Anda di halaman 1dari 18

Pembagian Materi Pertolongan Pertama 2

UKM Bhakti Karya Mahasiswa Tahun 2021

1 Apa tujuan dari penolongan pertama


 Menyelamatkan jiwa penderita
 Mencegah cacat
 Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

2 Sebutkan tahapan dalam menilai korban

a. Penilaian Keadaan

b. Penilaian Dini

1. Kesan Umum

 Kasus trauma : kasus yang disebabkan ruda-paksa. Memiliki tanda-tanda


yang terlihat jelas atau teraba, misal : luka terbuka, memar, patah tulang
dan sejenisnya yang dapat disertai juga gangguan kesadaran dan
sejenisnya.
 Kasus Medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-
paksa. Misal : sesak nafas, pingsan, dsj. Penolong perlu mencari tahu
riwayat gangguan penderita dari saksi maupun keluarga penderita.

2. Respon

Merupakan respon yang ditunjukkan oleh penderita

 Awas : sadar dan tanggap terhadap orang, waktu dan tempat.


 Suara : penderita hanya bisa merespon apabila dipanggil atau mendengar
suara. Adapula dimana penderita tidak dapat menjawab namun dapat
mengikuti perintah sederhana.
 Nyeri : penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang
diberikan, misal : cubitan kuat, tekanan pada tengah tulang dada, dsj.
Reaksi yang ditunjukkan penderita dapat berupa erangan maupun
gerakan ringan terhadap daerah rangsangan nyeri.
 Tidak respon : penderita tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap
rangsangan apapun yang diberikan penolong.

3. Jalan Nafas

Memastikan jalan nafas penderita terbuka dan bersih.

 Penderita respon : memperhatikan ada tidaknya gangguan suara,


berbicara ataupun suara tambahan di luar suara normal. Dapat dinilai
juga apakah penderita dapat mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus.
 Penderita tidak respon : jika penderita dipastikan tidak terdapat cedera
leher, maka gunakan teknik angkat dagu tekan dahi untuk melihat
apakah ada benda yang menghalangi jalur nafas pada mulut/hidung
penderita. Lihat, dengar dan rasakan pernafasan penderita apakah
bernafas secara normal. Pernafasan normal manusia dewasa : 12 - 20
kali per menit, pada anak-anak : 15 - 30 kali/menit dan pada bayi : 25 -
50 kali/menit.

4. Sirkulasi dan Perdarahan Berat

Melakukan penilaian apakah jantung bekerja dengan normal dan tidak terdapat
perdarahan yang dapat mengancam nyawa penderita.
 Penderita respon : periksa nadi pergelangan tangan (radial). Pemeriksaan
pada bayi ialah dengan memeriksa nadi pada bagian dalam lengan atas
(brankial).
 Penderita tidak respon : periksa nadi leher (karotis). Pada bayi tetap
dilakukan pemeriksaan terhadap nadi brankial. Denyut nadi manusia
dewasa : 60 - 90 kali/menit, pada anak : 80 - 150 kali/menit, bayi : 120 -
150 kali/menit.
 Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam
nyawa harus sudah ditangani sebelum melanjutkan ke pemeriksaan
selanjutnya (Pemeriksaan Fisik).

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilaksanakan dengan cara melihat, meraba dan mendengarkan.


Pemeriksaan fisik dilaksanakan secara menyeluruh terhadap bagian tubuh penderita.
Mulai dari kepala, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, punggung, panggul,
anggota gerak atas dan anggota gerak bawah, kondisi dan warna kulit, suhu tubuh
(normal : 37 derajat Celcius), tekanan darah (normal dewasa : 60/100 mmHg - 90/140
mmHg). Pemeriksaan fisik juga ditujukan untuk mengetahui :

1. Perubahan bentuk.
2. Luka terbuka.
3. Nyeri tekan.
4. Bengkak.

d. Riwayat Penderita

Pelaksanaan wawancara dapat dilakukan untuk mengetahui riwayat penderita.


