Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“ANALISIS MINYAK DAN LEMAK : BILANGAN ASAM DAN KANDUNGAN ASAM


LEMAK BEBAS (FFA)”

Dosen Pembimbing
Shabrina Adani Putri S.Si,M.Si

Disusun oleh :
Martha Virana
NIM.1941420096

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDY DIV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
2020
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
I. Tujuan

- Menjelaskan arti bilangan asam suatu minyak/lemak

- Menentukan bilangan asam suatu minyak/lemak

- Menjelaskan pengertian asam lemak bebas

- Menentukan kandungan asam lemak bebas dalam suatu minyak/lemak

II. Dasar teori

a. Bilangan Asam

Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas,yang dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam
dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang digunakan untuk menetralkan asam
lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Apabila kandungan asam
lemak bebas dalam jumlah kecil artinya minyak memiliki mutu baik. Sebagian besar
asam lemak terikat dalam bentuk ester atau bentuk trigliserida. Asam lemak bebas yang
besar bisa jadi berasal dari hidrolisa minyak atau lemak,ataupun karena adanya proses
pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi bilangan asam,maka makin rendah
kualitasnya.

Asam lemak bebas ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling
banyak dalam minyak. Dengan demikian asam lemak bebas berikut ini dipakai sebagai tolak ukur
jenis minyak tertentu.

Sumber Minyak Jenis Asam Lemak Banyak Berat Molekul

Susu Sawit Palmitat 256 gram/mol

Inti Sawit Kelapa Laurat 200 gram/mol

Susu Oleat 282 gram/mol

Jagung Linoleat 278 gram/mol


b. Asam Lemak Bebas

Minyak yang mengandung kerangka tak jenuh lebih mudah dicerna oleh sistem
metabolisme manusia,tetapi juga lebih mudah tengik karena lebih mudah teroksidasi oleh
bakteri maupun pengaruh lingkungan fisik seperti suhu udara. Karakter-karakter lainnya
antara lain adalah bobot molekul trigliserida,banyak sedikitnya asam lemak bebas atau
Free Fatty Acid (FFA), yaitu asam lemak yang tidak terikat dan membentuk Ester dengan
gliserol. Adanya asam lemak bebas ini untuk minyak tertentu dapat menurunkan mutu.
Misalnya pada minyak jarak yang merupakan bahan dasar pembuatan biodiesel
diharapkan kandungan FFA ini tidak terlalu tinggi karena dapat menyebabkan pengotoran
pada nozzle dari injektor motor diesel.

III.
METODOLOGI

- Alat :
1. Erlenmeyer 250 ml(3 buah)
2. Buret (kapasitas 50 ml) (1 set)
3. Set alat refluks
- Bahan :
1. Minyak Goreng
2. Etanol 95%
3. Larutan Standart 0.005 n KOH
4. Indikator PP
- MSDS Bahan :

 Nama Rumus Bentuk/ Bahaya Aspek K3


Bahan Kimia Fase

1. Kristal KOH Kristal -Iritasi, luka bakar, -Kontak kulit : Bilas


KOH bahaya pada paru- dengan air yang
paru terkontaminasi

-Iritasi mata dan -Kontak mata : Bilas


kulit dengan air mengalir

-Korosif, dapat -Tertelan : Jangan


meledak paksakan muntah

2. Etanol C2H5OH Cair -Mudah terbakar -Kontak mata dan


dalam keadaan cair kulit : Bilas dengan
dan uap air mengalir selama
15 menit
-Iritasi pada mata
dan kulit -Terhirup : Hirup
udara segar
-Bahaya bila terhirup
dan tertelan -Tertelan : Bila
sadar, beri 2-4
cangkir susu atau air

3. Minyak C17H33CO Cair -Tidak ada bahaya -Kontak kulit : Cuci


Goreng OH dengan air mengalir

-Kontak mata : Bilas


dengan air yang
banyak

4. Indikator Cair -Menyebabkan -Kontak kulit : Bilas


PP kanker dengan air

-Menyebabkan -Kontak mata : Bilas


kerusakan genetik dengan air

-Terhirup : Hirup
udara segar

-Tertelan : Beri air


minum

- Skema Kerja

a. Penentuan Bilangan Asam

Minyak Goreng

-ditimbang ±5 gram
-dimasukkan dalam Erlenmeyer
-ditambah 20 ml etanol 95%
-dikocok kuat-kuat
-dilakukan proses refluks

