. Seamless pipe adalah pipa yang tak memakai garis las.
Pipa ini lebih kuat dibandingkam dengan pipa yang dibuat dengan car alas
karena dindingnya yang homogeny dan dibuat dengan cara piercing. Cara
piercing adalah sebagai berikut :
-      Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing
mill pada suhu yang sangat tinggi.
-     Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat
membuat lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu
ini baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan
mandrel, kemudian diameter dan tebal dinding pipa diatur dengan seamless
pipe melalui dies.
Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara
forging atau cupping. Bukaan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet
sirkular yang panas.
3.  Casting (Cetak)

Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak
dapat di roll atau di-piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus dicairkan,
kemudian di cetak didalam cetakan yang bernama centrifugal casting. Dengan
cara ini dihasilkan pipa yang berdinding tebal, homogeny, dan tidak ada
lubang pada dinding-dindingnya.
4.  Extrusion

Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale).


Cairan pipa dari materil yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui
extruder sehingga dihasilkan seamless pipe. Selai pipa, tube dari materil ini
sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara ini.

D.   Ukuran Pipa dan Tube

Ukuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal dindingnya. Diameter pipa
dan tube dinyatakan dengan Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya
berkisar antara 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter :

8
-  > 12” disebut juga dengan pipa besar, nominan diameternya sama dengan luas
pipa.
-  3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter dalam pipa.
-  <3” disebut juga pipa kecil, nominan diameternya tidak sama dengan diameter
dalam dan diameter luar.

Selain pipa baja, pipa yang terbuat dari bahan lain ukuran standarnya sama seperti
pipa baja yang dikenal sebagai IPS (Iron Pipe Size) atau NPS (Normal Pipe Size).
Misalnya pipa nikel berukuran 2 inch IPS, artinya pipa nikel yang mempunyai diameter
luar seperti pipa baja standar 2 inch. Tebal dinding pipa dinyatakan dengan Schedule
number dan untuk tube dinyatakan dengan Birminghams Wires Gauge (BWG). Schedule
pipa dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Schedule 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160
2.      Schedule standard
3.      Schedule Extra Strong (XS)
4.      Schedule Double Extra Strong (XXS)
5.      Schedule special

Perbedaan schedule ini dibuat untuk menahan ternal pressure dari aliran, kekuatan
dari material itu sendiri (Strength of Material), mengatasi karat, dan mengatasi kegetasan
pipa. Ukuran dari tube ditunjukan oleh diameter luarnya, nilai nominalnya adalah
besarnya diameter bagian luarnya. Tebal dinding tube digunakan BWG (Birmingham
Wire Gauge) dengan selang antara 24 untuk yang paling ringan dan 7 untuk yang paling
berat.

E.     Pemilihan Ukuran Pipa

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pipa untuk keperluan tertentu
adalah sebagai berikut :
1.      Initial Cost ( Biaya awal )
2.      Maintenance Cost ( Biaya pemeliharaan )
3.      Stock ukuran yang ada

Faktor ekonomi sangat mempengaruhi dalam pemilihan pipa. Secara umun ukuran
pipa baja yang ekonomis untuk aliran turbulen dinyatakan dengan persamaan Sarchet
dan Colburn berikut :

9
De’ = Diameter pipa yang ekonomis
W’ = Laju aliran massa (lb/hr)
ρ = Densitas fluida (lb/ft3)

F.     Penyambungan

Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :


-      Joints merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari material
yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
-    Fitting merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga
sebagai penyambung.

Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal
dindingnya. Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan
jalan : Screw Fitting, Flange, atau Welding (las).
1.       Screw Fitting

Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat
dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung
mankin mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan
sambungan yang terjadi tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih
besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12” karena
kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw fitting
digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
·         Close nipple
·         Short nipple
·         Long nipple
·         Coupling
·         Union
·         Elbow street
·         Elbow tee
·         Reducer
·         Plug
·         Cross

10
·         Cap
·         Busching
2.       Flange

Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2”.
Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange
dilakukan dengan cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat
bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan
cara screw atau welding.
Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada sambungan,
yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full face, dan knife
eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah sambungannya
yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang akan menjadi berat
karena berat flange itu sendiri. Kekuatan sambungan menggunakan flange ini
tergantung dari penggunaan gasket yang disisipkan diantara kedua flange.
Macam – macam tipe gasket :
a.    Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang lunak
seperti gabus atau karet.
b.    Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang keras
seperti Pb, Cu, Al, dan Baja.
c.    Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak menggunakan
gasket tetapi sambungan antara flange diperkuat.

