Dosen Pembimbing
Shabrina Adani Putri S.Si,M.Si
Disusun oleh :
Martha Virana
NIM.1941420096
Minyak dan lemak adalah bahan organic produk alami yang banyak diperlukan dalam
kehidupan manusia. Secara kimia minyak dan lemak adalah senyawa dari jenis dan golongan
yang sama. Keduanya adalah ester dari gliserol dan nama kimianya trigliserida. Yang disebut
minyak pada umumnya adalah trigliserida yang pada suhu kamar berwujud cair, dan berasal dari
tumbuhan. Biasanya disebut sebagai minyak nabati. Sedangkan yang disebut lemak adalah
trigliserida yang pada suhu kamar berwujud padat dan umumnya berasal dari binatang dan
disebut sebagai minyak hewani. Perbedaan wujud fisik ini disebabkan karena kerangka karbon
dari sisa asam lemak sebuah trigliserida yang berasal dari hewan tidak mengandung ikatan
rangkap. Keadaan ini menyebabkan interaksi Van der Waals antar kerangka dalam satu molekul
atau antar molekul dapat terjadi secara lebih merata, dan lekuk-lekuk kerangka yang sama
menyebabkan molekul-molekul lemak tertata lebih rapi. Akibatnya bentuk fisik trigliserida jenuh
seperti lemak ini pada umumnya adalah padat. Sebaliknya pada trigliserida yang berasal dari
tumbuhan terdapat ketidakjenuhan pada kerangka karbonnya, yang dapat menyebabkan kurang
teraturnya susunan atau lay out molekul sehingga antaraksi Van der Waals pun menjadi lebih
lemah. Minyak nabati pada umumnya berbentuk cair.
lemak dan minyak apabila dipanaskan dalam suasana alkali, akan membebaskan asam
lemak bebas dan gliserol. Adanya kelebihan basa akan beraksi dengan asam lemak bebas
membentuk garam natrium / garam kalium yang disebut sabun yang akan larut dalam air dan
mengendap dalam larutan NaCl jenuh.
Istilah penyabunan atau seringkali dikenal dengan saponifikasi artinya adalah membuat
sabun. Saponifikasi suatu ester dengan basa (NaOH atau KOH) menghasilkan garam dari suatu
asam karboksilat. Saponifikasi suatu trigliserida menghasilkan suatu garam dari asam lemak
rantai panjang yang merupakan sabun itu sendiri. Berikut ini adalah contoh reaksi penyabunan.
CH2CO2(CH2)nCH3 CH2OH
l
CHCO2(CH2)nCH3 + 3 OH- CHOH + 3 CH3(CH2)nCOO-
l
CH2CO2(CH2)nCH3 CH2OH
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon Panjang yang ujungnya
bermuatan (sebagai ion). Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik. Sedangkan
ujung ion bersifat hidrofilik. Sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel yaitu
sekelompok rantai hidrokarbon dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air. Kegunaan sabun
adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehigga dapat dibuang dengan
pembilasan. Dalam percobaan ini akan ditentukan angka penyabunan yaitu suatu angka yang
menunjukkan jumlah mgr KOH yang dibutuhkan untuk menghidrolisis satu gram lemak atau
minyak. Angka penyabunan ini digunakan untuk mengetahui berat molekul rata-rata lemak atau
minyak dan jumlah alkali yang dibutuhkan untuk membuat sabun.
Hipotesa :
CH3(CH2)2CO2H
88.11
Asam
gram/mol
Butirat
C16H32O2
Asam 256.42
Palmitat gram/mol
C18H36O2
Asam 284.48
Stearat gram/mol
C16H30O2
Asam
Palmitoleat 254.414
gram/mol
C18H34O2
Asam Oleat 282.468
gram/mol
C18H30O2
Asam 280.4
Linoleat
C18H30O2
Asam 2890.44598
Linolenat
gram/mol
Na-Boraks Indikator PP
(Na2(B4O5(OH)4)8H2O)
III. Metodelogi :
- Alat :
1. Erlenmeyer 250 ml (2 buah) 4. 1 set alat refluks(1 buah)
2. Gelas Piala 400 ml(1 buah) 5. Buret 50 ml(1 buah)
3. Labu Takar 500 liter(1 buah)
- Bahan :
1. Kristal KOH 4. HCl
2. Etanol 5. Na-Boraks
3. Minyak Goreng 6. Indikator PP
- MSDS Bahan :
-Terhirup : Hirup
udara segar
-Tertelan : Jangan
paksakan muntah
-Tertelan : Basuh
dengan air mengalir
minimal 15 menit
-Terhirup : Hirup
udara segar
-Tertelan : Beri air
minum
-Skema Kerja :
KOH
-ditimbang 14 gram
Minyak
-ditimbang 2 gram minyak dalam Erlenmeyer
Hasil Refluks
-ditambahkan indicator PP
HCl 0.25 N
-dilarutkan dalam 1 liter aquades
-dititrasi dengan Na-Boraks
d. Titrasi larutan KOH dalam etanol dengan HCl yang telah distandarisasi
-ditambah indicator PP
25 ml 23,3 ml
25 ml 23,2 ml
25 ml 44,8 ml
25 ml 44,5 ml
Rata-rata 44,65 ml
Titrasi Sampel (a)
I Vol. HCL : 19 ml
II Vol. HCL : 19,2 ml
Rata-rata : 19,1 ml
Massa Minyak
I 2,0102 gram
II 2,0103 gram
Rata-rata = 2,01025 gram
Analisis data
V. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul angka penyabunan atau saponifikasi memiliki
tujuan untuk mengetahui angka penyabunan dan dapat menentukan angka penyabunan.
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan yaitu Erlenmeyer 250 ml untuk
memanaskan etanol dan untuk titrasi, gelas beaker untuk melarutkan Kristal KOH dengan
sedikit akuades, spatula untuk mengaduk bahan, gela arloji untuk menimbang bahan, labu
ukur 500 ml untuk mencampurkan larutan KOH dan etanol, dan gelas ukur untuk
mengukur larutan yang ingin dititrasi, serta satu set alat refluks untuk mengurangi
peguapan pemanasan etanol, hot plate untuk memanaskan etanol, dan buret untuk titrasi.
Dan bahannya yaitu Kristal KOH, etanol, HCL, Na-Boraks 0,25 N, indicator
fenolphthalein, minyak goreng baru dan minyak goreng jelantah.
Pertama-tama yang dilakukan adalah membuat larutan KOH dalam etanol dengan
cara menimbang Kristal KOH sebanyak 14 gram menggunakan gelas arloji dan
ditimbang di neraca analitik. Setelah ditimbang, Kristal KOH tersebut dilarutkan dengan
sedikit akuades hal ini dilakukan karena senyawa dalam Kristal KOH bersifat ionic
sementara larutan ethanol bersifat kovalen hal ini dimaksud untuk memudahkan dalam
pencampuran kedua bahan tersebut. Kemudian larutan dipindahkan ke dalam labu ukur
500 ml dan ditambahkan etanol hingga tanda batas. Berikutnya membuat larutan HCL
0,25 N sebanyak 500 ml. Setelah itu menimbang sampel minyak baru sebanyak 2,0102
gram dan minyak jelantah sebanyak 2,0103 gram.
Larutan KOH yang telah dibuat tadi diambil 25 ml ke dalam Erlenmeyer yang
berisi sampel minyak. Setelah itu campuran dikasih batu didih dan di refluks dengan
pendingin balik selama 60 menit. Selanjutnya sambil menunggu proses refluks selesai
dapat melakukan standarisasi larutan HCL dengan Na-boraks 0,25 N dengan cara
mengambil larutan Na-boraks 0,25 N sebanyak 25 ml dan dititrasi dengan larutan HCL
yang dilakukan sebanyak 2 kali. Larutan baku primer tersebut ditambah indicator PP dan
didapat hasil 23,3 ml dan 23,2 ml. Proses titrasi tersebut dianggap selesai jika larutan
berubah menjadi tidak berwarna. Selanjutnya titrasi kedua menggunakan larutan baku
primer KOH sebanyak 25 ml dengan prosedur yang sama pada titrasi pertama, dan hasil
yang didapatkan yaitu 44,8 ml dan 44,5 ml. Selanjutnya dilakukan titrasi minyak hasil
dari refluks dengan cara ditambah indicator PP dan didapat hasil 19 ml.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mencari angka penyabunan atau bilangan
asam dimana hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas sabun yang akan dibuat. Jika
semakin banyak bilangan asamnya maka semakin banyak juga asam lemak bebasnya
dalam minyak tersebut. Dari data diatas percobaan menggunakan minyak didapat hasil
2,01025 gram dimana dari hipotesis dapat dikategorikan sebagai asam linolenat. Dalam
perhitungan angka penyabunan didapat hasil 382,922 mg atau 0,382922 g, dari hasil
tersebut dapat diketahui bila semakin kecil angka penyabunan maka semakin bagus sabun
yang didapat.
VI. Kesimpulan
a. Penyabunan atau saponifikasi artinya adalah membuat sabun. Saponifikasi suatu ester
dengan basa (NaOH atau KOH) menghasilkan garam dari suatu asam karboksilat.
b. Dari praktikum diatas didapat perhitungan