PERTOLONGAN
PERTAMA
2
Pelayanan Gawat Darurat di
Tempat Kejadian
Adanya penolong di tempat kejadian yg
idealnya memiliki kemampuan / terlatih
memberikan pertolongan pertama.
• Kategori awam
3
Transportasi Medis
4
Penanganan Pra Rumah
Sakit
5
Pertolongan Pertama
Medis dasar :
Tindakan pertolongan berdasarkan ilmu
kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang
awam atau awam terlatih
6
Pelaku Pertolongan Pertama
7
Tujuan Pertolongan Pertama
• Menyelamatkan jiwa
• Mencegah cacat
• Memberikan rasa nyaman &
menunjang upaya penyembuhan
8
Dasar Hukum
Pasal 531 KUHP :
kewajiban memberikan/mengadakan
pertolongan sementara pertolongan itu
dapat dilakukan tanpa membahayakan
dirinya dan orang lain
11
Tindakan Pengamanan Diri
Pelaku PP
12
Alat Perlindungan Diri
13
Peralatan Pertolongan
Pertama
o Penutup luka o kapas
o Pembalut luka o Selimut
o Cairan antiseptik o Kartu penderita
o Peralatan stabilisasi o Alat tulis
o Gunting o Oksigen
o Pinset o Tensi meter
o Senter o tandu
14
Tindakan Penilaian
• Penilaian keadaan.
• Penilaian dini.
• Pemeriksaan fisik.
• Riwayat penderita.
• Pemeriksaan berkala atau lanjut.
• Pelaporan.
15
Penilaian Keadaan
Analisis :
• Bagaimana kondisi saat itu.
• Kemungkinan apa yg. mungkin terjadi.
• Bagaimana mengatasinya.
16
Saat Tiba di Lokasi
• Pastikan keselamatan penolong, penderita
& orang lain.
• Perkenalkan diri & minta ijin menolong.
• Lakukan penilaian dini.
• Kenali & atasi masalah yg. mengancam
nyawa.
• Stabilkan & pantau terus penderita.
• Minta bantuan jika diperlukan
17
Penilaian Dini
• (K) Tentukan kesan umum kasus.
• (R) Tentukan status respon korban.
• (A) Airway - Pastikan jalan napas terbuka
dengan baik.
• (B) Breathing - Nilai pernapasan.
• (C) Circulation & Control Bleeding - Nilai
sirkulasi & kontrol perdarahan besar
• Hubungi bantuan.
18
Kesan Umum Kasus
• Kasus Trauma
ada riwayat ruda paksa / kecelakaan
ada tanda yg. jelas terlihat / teraba seperti
luka terbuka, memar, dll.
• Kasus Medis
tidak ada riwayat ruda paksa / kecelakaan
harus cari info ttg. riwayat gangguannya
19
Status Respon Penderita
Gambaran tingkat gangguan yang terjadi di otak.
Dinilai dari tingkat reaksi / respon penderita terhadap
rangsangan yang diberikan penolong.
Tingkat respon penderita :
• AWAS (A)
• SUARA (S)
• NYERI (N)
• TIDAK ADA RESPON (T)
20
Memberikan Respon
21
Memberikan Respon
22
A = AIRWAY SUPPORT
Pastikan jalan napas terbuka & bersih :
Pada penderita dg. respon baik perhatikan apalah
ada gangguan bicara atau suara tambahan (indikasi
ada gangguan jalan napas)
Pada penderita tdk. ada respon ada
kecenderungan jalan napas tertutup oleh lidahnya
sendiri. Lakukan teknik buka jalan napas.
Jalan napas harus terus diawasi & dijaga tetap
terbuka & bersih.
23
Teknik Buka Jalan Napas
(Angkat dagu Tekan dahi)
24
Teknik Buka Jalan Napas
(Jaw thrust maneuver)
25
B = BREATHING SUPPORT
Menilai ada tidaknya napas penderita dg.
cara Lihat – Dengar – Rasakan
• Lihat : apakah dada / perut bergerak tanda
penderita bernapas?
• Dengar : apakah terdengar suara napas?
• Rasakan : apakah ada hembusan udara
yg.keluar melalui hidung/mulut penderita?
• Lakukan selama 3 – 5 detik
26
Menilai Pernapasan
Teknik Lihat – Dengar - Rasakan
27
C = CIRCULATORY SUPPORT
& CONTROL BLEEDING
• Menilai fungsi kerja jantung dengan cara meraba
denyut nadi :
• Pada penderita respon : periksa nadi radial
atau nadi brakial (pada bayi).