3.     Welding ( las )
a.     Las

Digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan
merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan
tinggi. Macam – macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding. Keuntungan
dari sambungan menggunakan metode las yaitu :
1.      Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.
2.      Murah dan tahan kebocoran.
3.      Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4.      Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.

11
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan
memotong atau merusak sambungan tersebut.

b.    Soldering

Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya
disambung dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka
sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan
menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur bahan solder
(remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan adalah
timah.

c.    Brazing

Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk


menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan
adal tembaga atau perak.

2.    VALVE
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan
bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup
penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada
pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja.
Berikut beberapa jenis valve yang paling sering digunakan :
a. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan.
Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak untuk mengatur
besar kecil aliran (throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya halangan/ resistan
saat valve ini dibuka penuh, sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol
aliran melalui badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji
vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik turun saat handel valve
diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka penuh, atau tertutup penuh. Jika valve
ini dalam keadaan setengah terbuka, maka akan menyebabkan pengikisan pada badan
valve, dan turbulensi aliran zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga
menghasilkan suara gemeretak.

12
b. Globe Valve
Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil
aliran (throttling) diperlukan. Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran
zat yang melewati valve bisa diatur. Dudukan valve yang sejajar dengan aliran,
membuat globe valve efisien ketika mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum
erosi piringan dan dudukan. Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar.
Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran
zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan menyebabkan turbulensi di
dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak disarankan diinstal pada
sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan sistem yang menghindari tahanan
pada aliran.
c. Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana
pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat
dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi pemakaian elbow 90° dan fitting
tambahan.
d. Ball Valve
Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball valve
menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh dudukan
valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve
mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve
ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball
valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka atau
menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya
tekanan pada saat valve dibuka penuh.
e. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-valve
yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan dengan
ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90°. Wafer ini
tetap berada ditengah aliran, dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve
dalam keadaan tertutup, wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat
dapat mengalir melalui valve.

13
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang
minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus
untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian
valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada
situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).
f. Relief Valve
Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang lain.
Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan
sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi
cedera pada pekerja, relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi
lebih ekstrim. Relief valve menggunakan pegas baja yang secara otomatis akan
terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman. Level tekanan pada valve ini
bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka.
Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.
g. Check Valve
Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe
Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check
valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check. Swing
Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve
oleh beberapa pabrikan digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai
Ball Check Valve. Check Valve tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran,
tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena
fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve sering
digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem perpipaan.
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun
sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak
atau membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada
seharusnya dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran
sangat mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena
tinggi tekan fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat
pipa mengecil karena fouling.

14
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal
dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa
mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal
pipa di sebelahnya.

3.    POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas (fan),
blower (penghembus) dan kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya
pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk
memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair,
sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada
gas. Kipas membuang gas (biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau
talang besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang
dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air saja.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang
membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a.  Reciprocating pump
b.  Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a.  Pompa sentrifugal
b.  Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan
priming.
A.    Positive Displacement Pump ( PDP )
1. POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok
pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat
dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah
silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan
pompa torak silinder banyak.

15
Cara kerja Pompa Torak :

Pompa torak kerja tunggal dalam setiap silinder ada dua katup yaitu katup isap
dan katup buang. Pada langkah isap torak bergerak mundur, tekanan didalam silinder
menjadi turun. Akibatnya ada beda tekanan antara diluar silinder dengan didalam
silinder, sehingga katup isap terbuka, zat cair kemudian terhisap kedalam silinder.
Ketika torak mulai maju katup isap menutup kembali. Setelah zat cair masuk ke dalam
silinder kemudian didorong torak menuju katup buang, tekanan didalam silinder
menjadi naik, sehingga katup buang terbuka. Selanjutnya zat cair mengalir melewati
katup buang keluar silinder dengan dorongan torak yang menuju katup sampai akhir
langkah buang. Pada pompa kerja ganda dalam satu silinder ada dua katup isap dan dua
katup buang. Ketika melakukan langkah isap torak, juga sekaligus melakukan langka
buang, sehingga kapasitasnya lebih besar dan aliran yang dihasilkan lebih kontinyu.
(iwanaik, 2010)

Pompa torak kerja tunggal


(source:
http://iwanaik.files.wordpress.co
m)

Pompa torak kerja ganda (source:


http://iwanaik.files.wordpress.com)

Kegunaan pompa ini adalah untuk:

