Anda di halaman 1dari 112

PERTOLONGAN PERTAMA

OLEH : MOCH. ADLU PUTRA S.W


Penyelenggaraan Pertolongan Pertama :

• Peraturan Menteri Kesehatan R.I. no. 023/Birhub/1972


• PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama,
maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan
Pertama, serta dapat mendirikan pos Pertolongan
Pertama.
Pengertian :
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit
atau cedera yang memerlukan medis dasar.

Pengertian Medis Dasar :


Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki orang awam.

Pelaku Pertolongan Pertama :


Penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian,
yang memiliki kemampuan & terlatih dalam
penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama :

1. Menyelamatkan jiwa.
2. Mencegah cacat.
3. Memberikan rasa nyaman & menunjang
proses penyembuhan.
Dasar Hukum :
Pasal 531 KUH Pidana

Berbunyi :
“Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang dalam
keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau
mengadakan pertolongan kepadanya sedang
pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya
dengan tidak akan mengkhawatirkan ia sendiri atau
orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-
lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
4.500,- dan jika orang yang perlu ditolong itu mati,
diancam dengan KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525,
566”
Pasal 322 KUH Pidana :

Berbunyi :
1. Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia
yang wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau
pekerjaannya baik yang sekarang, maupun yang dahulu
dipidana dengan hukuman penjara selama-lamanya 9
bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu
rupiah.

2. Jika kejahatan itu dilakukan yang tertentu, maka


perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan
orang yang bersangkutan.
Persetujuan Pertolongan :
1. Persetujuan tersirat
- Penderita memberi isyarat yang mengizinkan
tindakan pertolongan dilakukan atas dirinya.
- Pada penderita tidak sadar atau anak kecil
persetujuan bisa minta izin dari orang tua.

2. Persetujuan dinyatakan
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau
secara tertulis oleh penderita.
Kewajiban pelaku Pertolongan Pertama :

1. Keselamatan diri, tim, penderita & orang disekitarnya.


2. Dapat menjangkau penderita.
3. Mengenali & mengatasi masalah yang mengancam nyawa
4. Meminta bantuan / rujukan.
5. Memberikan pertolongan cepat & tepat.
6. Membantu penolong lainnya.
7. Menjaga kerahasiaan medis.
8. berkomunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9. Mempersiapkan transportasi.
Kualifikasi Penolong :
1. Jujur & bertanggung jawab.
2. Berlaku profesional.
3. Kematangan emosi.
4. Kemampuan bersosialisasi.
5. Kemampuan nyata terukur.
Secara berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran
6. Kondisi fisik baik.
7. Mempunyai rasa bangga.
Peralatan Dasar Penolong :
1. Alat Pelindung Diri
 Sarung tangan latex, Masker, Kaca mata pelindung.
 Baju pelindung & Masker RJP
2. Tindakan umum untuk menjaga diri :
 Mencuci tangan

- Cucilah tangan sebelum & sesudah merawat.


- Pakailah sabun anti septik
 Membersihkan alat

- Cuci dengan air


- Desinfeksi
- Sterilisasi
3. Peralatan Pertolongan Pertama
 Tas Perlengkapan & Tabung Oksigen
 Senter, selimut, Thermometer, Gunting, & Pinset
 Macam-macam Pembalut

Pembalut gulung

Pembalut cepat Pembalut Mitella


 Kasa steril, kapas, Plester, Peniti & buku catatan

Buku catatan
Kasa steril Kapas

Peniti
Plester
 Masker RJP, Kantung Masker berkatup, Tensi meter & stetoscope

Tensi Meter

Masker RJP

Tensi Meter

Stetoscope Kantung Masker berkatup


 Bidai & Tandu
ANATOMI
&
FISIOLOGI
ANATOMI
• Ilmu yang mempelajari susunan dan
bentuk tubuh

FISIOLOGI
• Ilmu yang mempelajari fungsi setiap
bagian tubuh
Sistem
Sistem
Pernapasan
Sistem Peredaran
Darah
Sistem
Perkemihan
Sistem
Pencernaan
Sistem Saraf
Sistem Reproduksi
PENILAIAN PENDERITA
LANGKAH – LANGKAH PENILAIAN :

