Anda di halaman 1dari 71

( PPPK )

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan


mengetahui dan memahami pengertian
pertolongan pertama dan mampu melakukan
penanganan korban sesuai kasus dengan
menggunakan peralatan standar
Tujuan Instruksional Khusus

1. Dapat memahami pengertian dan tujuan dari


tindakan pertolongan pertama
2. Dapat menyebutkan langkah-langkah penilaian dini
3. Dapat memahami pengertian mati klinis dan mati
biologis
4. Dapat menyebutkan langkah-langkah Resusitasi
Jantung Paru (RJP)
5. Dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala syok
Tujuan Instruksional Khusus

6. Dapat melakukan tidakan Pra RS pada kasus syok


dan perdarahan
7. Dapat menjelaskan tujuan dan prinsip pembidaian
8. Dapat melakukan tidakan Pra RS pada penderita
patah tulang dan dislokasi.
9. Dapat menjelaskan dan melakukan dua jenis
pemindahan korban
Adalah :
Bantuan atau tindakan awal yang
diberikan kepada korban cedera maupun
sakit mendadak sebelum datangnya
ambulan, dokter atau petugas yang terkait
1. Menyelamatkan jiwa.
2. Mencegah terjadinya cacat.
3. Memberikan rasa nyaman dan
menunjang proses penyembuhan.
DASAR HUKUM
 KUHP pasal 531
Kelalaian petugas
 KUHP pasal 322
Menjaga kerahasiaan medis

Persetujuan tindakan pertolongan


1. Implied consent; persetujuan yang dianggap
diberikan tersirat
2. Expressed consent; Persetujuan yang dinyatakan
(tertulis/tersurat)
PENILAIAN DINI
Langkah-Langkah Penilaian Dini :
1. Kesan umum (medis atau trauma)
2. Memeriksa respon
3. Sirkulasi
4. Memastikan airway terbuka dengan baik
Apapun Keadaan Penderita :
Circulation
C (Jantung dan pembuluh darah)

A Airway (jalan nafas)

B Breathing (pernafasan)
CIRCULATION
(Jantung Dan Pembuluh Darah)

Frekwensi denyut jantung

Dewasa : 60 - 80

Anak : 60 - 140

Bayi : 85 - 200
AIRWAY (Jalan nafas)

Pastikan jalan nafas terbuka dengan baik dan tidak


mengalami sumbatan
BREATHING (Pernafasan)

Ciri-ciri pernafasan baik :


1. Bisa berbicara dengan kalimat yang panjang.
2. Udara terasa keluar masuk melalut
mulut/hidung.
3. Laju pernafasan normal.
4. Ada pergerakan dada dan perut saat
expirasi/inspirasi.
5. Bernafas normal tanpa adanya usaha ekstra.
Breathing/Pernafasan
Frekuensi ventilasi tambahan :

Dewasa : 10 - 12 kali/menit

Anak : 20 kali/menit

Bayi : 20 kali/menit
MATI KLINIS DAN MATI BIOLOGIS
MATI KLINIS :
 Tidak ditemukannya pernafasan dan denyut nadi,
dapat bersifat sementara
 Mempunyai waktu 4 - 6 menit untuk dilakukan
resusitasi tanpa kerusakan otak

MATI BIOLOGIS :
Terjadi kematian sel terutama dimulai dari sel otak,
bersifat permanen (8 - 10 menit)
BANTUAN HIDUP DASAR
Usaha untuk mempertahankan
kehidupan saat penderita mengalami
keadaan yang mengancam nyawa
Langkah-Langkah RJP
Langkah – Langkah :

D = Danger
R = Respon
C = Cyrculation
A = Air Way
B = Breathing

Guedline AHA (AMERICAN HEART ASSOCIATION) 2015


D-R-C-A-B (Danger/Bahaya)
 Personal Hygiene
Melindungi diri anda dari terjangkitnya infeksi kuman
 Pencegahan:
 Menggunakan APD saat menolong.
 Mencuci tangan sehabis menolong.
Pastikan Aman Diri Aman , Lingkungan dan Korban

A.3
D - R- C-A-B- RESPON
Periksa apakah korban
berespon atau tidak
(sadar atau tidak)

 Panggil korban.

 Tepuk bahunya .
 Berikan rangsangan nyeri.
D-R-C-A-B (RESPON)

JIKA KORBAN TIDAK ADA


RESPON

Teriak minta tolong/aktifkan


sistem darurat

TOLONG!
Ada korban tidak
sadar /panggil
ambulans !!!
D-R-C-A-B (CIRCULATION)
Tidak Ada Respon, cek nadi: nadi ( - )
Segera Lakukan RJP/CPR (30 : 2)

TITIK TEKAN :
“Pertengahan Dada” Letakkan kedua tangan anda
pada sternum .
D-R-C-A- B (CIRCULATION)

 Posisi penolong - tegak


lurus terhadap korban.
 Kedalaman tekan 5-6 cm.
 Pada saat tidak menekan
dada, jangan merubah
posisi penekanan .
 Kecepatan penekanan –
100-120 x/menit.
Berikan 30 kali penekanan dada
D-R-C-A-B (Airway)
Setelah 30 x penekanan dada, Buka jalan napas
 Buka jalan napas korban “ Head Tilt Chin Lift”
 Bersihkan jalan napas
 Pertahankan jalan napas terbuka
Head Tilt Chin Lift (angkat dagu tekan dahi)
D-R-C-A- B (BREATHING)

Berikan 2 X napas bantuan dari mulut ke mulut


1. Buka jalan napas korban.

2. Pencet hidung korban, dan


tutup seluruh mulut korban
dengan mulut anda.

3. Berikan 2 kali napas dengan


tiupan napas normal dan jeda
1 detik setiap napas.
POSISI PEMULIHAN

1. Berlutut disamping korban, kepalanya ditarik kebawah dan


dagunya diangkat untuk membuka jalan nafas. Kedua kaki
lurus. Lengan korban yang paling dekat dengan anda ditekuk
membuat sudut siku-siku dengan badannya, siku ditekuk
telapak tangan menghadap katas

25
Basic Life Support
POSISI PEMULIHAN

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya,


tangannya memegang pipi. Tangan anda yang lain memgang
paha yang jauh, lutut korban ditekuk keatas, kakinya
menginjak kelantai

26
Basic Life Support
POSISI PEMULIHAN

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya.


Tarik badannya kearah anda melalui tangan yang memegang
paha

27
Basic Life Support
POSISI PEMULIHAN

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan nafasnya


selalu terbuka. Bila perlu atur tangannya agar tetap
menopang kepala. Kaki korban yang ada diatas diatur agar
panggul dan lututnya membentuk sudut siku-siku. Periksa
nadi dan pernafasannya secara teratur

28
Basic Life Support
OVERVIEW (D-R-C-A-B)
Periksalah bahaya (D)
No danger

Periksa respon korban (R)


No response

Periksa Tanda Sirkulasi dan


lakukan penekanan dada 30 x (C)

Buka Jalan Napas (A)

Berikan 2 x Napas buatan (B)


KAPAN RJP DI HENTIKAN
 Bila ada tanda-tanda keberhasilan.
 Bila ada tim penolong yang lebih ahli datang.
 Bila si penolong sudah kelelahan.
 Bila ada tanda – tanda kematian.
Bila ada bahaya yang mengancam bagi
penolong/korban (gempa susulan, kebakaran, dll)
SYOK DAN PERDARAHAN
SYOK ADALAH :
Kegagalan sistem sirkulasi, dimana otak tidak mendapatkan
suplai oksigen yang cukup.

Gejala-gejala syok
 Mual dan mungkin muntah
 Haus
 Lemah, pusing
 Gelisah dan takut mati
SYOK DAN PERDARAHAN

Tanda-tanda Syok
 Pernafasan : cepat & dangkal.
 Nadi : cepat & lemah.
 Kulit : pucat, dingin & lembab.
 Wajah : pucat sianosis pada bibir, lidah &
cuping telinga.
 Mata : pandangan hampa, pupil melebar.
 Penyebab dari syok :
 Ketidak mampuan jantung untuk memompakan
darah yang cukup bagi organ.

 Kehilangan darah yang cukup banyak sehingga


tidak mencukupi untuk sirkulasi.

 Dilatasi (pengembangan) pembuluh darah yang


berlebihan, sehingga jumlah darah tidak
mencukupi untuk mengisinya.
 Perawatan pra RS untuk syok
 Pertahankan terbukanya jalan nafas kasih O2 jika
perlu (pernafasan tidak adekuat).
 Gunakan 4 T untuk mengontrol pendarahan.
 Tinggikan tungkai 20 – 30 cm jika ada cidera
servikal, spinal,leher ,dada dan abdomen.
 Penderita di jaga tetap hangat ,tapi jangan
berlebihan.
 Beri perawatan kusus untuk cedera.
 Transportasi segera ke RS .
PERDARAHAN
 Perdarahan adalah kehilangan darah dari tubuh,
yang dapat terjadi diluar (terlihat) atau di dalam
yang tidak terlihat.
Ada 2 macam :
- Perdarahan luar – terlihat
- Perdarahan dalam – tidak terlihat
Tindakan pra RS untuk perdarahan luar
Gunakan 4 T :
1. Tekan Langsung pada luka (dengan kain kasa dan
balutan).
2. Tekan pada titik tekan.
3. Tinggikan (pada luka ektrimitas).
4. Tourniket ( kusus pada kasus emergensi ).
“Hati-hati penggunaan tourniket dapat
mengakibatkan kerusakan pada saraf dan
pembuluh darah”.
Contoh- contoh penekanan

1. Penekanan langsung 1
2.Penekanan langsung.
dengan kain kasa.
3. Penekanan langsung
dengan balutan.

2
Contoh- contoh Elevasi/meninggikan :

Contoh- contoh Penekanan pada titik tekan :


Contoh tourniket pada luka amputasi

Penanganan Batang Tubuh :


 Kontrol Perdarahan .
 Tutup bagian yg putus dengan kain bersih/steril.
 Pasang tourniket dibagian yg dekat dengan luka.
AMPUTASI

Penanganan bagian yg putus :


 Tutup dengan kain/kasa bersih (steril) .

