Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa menguasai cara menentukan ukuran partikel
2. Mahasiswa mampu menganalisis data ukuran partikel menggunakan screen
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil analisis screening

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Pengertian Pengayakan (Screening)
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai
berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Pengayakan dengan berbagai rancangan
telah banyak digunakan dan dikembangkan secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan
padatan berdasarkan ukuran yang di inginkan.
Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai ukuran bahan untuk
dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan menggunakan ayakan. Setiap fraksi yang keluar
dari ayakan mempunyai ukuran yang seragam (Fellow, 1988). Pemisahan bahan berdasarkan
ukuran mesin kawat ayakan, bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan
lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada permukaan kawat
ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan
bahan yang tertahan dikembalikan untuk dilakukan pengecilan ukuran kembali (Ign Suharto,
1998).
Produk dari proses pengayakan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize)
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel
yang dibawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999, halaman 386).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
 Jenis ayakan
 Cara pengayakan
 Kecepatan pengayakan
 Ukuran ayakan
 Waktu pengayakan
 Sifat bahan yang akan diayak

1.2.2 Macam-macam alat Pengayakan


Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam proses sortasi bahan padatan,
diklasifikasikan dalam dua bagian besar :
a. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Aperture) seperti :roller screen
(Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban), belt and roller (ban dan pemutar), screw
(baling-baling).
b. Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat seimbang/tidak berubah),
vibratory (bergetar), rotary atau gyratory (berputar) dan recipro cutting (timbale balik).

Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman


ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan standar
ayakan.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan screen adalah :
1. kapasitas,
2. kecepatan hasil yang diinginkan,
3. kisaran ukuran ( size range),
4. sifat bahan seperti densitas dan kemudahan mengalir (flowability),unsur bahaya bahan
seperti mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan,selain itu
5. jenis ayakan yang kering atau basah.
1.2.3 Kapasistas Screen
Kapasitas screen secara umum tergantung pada :
1. Luas penampang screen
2. Ukuran bahan
3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperature
4. Tipe mechanical screen yang digunakan
5. Pengayak screen dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses
pemisahan bahan padatan berdasarkan ukuran yang terdapat pada ayakan.
Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen),yaitu :
a) Undersize yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan
b) Oversize yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan
c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat mesh ayakan
d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci
e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil pada seri ayakan standar.

Pergerakan bahan padatan diatas pengayak dapat dihasilkan oleh gerakan berputar atau
gerakan dari rangkai yang menyangga badan pengayak. Penyaring jenis ini dalam
penggunaannya secara umum yaitu untuk sortasi bahan padatan untuk dua grup yaitu tipe badan
standar atau flat dan tipe drum.
Gambar 1. Kapasitas screens
Gambar 2. Lubang ayakan

1.2.4 Efesiensi Screen


Efektivitas ayakan dihitung berdasarkan rekoveri desired material dalam produk dan
rekoveri undesired material di arus reject. Desired mat’l = mat’l dengan ukuran yang diinginkan.
Efisiensi screen dalam mechanical engineering didefinisikan sebagai perbandingan dari
energi keluaran dengan eneri masukan. Dengan demikian dalam screening bukannya efisiensi
melainkan ukuran keefektifan dari operasi.

1.2.5 Standar ukuran ayakan (screen)

Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik). Yang
dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square inch),
sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material
yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut
prosentase opening.Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

 Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan


 Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
 Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
 Komposisi air dalam material yang akan diayak
 Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak

Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan berdasarkan
ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan
38 µm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan. Material pada suatu
permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran yang sesuai.

Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.


Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.

Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka akan diperoleh
fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan ukuran lubang ayakan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal
sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya
untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
Contoh :
Menentukan ukuran partikel pada ayakan antara -48 + 65 mesh :
Gi = berat partikel pada -48+65 mesh.
Gt = berat total = berat umpan total

1.2.6 Average Particle Size


Evaluasi Hasil Analisis Ayakan. Beberapa karakter padatan yang dapat dianalisis dari
data hasil ayakan:
 Average diamater
Diameter yang jika dikalikan dengan jumlah partikel akan memberikan jumlah total
diameter dalam campuran itu.
Davg x (jumlah partikel) = D total campuran.
 Average surface
Surface average x (jumlah partikel) = surface total
 Average volume
Volume avg x (jumlah partikel) = surface total
 Average mass
Mass avg x (jumlah partikel) = massa total

Beberapa dimensi atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan ukuran suatu
campuran antara lain:
1. True Arithmatic Average Diameter (TAAD)

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
TAAD =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Misal : Hasil analisa ayakan suatu campuran adalah sebagai berikut :


Mesh Davg. Fraksi Massa Jumlah Partikel
D1 X1 N1
D2 X2 N2
….. …. ….
…. …. ….
…. …. ….
dst.

Diameter total = N1.D1 + N2.D2+ N3.D3+…..+……=Σ (Ni .Di )


Jumlah partikel total = N1 + N2 + N3 +......................= Σ (Ni)
Dalam prakteknya, menghitung jumlah partikel sangatlah sulit, lebih menentukan
massa dari masing-masing ukuran. Oleh karena itu, dicari hubungan antara jumlah
partikel dengan massa pada masing-masing ukuran tersebut. Pendekatan yang diambil sbb.:
[ massa total partikel berukuran Di ] = M x Xi
Persamaan pendekatan menjadi:
( M. Xi ) = Ni x ( ρ. c. Di3 )
𝑀.𝑋𝑖
Ni =
ρ.c.Di³

∑Ni = N1 + N2 + N3 +…….
𝑀.𝑋1 𝑀.𝑋2 𝑀.𝑋3
= + +
ρ.c.D₁³ ρ.c.D₂³ ρ.c.D₃³
𝑀 𝑋𝑖
= ∑
ρ.c Di³
∑𝐷𝑖
TAAD = 𝑀 𝑋𝑖

ρ.c Di³

ditinjau untuk partikel berukuran Di :


[ massa total partikel ] = [ jumlah partikel ] x [ massa sebuah partikel ]
dengan,
[ massa sebuah partikel = ρpartikel x [ volume sebuah partikel ]
Volume sebuah partikel = c x Di2
Dengan c = 𝜋 / 6 untuk partikel berbentuk bola
c = 1 untuk partikel berbentuk kubus

2. Mean Surface Diameter (Dp)


Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung luas permukaan total.
3. Mean Volume Diameter (Dv)
Diameter yang dapat mewakili untuk menghitung volum total campuran.

4. Surface area
Dalam prakteknya, luas permukaan sejumlah partikel dalam campuran sulit diukur,
maka perlu dicar cara lain, yaitu mengevaluasi luas permukaan padatan per satuan massa
padatan.

Specific surface dapat dihitung dengan mudah jika geometri partikel diketahui.
Contoh :
Untuk sebuah bola : luas permukaan =.......?
Massa bola = ....?
Maka, specific surface =....?

Pada alat screen, yang teranalisis adalah Davg, jika D ≠ Davg maka persamaan
di atas perlu dikoreksi. Biasanya menggunakan perbandingan specific surface atau ratio of
specific surface = n.
Hubungan specific surface dengan Davg untuk beberapa material disajikan di figure 16
Brown. Hubungan n dengan Davg disajikan dalam fig. 17.
1.2.7 Screen aperture (lubang ayakan)

Keterangan : Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter kawat yang berbeda pula.
Mesh: jumlah lubang dalam 1 inchi linear.
Contoh: Ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch terdapat 10 lubang dankawatnya.
Maka: Jarak antar pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in.
Aperture = 0,1 – (diameter kawat) in.
Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata diameter kawat = 0,035 in,
maka,Aperture = 0,1 – 0,035 = 0,05 in.
BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan


2.1.1 Alat Yang Digunakan
 Screening shaker
 Neraca Digital

2.1.2 Bahan Yang Digunakan


 Batubara

2.2. Prosedur Kerja


1. Menimbang batubara sebanyak 350 gram.
2. Menyusun screening dari No. Mesh terkecil (8,10,12,14,16, dan 18) secara berurutan
dari atas ke bawah.
3. Memasukan sampel batubara ke dalam alat screening.
4. Menjalankan alat screen shaker dengan besar kecepatan 20 rpm dan dijalankan
selama 15 menit.
5. Menimbang dan mencatat hasil screening masing-masing padatan yang diperoleh
dari pengayakan.
6. Mengulangi hal serupa diatas untuk variasi waktu 1, 3, 6, 10, dan 15 menit.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Tabel 3.1.1 Data Variasi Waktu Pada Vibrating 20 rpm dengan massa 350 gram

10 15
1 Menit 3 Menit 6 Menit
No. Menit Menit
Ayakan Massa Massa Massa Massa Massa
(g) (g) (g) (g) (g)
+8 44,61 44,10 43,50 43,56 44,05
-8+10 13,91 13,15 12,94 13,89 13,85
-10+12 66,62 45,80 36,37 41,14 42,04
-12+14 93,95 94,24 92,15 88,62 89,77
-14+16 20,11 28,35 33,94 31,45 30,39
-16+18 26,72 30,13 33,96 33,28 32,59
-18 83,83 94,33 97,13 97,99 97,30
Total
349,75 350,10 349,99 349,93 349,99
Massa

3.2 Hasil Perhitungan

Diameter Ayakan

No.
Metric (mm) Incies
Ayakan
8 2,38 0,0937
10 2,00 0,0787
12 1,68 0,0661
14 1,40 0,0555
16 1,19 0,0469
18 1,00 0,0394

Tabel 3.2.2 Hasil Perhitungan Pada Variasi Waktu Putaran


No. Fraksi Massa (Xi)
Di Di2 Di3
Ayakan 1 Menit 3 Menit 6 Menit 10 Menit 15 Menit
+8 - - - 0,1275 0,1260 0,1243 0,1245 0,1259
-8+10 2,19 4,7961 10,50346 0,0398 0,0376 0,0370 0,0397 0,0396
-10+12 1,84 3,3856 6,229504 0,1905 0,1308 0,1039 0,1176 0,1201
-12+14 1,54 2,3716 3,652264 0,2686 0,2692 0,2633 0,2533 0,2565
-14+16 1,295 1,677025 2,171747 0,0575 0,0810 0,0970 0,0899 0,0868
-16+18 1,095 1,199025 1,312932 0,0764 0,0861 0,0970 0,0951 0,0931
-18 - - - 0,2397 0,2694 0,2775 0,2800 0,2780
Total
7,96 13,42935 23,86991 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
Massa

C= 0,523333
Xi/C.Di2
C.Di2 10 15
1 Menit 3 Menit 6 Menit
Menit Menit
- - - - - -
2,5100 0,0158 0,0150 0,0147 0,0158 0,0158
1,7718 0,1075 0,0738 0,0587 0,0664 0,0678
1,2411 0,2164 0,2169 0,2121 0,2040 0,2067
0,8776 0,0655 0,0923 0,1105 0,1024 0,0989
0,6275 0,1218 0,1372 0,1546 0,1516 0,1484
- - - - - -
TOTAL 0,5270 0,5351 0,5506 0,5402 0,5376

Xi/C.Di3
C.Di3 10 15
1 Menit 3 Menit 6 Menit
Menit Menit
- - - - - -
5,4968 0,0072 0,0068 0,0067 0,0072 0,0072
3,2601 0,0584 0,0401 0,0319 0,0361 0,0368
1,9114 0,1405 0,1408 0,1378 0,1325 0,1342
1,1365 0,0506 0,0712 0,0853 0,0791 0,0764
0,6871 0,1112 0,1253 0,1412 0,1384 0,1355
- - - - - -
TOTAL 0,3680 0,3843 0,4029 0,3933 0,3902

B= 3,14
Xi.B/C.Di
C.Di 10 15
1 Menit 3 Menit 6 Menit
Menit Menit
- - - - - -
1,1461 0,1090 0,0328 0,0323 0,0346 0,0345
0,9629 0,6211 0,1359 0,1079 0,1221 0,1247
0,8059 1,0466 0,3340 0,3267 0,3142 0,3183
0,6777 0,2664 0,1195 0,1431 0,1326 0,1281
0,5731 0,0000 0,1502 0,1693 0,1660 0,1625
- - - - - -
TOTAL 2,0431 0,7723 0,7793 0,7695 0,7681

Waktu TAAD Dsurf Dv


1 Menit
(ln) 1,432271 1,329731 1,731672
3 Menit
(ln) 1,392422 0,800008 1,706814
6 Menit
(ln) 1,366725 0,78485 1,68013
10 Menit
(ln) 1,373561 0,789409 1,693723
15 Menit
(ln) 1,377779 0,791836 1,354961

Waktu
+8 -8+10 -10+12 -12+14 -14+16 -16+18 -18
(menit)
1 0,1275 0,0398 0,1905 0,2686 0,0575 0,0764 0,2397
3 0,126 0,0376 0,1308 0,2692 0,0810 0,0861 0,2694
6 0,1243 0,0370 0,1039 0,2633 0,0970 0,0970 0,2775
10 0,1245 0,0397 0,1175 0,2533 0,0899 0,0951 0,2800
15 0,1259 0,0396 0,1201 0,2565 0,0868 0,0931 0,2780

2.3 Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa pengayakan adalah
proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Analisa kali ini
dilakukan dengan menggunakan alat Screen Shaker yaitu ayakan bertingkat yang digetarkan.
Nomor ayakan yang digunakan (dari atas) adalah ayakan No. 8, No.10, No. 12, No.14, No.16,
dan No. 18. Partikel yang kali ini digunakan untuk ditentukan ukurannya adalah batubara.
Pada praktikum kali ini, bahan (batubara) yang digunakan sebanyak 350 gram. Proses
pengayakan dilakukan dengan memvariasikan waktu. Untuk variasi waktu, waktu yang
digunakan adalah 1 menit, 3 menit, 6 menit, 10 menit, dan 15 menit.
Pada proses pengayakan, zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Fraksi padatan yang tertahan di ayakan disebut sebagai fraksi oversize, dan fraksi
padatan yang lolos dari ayakan disebut sebagai fraksi undersize.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, adalah :
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak
Tujuan pengayakan itu sendiri adalah untuk memperoleh ukuran yang seragam. Dari data
hasil pengamatan dengan variasi waktu pengayakan pada kecepatan vibrating 20 rpm,
membuktikan bahwa variasi waktu dapat mempengaruhi banyaknya partikel yang dihasilkan
pada wadah dasar (wadah penampung). Pada waktu 1 menit partikel yang dihasilkan sebesar
349,75 gram, pada waktu 3 menit sebesar 350,10 gram, pada waktu 6 menit sebesar 349,99
gram, pada waktu 10 menit sebesar 349,93 gram, dan pada waktu 15 menit sebesar 349,99 gram.
Namun praktikum yang dilakukan ,hasil yang didapat sesuai dengan teoritis, semakin lama
waktu yang digunakanmaka semakin banyak partikel yang dihasilkan pada wadah dasar (wadah
penampung).
Dari penyajian data tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu pengayakan mempengaruhi
banyak partikel yang dihasilkan pada wadah dasar (wadah penampung). Dalam artian, semakin
besar waktu yang digunakan maka semakin banyak pula partikel yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin lama waktu variasi vibrating yang digunakan maka semakin banyak pula
partikel yang dihasilkan pada wadah dasar (wadah penampung).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Pengukuran Butiran Ayakan. http://pengukuran-butiran-
padatan.blogspot.co.id/2015_10_01_archive.html (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
Anonim. 2012. Dasar Teori Screening. https://www.scribd.com/doc/96115682/Daster-Screening
(Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)
Anonim. 2009. Pengolahan Bahan Galian. http://kuliahd3fatek.blogspot.co.id/2009/05/bab-iii-
pengolahan-bahan-galian.html (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2015)
Harinto. 2009. Screening (Pengayakan). http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/screening-
pengayakan.html (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2015)
Mulyati, Sri. 2014. Pengayakan. https://www.scribd.com/doc/205008561/Pengayakan (Diakses
pada tanggal 14 Oktober 2015)

0.3

0.25

8
F 0.2
-8+10
r
a -10+12
0.15
k -12+14
s
-14+16
i 0.1
-16+18
0.05 -18

0
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
PERHITUNGAN

1. Percobaan 1 dengan t = 6 menit dan vibrating = 20 rpm


Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Tabel 1. Fraksi Massa pada variasi vibrating 20 rpm


No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa
1 -8 + 10 0.024
2 -10 + 12 0.024
3 -12 + 14 0.02
4 -14 + 16 0.02
5 -16 + 18 0.02
6 -18 + 20 0.016

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,024
= 0,523 𝑥 0,00743 𝑖𝑛2 = 6,175825569 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,024
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,000641 𝑖𝑛2 = 71,64530822 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,024 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 1,671598 𝑖𝑛−1
𝑖

Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in- Xi/CDi3 (in- Xi B/CDi(in-1) Fraksi massa
2 2
) )
0.0862 0.0074 0.0006 6.1758 71.6453 1.6716 0.024

0.0724 0.0052 0.0004 8.7545 120.9188 1.9902 0.024

0.0608 0.0037 0.0002 10.3448 170.1444 1.9749 0.02

0.0512 0.0026 0.0001 14.5878 284.9170 2.3452 0.02

0.0432 0.0019 0.0001 20.4909 474.3261 2.7795 0.02

0.1852 0.0343 0.0064 0.8919 4.8161 0.5187 0.016

0.0552 0.0078 61.2457 1126.7678 11.2802 0.124


𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 61,2457𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 1126,7678 𝑖𝑛−3 = 0,0544 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 11,2802
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0565 in
𝐵 ∑ 𝑖3 1126,7678
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,124
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 1126,7678 = 0,059479 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

2. Percobaan 1 dengan t = 6 menit dan vibrating = 40 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 0,024 gram
500 𝑔𝑟𝑎𝑚

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya.

No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa


1 -8 + 10 0.064
2 -10 + 12 0.084
3 -12 + 14 0.1
4 -14 + 16 0.062
5 -16 + 18 0.074
6 -18 + 20 0.028

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,064
= 0,523 𝑥 0,0074 = 16,4689 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2 𝑖𝑛2
𝑋 0,024
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 191,0542 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,024 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 4,4576 𝑖𝑛−1
𝑖

Fraksi
Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in- Xi/CDi3 (in- Xi B/CDi(in-1) massa
2 2
) )
0.0862 0.0074 0.0006 16.4689 191.0542 4.4576 0.064
0.0724 0.0052 0.0004 30.6408 423.2158 6.9658 0.084
0.0608 0.0037 0.0002 51.7239 850.7218 9.8747 0.100
0.0512 0.0026 0.0001 45.2220 883.2428 7.2703 0.062
0.0432 0.0019 0.0001 75.8163 1755.0067 10.2843 0.074
0.1852 0.0343 0.0064 1.5609 8.4282 0.9077 0.028
0.0552 0.0078 221.4328 4111.6695 39.7604 0.412

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 221,4328 𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 4111,6695 𝑖𝑛−3 = 0,0539 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 39,7604
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋𝑖 =√ = 0,0555 in
𝐵∑ 3,14 . 4111,6695
𝐶 𝐷3𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,064
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 4111,6695 = 0,0576 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

3. Percobaan 1 dengan t = 6 menit dan vibrating = 60 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram
Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya.

No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa


0.052
1 -8 + 10
0.074
2 -10 + 12
0.108
3 -12 + 14
0.082
4 -14 + 16
0.088
5 -16 + 18
0.012
6 -18 + 20

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3

𝑋𝑖 0,052
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 13,3810𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,052
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 155,2315 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,052 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 3,6218 𝑖𝑛−1
𝑖

Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 13.3810 155.2315 3.6218 0.052
0.0724 0.0052 0.0004 26.9931 372.8330 6.1365 0.074
0.0608 0.0037 0.0002 55.8618 918.7796 10.6647 0.108
0.0512 0.0026 0.0001 59.8098 1168.1599 9.6155 0.082
0.0432 0.0019 0.0001 90.1599 2087.0351 12.2300 0.088
0.1852 0.0343 0.0064 0.6690 3.6121 0.3890 0.012
0.0552 0.0078 246.8745 4705.6510 42.6575 0.416

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 246,8745,𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 4705,6510 𝑖𝑛−3 = 0,0525 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖
𝑋 𝐵
∑ 𝑖 42,6575
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0537 in
𝐵 ∑ 𝑖3 4705,6510
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,416
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 4705,6510 = 0,0553 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

4. Percobaan 1 dengan t = 6 menit dan vibrating = 80 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya

No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa


2 -8 + 10 0.036

3 -10 + 12 0.042

4 -12 + 14 0.118

5 -14 + 16 0.088

6 -16 + 18 0.1

7 -18 + 20 0.026

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,036
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 9,2637 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,036
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 107,4680 𝑖𝑛−3
𝑖
𝑋 𝐵 0,036𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 2,5074 𝑖𝑛−1
𝑖

Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 9.2637 107.4680 2.5074 0.036
0.0724 0.0052 0.0004 15.3204 211.6079 3.4829 0.042
0.0608 0.0037 0.0002 61.0342 1003.8518 11.6522 0.118
0.0512 0.0026 0.0001 64.1861 1253.6350 10.3191 0.088
0.0432 0.0019 0.0001 102.4544 2371.6307 13.8977 0.1
0.1852 0.0343 0.0064 1.4494 7.8262 0.8429 0.026
0.0552 0.0078 253.7083 4956.0195 42.7021 0.41

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 253,7083,𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 4956,0195 𝑖𝑛−3 = 0,0512 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 42,7021
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0524 in
𝐵 ∑ 𝑖3 4956,0195
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,41
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 4956,0195 = 0,0541 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

5. Percobaan 1 dengan t = 5 menit dan vibrating = 40 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya
No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa
2 -8 + 10 0.072

3 -10 + 12 0.076

4 -12 + 14 0.108

5 -14 + 16 0.084

6 -16 + 18 0.084

7 -18 + 20 0.044

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,072
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 18,5275 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,072
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 214,9359 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,072𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 5,0148 𝑖𝑛−1
𝑖

Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 18.5275 214.9359 5.0148 0.072
0.0724 0.0052 0.0004 27.7227 382.9096 6.3024 0.076
0.0608 0.0037 0.0002 55.8618 918.7796 10.6647 0.108
0.0512 0.0026 0.0001 61.2686 1196.6516 9.8500 0.084
0.0432 0.0019 0.0001 86.0617 1992.1698 11.6741 0.084
0.1852 0.0343 0.0064 2.4528 13.2443 1.4264 0.044
0.0552 0.0078 251.8951 4718.6907 44.9324 0.468

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 251,8951,𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 4718,6907𝑖𝑛−3 = 0,0534 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖
𝑋 𝐵
∑ 𝑖 44,9324
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0551 in
𝐵 ∑ 𝑖3 4718,6907
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,468
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 4718,6907 = 0,05745 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

6. Percobaan 1 dengan t = 10 menit dan vibrating = 40 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya

No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa


1 -8 + 10 0.074

2 -10 + 12 0.078

3 -12 + 14 0.116

4 -14 + 16 0.084

5 -16 + 18 0.074

6 -18 + 20 0.044

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,074
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 19,0421 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,074
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 220,9064 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,074 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 5,1541 𝑖𝑛−1
𝑖
Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 19.0421 220.9064 5.1541 0.074
0.0724 0.0052 0.0004 28.4522 392.9861 6.4682 0.078
0.0608 0.0037 0.0002 59.9997 986.8373 11.4547 0.116
0.0512 0.0026 0.0001 61.2686 1196.6516 9.8500 0.084
0.0432 0.0019 0.0001 75.8163 1755.0067 10.2843 0.074
0.1852 0.0343 0.0064 2.4528 13.2443 1.4264 0.044
0.0552 0.0078 247.0317 4565.6324 44.6377 0.47

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 247,0317,𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 4565,6324 𝑖𝑛−3 = 0,0541 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 44,63771
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0558 in
𝐵 ∑ 𝑖3 4565,63239
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,47
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 4565,6324 = 0,0582 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

7. Percobaan 1 dengan t = 15 menit dan vibrating = 40 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya
No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa
1 -8 + 10 0.084

2 -10 + 12 0.096

3 -12 + 14 0.096

4 -14 + 16 0.088

5 -16 + 18 0.094

6 -18 + 20 0.062

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,084
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 21,6154 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,084
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 250,7586 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,084 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 5,8506 𝑖𝑛−1
𝑖

Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 21.6154 250.7586 5.8506 0.084
0.0724 0.0052 0.0004 35.0181 483.6752 7.9609 0.096
0.0608 0.0037 0.0002 49.6549 816.6929 9.4797 0.096
0.0512 0.0026 0.0001 64.1861 1253.6350 10.3191 0.088
0.0432 0.0019 0.0001 96.3072 2229.3329 13.0639 0.094
0.1852 0.0343 0.0064 3.4563 18.6624 2.0099 0.062
0.0552 0.0078 270.2380 5052.7570 48.6841 0.52

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 270,2380,𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 5052,7570 𝑖𝑛−3 = 0,0535 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 48,6841
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0544 in
𝐵 ∑ 𝑖3 5052,7570
𝐶 𝐷𝑖
∑ 𝑋𝑖 3 0,52
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 5052,7570 = 0,0582 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

8. Percobaan 1 dengan t = 20 menit dan vibrating = 40 rpm

Diketahui : Asumsi bola C = 0,523 dan B = 3,14

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎−8+10 𝑚𝑒𝑠ℎ


Fraksi massa partikel -8 + 10 mesh = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,024 gram

Dengan cara yang sama dapat dihitung fraksi massa pada nomor ayakan yang lainnya

No Nomor Ayakan (Mesh) Fraksi Massa


1 -8 + 10 0.076

2 -10 + 12 0.086

3 -12 + 14 0.1

4 -14 + 16 0.092

5 -16 + 18 0.092

6 -18 + 20 0.074

Di2 = (0.0862 in)2 = 0.00743 in2

Di3 = (0.0862 in)3 = 0,00064 in3


𝑋𝑖 0,076
= 0,523 𝑥 0,0074 𝑖𝑛2 = 19,5568 𝑖𝑛−2
𝐶𝐷𝑖2

𝑋 0,076
.𝐶𝐷𝑖3 = 0,523 𝑥 0,0006 𝑖𝑛2 = 226,8768 𝑖𝑛−3
𝑖

𝑋 𝐵 0,076 𝑥 3,14
𝑖
. 𝐶𝐷 = 0,523 𝑥 0,0862 𝑖𝑛2 = 5,2934 𝑖𝑛−1
𝑖
Davg (in) Di2(in2) Di3(in3) Xi/CDi2 (in-2) Xi/CDi3 (in-2) Xi B/CDi(in- Fraksi
1
) massa
0.0862 0.0074 0.0006 19.5568 226.8768 5.2934 0.076
0.0724 0.0052 0.0004 31.3704 433.2924 7.1316 0.086
0.0608 0.0037 0.0002 51.7239 850.7218 9.8747 0.1
0.0512 0.0026 0.0001 67.1037 1310.6184 10.7881 0.092
0.0432 0.0019 0.0001 94.2581 2181.9003 12.7859 0.092
0.1852 0.0343 0.0064 4.1252 22.2745 2.3989 0.074
0.0552 0.0078 268.1380 5025.6841 48.2727 0.52

𝑋
∑ 𝑖2
𝐶𝐷𝑖 268,138,0 𝑖𝑛−2
 TAAD = 𝑋 = 5025,6841𝑖𝑛−3 = 0,0534 in
∑ 𝑖3
𝐶𝐷𝑖

𝑋 𝐵
∑ 𝑖 48,2727
𝐶 𝐷𝑖
 Dsurf = √ 𝑋 = √3,14 . = 0,0553 in
𝐵 ∑ 𝑖3 5052,6841
𝐶 𝐷𝑖

∑ 𝑋𝑖 3 0,52
 Dv = 3√ 𝑋𝑖 = √0,523 𝑥 5052,6841 = 0,0583 in
𝐶∑
𝐶 𝐷3
𝑖

0.3

0.25

8
F 0.2
-8+10
r
a -10+12
0.15
k -12+14
s
-14+16
i 0.1
-16+18
0.05 -18

0
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)

Anda mungkin juga menyukai