Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sahril sidik

Nim. : 701180003

ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA MUSKULOSKELETAL


Resume

A. Konsep Fraktur
1. Definisi Fraktur
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering
kali terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan cedera
tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek,
saraf yang putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi
komplikasi pemulihan klien ( Black dan Hawks, 2014).
2. Anatomi & Fisiologi
a. Anatomi

Anatomi tulang adalah jarngan yang kuat dan tangguh yang


memberi bentuk pada tubuh. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang
yang mendukung dan melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak
dan panggul. Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi
tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakan kerangka
tubuh. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan
mengatur kalsium dan fosfat (Price dan Wilson, 2006).

- Tulang Femur ( tulang Femur ( tulang paha)


- Osteum tibialis dan fibularis (tulang kering dan tulang betis)
- Tulang tarsilia (tulang pangkal kaki).
- Meta tarsakua (tulang telapat kaki)
- Falangus (ruas jari kaki)
b. Fisiologi
Sistem musculoskeletal adalah penunjang bentuk tubuh dan
peran dalam pergerakan. Sistem terdiri dari tulang sendi, rangka,
tendon, ligament, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur tersebut Secara umum Secara umum fungsi
tulang m fungsi tulang menurut Price dan enurut Price dan Wilson
(2006) antara lain:

1) Sebagai kerangka tubuh.

Tulang sebagai kerangka yang menyokong dan memberi bentuk


tubuh.

2) Proteksi

Sistem musculoskeletal melindungi organ- organ penting,


misalnya otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung
dan paru-  paru terdapat terdapat pada rongga dada (cavum
thorax) thorax) yang di bentuk oleh tulangtulang kostae (iga).

3) Ambulasi dan Mobilisasi

Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan


tubuh dan perpindahan tempat, tulang memberikan suatu system
pengungkit  pengungkit yang di gerakan gerakan oleh otot- otot
yang melekat melekat pada tulang tersebut ; sebagai suatu system
pengungkit yang digerakan oleh kerja otot- otot yang melekat
padanya.

4) Deposit Mineral

Sebagai reservoir kalsium, fosfor Sebagai reservoir kalsium,


fosfor,natrium,dan eleme ,natrium,dan elemen- elemen lain. n-
elemen lain. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor
tubuh

5) Hemopoesis
Berperan dalam bentuk sel darah pada red marrow. Untuk
menghasilkan sel- sel darah merah dan putih dan trombosit dalam
sumsum merah tulang tertentu.
3. Etiologi

Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang


menyebabkan suatu retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot
dan jaringan. Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan perdarahan,
edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan pada tulang,
tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak terjadi
disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal
sebagai fraktur lengkap (Digiulio, Jackson dan Keogh, 2014).

4. Patofisiologi Fraktur
Patofisiologi Fraktur Menurut Black dan Hawks (2014) antara lain :

Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan


fraktur. Jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka
tulang mungkin hanya retak saja bukan patah. Jika gayanya sangat
ekstrem, seperti tabrakan mobil, maka tulang dapat pecah berkeping-
keping. Saat terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang dapat
terganggu.

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi Klinis menurut Black dan Hawks (2014)

Mendiagnosis fraktur harus berdasarkan manifestasi klinis klien,


riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis.

Tanda dan gejala terjadinya fraktur antara lain:

a.Deformitas
b. Pembengkakan
c.Memar
d. Spasme otot

e.Nyeri, dll.
6. Klasifikasi Fraktur

Menurut Wiarto (2017) fraktur dapat dibagi kedalam tiga jenis


antara lain:

a.Fraktur tertutup
b. Fraktur terbuka

c.Fraktur kompleksitas

Menurut Wiarto (2017) jenis fraktur berdasarkan radiologisnya antara


lain :
a. Fraktur transversal
b. Fraktur kuminutif
c. Frakturk oblik
d. Fraktur segmental
e. Fraktur impaksi
f. Fraktur spiral Fraktur

7. Komplikasi Fraktur
1. Komplikasi Awal
a. Syok
b. Sindrom emboli lemak
c. Sindrom Kompertemen
d. Infeksi
e. Koagulopati Intravaskuler Diseminata (KID)
f. Emboli Paru
g. Gagal Ginjal
8. Penatalaksanaan

Prinsip penanganan fraktur meliputi (Nicnoc jilid 2 hal. 08)

1. Reduksi : mengembalikan fragmen yulang pada kesehajrannya


dan rotasi anatomis.
 Reduksi tertutup
 Reduksi Terbuka
2. Imobilisasi : Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
status neurovaskuler meliputi peredaran darah, nyeri, peragaan
dan gerakan.

9. Masalah yang Lazim Muncul


1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerkaan fragmen
tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai
darah kejaringan
3. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen, kawat, sekrup)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular,
nyeri, terapi, restriktif (imobilisasi)
5. Resiko infeksi b.d trauma, imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive (pemasangan traksi)
6. Resiko syok (hipovolemik) b.d kehilangan volume darah akibat
trauma (fraktur)
B. Asuhan Keperawatan Teori
1. Fokus Pengkajian
 Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah
tulang.
 Kaji riwayat kesehatan dahulu dan keluarga, indikasi bila ada
fraktur patologis.
 Kaji pola aktivitas dan istirahat.
 Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk
menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.
2. Kemungkinan Diagnosis
 Nyeri akut b.d agen pencideraan fisik d.d mengeluhkan nyeri,
gelisah, nadi meningkat.
 Perfusi jaringan tidak efektif b.d penurunan aliran arteri/ vena
d.d akral dingin, perifer tidak teraba, edema, nyeri ekstermitas.
 Risiko syok b.d trauma mutiple
 Risiko infeksi b.d kerusakan integrias kulit.
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur
tulang d.d nyeri saat bergerak.
 Kerusakan integritas kulit b.d pemasangan traksi
manual/bedah.

Anda mungkin juga menyukai