Wawancara dapat dilakukan dengan penderita dengan respon yang baik, keluarga
maupun saksi di lokasi kejadian. Penilaian riwayat merupakan hal yang penting untuk
kasus medis. Penilaian riwayat secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Keluhan utama.
2. Obat-obatan yang diminum.
3. Makanan/Minuman terakhir sebelum kejadian.
4. Penyakit yang sedang/pernah diderita.
5. Riwayat alergi.
6. Kejadian yang dialami sebelum terjadinya gejala/kecelakaan.

3 Apa gejala Hipotermia dan Hipertemia serta bagaimana cara penangannya

a. Hipotermia

1. Gejala Hipotermia
Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya.
Berikut ini merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

 Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh


 Mati rasa
 Menggigil
 Respons menurun
 Gangguan bicara
 Kaku dan sulit bergerak
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas hingga napas melambat
 Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

Penanganan
● Baringkan penderita secara perlahan.
● Jangan gerakkan penderita jika tidak diperlukan.
● Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.
● Periksa denyut nadi dan jantung.
● Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan pasien selimut.
● Jangan beri pasien minum atau makan.
● Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah dengan handuk atau
kain.
● Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut, ubah posisinya
menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.

b. Hipertermia
1. Gejala Hipertermia

 Suhu tubuh lebih dari 38,5oC


 Rasa gerah, haus, dan lelah
 Pusing
 Lemah
 Mual
 Sakit kepala

2. Penanganan Hipertermia

Penanganan utama pada hipertermia adalah dengan mendinginkan suhu


tubuh saat muncul gejala. Jika Anda mengalami hipertermia, langkah
pendinginan tubuh yang dapat Anda lakukan antara lain:

 Beristirahat dari aktivitas yang sedang dilakukan, bila perlu Anda dapat
beristirahat sambil berbaring
 Berteduh agar terhindar dari sengatan panas, bila perlu berteduh di
ruangan yang sejuk dan memiliki aliran udara yang baik
 Minum air putih atau minuman elektrolit, namun hindari mengonsumsi
minuman terlalu dingin karena dapat menimbulkan kram perut
 Mengompres kepala, leher, muka, dan bagian tubuh yang mengalami
kram menggunakan air dingin
 Melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk kaus kaki dan sepatu

4 Apa gejala asmaserta bagaimana cara penangannya

a. Gejala Asma

 Sesak dada.

 Batuk, terutama pada malam atau dini hari.


 Sesak napas.
 Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas

.Penanganan

Dengan oxygen/inhaler

a Tenagkan korban dan posisikan korban dengan posisi duduk dan amankan
korban di tempat yang nyaman serta terhindar dari kerumunan
b Posisikan badan korban secara tegak
c Arahkan korban untu bernafas secara dalam dan panjang
d Pasang penutup oxygen pada hidung korban
e Tekan tombol kecil pada kaleng dan biarkan korban bernafas dalam-dalam
memalui oxygen yang keluar

Tanpa oxygen

a Tenangkan korban dan hindarkan korban dari kerumunan


b Posisikan korban dengan nyaman dan posisi duduk secara tegak
c Biarkan korban bernafas dengan dalam dan panjang
d Tarik bahu korban kedalam secara perlahan sebanyak 3 kali untuk memudahkan
korban bernafas
5 Apa gejala syok serta bagaimana cara penangannya
a. Gejala Syok
Pasokan nutrisi dan oksigen yang turun (hipoksemia) akibat syok dapat
mengakibatkan gejala, antara lain:

 Sesak napas.
 Jantung berdebar, serta denyut nadi menjadi lemah.
 Pusing.
 Kelelahan.
 Bicara kacau, pingsan hingga hilang kesadaran.
 Tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menjadi
penyebab gagal ginjal dan berbagai komplikasi lainnya
 Bibir dan kuku jari membiru.
 Kulit berkeringat, dingin, dan pucat.

b. Penanganan Syok

 Baringkan penderita secara perlahan.


 Jangan gerakkan penderita jika tidak diperlukan.
 Kendurkan atau buka pakaian yang ketat.
 Untuk menghindari ketakutan yang dapat memperburuk kondisi, berikan
pasien selimut.
 Jangan beri pasien minum atau makan.
 Jika syok disebabkan oleh alergi (syok anafilaktik), segera berikan
epinephrine dalam bentuk autoinjector, jika ada. Penderita alergi parah
biasanya selalu membawa suntikan ini.
 Jika pasien mengalami perdarahan, tutupi dan sumbat area yang berdarah
dengan handuk atau kain.
 Jika pasien mengalami muntah dan mulai mengeluarkan darah dari mulut,
ubah posisinya menjadi menyamping untuk menghindari tersedak.

6 Apa gejala luka lecet, tusuk,gores serta bakar serta bagaimana cara penangannya
1. (luka lecet)
luka lecet adalah luka yang timbul karena gesekan kulit pada permukaan
yang keras dan kasar. Penanganan Luka Lecet

 Bersihkan luka dari kotoran yang mungkin menempel di bawah air


mengalir
 Oleskan antibiotik untuk membuat luka tetap lembap, sehingga
mempercepat penyembuhan, serta mencegah infeksi.
 Tutup luka dengan kasa steril yang lembut dan ganti setiap hari.

2. (luka gores)
Dikenal juga sebagai luka gores pada kulit, laserasi adalah luka terbuka
yang menyebabkan jaringan di bawahnya terpotong atau robek.
 Penanganan Luka Gores
 Cuci tangan dengan sabun antibakteri.
 Bersihkan luka dengan sabun berbahan lembut dan air selama lima
menit.
 Bila terjadi perdarahan, beri tekanan pada luka selama 10 menit
untuk menghentikannya.
 Oleskan petroleum jelly untuk menjaga luka agar tetap lembab.
Hal ini akan membantu mempercepat proses penyembuhan.
 Tutup luka gores dengan perban steril yang tidak menempel. Hal
ini dilakukan supaya luka tidak kembali terbuka.
 Setelah melakukan pertolongan pertama, jangan lupa rutin
mengganti perban sedikitnya satu kali sehari. Anda bisa
mengulang langkah-langkah di atas setiap kali mengganti perban.
3. Luka bakar
Luka bakar ringan
 Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan
Luka bakar ringan umumnya dapat ditangani sendiri di rumah,
namun harus dilakukan dengan cara yang benar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat memberikan pertolongan pertama pada luka bakar
ringan adalah:
 Luka bakar perlu didinginkan untuk meredakan rasa perih.
Anda bisa letakkan handuk yang sudah dibasahi air dingin
pada luka.
 Hindari memecahkan luka yang melepuh karena berisiko
menyebabkan infeksi.
 Cuci dengan air bersih mengalir jika ada luka lepuh yang
pecah dengan sendirinya.
 Jika rasa sakit terasa tidak tertahankan, penderita dapat
mengonsumsi obat pereda rasa sakit, seperti paracetamol, atau
obat antinyeri lainnya sesuai anjuran dokter
a. Luka bakar sedang dan berat
Penanganan
1 Tenangkan korban
2 Hubungi fasililitas medis dan segera bawa korban menuju kesana
4. Luka tusuk
Luka tusuk muncul karena kontak kulit dengan benda tajam yang runcing
seperti paku atau jarum.
Penanganan Luka Tusuk

 Mencuci tangan dan peralatan


 Menghentikan perdarahan dan bersihkan luka

Tekan area yang terkena luka tusuk untuk menghentikan


perdarahan, lalu bersihkan luka dengan air dingin dan sabun
berbahan ringan.
Cuci luka di bawah air mengalir selama 5-10 menit.

 Mengoleskan antibiotik jika perlu

Untuk luka ringan, penggunaan plester tidaklah wajib,


Anda bisa membiarkan luka tetap terbuka. Meski demikian,
Anda tetap boleh menggunakan plester untuk menghindari luka
terpapar debu dan kotoran.

Jika ada benda yang menancap pada kulit jangan langsung dicabut sebaiknya bersihkan luka dan rujuk
kefasilitas kesehatan

7. Apa gejala memar serta bagaimana cara penangannya

a. Memar
Gejala
 Perubahan warna kulit
 Nyeri jika ditekan
 Pembekakan

Penanganan
1 Istirahatkan korban
2 Kompres luka dengan air dingin
3 Bebat dan tekan luka menggunakan tansokraf
4 Kompres air hangat

8. Apa gejala maag serta bagaimana cara penangannya


a. Gejala Sakit Maag
Sebagian besar sakit maag bersifat ringan dan dapat ditangani tanpa perlu
berkonsultasi ke dokter. Namun, segera temui dokter jika sakit maag terjadi
secara terus-menerus atau disertai gejala seperti:
 Cepat merasa kenyang saat makan dan rasa kenyang berkepanjangan
setelah makan.
 Mual.
 Kembung pada perut bagian atas.
 Sering bersendawa.
 Nyeri pada ulu hati dan nyeri di tengah dada yang muncul ketika atau
setelah makan.
 Rasa panas pada perut bagian atas.
b. Pengobatan dan Pencegahan Sakit Maag
Sakit maag ringan akan hilang dengan sendirinya. Adapun sakit maag
yang parah dapat diatasi dengan obat-obatan seperti antasida, antibiotik dan
antidepresan. Penggunaan obat maag dan terapi seperti meditasi dan
relaksasi juga bisa membantu mengatasi sakit maag.
Sakit maag dapat dicegah dan diatasi dengan cara:

 Makan secara perlahan, dalam porsi yang kecil.


 Hindari obat-obatan yang menyebabkan nyeri lambung.
 Kurangi makanan berlemak dan pedas.
 Kurangi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
 Tidur setidaknya selama 7 jam setiap malam juga bisa membantu
meredakan sakit maag ringan.
 Berolahraga secara teratur dan berhenti merokok.
 Dalam kasus sakit maag yang parah dan sering, dokter bisa meresepkan
obat, seperti obat golongan antasida, antagonis reseptor H-2, dan
inhibitor pompa proton (PPI).

9. Apa perbedaan patah tulang terbuka dan tertutupserta bagaimana cara penangannya

 Patah tulang tertutup

Patah tulang tertutup adalah jenis patah tulang di mana tulang yang patah
tidak sampai merobek kulit.

 Patah tulang terbuka

Ketika bagian ujung dari tulang yang patah sampai merobek kulit,
sehingga jaringan di bawah kulit dan tulang yang patah menjadi terlihat.

a. Pertolongan pertama ketika terjadi patah tulang, antara lain :

1. Berusahalah untuk tetap tenang.


2. Pastikan penderita tersebut bernafas, mendapat cukup ruang udara (tidak
dikerumuni)
3. Posisikan tidur telentang.
4. Gunting atau lepaskan pakaian korban padaa bagian yang patah, yang
menutupi/menganggu pandangan si penolong.
5. Lakukan pembidaian bila tidak terjadi pendarahan, untuk mencegah
pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah, mengurangi
cedera yang baru disekitar tulang yang patah, memberikan istirahat
bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri.Bila terjadi pendarahan
seperti pada patah tulang terbuka, tekanlah dengan keras pembuluh
darahnyang sedang mengeluarkan darah dengan menggunakan
pembalut/kain kasa yang stiril. Berikan ganjalan dibawah bidai untuk
meninggikan bagian tubuh tersebut supaya bengkak dan pendarahannya
berkurang.
6. Jika terlihat ada tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutuplah dengan
kasa stiril dan pakaikan sebuah bidai.
7. Anggota badan sebaiknya tetap/tidak berubah pada posisi sewaktu patah
tulang terjadi.
8. Hubungilah tim medis atau bawalah korban ke rumah sakit untuk
pertolongan lebih lanjut.

10. Apa gejala dislokasi serta bagaimana cara penangannya

a. Gejala Dislokasi

1. Kejanggalan bentuk sendi


2. Pembengkakan, lebam, atau kemerahan pada send.
3. Sulit atau tidak dapat menggerakkan sendi
4. Nyeri saat sendi berusaha digerakkan
5. Mati rasa atau rasa kesemutan pada daerah sekitar sendi

b. Pengobatan Dislokasi

1. Istirahatkan sendi yang cedera, jangan banyak digerakkan.

2. Mengonsumsi obat pereda nyeri jika diperlukan untuk meredakan rasa


nyeri yang menimbulkan ketidaknyamanan.

3. Kompres sendi yang sakit menggunakan es. Tindakan ini bisa dilakukan
pada 1-2 hari pertama untuk mengurangi rasa nyeri. Bisa juga
mengompresnya dengan air hangat pada hari berikutnya untuk
membantu melemaskan otot yang tegang.

4. Bila sendi yang telah diobati sudah membaik, cobalah latih sendi secara
bertahap. Namun, pastikan lakukan latihan ini atas saran dan
rekomendasi dari dokter.

11. Apa gejala sprai dan strain serta bagaimana cara penangannya

a. Pengertian
Sprain : Cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan pada
ligamen (penghubung antar tulang)
Strain : Cedera yang terjadi karena regangan berlebihan atau terjadi robekan pada
otot maupun tendon (penghubung tulang dan otot)
mengalami strain.
b. Gejala
Gejala dari sprain, antara lain:

 Nyeri di sekitar sendi;


 Tidak dapat menggunakan sendi
 Tidak dapat menahan beban pada
sendi; dan
 Bengkak, lebam, dan nyeri tekan.

Gejala dari strain, antara lain:

 Bengkak, lebam, atau kemerahan;


 Nyeri pada otot yang terkilir saat beristirahat;
 Nyeri pada otot atau sendi yang terkilir saat digunakan;
 Kaku otot atau spasme ketika otot sedang kontraksi dan nyeri; dan
 Otot lemah hingga kehilangan fungsi otot yang terkilir.

c. Pertolongan Pertama
Beberapa langkah sebagai tindakan pertolongan pertama bila mengalami sprain
atau strain adalah:
 Hentikan aktifitas
 Istirahatkan anggota tubuh yang cidera
 Letakan es pada area yang cidera selama 15 menit setiap dua jam. Gunakan
handuk diantara kulit dengan es.
 Kompresi atau perban secara ketat area cidera, mengarah dari bawah keatas.
 Elevasi (angkat) anggota tubuh yang cidera agar lebih tinggi dari posisi jantung.
 Hindari aktifitas olahraga, konsumsi alcohol dan pijat atau urut area cidera
karena dapat memperburuk pembengkakan.
 Jika gejala memburuk dalam 24 jam, kunjungi dokter.

12. Apa gejala mimisan serta bagaimana cara penangannya


Langkah Penanganan Mimisan

 Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk dapat mengurangi tekanan pembuluh
darah dalam hidung, sehingga perdarahan dapat segera berhenti.
 Condongkan tubuh ke depan agar darah yang keluar dari hidung tidak masuk ke
tenggorokan. Darah yang tertelan dapat memicu muntah.
 Pencet hidung selama 10-15 menit dan bernapaslah melalui mulut.
 Kompres pangkal hidung dengan kompres dingin untuk memperlambat perdarahan.

13. Apa gejala keracunan serta bagaimana cara penangannya

Tanda-tanda dan gejala keracunan bisa meliputi:

 kemerahan di sekitar mulut dan bibir,


 napas berbau seperti bahan kimia,
 muntah,
 diare,
 nyeri perut,
 gangguan pernapasan
 tubuh lema
 sulit fokus (linglung),
 gelisah
 kehilangan nafsu makan,
 tubuh menggigil,
 sakit kepala
 sulit menelan makanan
 ruam merah pada kulit, dan
 kehilangan kesadaran atau pingsan.