• Pada penderita tidak respon : periksa nadi
karotis (leher)
• Lakukan selama 5 – 10 detik
• Nilai juga apakah ada perdarahan besar yg. bisa
mengancam nyawa.
28
Menilai Denyut Nadi
30
Peringatan :
• Pada tahap penilaian dini penolong hanya
menentukan ada / tidaknya nafas dan nadi.
31
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan seluruh tubuh penderita
dengan tujuan untuk menemukan berbagai
tanda adanya gangguan.
• Dilakukan secara terarah, sistematis dan
berurutan, dari ujung kepala sampai ujung
kaki (dpt berubah sesuai kondisi penderita).
32
Pemeriksaan Fisik (lanjutan...)
• Dilakukan melalui indera penglihatan,
perabaan, pendengaran & pembauan
Periksa :
• tengkorak
• Wajah
• Mata
• Telinga
• Mulut
• Hidung
34
Pemeriksaan Mata
35
Pemeriksaan Leher
36
Pemeriksaan Dada
37
Pemeriksaan Perut
38
Pemeriksaan Panggul
39
Pemeriksaan Punggung
40
Pemeriksaan Alat Gerak Bawah
& Alat Gerak Atas
43
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
& Langkah Tindakannya
Bantuan hidup (life support) merupakan sebuah upaya sederhana
mengatasi keadaan yang mengancam nyawa seseorang sehingga
dapat mempertahankan hidupnya untuk sementara.
44
Mati & Tanda Kematian
Mati Klinis Tanda-Tanda Kematian
Keadaan tidak ditemukannya ● Lebam mayat (20-30 menit)
napas & denyut nadi. Sifatnya ● Kaku mayat (1 – 2 jam)
reversibel jika berhasil ● Pembusukan (6 – 12 jam)
ditolong sebelum 4-6 menit
sejak henti jantung. ● Cedera mematikan
Mati Biologis
keadaan matinya sel-sel HANYA DOKTER YANG
tubuh, terutama sel otak, BERHAK MENYATAKAN
bersifat irreversibel & SESEORANG TELAH
biasanya terjadi 8 – 10 menit MENINGGAL
sejak henti jantung.
45
Rantai Survival
• Memanggil bantuan medis.
• Melakukan Resusitasi Jantung Paru.
• Defibrilasi (dengan alat kejut jantung)
• Pertolongan Hidup Lanjut.
46
AIRWAY CONTROL
(Penguasaan Jalan Napas)
Gangguan jalan napas dapat
disebabkan karena :
• Masuknya benda asing (makanan,
mainan, darah, dll).
• Struktur anatomisnya (tersumbat lidah,
penyempitan saluran pernapasan,
kerusakan jaringan, dll).
47
Teknik Airway Control
• Angkat Dagu Tekan Dahi
(Head Tilt Chin Lift)
Tidak dilakukan pada korban yang
mengalami trauma kepala, leher
maupun tulang belakang
• Perasat Dorongan Rahang Bawah
(Jaw Thrust Maneuver)
Digunakan saat penderita mengalami
atau dicurigai mengalami trauma tulang
belakang
48
Sumbatan jalan Napas
Oleh Benda Asing
Sumbatan Parsial
Tandanya adalah masih ada upaya
bernapas, muncul suara napas tambahan
seperti mengi, mengorok, kumur dll. Mungkin
tidak memerlukan tindakan khusus, namun
harus secepatnya dibawa ke rumah sakit
Sumbatan Total
Tandanya secara umum penderita terkesan
mencekik lehernya sendiri dengan kedua
tangan. Keadaan ini harus segera mendapat
pertolongan karena udara pernapasan sama
sekali tidak bisa masuk ke paru.
49
Finger Sweep (Sapuan Jari)
50
Manuver Heimlich
Manuver heimlich : Upaya mem-
bebaskan jalan napas karena
tersumbat benda asing, berupa :
Hentakan Perut (abdominal thrust)
pd. penderita dewasa ada respon.
Hentakan dada (Chest Thrust)
pada penderita dewasa ada
respon yang gemuk & ibu hamil.
Hentakan Dada / hentakan perut
pada penderita dewasa tidak ada
respon.
51
Manuver Heimlich Penderita Ada
Respon & Tidak Respon
52
Manuver Heimlich
Pada Anak & Bayi
53
Posisi Pemulihan
54
BREATHING SUPPORT
(Bantuan Pernapasan)
● Pemeriksaan napas dilakukan min. 3 – 5 detik dengan cara LDR :
L = lihat pergerakan dada/perut sebagai indikasi bernapas.
D = dengar apakah ada suara napas melalui hidung/mulut penderita
R = rasakan aliran udara yang keluar dari hidung/mulut penderita.
• Beberapa tanda pernapasan yang adekuat atau tidak adalah sbb :
Adekuat Tidak Adekuat
Dada dan perut bergerak naik Gerakan dada kurang baik
turun seirama dengan pernapasan Ada suara tambahan
Udara terdengar dan terasa saat Kerja otot bantu napas
keluar dari mulut/hidung Sianosis
Penderita tampak nyaman Frekuensi kurang atau lebih
Frekuensinya cukup (12-20 x/mnt) Perubahan status mental
55
Memberikan Bantuan
Pernapasan Buatan
Teknik memberikan bantuan napas buatan
1. Melalui mulut penolong menggunakan
masker RJP/APD atau secara langsung ke
hidung/mulut penderita.
2. Menggunakan alat bantu berupa masker
berkatup (BVM)
Frekuensi pemberian napas buatan :
Dewasa : 10-12 x/mnt (1,5 -2 dtk/nafas)
Anak (1-8th) : 20 x/mnt (1-1,5 dtk/nafas)
Bayi (0-1 th) : > 20 x/mnt (1-1,5 dtk/nafas)
Bayi (BBL) : 40 x/mnt (1-1,5 dtk/nafas)
56
CIRCULATORY SUPPORT
(Bantuan Sirkulasi)
Pemeriksaan denyut nadi orang dewasa dan anak pada nadi
karotis, sedangkan bayi pada nadi brakialis.
Pemeriksaan denyut nadi min. 5 – 10 detik menggunakan 2 -3 jari
(dg. telapak jari, bukan punggungnya, juga bukan dengan ibu jari)
Tindakan bantuan sirkulasi dikenal sebagai resusitasi jantung paru,
yakni suatu tindakan kombinasi antara pijatan jantung dari luar
dengan pernapasan buatan yang dilakukan pada saat seseorang
mengalami henti napas & henti jantung.
Penekanan jantung dari luar diharapkan menimbulkan efek pompa
pada jantung yang dinilai cukup untuk mengatur sirkulasi darah
minimal pada saat mati klinis. ( 25-30 % dari curah jantung)
58
Posisi Penolong Dalam RJP
59
Hal-hal Yang Harus
diperhatikan..
Sebelum RJP :
Pastikan tidak adanya Respon
Pastikan tidak adanya Pernapasan, (periksa 3 – 5 detik)
Pastikan tidak adanya Denyut nadi, (periksa 5 – 10 detik)
Periksa denyut karotis dewasa, denyut brakhialis anak
RJP dilakukan diatas alas yang datar & keras.
Pada Saat RJP :
Saat RJP, minta seseorang menilai nadi karotis.
Lihat gerakan naik turunnya dada saat bantuan napas diberikan.
Reaksi pupil mungkin akan kembali normal.
Warna kulit penderita berangsur-angsur membaik.
Penderita mungkin menunjukkan refleks menelan dan bergerak
Nadi akan berdenyut kembali.
60
Hal-hal Yang Harus
diperhatikan..
Komplikasi Yang bisa terjadi :
Patah tulang dada dan tulang iga
Bocornya paru-paru (pneumothorax)
Perdarahan dalam paru-paru/rongga dada
Luka dan memar pada paru-paru
Robekan hati
Kapan RJP dihentikan ?
Penderita pulih kembali
Penolong kelelahan
Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
Jika ada tanda pasti mati, tidak perlu dilakukan RJP
61
Kesalahan Pada RJP
Penderita tidak berbaring diatas RJP tidak efektif
alas yang keras
Penderita tidak horisontal Jumlah darah ke otak kurang
Tekan dahi angkat dagu kurang Pernapasan tidak efektif
baik
Bocor saat melakukan Pernapasan buatan tidak
pernapasan buatan efektif
Lubang hidung kurang tertutup Pernapasan buatan tidak
rapat efektif
Letak tangan kurang tepat, arah Patah tulang, luka dalam paru-
tekanan kurang baik paru
Tekanan terlalu dalam & cepat Jml. darah yg. dialirkan kurang
Rasio RJP & Pernapasan Oksigenasi darah kurang
buatan tidak baik
62
Skema Tindakan
Resusitasi Jantung Paru
Analisis situasi keamanan
63
Pembagian Tubuh
Secara Garis Besar
Kepala :
Tengkorak, wajah, rahang
bawah.
Leher
Batang tubuh :
Dada, perut, punggung &
panggul.
Anggota gerak atas :
Sendi bahu, lengan atas &
bawah, pergelangan tangan
serta tangan.
Anggota gerak bawah :
Sendi panggul, tungkai atas &
bawah, lutut, pergelangan kaki
serta kaki.
Rongga Tubuh
Rongga tengkorak berisi otak.
Rongga tulang belakang
berisi bumbung saraf.
Rongga dada berisi jantung,
paru, pembuluh darah besar,
saluran napas & diafragma.
Rongga perut berisi organ
pencernaan & kelenjar.
Rongga panggul berisi
kandung kemih, sebagian
usus besar & organ
reproduksi dalam.
Pembagian Rongga Perut
Kuadran kanan atas :
Berisi hati, kandung
empedu, pankreas & usus.
Kuadran kiri atas
Berisi lambung, limpa &
sebagian usus.
Kuadran kanan bawah :
Berisi sebagian usus &
usus buntu.
Kuadran kiri bawah :
Berisi sebagian besar
usus.
Sistem Otot Rangka
Bagian-bagian otot :
• Kepala otot
• Empal otot
• Ekor otot
Fungsi tonus otot :
• Memelihara sikap & posisi
tubuh.
• Menahan rongga perut
(oleh otot perut).
• Menahan tekanan darah
(oleh otot pembuluh
darah).
Fungsi kerangka :
• Menopang bagian tubuh.
• Melindungi organ tubuh.
• Tempat melekatnya otot &
pergerakan tubuh
• Memberi bentuk bangunan
tubuh.
Sistem Pernapasan
Proses bernapas :
Menarik napas
(inspirasi/inhalasi)
Menghembuskan napas
(ekspirasi/ekshalasi)
Cara pernapasan :
Pernapasan dada.
Pernapasan perut.
Fungsi organ pernapasan :
Mengambil O2 dan
mengeluarkan CO2.
Menghangatkan &
melembabkan udara (hidung)
Sistem Sirkulasi Darah
Sistem peredaran darah terdiri atas :
Jantung
Pembuluh darah
Darah & komponennya
Saluran limfe
Fungsi darah :
Media pengangkut : O2, CO2, zat
nutrisi & zat sisa
Pertahanan tubuh terhadap penyakit &
racun.
Mengedarakan panas ke seluruh
tubuh.
Membantu proses pembekuan darah
jika terjadi luka.
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas :
Otak (otak besar, kecil &
batang otak)
Bumbung saraf tulang
belakang.
Susunan saraf tepi.
berfungsi untuk :
Mengkoordinasi kerja
sama antara
bagian/sistem tubuh.
Mengatur kesadaran,
ingatan, bahasa & emosi.
Sistem Pencernaan
Saluran yang berfungsi
untuk menerima makanan
dari luar untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan dicerna
(telan, kunyah, campur)
dengan bantuan enzim dan
zat cair dimulai dari mulut
sampai anus
Organ enzim pencernaan :
kelenjar ludah, getah
bening, hati, pankreas &
usus
Sistem Endokrin
Sistem endokrin berfungsi untuk :
Menghasilkan hormon untuk jaringan
tubuh.
Mengendalikan kerja kelenjar tubuh.
Merangsang pertumbuhan jaringan.
Mengatur metabolisme, oksidasi &
absorbsi glukosa pada usus halus.
Mempengaruhi metabolisme zat
tubuh lainnya.
Organ endokrin tubuh :
kelenjar hipofise, tiroid-para tiroid,
suprarenal, timus, pinealis(epifise) &
kelenjar kelamin
Sistem Kemih
Sistem yang berfungsi
melakukan penyaringan darah
untuk membebaskan /
mengeluarkan zat yang tidak
digunakan tubuh dan menyerap
kembali zat yang diperlukan
oleh tubuh
Organ sistem kemih :
1) uretra,
2) kandung kemih,
3) ureter,
4) ginjal
Kulit
Lapisan jaringan pada bagian
terluar tubuh yang menutupi
dan melindungi permukaan
tubuh. Termasuk salh satu alat
indra tubuh.