Hasil Refluks

-didinginkan

-ditambahkan indicator PP
-dititrasi dengan 0.005N KOH

Hitung Angka Asam

*Perhitungan angka asam = V KOH (ml) x N KOH x 56.1

Berat Bahan

b. Penentuan Asam Lemak Bebas

Minyak Goreng

-diaduk merata dalam keadaan cair saat diambil contohnya

-ditimbang ±1 gram minyak goring dalam Erlenmeyer

-ditambah etanol netral 20 ml (panas)

-dititrasi dengan 0.005 N KOH

%FFA

c. Perhitungan :
 %FFA = V NaOH (ml) x N KOH x Mr Asam Lemak
Berat contoh x 1000
 Untuk mengubah FFA menjadi bilangan asam, kalikan %FFA dengan factor :
Mr KOH
Mr Asam Lemak x N KOH
 Untuk mengubah bilangan asam menjadi FFA dengan factor sebaliknya yaitu :
Mr Asam Lemak x N KOH
Mr KOH

IV. Data Pengamatan :


 Massa Sampel
Minyak Baru : Minyak Bekas :
I. 7,3231 gram I. 7,3130 gram
II. 7, 3315gram II. 7,3192 gram
Rata-rata : 7,3273 gram Rata-rata : 7,3161 gram

 Titrasi standarisasi KOH


V Asam Oksalat 0,005 N V KOH
10 mL 15,2 mL
10 mL 15,1 mL
Rata-rata 15,15 mL

 Titrasi Sampel
Minyak Baru : Minyak Bekas :
I. VKOH = 12, 3 mL I. VKOH = 14,2 mL
II. VKOH = 12,4 mL II. VKOH = 14,3 mL
Rata-rata : 12,35 mL Rata-rata : 14,25 mL

V. Analisa Data :
 Normalitas KOH setelah standarisasi dengan asam oksalat :
1 x NKOH x VKOH = 2 x Nas oksalat x Vas oksalat

NKOH =

= 0,0066 N

 Angka Asam Minyak Baru =

= 0,00062 g KOH/g minyak


= 0,62 mg KOH/g minyak
 Angka Asam Minyak Bekas =

= 0,00072 g KOH/g minyak


= 0,72 mg KOH/g minyak
 Asam Lemak Bebas (FFA) Minyak Baru :

%FFA = x 100%

= x 100%

= 0,2932 %

 Asam Lemak Bebas (FFA) Minyak Bekas :