Cara mengatasi keracunan pada korban


14. Apa gejala pingsan serta bagaimana cara penangannya

a. Gejala Pingsan

Sebelum pingsan, seseorang biasanya mengalami gejala awal berupa:

 Mengantuk.
 Menguap.
 Mual, cemas, bernapas dengan cepat, dan berkeringat dingin tiba-tiba.
 Linglung dan tubuh limbung, terutama ketika berdiri.
 Pusing dan seperti melayang.
 Pandangan kabur atau tampak titik-titik hitam dalam pandangan.
 Telinga berdenging
 Sakit kepala.
 Jantung berdebar.

b. Penanganan Pingsan
 Bawa penderita ke tempat aman dengan posisi tetap berbaring dan pastikan posisi
penderita nyaman.
 Bangunkan penderita dengan menggoyang tubuhnya, memanggilnya dengan suara
yang cukup keras, atau memberikan rangsang nyeri, misalnya dengan mencubit
dan meletakkan handuk dingin di wajah atau lehernya.
 Periksa apakah penderita bernapas dan apakah ada sumbatan di saluran
pernapasannya.
 Longgarkan pakaian atau aksesori penderita yang terlalu ketat, misalnya kerah baju
dan ikat pinggang. Jika memungkinkan, bawa penderita ke ruangan yang sejuk
atau memiliki sirkulasi udara yang baik.
 Bungkus penderita dengan selimut bila kulitnya terasa dingin saat disentuh.

Jika penderita sudah mulai sadar, berikan pertolongan dengan cara:

 Biarkan penderita tetap berbaring. Tunggu sekitar 10 menit sebelum


memperbolehkannya untuk duduk atau berdiri.
 Berikan penderita minuman atau makanan, terutama bila diketahui bahwa
penderita belum makan dalam 6 jam terakhir atau menderita diabetes.
 Temani penderita sampai ia benar-benar sadar..

15. Apa gejala vertigo serta bagaimana cara penangannya

Gejala Vertigo
a. Pusing berputar yang diikuti dengan telinga berdengung
b. Mual dan muntah
c. Kehilangan keseimbangan dan tidak bisa berdiri
d. Jatuh
e. Pingsan

Penanganan Vertigo
16. Apa penyebab tersedak serta bagaimana cara penangannya
17. Apa yang kamu ketahui tentang evakuasi korban dan sebutkan salah satu evakuasi korban
Berikut merupakan beberapa cara evakuasi korban berdasarkan jumlah penolong

 Satu Orang Penolong:


 Papah jinjing : dilakukan untuk korban sadar dengan cidera ringan
 Gendong : Gendong dilakukan untuk korban sadar dan tidak mengalami cedera di
tangannya
 Tarik korban : Cara ini dilakukan untuk korban tidak sadar atau terlampau berat. Tarik
korban ke arah belakang dengan tetap menjaga kepala korban. Posisi tangan penolong
ketika menarik disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yaitu menarik bahu, baju atau
selimut
 Menuruni tangga : Jangan dilakukan pada korban dengan cedera kepala atau spinal.
Gunakan matras atau sejenisnya sebagai alas dibawah korban
 Bujur gantung : Posisi korban dibawah penolong, fiksasi tangan korban dan rempatkan di
leher penolong. Gunakan mitella, sabuk atau bahan yang bisa untuk menarik. Teknik ini
digunakan untuk korban yy jauh lebih berat dari penolong
 Sampir pundak : Teknik ini digunakan untuk mengangkut korban secara cepat dengan
jarak relatif jauh
 Dua Orang Penolong
Jika ada dua orang penolong untuk memindahkan korban maka teknik yang dapat
digunakan ialah sebagai berikut
 Angkat kursi : Kursi dapat digunakan pada pasien yg sadar maupun tidak sadar, tapi tidak
pada korban dengan suspwk cedera kepala atau spinal. Untuk pengamanan mobilisasi
tangan korban ke dada dan jika korban tidak sadar ikat korban ke kursi
 Dudukan 2 tangan : Cara yg banyak digunakan pada pasien sadar yg tidak mampu
berjalan atau untuk menjaga bagian atas tubuh korban. Gunakan telapak tangan untuk
mengangkat korban dan di anjurkan memakai sarung tangan
 Papah jinjing : Seperti papah jinjing 1 orang, dilakukan untuk korban sadar dengan
cedera ringan yg bisa mengamankan dirinya sendiri
 Dudukan 4 tangan : Variasi lain dari dudukan 2 tangan yg digunakan pada pasien sadar
yg dapat menggerakkan tangan untuk membantu dirinya sendiri
 Tiga Orang Penolong
Di indonesia, cara yamg umum digunakan ialah lintang dada yang biasanya digunakan
untuk memindahkan korban ke tandu sehingga disebut juga strechter ground. Cara lain
adalah hammock carry, dengan manual traksi dan pemasangan kollar dan digunakan
untuk memindah korban spinal tanpa spinal board.
 Evakuasi Dengan Tandu
 Tandu darurat : Jika tandu komersial tidak tersedia maka buatlah tandu darurat sari
material yang ada di sekitar kita. Misal dari pintu, kain, terpal, jas hujan, selimut, atau
baju dan jaket. Jangan gunakan tandu yg alasnya lunak pada pasien yang dicurigai
menderita cedera spinal atau kepala
 Tandu terpal : Paling banyak digunakan, ringan dan murah
 Tandu ortopedi : Tandu ortopedi sebenarnya bukan untuk mengangkut tapi untuk
memindah korban yg biasa dimiliki ambulance. Terbuat sari besi atau alumunium,
kelebihannya bisa memfiksasi dan memobilisasi fraktur dan trauma spinal.
 Transportasi dan Posisi Korban
Pada evakuasi dengan waktu relatif lama tanpa dibekali alat memadai dan life support,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut:
 Korban harus diselimuti untuk menghindari hipotermia dan shock. Caranya dengan
memasang selimut secara diagonal dengan tandu kemudian dilipat keseluruh tubuh
 Cari rute perjalanan sesingkat mungkin dan seaman mungkin
 Tandu harus dibawa sedikitnya oleh 4 orang
 Posisi kepala korban searah dengan jalur perjalanan atau dengan kata lain kepala dibagian
belakang tandu, untuk menghindari korban disorientasi
 Tetapi posisi korban harus diletakkan pada bagian depan tqndu ketika:
 Tandu korban menaiki atau menuruni tanjakan. Jaga posisi tandi rata air atau datar
terutama ketika melewati tanjakan atau turunan
 Tandu korban memasuki bulan
 Korban hendak dipindah ke tempat tidur
KRITERIA LULUS
1 Benar 17 soal
2 Untuk gejala bisa menyebutkan minimal 3-4 gejala

TEKNIS
1 Menanyakan soal secara urut 17 nomor itu
2 Untuk soal evakuasi menyebutkan minimal 1
3 Yang tidak lulus jika masih ada waktu
a Bisa mengulang dihari yang sama jika waktunya masih ada
b Untuk mengulang hanya soal yang dia tidak lulus
4 Yang tidak lulus dan waktunya sudah habis
a Mengulang di ujian susulan secara offline di kampus
b Untuk mengulang hanya soal yang dia tidak lulus
5 Jika waktu sudah habis bisa langsung dinyatakan lulus/tidak
6 Jika tidak lulus dan waktu sudah habis bisa diberi tahu soal yang mana yang tidak
lulus
7 Jangan memberikan pertanyaan diluar materi yang disampaikan pemateri
8 Mengisi format penlaian pada file
9 Jika ada step penanganan nya tidak runtut/kurang sedikit kita bisa menanyai apakah
ada yang kurang gitu jika dia tidak tau maka gak papa di kasih tau (note: peserta bisa
menyebutkan 80% dari step penanganan yang ada)
10 Semangat yo rekk

Anda mungkin juga menyukai