1. Penilaian Keadaan
2. Penilaian Dini
- Respon
- Airway
- Breathing
- Circulation
3. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan tanda vital
4. Riwayat Penderita
- Keluhan utama
- Obat yang diminum/lupa diminum
- Makanan & minuman yang terakhir
- Penyakit yang diderita
- Alergie
- Kejadian
5. Pemeriksaan berkala
6. Pelaporan
1. Penilaian Keadaan
a. Bagaimana kondisi saat itu ?
b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
c. Bagaimana mengatasinya ?
Meminta bantuan
Mengamankan tempat kejadian
2. Penilaian Dini
KESAN UMUM :
• Kasus Trauma
Akibat ruda paksa
• Kasus Medis
Tanpa ada riwayat ruda paksa

a. RESPON
AIR WAY
• Kasus Medis
Teknik Head Tilt Chin Lift

 Kasus Trauma
Teknik Jaw Thrust
BREATHING

d. CIRCULATION
3. Pemeriksaan Fisik
Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh :
 Pemeriksaan meliputi seluruh tubuh.
 Pemeriksaan dilakukan secara sistematis & berurutan.

Tindakan ini melibatkan panca indera :


 Penglihatan (Inspeksi)
 Perabaan (Palpasi)
 Pendengaran (Auskultasi)
a. Memeriksa kepala

b. Memeriksa mata

Reaksi pupil ? Kelopak mata ? Bandingkan !


c. Memeriksa hidung

Apakah ada cairan bening ?


Apakah ada darah ?
Apakah ada darah + cairan ?

d. Memeriksa telinga

Kondisi telinga ? Lubang telinga ? Belakang telinga ?


e. Memeriksa mulut

f. Memeriksa Leher

Adakah pelebaran vena ? Posisi tenggorokan ? Leher belakang ?


g. Memeriksa dada

h. Memeriksa perut

Mengamati perut Periksa kwadran perut


i. Memeriksa panggul

Meraba panggul Sedikit menekan panggul

j. Memeriksa tungkai
k. Gerakan, Sensasi & Sirkulasi (GSS)

Gerakan Sensasi

Sirkulasi Sirkulasi
l. Memeriksa lengan

m. Gerakan, Sensasi & sirkulasi

Gerakan Sensasi Sirkulasi


n. Pemeriksaan punggung

Pada penderita trauma pemeriksaan punggung biasanya dilakukan terakhir,


yaitu saat memindahkan penderita ke atas tandu atau papan spinal

Pemeriksaan tulang belakang Memeriksa daerah punggung


Pemeriksaan tanda vital
 Pemeriksaan nafas

Dewasa normal 12 – 20 X/menit


 Pemeriksaan nadi (penderita sadar) Pemeriksaan nadi
(penderita tidak sadar)

Dewasa normal 60 – 90 X/menit


 Pemeriksaan suhu  Pemeriksaan tekanan darah

Normal 36 – 37 º C Normal
Sistolik : 100 – 140 mmHg
Diastolik 60 – 90 mmHg

 Pemeriksaan warna kulit


Kondisi : Lembab / kering / basah.
Warna : Biru / pucat / merah / kuning / biru kehitaman
4. Riwayat Penderita
Penilaian terarah perlu dilakukan wawancara untuk mengetahui
penyebab/pencetus mekanisme terjadinya kecelakaan.

Wawancara dapat dilakukan dengan penderita,


keluarganya atau saksi mata yang meliputi :

Keluhan utama (gejala & tanda)


Obat-obatan yang diminum
Makanan / minuman terakhir
Penyakit yang diderita
Alergie
Kejadian
5. Pemeriksaan Berkala
Secara umum pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
a. Keadaan Respon
b. Jalan nafas
c. Pernafasan
d. Nadi
e. Keadaan kulit
f. Suhu
g. Periksa kembali secara seksama, mungkin ada yang
terlewat.
h. Nilai kembali penatalaksanaan
i. Pertahankan komunikasi.
6. Pelaporan
Setelah selesai menangani penderita, maka
semua pemeriksaan & tindakan pertolongan
harus dilaporkan secara singkat dan jelas.
CEDERA JARINGAN LUNAK

Cedera terhadap jaringan kulit, lemak,


pembuluh darah, jaringan ikat, membran,
kelenjar, otot & saraf.
Klasifikasi luka :
1. Luka terbuka
- Luka lecet

- Luka Iris/sayat
- Luka tusuk

- Amputasi
- Luka robek

- Luka sobek (avulsi)


2. Luka tertutup
- Luka memar
- Cedera remuk
- Cedera jepitan
PERAWATAN LUKA TERBUKA :
1. Pastikan daerah luka terlihat.
2. Bersihkan luka.
3. Kontrol perdarahan.
4. Atasi syok pada luka parah.
5. Cegah kontaminasi lanjut.
6. Beri penutup luka & balut.
7. Baringkan penderita.
8. Tenangkan.
9. Rujuk ke RS.
Penutup Luka
Pengertian
Penghalang/pelindung terhadap infeksi selama proses penyembuhan

Fungsi Penutup Luka


•Membantu mengendalikan perdarahan
•Mencegah kontaminasi lebih lanjut
•Mempercepat penyembuhan
•Mengurangi nyeri
Beberapa Jenis Penutup Luka
•Penutup Steril
•Penutup Tebal
•Pembalut Kedap.
Pembalut Luka
Pengertian
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.

Fungsi pembalut
•Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
•Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
•Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.

Beberapa jenis pembalut


•Pembalut pita/gulung.
•Pembalut segitiga (mitela).
•Pembalut penekan.
Perawatan luka tertutup :
TINDAKAN PERDARAHAN DALAM (Memar) :

1. Rest = Istirahat
2. Ice = Kompres es
3. Commpression = Balut tekan
4. Elevation = Tinggikan
Perawatan Luka dengan benda
Asing menancap :
1. Stabilkan benda yang menancap dengan tangan.
2. Jangan dicabut.
3. Bagian yang luka terlihat.
4. Kontrol perdarahan.
5. Stabilkan benda asing dengan
doughnut/pembalut/tumpukan mitella dll.
6. Rawat syok bila ada.
7. Jaga pasien tetap istirahat & tenang.
8. Rujuk ke RS.
Cedera Mata :

1. Jangan tekan langsung.


2. Jangan bersihkan mata.
3. Jangan cabut benda yang menancap.
4. Jangan memasukkan bola mata yang keluar.
5. Kurangi gerakan mata.
6. Tutup mata yang sakit maupun yang sehat.
7. Rujuk ke RS.
CEDERA PADA
MATA
Cedera Perut Terbuka :
1. Control Perdarahan.
2. Tidurkan terlentang dengan tungkai ditekuk.
3. Atasi syok bila ada, dan periksa berkala.
4. Waspadai muntah.
5. Pertahankan jalan nafas.
6. Jangan menyentuh/memasukkan organ yang keluar.
7. Organ yang keluar ditutup dengan penutup luka & penutup kedap.
8. Bila perlu diselimuti.
9. Jangan cabut benda yang menancap.
10. Beri Oksigen bila ada.
11. Rujuk ke RS & Periksa berkala.
BALUTAN
Aturan umum :
Cara menggunakan pembalut gulung :
Membalut siku & lutut
Membalut tangan & kaki
Kasa tubuler
Pembalut segitiga
Menyimpan pembalut segitiga
Membalut kepala :
Belat elevasi :
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
SISTEM RANGKA
Bentuk Tulang :
1. Tulang Panjang/Pipa
2. Tulang Pendek
3. Tulang Pipih
4. Tulang tak beraturan
5. Tulang sesamoid

Pembagian sistem rangka :


1. Tulang kepala
2. Tulang dada
3. Tulang belakang & panggul
4. Tulang anggota gerak atas
5. Tulang anggota gerak bawah

Fungsi Kerangka :
1. Menopang tubuh
2. Melindungi Organ tubuh yang lunak/penting
3. Tempat melekatnya otot
4. Untuk pergerakan
5. Membentuk bangunan tubuh
6. Tempat pembuatan sel darah merah
Macam Cedera Sistem Otot Rangka :

1. Patah Tulang
2. Dislokasi (Cerai/urai sendi)
3. Strain (Terkilir Otot)
4. Sprain (Terkilir Sendi)
PATAH TULANG
Terputusnya jaringan tulang baik
seluruhnya atau hanya sebagian.