Fungsi Kulit :
Mencegah cedera
Perlindungan terhadap
mikroorganisme
Mempertahankan suhu tubuh
Mengatur keseimbangan
cairan
Alat rangsangan rasa dari luar
Alat indera : raba, tekan, suhu
dan nyeri
Alat Indra
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk
menerima jenis rangsangan (stumulus) tertentu.
Terdiri atas : kulit, mata, telinga. Hidung & lidah.
Macam pengecapan : rasa pahit pada pangkal
lidah, rasa manis pada ujung lidah, rasa asin pada
ujung & samping kiri/kanan lidah, rasa asam pada
samping kiri/kanan lidah.
Sistem Reproduksi
Memapah
Menggendong
Membopong
Pemindahan Tidak Darurat
Oleh Dua Orang Penolong
Teknik Angkat Langsung
1 2
3 4
Teknik Angkat
Anggota Gerak
Perdarahan
Rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat
disebabkan karena rudapaksa/kecelakaan atau
kambuhnya penyakit.
Dilihat dari tempat terjadinya, perdarahan dibagi
menjadi :
Perdarahan terbuka (luar) : kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit
sehingga darah tampak jelas keluar dari dalam kulit.
Perdarahan tertutup (dalam) : kerusakan dinding
pembuluh darah tanpa disertai kerusakan kulit
sehingga darah tidak tampak keluar.
83
Reaksi Alamiah Tubuh
& Efek Perdarahan
Reaksi alamiah tubuh bila terjadi perdarahan adalah
penyempitan pembuluh darah & pembekuan darah.
Luka yang besar bisa menjadi kendala bagi proses
alamiah ini.
Perdarahan → kehilangan darah besar →
Keseimbangan tubuh terganggu / SYOK → tidak
tertangani = MENINGGAL.
Efek perdarahan tergantung dari ukuran fisik penderita,
contoh : penderita dewasa dapat mengalami keadaan
serius jika kehilangan darah hingga 1000 cc, pada anak
cukup 500 cc. Pada bayi, kehilangan darah hingga 150
cc saja telah bisa mengancam nyawa.
84
Jenis Perdarahan Luar :
85
Penatalaksanaan Perdarahan Luar
Lakukan prosedur penilaian & teknik perlindungan
diri dari infeksi.
Kendalikan perdarahan dengan cara :
Tekan langsung di atas luka.
Elevasi atau tinggikan daerah cedera.
Tekan pada titik tekan.
Cara lainnya :
immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada
kasus tertentu saja)
Kompres dingin
86
Teknik Mengendalikan Perdarahan
Luar
Arteri Temporalis
Arteri brakialis
Arteri femuralis
88
Teknik lain Mengendalikan
Perdarahan Luar
90
Tanda & Gejala Syok
Meski penyebabnya berbeda, tanda & gejala syok menunjukan
kesamaan, yakni :
Nadi cepat & lemah.
Napas cepat & dangkal.
Kulit pucat, dingin & lembab.
Mungkin terlihat sianosis pada
bibir, lidah & cuping hidung.
Pandangan hampa, pupil mata
melebar.
Perubahan status mental
seperti gelisah & cemas.
Merasa tidak nyaman & takut,
lemah, pusing, haus, mual yang
mungkin disertai muntah.
91
Penanganan Syok
Bawa ke tempat teduh & aman.
Baringkan terlentang, tinggikan tungkai
± 20-30 cm.
Longgarkan pakaian.
Selimuti untuk mencegah kehilangan
panas.
Tenangkan penderita.
Pertahankan ABC.
Beri O2 jika ada sesuai protokol.
Kontrol perdarahan & rawat cedera lain.
Jangan beri makan dan minum dahulu.
Periksa tanda vital secara berkala.
Rujuk ke fasilitas kesehatan.
92
Jenis – Jenis Luka
Jenis Luka terbuka : Cedera remuk terbuka
Luka lecet Luka bakar
Luka sayat / iris
Luka robek Jenis Luka Tertutup :
Luka tusuk (termasuk Memar
dalam hal ini luka tembak)
Hematoma
Luka sobek (avulsi)
Cedera remuk tertutup
Luka amputir (amputasi)
Luka gigitan & sengatan
93
Luka Lecet & Luka Sayat / Iris
94
Luka Sobek/Avulsi & Luka Robek
95
Luka Tusuk, luka Tembus
& Luka Gigitan Binatang
96
Luka Amputir (Amputasi)
97
Luka memar & Hematoma
98
Perawatan Perdarahan Hidung
100
Penanganan cedera di mata
101
Tingkat Derajat Luka Bakar
102
Penanganan Luka Bakar
103