PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
KESETIMBANGAN UAP CAIR
OLEH:
NIKEN LARASATI
1931410030
1F – D3 TEKNIK KIMIA
Larutan merupakan suatu campurann yang homogeny dan dapat berwujud padatan,
maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dujumpai adalah larutan cair, dimana
suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi
tertentu(Brady,1999)
Pelarut yang mendekati murni, komponennya berperilaku dengan Hukum Roult dan
mempunyai tekanan uap yang sebanding dengan fraksi mol. Beberapa larutan menyimpang
jauh dari Hukum Roult. Walaupun demikian, dalam hal ini hokum itu semakin dipatuhi jika
komponennya berlebih (sebagai pelarut) sehingga mendekati kemurnian. Hukum ini
menerangkan pendekatan yang baik untuk pelaryt selama larutan ini encer (Atkins,1994)
Komponen (pelarut dan zat terlarut) larutan ideal mengikuti hukum Roult pada seluruh
selang konsentrasi. Larutan encer yang tak mempunyai interaksi kimia di antara komponen-
komponennya, Hukum Roult berlaku bagi pelarut, baik ideal maupun tak ideal. Tetapi hukum
Roult tak berlaku pada zat terlarut pada larutan tak ideal encer. Perbedaan ini bersumber pada
kenyataan : molekul-molekul pelarut yang luar biasa banyaknya. Hal ini menyebabkan
lingkungan molekul terlarut sangt berbeda dalam lingkungan pelarut murni. Zat terlarut
dalam larutan tak ideal encer mengitu Hukum Henry, bukan Hukum Roult (Petrucci,1992).
Seluruh larutan biner jika diuapkan secara parsial, komponen yang mempunyai
tekanan uap lebih tinggi akan terkonsentrasi pada fase uapnya, hingga terjadi perbedaan
komposisi antara cairan dengan uap yang setimbang. Uap tersebut dapat diembunkan sebagai
kondensat. Uap yang diperoleh dengan menguapkan secara parsial kondensat itu akan
mempunyai komposisi yang lebih kaya lagi akan komponen yang mudah menguap(Alberty,
1987).
Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan antara
fase liquida dan fase gas adalah GlassOthmer Still. Adapun hal-hal yang berpengaruh dalam
system kesetimbangan yaitu: tekan (P), suhu (T), konsetrasi komponen dalam fase liquid (x)
dan fase uap (y). penelitian ini menggunakan badan baku dengan system biner yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, penelitian tersebut masih diperlukankesetimbangan uap-air
sistem biner untuk menghasilkan data yang benar dan model korelasi yang dapat
diaplikasikan untuk memperkirakan kesetimbangan uap-air system multikomponen
(Wiryanto& Teddy, 1999).
V.Metodologi :
1. Alat dan Bahan
a. Alat:
- tabung reaksi Alat destilasi lengkap
- pipet ukur 25 mL yang terdiri dari:
- karet penghisap - three neck flask
- corong kaca - klem holder dan
- gelas ukur 100 mL statif
- gelas ukur 10 mL - electric mantle
- labu takar 100 mL - supporting ring
- pipet tetes - reflux
- refraktometer - adaptor
- termometer
- plug
b. Bahan :
- metanol
- etanol
- aquades
c. Skema kerja
Penyusunan alat
Pengambilan larutan 5 mL
Pengulangan 5 Kali
b. Data Pengamatan
Tabel Persamaan Antoine
b. Perhitungan Buble T
c. Plot grafik antar fraksi mol (x) dan fraksi mol uap (y) sebagai sumbu x terhadap
temperature (T) sebagai sumbu x terhadap temperatur (T) sebagai sumbu y
VII. Analisis Data
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka
Atkins PW. 1994. Physical Chemistry. Ed ke-5. England: oxford Univ Pr.
Brady, J.E dan Humiston., (1999), General Chemistry Principle and Structure, 4th
Edition, New York: John Willey & Sons,Inc.
lberty, Robert. 1992. Kimia Fisika jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta
Petrucci, R.H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
Wiryanto, Tedddy S.W. 1999). Kesetimbangan Uap-Cair Sistem Biner Etanol(1) – Air
(2), Aseton (1) – Air (2), Air (1) – n-Butanol (2) dan Ke-setimbangan Cair-cair Air(1)
– n-Butanol(2). Jurnal Penelitian Teknik Kimia.