PENYEBAB :
1. Gaya langsung
2. Gaya tidak langsung
3. Gaya Puntir
JENIS PATAH TULANG
• Patah tulang tertutup.
Ujung tulang yang patah tidak
berhubungan dengan udara
luar.

• Patah tulang terbuka


Ujung tulang yang patah
berhubungan dengan udara
luar.
Tanda & Gejala :
1. Perubahan bentuk pada anggota yang patah.
2. Nyeri & kaku saat ditekan atau digerakkan.
3. Krepitasi tulang (terdengar suara berderak).
4. Pembengkakan disekitar tulang yang patah.
5. Memar / perubahan warna.
6. Bagian yang patah mengalami gangguan fungsi gerak
/ sukar digerakkan.
7. Pada patah tulang terbuka, terkadang ujung tulang
terlihat
8. Sendi terkunci
9. Gangguan peredaran darah & persyarafan
10. Lakukan GSS sebelum & sesudah pembidaian.
PENATALAKSANAAN

1. Lakukan penlaian dini

1. Penilaian terarah

2. Lakukan pemeriksaan fisik (PLNB)

3. Lakukan GSS sebelum & sesudah penanganan

4. Fiksasi dan immobilisasi

5. Kendalikan perdarahan (open fraktur)

6. Lakukan pembidaian

7. Posisikan nyaman / elevasi


TUJUAN PEMBIDAIAN :
1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung
tulang yang patah
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar
bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang
patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat proses penyembuhan
6. Mengurangi perdarahan
MACAM – MACAM BIDAI :
1. Bidai keras
2. Bidai yang dapat dibentuk
3. Bidai traksi
4. Gendongan / belat dan bebat
5. Bidai improvisasi
PEDOMAN UMUM PEMBIDAIAN :
1. Informasikan apa yang akan kita lakukan
2. Buka perhiasan atau pakaian yang
mengganggu
3. Nilai Gerakan Sensasi Sirkulasi (GSS)
4. Siapkan alat
5. Jangan reposisi
6. Pembidaian harus melewati dua sendi
7. Ikatan tidak boleh terlalu keras dan tidak boleh
terlalu kendor
Contoh Macam-macam Bidai :
Bidai kayu Bidai vacum

Bidai tiup
Bidai kawat Bidai karton

Bidai SAM
Penatalaksanaan :
Patah tulang paha
Penatalaksanaan :
Patah tulang kering/tungkai
bawah
Penatalaksanaan :
Patah tulang hasta / pengumpil
Penatalaksanaan :
Patah tulang lengan atas
Penatalaksanaan :
Patah tulang dekat siku
Penatalaksanaan :
Patah tulang selangka
Proses tubuh dalam pemulihan patah
tulang
URAI/CERAI SENDI (DISLOKASI)

PENGERTIAN :
Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi

PENYEBABNYA ADALAH :
Karena sendi teregang melebihi
batas normal

GEJALA DAN TANDA :


Secara umum berupa gejala dan tanda
patah tulang yang terbatas pada daerah
sendi
TERKILIR / KESELEO
A. TERKILIR SENDI (SPRAIN)
Robeknya/putusnya jaringan ikat sekitar sendi
karena sendi teregang melebihi batas normal

PENYEBAB :
Terpeleset,gerakan yang salah,shg
menyebabkan sendi teregang melampaui
gerakan normal.
GEJALA DAN TANDA
 Nyeri
 Bengkak
 Nyeri tekan
 Warna kulit merah kebiruan
B. TERKILIR OTOT (STRAIN)
Robeknya jaringan otot pada bagian tendon (ekor otot),
karena teregang melebihi batas normal.

PENYEBAB :
o Latihan peregangan tak cukup
o Latihan peregangan tidak benar
o Teregang melampaui kemampuan
o Gerakan yang tidak benar
GEJALA DAN TANDA :

o Nyeri yang tajam dan mendadak pada


daerah otot tertentu
o Nyeri menyebar keluar disertai kejang
dan kaku atau kaku otot
o Bengkak pada daerah cedera
PENANGANAN
1. Posisikan korban dengan nyaman
2. Tinggikan daerah yang cedera
3. Kompres dingin selama 30 menit, ulangi setiap
jam bila perlu
4. Balut tekan dan tetap tinggikan
5. Bila ragu tolong seperti patah tulang
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai