Anda di halaman 1dari 46

BHD

BANTUAN HIDUP DASAR

RIVA DEWI KHOTIMAH


KEBIDANAN
NRA.MO.203.15.311
MEDICAL OUTDOOR
APA ITU BHD?????
Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan
kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami
keadaan yang mengancam jiwa dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar/Basic Life Support (BLS).
Tujuan
 Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
respirasi.
 Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
dan ventilasi dari korban yang mengalami henti
jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung
Paru (RJP).
Indikasi BHD
Henti Napas : ditandai dengan tidak adanya gerakan
dada dan aliran udara pernafasan dari hidung korban /
pasien

Henti Jantung : Ditandai dengan tidak terabanya


nadi. Atau Pernafasan yang terganggu (tersengal-
sengal) merupakan tanda awal akan terjadi henti
jantung.
Apabila Bantuan Hidup Dasar dilakukan
cukup cepat, kematian mungkin dapat
dihindari.

Keterlambatan     Kemungkinan berhasil
     1menit                     98 dari 100
     2 menit                50 dari 100
   10 menit                     1 dari 100

“be awesome, show them your best”


Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah
untuk mati:
”mati klinis dan mati biologis”
 
Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut
nadi. korban mempunyai kesempatan waktu selama
4-6 menit untuk dilakukan resusitasi, sehingga
memberikan kesempatan kedua sistem tersebut
berfungsi kembali.(bersifat reversible)
 
Mati Biologis
   Terjadi kematian sel, dimana kematian sel dimulai
terutama sel otak dan bersifat irreversible, biasa terjadi
dalam waktu 8 – 10 menit dari henti jantung.
Ciri – Ciri Orang Meninggal
Lebam mayat
Muncul sekitar 20 – 30 menit setelah kematian, darah
.Terlihat sebagai warna ungu pada kulit.
 
Kaku mayat
Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian.
Terjadi 1- 23 jam kematian
 
Tanda lainnya : cedera mematikan
Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga hampir
dapat dipastikan pasien/korban tersebut tidak mungkin
bertahan hidup.
Pupil pada Mata Orang Mati diameternya melebar
Refleks Pupil terhadap Cahaya sudah tidak ada
(negatif)

Jika anda menemukan korban dengan ciri-ciri


diatas, tidak perlu lakukan BHD…… (she is gone
man!)
Jika Saya Menemukan Pasien / korban yang Henti
nafas dan Henti jantung dan tidak menemukan tanda-
tanda kematian,

APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN ???


Basic Life Support
(Update AHA 2015)

D Danger

R Response

C Circulation

A Airway

B Breathing
ALOGARITMA
Lanjutan..

Alert : kesadaran baik, orientasi


baik. Buka mata spontan.

Verbal : korban berespon dengan


suara
Lanjutan..
Pain : korban berespon jika diberi
rangsang sakit

Unresponsive : korban tidak


berespon terhadap rangsangan
apapun
Lalu….. apa yang dilakukan

apabila korban

UNRESPON??
Korban Tidak Sadar
Segeralah minta tolong!!
Aktifkan :
 Emergency Medical Service
 Panggil bantuan tim penolong/ambulans

#Lalu telepon 911, 110, 113 dan nomor darurat lain


Aktifkan sistem SPGDT

Di Indonesia, beberapa daerah yang Sistem


Penanganan Gawat Darurat Terpadu nya sudah
berjalan dengan baik, penolong dapat meminta
bantuan dengan nomor akses yang ada. Bila
penolong adalah tim dari sistem SPGDT maka tidak
perlu mengaktifkan sistem tersebut.
Prinsipnya adalah saat menentukan korban tidak
respons maka ini harus dilaporkan untuk
memperoleh bantuan.
Cek nadi kurang dari 10 detik

 Jika nadi tidak teraba


Beri 30 kompresi

 Jika nadi teraba


Cek nafas
Beri 1 ventilasi tiap 6 detik
(10x/menit)
Jika hasilnya > 60, dan bernafas dengan baik, korban
diposisikan dalam posisi recovery
Jika hasilnya < 60, artinya denyut jantung tidak
cukup efektif untuk mensirkulasikan darah ke
seluruh tubuh

“jika nadi teraba kuat dan reguler lanjut cek “A”


airway : jalan nafas
“Jika tidak ada nadi ..??

LAKUKAN …
RESUSITASI JANTUNG PARU!!
Resusitasi Jantung Paru
RATIO 30 KOMPRESI : 2
VENTILASI

Lakukan sebanyak 5 siklus

COMPRESI 30X VENTILASI 2X

= 1(SATU) SIKLUS
IOR Training Provider
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Kompresi dilakukan Pada ½ sternum atau diantara 2
puting susu (pada laki-laki) dengan posisi tangan
menggunakan metode “rib margin”

Ventilasi dilakukan menggunakan BVM atau teknik


mouth to mouth dengan hitungan 1 seribu, 2 seribu…
dst
Posisi 90 derajat, kaki rapat ke korban, tangan lurus, gunakan
berat badan untuk menekan.
Posisi tangan jari-jari
saling mengunci,
telapak tangan dominan
diletakan dibawah
telapak tangan yang
tidak dominan
MEMBUKA JALAN NAFAS

HEAD TILT CHIN LIFT

HEAD TILT – CHIN LIFT


IOR Training Provider
JAW TRUST

“untuk korban
yg dicurigai
fraktur
servical”
IOR Training Provider
1. Buka mulut korban dengan
Cross finger manuver
2. Keluarkan benda asing dan perbaiki
posisi lidah dengan finger sweep
manuver
Breathing
Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan
pernafasan yaitu:

1. Tanpa alat :
a. Mouth to mouth
b. Mouth to nose
c. Mouth to mouth and nose
(Pada bayi)
2. Menggunakan alat bantu:

a. Masker berkatup, (Pocket Mask)


b. Kantung masker berkatup (Bag Valve
Mask / BVM) dengan teknik kunci jari
C dan E
Frekuensi pemberian nafas buatan:
Dewasa : 10 - 12 x pernafasan / menit, masing-
masing 1,5 - 2 detik

 Anak (1-8th): 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1


- 1,5 detik

 Bayi (0-1th) : lebih dari 20 x pernafasan / menit,


masing-masing 1 - 1,5 detik
Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas
buatan yang efektif, periksa apakah ada sumbatan di
mulut korban??
perhatikan dan lakukan teknik membuka
AIRWAY…

Waspada terhadap kemungkinan korban mengalami


henti nafas kembali, jika terjadi segera terlentangkan
korban dan lakukan nafas buatan kembali.
EVALUASI
Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudian
korban di evaluasi kembali
Jika tidak ada nadi karotis dilakukan kembali kompresi
dan bantuan nafas dengan rasio 30:2
Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakkan korban
pada posisi sisi mantap
Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan
nafas sebanyak 10-12x/menit dan monitor nadi setiap 2
menit
Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta
nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
Resusitasi Jantung Paru dihentikan!!
bila….
Kembalinya sirkulasi dan ventilasi secara spontan
Ada yg lebih bertanggung jawab
Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada respon
Tanda kematian yg irreversible “rigor mortis”
Keluarga meminta untuk menghentikan tindakan
RJP
REFERENSI
2015-AHA-Guidelines-Highlight...-CPR & ECC
Guidelines PDFhttps://eccguidelines.heart.org >
2015/10
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai