Dengan batasan :
A. Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan
apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma – Mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis – Tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan
yang berkaitan dengan otak penderita
L = lihat
D = dengar
R = rasakan
nilai selama 3 – 5 detik
E. Menilai sirkulasi dan
menghentikan perdarahan berat
• bandingkan (simetry),
Keluhan utama
Obat-obatan yang diminum
Makanan /minuman yang terakhir
Penyakit yang diderita
Alergi
Kejadian
Mengulang kembali pemeriksaan dari awal
atau mencari hal yang terlewati.
Terjadi akibat rusaknya
dinding pembuluh darah
yang dapat disebabkan oleh
ruda paksa ( rauma ) atau
penyakit.
Sistem Peredaran darah :
Jantung
Pembuluh Darah
Darah
Pembuluh darah yang
mengangkut darah
yang kaya dengan
oksigen ke seluruh
tubuh. Darah yang
keluar berwarna
merah segar dan
memancar.
Pembuluh darah yang
mengangkut darah
dari seluruh tubuh
kembali ke jantung.
Darah yang keluar
mengalir dan
berwarna merah
gelap.
Arteri akan terbagi-
bagi menjadi
pembuluh yang lebih
kecil sehingga dapat
mencapai hingga lebih
dekat dengan kulit.
Darah yang keluar
sangat sedikit dan
kadang hanya berupa
titik-titik perdarahan.
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah
dimana Arteri / Pembuluh Nadi berada dekat
dengan kulit.
Lokasi pengecekan nadi yang paling mudah :
Radial : berada di pergelangan tangan
Carotid : berada di leher
Femoral : berada di lipatan paha
Setiap
kali jantung berdetak, kita dapat merasakan
denyutnya pada sistem Arteri
Perdarahan terjadi apabila
darah keluar dari pembuluh
darah oleh berbagai sebab
seperti cedera atau
penyakit.
Perdarahan Nadi / ARTERI
Perdarahan Pembuluh Balik /
VENA
Perdarahan Pembuluh Rambut
/ KAPILER
Perdarahan Luar ( Terbuka ) : bila kulit juga
cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh
dan terlihat ada di luar tubuh.
Perdarahan Dalam (Tertutup) : jika kulit
tidak rusak sehingga darah tidak bisa
mengalir langsung keluar tubuh.
Perdarahan yang harus segera ditangani
adalah perdarahan yang dapat mengancam
nyawa.
Untuk memperkirakan
seberapa banyak darah
yang keluar dari tubuh
penderita, hal yang dipakai
adalah keluhan korban dan
tanda vital.
Bila keluhan korban sudah
mengarah ke gejala dan
tanda syok, maka penolong
wajib mencurigai bahwa
kehilangan darah terjadi
dalam jumlah yang cukup
banyak
Tekanan
Langsung
Elevasi
Titik tekan
Immobilisasi
Pakai APD agar tidak terkena darah atau
cairan tubuh korban
Jangan menyentuh mulut, hidung, mata,
makanan sewaktu memberi perawatan
Cucilah tangan segera setelah selesai
merawat
Dekontaminasi atau buang yang sudah
ternoda dengan darah atau cairan tubuh
korban
Jangan buang waktu cari penutup luka
Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya
menggunakan sarung tangan) atau dengan
bahan lain
Bila tidak terhenti maka tinggikan bagian
tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya
pada alat gerak), bila masih belum berhenti
maka lakukan penekanan pada titik-titik
tekan.
Pertahankan dan tekan cukup kuat
Pasang pembalutan penekan
Gunakan tekanan langsung dengan penutup
luka
Tekan sampai perdarahan terkendali
Pertahankan penutup luka dan balut
Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau
balutan pertama
Torniket hanya digunakan dalam
keadaan gawat darurat dimana
tidak ada cara lain untuk
menghentikan perdarahan.
Torniket diaplikasikan sedekat
mungkin dengan titik
perdarahan.
Perdarahan dalam dapat
berkisar dari skala kecil
hingga yang mengancam
jiwa penderita.
Kehilangan darah tidak
dapat diamati pada
perdarahan dalam
Batuk darah berwarna merah muda
Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti
ampas kopi)
Terdapat memar
Bagian Abdomen terasa lunak
Baringkan dan istirahatkan penderita
Buka jalan napas dan pertahankan ,berikan oksigen
sesuai peraturan bila dbutuhkan
Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
Perawatan Syok bila terjadi syok atau diduga akan
menjadi syok
Jangan beri makan dan minum
Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
Rujuk ke fasilitas kesehatan
Riwayat benturan benda tumpul yang kuat
Memar
Batuk darah
BAB atau BAK berdarah
Luka tusuk
Patah tulang tertutup
Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut
Kemungkinan terjadinya penularan penyakit.
Banyak kuman penyakit bertahan hidup di
dalam darah manusia, sehingga bila darah
korban ini bisa masuk ke dalam tubuh
penolong maka ada kemungkinan penolong
dapat tertular penyakit.