 Masukkan ke dalam kantung plastik kedap udara .


 Kemudian masukkan ke dalam
tempat yang telah diberi es .
Tindakan pra RS untuk perdarahan dalam

 A B pastikan stabil dan beri oksigen sesui protap.


 Posisi korban – istirahatkan kurangi rasa cemas.
 Jangan di beri makan atau minum jika korban
mengalami penurunan kesadaran.
Jaga penderita tetap hangat.
Perawatan syok.
Evakuasi penderita secepat mungkin.
BALUTAN
Pembalut
 Balut Cepat
 Kain segitiga/mitela
 Kain kasa
 Elastis bandage
Fungsi
 Membantu mengendalikan perdarahan
 Mempertahankan penutup luka
 Penopang bagian cedera
BALUTAN
PATAH TULANG DAN DISLOKASI
Pengertian :
Terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau
sebagian sehingga tulang kehilangan
kontinuitasnya.
Penyebab :
Gaya yang melampaui batas elastisitas jaringan
tulang hingga jaringan tulang rusak
Gaya :
 Langsung
 Tidak langsung
 Puntir
JENIS PATAH TULANG

• PATAH TULANG TERTUTUP


• PATAH TULANG TERBUKA

CEDERA MIRIP PATAH TULANG

 Urai/cerai sendi (dislokasi)


 Terkilir sendi
 Terkilir otot
GEJALA DAN TANDA PATAH TULANG

 Perubahan bentuk pada bagaian yang patah


 Nyeri pada daerah patah
 Daerah patah bengkak disertai memar/
perubahan warna
 Gangguan fungsi
 Suara berderik
 Terlihat bagian tulang
PEMBIDAIAN
Tujuan :

 Mencegah pergerakan
 Menghindari cedera baru
 Mengistirahatkan bagian cedera
 Mengurangi nyeri
 Mempercepat penyembuhan
PEMBIDAIAN
Macam-macam bidai

 Bidai keras
 Bidai traksi
 Bidai improvisasi
 Gendongan/belat dan bebat
PRINSIP PEMBIDAIAN

 Bila tulang yang patah bidai harus


melewati dua sendi.

 Bila sendi yang patah bidai harus


melewati dua tulang.
Peraturan Umum Pembidaian

 Jika mungkin selalu bicarakan dengan korban.


 Sebelum melakukan imobilisasi kontrol
pendarahan.
 Gunting pakaian dan lepas perhiasan yang dekat
dengan cidera.
 Jangan mereposisi tulang yang keluar/menonjol.
Peraturan Umum Pembidaian
(Lanjutan …)

 Bila sirkulasi mencurigakan dan ada perubahan


bentuk lakukan penarikan dengan lembut jangan
dilanjutkan bila ada krepitasi atau rasa nyeri.
 Bila ada celah antara tubuh dengan bidai, isi celah
dengan bantalan.
 Bila bidai improvisasi lapisi bidai dengan balutan.
 Selalu menilai PMS sebelum dan sesudah
membidai.
Penanganan Dislokasi
R.I.C.E
• Rest – Istirahatkan daerah yang cedera
• Ice – Kompres es
• Compress – Balutan
• Elevate – Tinggikan daerah yang cedera
MENGANGKAT DAN MEMINDAHKAN PENDERITA
LATAR BELAKANG

Setelah tiba di TKP, yang dilakukan adalah


memindahkan penderita dalam keadaan darurat
kecepatan memindahkan perlu perhatian utama, namun
bila pemindahan tidak benar mungkin akan
menimbulkan cidera lebih lanjut, ikuti panduan atau
prosedur yang tepat.
MEKANIK TUBUH
Definisi :

Menggunakan seluruh kemampuan


tubuh anda sebagai alat untuk
mengangkat dan memindahkan,
untuk mencegah cedera
bagi petugas .
DALAM MENGANGKAT GUNAKAN RUMUS

 Rencanakan gerakan anda sebelum


mengangkat.
 Gunakan tungkai jangan punggung untuk
mengangkat
 Jaga beban sedekat mungkin ke tubuh anda
 Kurangi jarak atau ketinggian saat
mengangkat.
 Reposisi dan angkat dalam tahapan.
GUNAKAN TEHNIK MENGANGKAT YANG BENAR
Jenis Pemindahan Penderita
1. Emergensi.
Lakukan segera pemindahan bila ada bahaya
yang mengancam.
2. Non Emergensi.
Penderita hanya boleh dipindahkan ketika telah
siap untuk dievakuasi.
Pemindahan Emergency
PENANGANAN PADA CEDERA SPINAL
Referensi..

1. Medical First Responder Work book Peer


Program.
2. AHA 2015
3. Braddy
EVALUASI PENGAJAR

• Scan barcode diatas


• Isilah setiap pertanyaan
• Setelah selesai kirim atau submit jawaban anda
• Jawaban anda bersifat rahasia dan tidak mempengaruhi nilai
akademis saudara
• Jawaban dan saran yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi
kemajuan Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan
Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai