PENDAHULUAN
Kalium permanganat, KMnO4 zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan
ungu bila dilarutkan dalam air, yang merupakan ciri khas untuk ion permanganat.
Kalium permanganat merupakan zat pengoksid kuat, yang bekerja berlainan menurut
pH dari medium.
a) Asam oksalat, dengan adanya asam sulfat menghasilkan gas karbon dioksida :
2 Mn𝑂4− + 5(COO)−
2 + 16H
+
10CO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60oC. Ion
mangan (II) mengkatalis reaksi ini. Jadi reaksi ini adalah otokatalik. Sekali
ion mangan (II) telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Buret
3. Neraca Digital
4. Gelas Ukur
5. Pipet Ukur
6. Pipet Volume
2.2 Bahan
1. Contoh Sampel(FeSO4.7H2O)
2. Larutan KMnO4 0,1 N
3. Larutan H2SO4 4N
4. Asam Oksalat 0,1 N
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari bening menjadi
merah muda. Pada titrasi ini tidak digunakan indikator karena KMnO4 sebagai
indikator internal dan memiliki warna dari bening menjadi merah muda pada titik
akhir titrasi menandakan KMnO4 yang berlebih. Hasil standarisasi larutan
KMnO4 diperoleh konsentrasi sebesar 0,0956 N. Terjadi perubahan konsentrasi
dimana konsentrasi dari standarisasi berbeda dengan konsentrasi yang tertera
pada label. Konsentrasi yang diperoleh dari standarisasi digunakan untuk
menentukan kadar Fe2+.
Penentuan kadar Fe2+ pada sampel FeSO4. 7H2O , sampel yang digunakan
dilarutkan dengan aquadest. Kemudian, sampel FeSO4 ditambahkan asam sulfat.
Besi(II) sulfat dengan adanya asam sulfat mereduksi permanganat menjadi
mangan(II) dan mempercepat reaksi dalam keadaan asam karena oksidasi
berjalan lambat ketika terkena udara.
Fungsi penambahan aquadest yang telah didihkan dan didinginkan sebagai
pelarut yaitu untuk menghilangkan oksidator-oksidator dan bahan organik
lainnya yang bersifat pengoksidasi. Sehingga hanya KMnO4 yang mengoksidasi
Fe2+ menjadi Fe3+.
Dalam percobaan ini terjadi reaksi oksidasi – reduksi dimana KMnO4 yang
digunakan sebagai penitran merupakan oksidator kuat yang mengoksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ dan KMnO4 sendiri akan tereduksi dari KMn𝑂4− menjadi Mn2+.
Reaksi yang terjadi antara KMnO4 dengan FeSO4. 7H2O adalah sebagai berikut:
Dari hasil percobaan didapatkan kadar Fe2+ dalam sampel sebesar 20,17% -
20,31% dengan kesalahan relatif sebesar 0,149% - 0,844%.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini diperoleh kadar Fe2+ dalam sampel FeSO4.7H2O
sebesar 20,17%-20,31% dengan kesalahan relatif sebesar 0,14%-0,844%.
4.2 SARAN
1. Saat menitrasi larutan sebaiknya harus lebih teliti saat terjadi
perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA
Svehla. G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
Svehla. G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
N KMnO4 = 0,0956 N
2. Penentuan kadar Fe(II) dalam sampel
𝐴𝑟 𝐹𝑒
a. Kadar teoritis Fe = ×100 %
𝑀𝑟 FeSO4.7H2O
56 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= ×100%
278,02 𝑔/𝑚𝑜𝑙
=20,14%
b. Kadar Fe2+ dengan massa 501,6 mg
V ×N ×56
Kadar Fe2+ = ×100%
𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
18,9 𝑚𝐿 ×0,0956 𝑁 ×56
= ×100%
501,6 𝑚𝑔
=20,17%
c. Kadar Fe2+ dengan massa 500,6 mg
V ×N ×56
Kadar Fe2+ = ×100%
𝑚𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
19 𝑚𝐿 ×0,0956 𝑁 ×56
= ×100%
500,6 𝑚𝑔
=20,31%
d. Kesalahan relatif massa 501,6 mg
Kadar praktek−Kadar teori
Kesalahan relatif = ×100%
Kadar teori
20,17% −20,14%
= ×100%
20,14%
=0,149%
e. Kesalahan relatif massa 501,6 mg
Kadar praktek−Kadar teori
Kesalahan relatif = ×100%
Kadar teori
20,31% −20,14%
= ×100%
20,14%
=0,844%