 Proses yang memerlukan head yang tinggi


 Kapasitas fluida rendah
 Liquid yang kental (viskos) dan slurry (seperti lumpur)
 Liquid yang mudah menguap (volatile)

16
1. PLUNGER PUMP
Plunger pump merupakan suatu silinder baja yang
panjang, packingnya terletak konstan (stationary) pada bagian dalam dari silinder atau
cincin yang terbuat dari karet. Fungsi dari packing ini untuk mencegah kebocoran
fluida di dalam silinder. Perbedaannya dengan torak yaitu bentuknya labih panjang
dan pakingnya menempel pada silinder. Sedangkan pada torak, pakingnya menempel
pada torak itu sendiri.

Cara kerja pompa plunger


bila plunger A bergerak ke kiri, klep isap C membuka klep tekan, D1
menutup. Cairan masuk dari ruang isap S melalui katup C1 ke silinder. Bersamaan
dengan itu plunger B bergerak ke kiri katup tekan, D2 terbuka, katup isap C2
menutup dan cairan mengalir dari silinder ke ruang tekan T terus ke saluran
pengeluaran P. Plunger A dan B di hubungkan oleh batang M sehingga bergerak
serempak dan di hubungkan oleh N sumber tenaga uap atau lain

Gambar pompa plunyer

Sumber : http://www.rpi.edu/

3. MEMBRAN PUMP
Berbeda dengan torak dan plunger, pompa ini merupakan liquid  end dari
bahan yang fleksibel yang dilengkapi dengan discharge valve pada pusat dan suction
valve. Bagian yang bergerak dari pompa adalah diafragma dan kerangkannya. Dengan
gerakan yang eksentrik, maka diafragma digerakkan sehingga dapat terjadi aliran.
Pompa sekat baik digunakan untuk cairan-cairan yang mengandung partikel–partikel

17
padatan pada pompa ini sedikit sekali bagian–bagian yang bergerak, dan sederhana
serta mudah direparasi.

Cara kerja Membran Pump :


Pompa membran terdiri dari dua ruangan yang di batasi oleh sekat A yang
dapat bergerak turun naik. Bila sekat bergerak naik, katup isap C membuka dan
caairan masuk ke ruangan bagian bawah. Pada bagian yang sama katup tekan B
tertutup dan cairan dari ruang atas di tekan ke saluran pengeluaran. Pada gerakan
berikutnya sekat bergerak ke bawah, katup isap tertutup dan katup tekan terbuka.
Cairan pindah dari ruang bawah ke atas, demikian seterusnya dengan gerakan bolak–
balik dari sekat tersebut seolah-olah cairan di alirkan dari saluran masuk ke saluran
pengeluaran. Sekat dihubungkan melalui eksentrik ke tenaga penggerak. Jarak
geraknya dapat disetel dalam batas– batas tertentu untuk mengatur alirannya.

Kegunaan
Pompa membran digunakan untuk crude oil (lumpur minyak) atau liquid yang
banyak mengandung solid dalam bentuk suspensi head yang rendah.

A.2 Rotary Pump

Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis


ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang
berputar di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah
pompa, akan terbentuk kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar (pada sisi
isap) kemudian volumenya berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan
keluar. Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi. Fluida
di trap dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan
ditekan ke luar discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :
-          Tidak mempunyai check valve
-          Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
-          Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
-          Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.
Salah satu contoh karakteristik pompa rotary yaitu pompa roda gigi dengan
penggigian luar. Macam-macam tipe dari rotary pump :

18
1. POMPA LOBE (LOBE PUMP)
Cara kerja
Cara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda
gigi dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau
tiga rotor lobe.

Kegunaan
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental
(viskositasnya tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga
rotor lobe didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan
cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental,
ukuran padatan yang relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak
halus.

Gambar : Struktur pompa LOBE


Sumber : http://www.paragpumpandequip.com
2. POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)
Cara kerja
 Ketika pasangan roda gigi mulai berputar, daerah pada sisi isap membesar sehingga
tekananya turun dan cairan masuk dan terjebak pada celah gigi ketika berputar.
 Cairan bergerak di celah antara gigi dan kas.
 Pasangan gigi mendorong cairan sehingga keluar pada sisi buang dengan tekanan.
Karena roda gigi ditumpu oleh bantalan pada kedua sisinya, pompa ini dapat bekerja
tanpa berisik, dapat dipergunakan pada tekanan tinggi dan porosnya tidak mudah
melengkung.

