Anda di halaman 1dari 9

Laporan Resmi

Praktikum Operasi Teknik Kimia 2

Distilasi Batch

Disusun oleh :

DEASFENTA R (1641420049)

IRMA ZAHROTUL (1641420075)

VERASARI R.M (1641420062)

D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG


Laporan Praktikum

Operasi Teknik Kimia

1. Judul Praktikum : Distilasi

2. Hari/Tanggal : Rabu, 4 April 2018

3. Tujuan Percobaan :

 Mempelajari operasi pemisahan campuran biner etnaol – air dengan metoda distilasi
batch
 Menghitung konsentrasi bottom dengan metode Rayleigh
 Menghitung konsentrasi bottom dengan neraca massa dan analisa

4. Dasar Teori

Proses perpindahan massa merupakan salah satu proses yang cukup penting.
Peprindahan massa merupakan peristiwa yang dijumpau hampir dalam setiap operasi dalam
kegiatan teknik kimia. Salah satu proses tersebut adalah distilasi yang merupakan proses
pemisahan campuran cair-cair menjadi komponen-komponennya dengan berdasarkan pada
perbedaan kemampuan/daya penguapan komponen-komponen tersebut. Adanya perbedaan
kemampuan penguapan antara komponen-komponen tersebut dikenal sebagai volatilitas
relatif. Distilasi batch adalah salah satu di antara proses-proses tersebut. Pada percobaan ini
dilakukan operasi batch. Bahan yang akan dipisahkan secara distilasi adalah campuran
etanolair. Kolom yang digunakan adalah kolom berpaking.
Kolom distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan komponen-komponen
dari campuran fasa cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan uap
yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan fasa uap yang ada
dalam kesetimbangan dengan fasa cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup
signifikan. Fasa uap mengandung lebih banyak komponen yangmemiliki tekanan uap rendah,
sedangkan fasa cair lebih benyak menggandung komponen yang memiliki tekanan uap tinggi.
Konsep pemisahan dengan cara distilasi merupakan sintesa pengetahuan dan peristiwa-
peristiwa:
1. kesetimbangan fasa
2. perpindahan massa
3. perpindahan panas
4. perubahan fasa akibat pemanasan (penguapan)
5. perpindahan momentum
Konsep pemisahan secara distilasi tersebut dan konsep konstruksi heat exchangerserta
konstruksi sistem pengontak fasa uap-cair disintesakan, menghasilkan system pemroses
distilasi yang tersusun menjadi integrasi bagian-bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda.
Distilasi adalah sistem perpindahan yang memanfaatkan perpindahan massa. Masalah
perpindahan massa dapat diselesaikan dengan dua cara yang berbeda. Pertama dengan
menggunakan konsep tahapan kesetimbangan (equilibrium stage) dan kedua atas dasar proses
laju difusi (difusional forces).Distilasi dilaksanakan dengan rangakaian alat berupa
kolom/menara yang terdiri dari piring (plate tower/tray) sehingga dengan pemanasan
komponen dapat menguap, terkondensasi, dan dipisahkan secara bertahap berdasarkan
tekanan uap/titik didihnya. Proses ini memerlukan perhitungan tahap kesetimbangan. Pada
operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran cair ada
dalam keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan
mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan
mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan
dan uap tersebut dikondensasikan, akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang
pertama, dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan cairan
yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi
sebagian, akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih
tinggi.

Kesetimbnagan Uap-Cair
Keberhasilan suatu operasi distilasi tergantung pda keadaan setimbang yang terjadi antar
fasa uap dan fasa cairan dari suatu campuran. Dalam hal ini akan ditinjau campuran biner
yang terdiri dari kompoenen A (yang lebih mudah menguap) dan komponen B (yang kurang
mudah menguap). Karena pada umumnya proses distilasi dilaksanakan dalam keadaan buble
temperature dan dew temperature, dengan komposisi uap ditunjukkan pada Gambar 1,
sedangkan komposisi uap dan cairan yang ada dalam kesetimbnagan ditunjukkan pada
Gambar 3. Dalam banyak campuran biner, titik didih campuran terletak di antara titik didih
komponen yang lebih mudah menguap (Ta) dan titik didih komponen yang kurang mudah
menguap (Tb). Untuk setiap suhu, harga yA selalu lebih besar daripada harga xA. Ada
beberapa campuran biner yang titik didihnya di atas atau di bawah titik didih kedua
komponennya. Campuran pertama disebut azeotrop maksimum seperti dapat dilihat pada
Gambar 5 sedangkan campuran kedua disebut azeotrop minimum seperti pada Gambar 6.
Dalam kedua hal, yA tidak selalu lebih besar daripada harga xA, ada kesetimbangan uap
cairan dengan yA selalu lebih kecil daripada xA. Pada titik azeotrop, yA sama dengan xA dan
campuran cairan dengan komposisi sama dengan titik azeotrop tidak dapat dipisahkan dengan
cara distilasi.

5. Skema Kerja

Menyiapkan Campuran etanl – air sejumlah


3liter

Menghitung densitasnya menggunakan


piknometer pada suhu 20ºC

Menghitung konsentrasi di campuran awal


dengan data densitas diatas = X1 (%)

Menghitung massa awal campuran etanol


dengan data densitass diatas = L1 (gram)

Memasukkan campuran etanol – air pada


tangki umpan.

Mengatur temperature distilasi pada suhu 75ºC


dan pastikan air pendingin kondensor telat
diajalankan
Menyalakan peralatan distilasi dan mengatur
kondisi reflux pada kondisi “OPEN System”

Mengambil sampel distilat pada setiap interval


10 menit untuk diukur densitasnya dan
konsentrasi etanolnya (Yt) = % menggunakan
piknometer pada suhu 20ºC

Setelah tidak ada distilat yang dihasilkan lagi,


maka hentikan proses distilasi

Menghitung Yav dari hasil Yt mulai awal


sampai akhir proses

Menghitung volume, nilai L2 (berat residu)


dan X2 (konsentrasi etanol di residu) dari sisa
umpan ditangki dengan mengukur densitasnya
6. Data Hasil Percobaan

 Volume umpan : 30 liter


 Densitas umpan : 0.9318
 Massa umpan : 2795.4 liter
 Nilai X1 di umpan : 0.3 = 30%
 Voulume residu : 1852 ml
 Densitas residu : 0.97
 Massa residu : 1796 liter
 Nilai X2 di residu : 0.1 = 10%

Waktu (menit) Densitas Yt (kons. etanol di


distilat)
10 0.893 0.6
20 0.855 0.5
30 0.810 0.8
40 0.867 4.4
50 0.870 4.1
 Massa piknokosong : 33.91 gr
 Voulme pikno (20°C) : 24.574

Waktu (menit) V destilat (ml) Massa etanol (gr)


10 303 54.55
20 278 54.93
30 184 53.81
40 141 55.23
50 41 55.30

7. Perhitungan

L1 x X1 = L2 x X2 + (L1-L2) Yav

56.81 x 0.5 = 53.32 x X2 + (56.81-52.32)0.55

28.405 = 53.32 x X2 + 1.8858

28.405-1.8858 = 53.32 x X2

X2 = 0.5068
X2 = 50.68%

 Persamaan Rayleigh
𝐿1 𝑋2 𝑑𝑥
ln
𝐿2
= ∫𝑋1 (𝑦−𝑥)

2795 𝑋2 𝑑𝑥
ln
1746
= ∫0.3 (𝑦−𝑥)

1
0.47 = (x1 – x2)
(𝑦−𝑥)

Misal x2 = 0.1 (di trial)


1
0.47 = (0.3 – 0.1)
(𝑦−𝑥)

0.47 = 2.35 (0.3 - 0.1)

0.47 = 2.35 (0.2)

0.47 = 0.47

Jadi, nilai x2 adalah 0.1

 Densitas etanol
1) 10 menit
Massa : 20.64 gr
V : 24.574
𝑚 20.64
ρ= : : 0.839
𝑣 24.574

2) 20 menit
Massa : 21.02 gr
𝑚 21.02
ρ= : : 0.855
𝑣 24.574

3) 30 menit
Massa : 19.90 gr
𝑚 19.90
ρ= : : 0.810
𝑣 24.574
4) 40 menit
Massa : 21.32 gr
𝑚 21.32
ρ= : : 0.867
𝑣 24.574

5) 50 menit
Massa : 21.39 gr
𝑚 21.38
ρ= : : 0.870
𝑣 24.574

 Densitas etanol dan air murni


1. Etanol murni
Massa : 20.82 gr
V : 24.574
𝑚 20.82
ρ= : : 0.847
𝑣 24.574

2. Air murni
Massa : 24.30 gr
𝑚 24.30
ρ= : : 0.988
𝑣 24.574

8. Pembahasan
Pada praktikum kali iini adalah absrobsi yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa lama waktu yang dibutuhkan kadar CO2 yang terkandung di dalam air hingga konstan
atau jenuh. Absorbsi merupakan salah satu operasi pemisahan dalam industri kimia dimana suatu
campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai, sehingga satu atau lebih
komponen dalam campuran gas larut dalam cairan penyerap. Dalam praktikum ini, digunakan
gas CO2 sebagai absorbat dan air sebagai absorben. Adapun reaksi yang akan terjadi, yaitu :

H2O + CO2 H2CO3

Gas tersebut berasal dari kompressor yang mengalirkan udara ke dalam kolom
absorpsi yang kemudian akan berkontak langsung dengan air, sehingga terjadi penyerapan gas
CO2 ke dalam air. Air pada proses ini berfungsi sebagai absorben.
Kolom absorpsi yang digunakan pada percobaan ini yaitu menara isian (pakced
tower). Alat ini terdiri dari dua buah kolom berbentuk silinder yang dilengkapai dengan isian
jenis rasching ring. Isian (packing) berfungsi untuk memperluas kontak antara udara dan air,
sehingga penyerapas gas CO2 ke dalam air berlangsung lebih maksimal. Prinsip kerja
dari packed tower yaitu cairan didistribusikan secara merata dari atas kolom sehingga
membasahi packing, dan mengalir melewatinya membentuk lapisan tipis, kemudian keluar
melalui bagian bawah. Sementara itu gas dialirkan secara countercurrent (berlawanan arah)
dengan air di mana tempat pemasukannya berada di bawah kolom dan mengalir keluar melalui
atas kolom.
Faktor faktor yang mempengaruhi percobaan absorbsi ini adalah lama waktu
dalam percobaan dimana semakin lam maka kadar CO2 yang terkandung dalam air juga akan
semakin banyak sehingga membuat kadar CO2 dalam air semakin lama semakin jenuh, yang
mana pada percobaan kali ini waktu yg dibutuhkan sebanyak 90 menit dengan interval waktu
yang dibutuhkan untuk pengambilan setiap data ya itu 10 menit per data. Tekanan dalam sistem
pada saat operasi juga mempengaruhi hasil peresapan CO2 dalam air yang mana tekanan yang
semakin tinggi maka penyerapan semakin baik sampai pada batas tertentu atau hingga kadar CO2
dalam air sudah jenuh. Dan pengaruh laju alir gas juga mempengaruhi efektifitas penyerapan,
yang mana jika laju alir gas besar atu tinggi maka penyerapan semakin buruk.

Dari percobaan ini daa yang diambil adalah data inlet dan outlet yang mana data
inlet diambil pada tangki sedangkan data outlet diambil pada keluaran pipa. Dengan daata yang
diamati pada menit 10 hingga 60 jumlah Cdi dan Cdo semakin lama semakin besar dan mulai
pada menit 70 hingga 90 jumlah Cdi dan Cdo tetap atau konstan, hal ini dapat dikatakan
kandungan CO2 dalam air sudah jenuh yang mana air sudah tidak dapat menyerap CO2.

9. Kesimpulan
 Pada saat udara, CO2, NaOH bertemu akan mengalami pemusatan dan CO2 akan diserap
oleh NaOH.
 Laju alir gas CO2 akan berpengaruh terhadap efisiensi. Jika laju alir besar maka efisiensi
besar.

10. Daftar Pustaka


 Tim Lab OTK 2.2018. Jobsheet OTK 2. Politeknik Negeri Malang
 Alex.2017.Operasi Teknik Kimi Absorpsi.

Anda mungkin juga menyukai