4.1. TujuanPercobaan
Tujuan percobaan pada modul 1 adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa dapat menghitung kapasitas panas udara (ɣ) sebagai gas ideal.
- Mahasiswa dapat mengetahui sifat sifat gas ideal dan proses adiabatik.
b. Diagram AlirPercobaan
b.1 Penentuan rasio kapasitas panas
- Persiapan
Membuka valve V1dan V3 yang berada di atas tabung untuk memastikan kondisi
atmosferik
Memastikan semua valve (kecuali valve V1 dan valve V3) dalam kondisi tertutup
Membuka program
“TH5 Expansion Process of a Perfect Gas””Excercise A””Load”
”View Table” atau “View Graph”
Menyalakan pompa udara ke dalam pressure vessel dan tekanan vessel 30 kN/m2.
Membiarkan isi tabung kembali ke suhu lingkungan dan catat P akhir sebagai Pf
Mengulangi langkah di atas untuk berbagai nilai tekanan awal yang berbeda
Gambar 4.2 Diagram alir percobaan penentuan rasio kapasi tas panas.
- Penutup
Memastikan semua valve (kecuali valve V1 dan valve V3)dalam kondisi tertutup
Gambar 4.4Diagram alir persiapan penentuan rasio volume pada proses isotermal.
- Percobaan
Mengukur dan mencatat tekanan udara sekitar dengan barometer
Menyalakan pompa udara ke dalam pressure vessel dan tekanan vessel 30 kN/m2
Membiarkan isi tabung kembali ke suhu lingkungan dan catat P akhir sebagai Pf
Mengulangi langkah di atas untuk berbagai nilai tekanan awal yang berbeda
Gambar 4.5 Diagram alir persiapan percobaan rasio volume pada proses isotermal.
- Penutupan
Menyimpan file di folder “D:/”
Gambar 4.6 Diagram alir penutupan penentun rasio volume pada proses isotermal.
32
31
30
29
Suhu
T1
28
T2
27
26
25
0:00 0:07 0:14 0:21 0:28 0:36 0:43
waktu
.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan A Tekanan 25 kN/m2
31
30.5
30
Suhu
T1
29.5 T2
29
28.5
0:00 0:02 0:05 0:08 0:11 0:14 0:17
waktu
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan A Tekanan 30 kN/m2
31
30.5
30
Axis Title
29.5 T1
T2
29
28.5
28
0:00 0:07 0:14 0:21 0:28 0:36 0:43
Axis Title
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan A Tekanan 35 kN/m2
31
30.5
30
Suhu
T1
29.5
T2
29
28.5
0:00 0:02 0:05 0:08 0:11 0:14 0:17
Waktu
Gambar 4.4 Grafik hasil pengamatan gas ideal variabel 35 kN/m2
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan B Tekanan 20 kN/m2
20
15
tekanan
10 P
V
0
0:00 0:28 0:57 1:26 1:55 2:24 2:52 3:21
waktu
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan B Tekanan 25 kN/m2
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Ekspansi Gas Ideal Percobaan B Tekanan 35 kN/m2
−12,8
= 2,2
−5,7
4.4. Pembahasan
Proses pemanasan dan ekspansi gas secara umum bisa didefinisikan sebagai
proses termodinamika. Hasil pengamtan yang didapatkan, sebagai hasil dari
energi perubahan terjadi pada berbagai sifat gas seperti tekanan, volume,
temperature, energi spesifik, entalphi spesifik, dan lain- lain. Proses
termodinamikabisa terjasi dalam berbagai keadaan. Beberapa proses
termodinamika adalah proses volume konstan, proses tekanan konstan, proses
adiabatic/isotropic, proses politropik, proses ekspansi bebas, dan proses
trottling. Proses termodinamika, salah satu hal yang ingin diketahui adalah
mencari jumlah kerja yang dilakukan selama proses. (Suharti.2017)
R /C v
T2 V1
=
T1 V2 ( )
Persamaan ini juga dapat dinyatakan sebagai:
T P(1− γ )/ γ =constant
γ −1 γ
TV =constant PV =contant
γ yaitu rasio kapasitas kalor, untuk menentukan rasio kapasitas kalor yang
terjadi
Cp
Jadi, γ ≡ (Smith.2001)
Cv
Proses adiabatic (proses isentropic) adalah proses dimana zat kerja tidak atau
memberikan kalor ke lingkungan selama ekspansi atau kompresi. Kondisi ini
bisa terjadi apabila zat kerja terisolasi secara termal. Jadi, keadaan yang terjadi
apabila selama proses adiabatic adalah tidak ada kalor yang masuk atau keluar
dan sistem (zat kerja), temperature sistem berubah kerja dilakukan perubahan
energi dalam, dan perubahan energi dalam sama dengan kerja mekanik yang
dilakukan. Hukum I termodinamika menunjukkan bahwa dQ = dU + dW = 0.
Jadi ∆U = - W, dimana tanda minus (-) menunjukkan bahwa untuk kenaikan
energi dalam, kerja selalu dilakukan pada gas dan sebaliknnya.
Cp
) hasil praktikum dengan literature (computer). Hasil percobaan pada
Cv
Cp
tekanan 20 km/m2, besar adalah 1,38 sedangkan dari data computer
Cv
Cp
adalah 1,3. Hasil percobaan pada tekanan 25 km/m2, besar adalah 1.26
Cv
sedangkan dari data computer adalah 1,268. Hasil percobaan pada tekanan 30
Cp
km/m2, besar adalah 1.16 sedangkan dari data computer adalah 1,16.
Cv
Cp
Hasil percobaan 35 km/m2, besar adalah 1.137 sedangkan dari data
Cv
computer adalah 1,14.
Cp
Hasil percobaan ini terdapat sedikit perbedaan besar rasio hasil
Cv
Cp
percobaan dengan rasio hasil computer/literature. Tekanan awal 20
Cv
Cp Cp
km/m2, rasio hasil percobaan adalah 2.24 sedangkan rasio hasil
Cv Cv
Cp
computer/literature adalah 2,24. Tekanan awal 25 km/m2, rasio hasil
Cv
Cp
percobaan adalah 2.66 sedangkan rasio hasil computer/literature adalah
Cv
Cp
2,67. Tekanan awal 30 km/m2, rasio hasil percobaan adalah 2.328
Cv
Cp
sedangkan rasio hasil computer/literature adalah 2,35. Tekanan awal 35
Cv
km/m2.
4.5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa
1. Saat proses isotermal memiliki perbandingan P dan V berbanding terbalik,
Semakin besar P maka semakin kecil nilai V nya. Rasio volume pada proses
isotermal tekanan pada vessel 20 kN/m2 , 25 kN/m2 , 30 kN/m2 , 35 kN/m2
adalah 1,38, 1,26, 1,16, dan 1,137.
2. Saat proses adiabatik tidak mengalami perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan begitu juga sebaliknya. Semakin besar tekanan pada vessel maka
akan semakin besar nilai rasio kapasitas udaranya. Pada tekanan di vessel 20
kN/m2 , 25 kN/m2 , 30 kN/m2 , 35 kN/m2 adalah sebesar 2,24, 2,66, 2,328, dan
2.473
4.6. Daftar Pustaka
Suharti, Profiyanti Hermien, dkk. 2017. Praktikum Thermodinamika Teknik
Kimia.
Politeknik Negeri Malang. Kota Malang
Smith, J.M., dkk. 2001. Chemical Engineering Thermodynamics. McGraw-Hill
Companies, Inc. New York