Kegunaan
Untuk mencegah terjadinya kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka
zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas

19
atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan
penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai
kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.

Gambar : Pompa Roda Gigi

Sumber :
http://iwanaik.files.wordpress.com

3. POMPA ULIR (SCREW PUMP)


Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis
ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari
tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan
tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga
sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).

Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa
zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.

Gambar : Pompa Ulir

Sumber :
http://iwanaik.files.wordpress.com

4. POMPA DINDING (SLIDING-VANE PUMP)


Cara kerja

20
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor
berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-
alur ini dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah
pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri
dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun
sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang
kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong
dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong
sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut
terjadi kerja isap dan kerja kempa.

Kegunaan
Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.

Gambar : Pompa Ulir

Sumber : http://www.blackmer-mouvex.com

B.     Variable Head Capacity Pump (VHCP)


B.1 CENTRIFUGAL PUMP

Pompa Sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik ke
dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang sedang di
pompa. Pompa Sentrifugal merupakan salah satu alat industri yang simpel, tapi sangat
diperlukan.

21
Gambar 1. Pompa Sentrifugal Gambar 1. Pompa Sentrifugal
Sumber :
http://www.pumpfundamentals.c Sumber : http://www.study.in
om

Cara kerja pompa sentrifugal :


Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler
akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena rumah pompa berbentuk rumah keong
timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran
diantara sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar
dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head
kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head
totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler,
ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. (iwanmaliq,
2010)

Kegunaan

 Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (contoh : air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air)

 Menyirkulasikan cairan sekitar sistem (misalnya air pendingin atau pelumas yang
melewati mesin-mesin dan peralatan)

22
 Memindahkan berbagai macam fluida, mulai dari air, asam sampai slurry ataupun
campuran cairan dengan katalis padat (solid).

 biasa digunakan pada industri minyak bumi, yang mana  pompanya digunakan 
difasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sebuah sumur
produksi sebelum diolah .

B.2. TURBINE PUMP

Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi
sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan
untuk flushing (penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.

Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas
operasi sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi
yang terus-menerus (kontinu), cairan yang dipompakan harus jernih, karena cairan yang
tidak jernihakan merusak blade, cairan yang digunakan tidak korosif, dan temperatur
cairan tidak lebih dari 350 oF.

Cara kerja Turbine pump :

Liquid masuk pada bagian pinggir dari impeller, diterma oleh vane. Casing
mempunyai alur sekitar impeller. Bila liquid mengalir pada pompa, maka ia akan
terlempar berulang-ulang pada groove (lekukan) untuk kemudian masuk pada vane
yang berikutnya. Hal ini berjalan terus menerus sampai pada discharge. Dengan adanya
pelemparan yang berulang-ulang ini, maka pada turbine pump akan dihasilkan suatu
impeller (dorongan) yang berulang-ulang. (nunulasa, 2011)

Aplikasi

 Digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pendingin circulators air untuk
laser dan mesin lain di mana kepala tinggi diperlukan.
 Memompa air untuk irigasi
 Pemadam kebakaran
 Pembangkit listrik tenaga air
 Pengolahan air limbah

23
Gambar Pompa Turbin.
Sumber : http://www.fao.org

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari Penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Alat transportasi fluida yaitu meliputi pipa, valve dan pompa


2. Pompa (pump) merupakan alat untuk mentransportasikan material cair dalam industry
kimia melalui suatu media perpipaan dengan penambahan energy supaya material cair
dapat mengalir dan berpindah secara kontinu.
3. Dasar pemilihan alat tranportasi material cair (pompa) adalah kapasitas alir, efisiensi,
ketahanan terhadap sifat material yang di transportasikan, power, dan pemeliharaan
dan perawatan alat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Abdul Hafid. “Alat Transportasi Fluida Cair dan Gas”


http://www.scribd.com/doc/169976943/Alat-Transportasi-Fluida-Cair-Gas. dilihat pada 3
juni 2014

Maliq,iwan. “Alat-alat Industri Kimia” http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/29/pompa-3/.


Diposting pada 29 November 2010. Dilihat pada 1 Juni 2014.

Pandjaitan, Defri. “Alat Industri Kimia” http://www.slideshare.net/DefriPanjaitan/1-alat-


industri-kimia-ver-24-sep-2011. diposting pada 24 september 2011. Dilihat pada 3 juni 2014.

Tanjung, Catur Akbar, Dkk. “Peralatan Industri Proses Transportasi Fluida Cair”. 2012.

25
26

Anda mungkin juga menyukai