SYOK
Terjadi bila sistem peredaran
darah (sirkulasi) gagal
mengirimkan darah yang
mengandung oksigen dan
bahan nutrisi ke alat tubuh
yang penting (terutama otak,
jantung dan paru-paru)
Kegagalan Jantung memompa darah
Kehilangan darah dalam jumlah besar
Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah yang
luas, sehingga darah tidak dapat mengisi
dengan baik
Kekurangan cairan tubuh yang banyak, misal
: diare
Nadi cepat dan lemah
Napas cepat dan dangkal
Kulit pucat, dingin dan lembab
Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
Haus
Mual dan muntah
Lemah dan pusing
Merasa seperti mau kiamat, gelisah
Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
Tidurkan telentang, tungkai lebih tinggi 20-
30 cm, bila tidak ada kecurigaan patah
tulang belakang atau patah tungkai. Bila
menggunakan papan spinal atau tandu maka
angkat bagian kaki.
Pakaian penderita dilonggarkan
Cegah kehilangan panas tubuh dengan
memberi selimut penutup
Tenangkan penderita
Pastikan jalan napas dan pernapasan baik
Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya
bila ada
Jangan beri makan dan minum
Periksa berkala Tanda Vital secara berkala
Rujuk ke fasilitas kesehatan
Cedera Sistem
PERTOLONGAN PERTAMA
Otot Rangka
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
1.Patah Tulang
2.Cerai sendi/Dislokasi
3.Terkilir otot/Strain
4.Terkilir sendi/sprain
PATAH TULANG
Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang,
baik seluruhnya atau sebagian saja.
Cedera dapat terjadi sebagai akibat
1. Gaya langsung.
2. Gaya tidak langsung.
3. Gaya puntir.
Jenis Patah Tulang
1.Patah Tulang Terbuka
2.Patah Tulang Tertutup
Gejala dan tanda patah tulang
1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan
yang patah.
2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat
ditekan atau bila digerakkan.
3. Terdengar suara berderik pada daerah yang
patah.
4. Bengkak.
5. Memar
6. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada
luka.
7. Sendi terkunci (pada dislokasi).
8. Gangguan sirkulasi dan saraf.
Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau
keluarnya ujung tulang dari sendinya
Penyebab :
Sendi teregang melebihi batas normal
sehingga kedua ujung tulang menjadi
terpisah.
Terkilir sendi
Robeknya/putusnya jaringan ikat sekitar sendi,
karena sendinya teregang melebihi batas
normal
Terkilir otot
Robeknya jaringan otot pada bagian
tendon/ekor otot, karena teregang melebihi
batas
PEMBIDAIAN
Tujuan pembidaian
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung
tulang yang patah.
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar
bagian tulang yang patah.
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang
patah.
4. Mengurangi rasa nyeri.
5. Mengurangi perdarahan.
6. Mempercepat penyembuhan.
Jenis-Jenis Bidai
1. Bidai keras
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
2. Bidai yang dapat dibentuk
Contoh : bidai vakum, bantal, selimut, dll
3. Bidai traksi
Contoh : bidai traksi tulang paha
4. Bidai improvisasi
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
5. Gendongan/Belat dan bebat
Contoh : mitela, gendongan lengan.
1. Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan
kepada penderita.
2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang
cedera dan rawat perdarahan bila ada.
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah
sendi sebelum membidai, buka perhiasan di
daerah patah atau di bagian distalnya.
4. Nilai Gerakan – Sensasi – Sirkulasi (GSS) pada
bagian distal cedera sebelum melakukan
pembidaian.
5. Siapkan alat-alat selengkapnya.
Pedoman Umum Pembidaian
(2)
6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera.
Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan.
7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan
penderita yang sehat.
9. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang
mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai
sendi distalnya.
10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila
memungkinkan.
Pedoman Umum Pembidaian
(3)
11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan
bidai dengan bahan pelapis.
12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi
yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari
tulang yang patah.
14. Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan
pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan
pemeriksaan GSS yang pertama.
15. Jangan membidai berlebihan.
Pertolongan cedera alat gerak
1. Lakukan penilaian dini.
• Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
• Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
2. Lakukan pemeriksaan fisik.
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang
sisi
sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan sampai
menambah rasa sakit penderita.
4. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
Letakkan penderita pada posisi nyaman, istirahatkan
bagian yang cedera
Beri kompres dingin, maksimum 30 menit.
Balut tekan & tinggikan
Bila ragu, rawat seperti patah tulang.
Rujuk.
Mengacu pada mekanika
gerak tubuh penolong
yang benar dan baik
untuk memudahkan
pengangkutan dan
pemindahan penderita
1. Jangan dilakukan jika tidak
mutlak perlu
2. Lakukan sesuai dengan teknik
yang baik dan benar.
3. Kondisi penolong harus baik
dan terlatih.
1. Penilaian terhadap kesulitan
2. Rencanakan pergerakan
3. Jgn mengangkut & menurunkan jika tdk yakin
4. Posisi seimbang
5. Otot tungkai bukan otot punggung
6. Punggung harus tegak waktu mengangkat
7. Titik beban serapat mungkin dengan
penolong
8. Bagian tubuh saling menopang
1. Pemindahan darurat
Bila ada bahaya langsung,ada jln masuk.
Misal : menarik baju, menarik dgn selimut