%FFA = x 100%

= x 100%

= 0,3388 %

VI. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul analisis minyak dan lemak : bilangan asam dan
kandungan asam lemak bebas (FFA). Alat dan bahan yang digunakan yaitu Erlenmeyer 250
ml yang digunakan untuk memanaskan etanol dan untuk titrasi, buret 50 ml untuk titrasi,
gelas piala 450 ml untuk wadah, dan pipet volume untuk mengambil bahan cair, etanol 95%
untuk melarutkan sampel, 2 sampel berupa minyak goreng baru dan jelantah, larutan standar
KOH 0,05 N sebagai titran untuk titrasi sampel, dan indikator PP untuk indikator proses
titrasi. Menggunakan 2 sampel tersebut dengan tujuan untuk membandingkan kualitas dari
minyak baru dan minyak yang sudah pernah digunakan untuk menggoreng, dilihat dari
bilangan asam dan kandungan FFA nya. Bilangan asam menunjukkan asam lemak bebas
yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak atau lemak., ataupun karena proses pengolahan
yang kurang baik. Semakin tinggi bilangan asam, maka semakin rendah kualitas minyak
tersebut.
Pada praktikum kali ini yang pertama dilakukan adalah memanaskan etanol dengan
menggunakan alat refluks, karena senyawa etanol merpakan senyawa yang mudah menguap
maka proses pemanasannya membutuhkan kondensor agar senyawa tersebut tidak mudah
menguap. Selanjutnya melakukan standarisasi larutan KOH dengan asam oksalat dengan cara
mengambil larutan asam oksalat 0,005 N sebanyak 10 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian
ditambah dengan indicator PP. Proses standarisasi tersebut diulang sebanyak 2 kali.
Selanjutnya yaitu proses penentuan asam lemak bebas dengan cara menimbang minyak yang
akan dijadikan sampel tersebut. Minyak baru sebanyak 7,3231 gram dan 7,3315 gram,
sedangkan pada minyak jelantah sebanyak 7,3130 gram dan 7,3192 gram. Kemudian, sampel
minyak tersebut dilarutkan dengan etanol yang sudah dipanaskan sebanyak 20 ml.
Menggunakan etanol netral dikarenakan agar hasil yang didapatkan tepat dan ditambahkan
dengan indikator PP. Setelah itu dititrasi dengan larutan KOH sampai warna nya berubah
menjadi merah muda. Dikarenakan percobaan penentuan asam lemak bebas menggunakan
prinsip titrasi asam basa dengan penggunaan indikator PP akan mengubah warnanya menjadi
merah muda apabila larutan bersifat basa. Titrasi dilakukan selama 2 kali. Didapatkan data
berupa volume KOH sebanyak 12,3 ml dan 12,4 ml. Kemudian diulang untuk titrasi pada
sampel kedua yaitu pada minyak jelantah dan didapatkan volume KOH sebanyak 14,2 ml dan
14,3 ml. Hasil masing – masing volume yang didapatkan dari proses titrasi tersebut
digunakan untuk penentuan angka asam dan kandungan asam lemak bebas.
Pada perhitungan, didapatkan angka asam pada minyak baru sebesar 0,62 dan minyak
jelantah sebesar 0,72. Angka asam minyak menurut SNI 01-3741-2013 memiliki batas aman
0,6 mg KOH/g minyak. Pada pelakuan pertama yaitu minyak goreng baru diketahui angka
asam sebesar 0,62 yang mendekati batas aman pada SNI. Minyak tersebut dapat digolongkan
pada minyak yang aman dikonsumsi karena masih belum dipakai untuk menggoreng, namun
nilainya melebihi batas dari SNI. Hal ini dimungkinkan karena kurang tepatnya proses
standarisasi larutan KOH. Ataupun dapat dikarenakan pada saat proses titrasi, etanol pada
erlenmeyer sudah menguap. Sedangkan pada minyak jelantah nilainya 0,72 yang melebihi
standar SNI, sehingga dapat dikatakan kualitasnya sudah tidak bagus dan dapat
membahayakan konsumen.
Perhitungan yang kedua yaitu dilakukan penentuan kadar asam lemak bebas.
Didapatkan kadar asam lemak bebas (%FFA) pada minyak goreng baru sebesar 0,2932%
sedangkan pada minyak goreng jelantah sebesar 0,3388%. Minyak goreng baru memiliki
kadar dibawah standar SNI yaitu 0,3% sehingga minyak tersebut masih aman untuk
dikonsumsi. Sedangkan pada minyak jelantah didapatkan %FFA yang melebihi SNI 0,3%
yaitu sebesar 0,338% yang dapat membahayakan konsumen.
Bilangan asam dan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng mempengaruhi
kualitas dari minyak goreng tersebut. Semakin besar bilangan asam dan kadar asam lemak
bebasnya (%FFA) maka semakin buruk kualitas dari minyak goreng tersebut.

VII. Kesimpulan
a. Bilangan asam adalah banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan
dinyatakan dengan mg KOH per 1 gram minyak.
b. Angka asam pada minyak goreng merk baru sebesar 0,62 mg KOH/g dan pada
minyak goreng jelantah sebesar 0,72 mg KOH/g.
c. Asam lemak bebas merupakan asam lemak yang telah lepas dari molekul gliserol.
d. Kadar asam lemak bebas (%FFA) minyak goreng baru sebesar 0,2932% dan
minyak goreng jelantah 0,3388%.
VIII. Daftar Pustaka
[1] Andry.2008. Teknologi Lemak Dan Minyak, http://www.pdf-search-engine.com.
[2] Syamsuddin Tini, 2015. Laporan Praktikum Penentuan Bilangan Asam Dan
Bilangan Penyabunan Sampel Minyak Dan Lemak.
https://www.academia.edu/12328284/Laporan_Praktikum_Penentuan_Bilangan_
Asam_Dan_Bilangan_Penyabunan_Sampel_minyak_Dan_lemak
[3] Tim Kimia Organik, 2019. Modul Praktikum Kimia Organik. Jurusan Teknik
Kimia.

Anda mungkin juga menyukai