Anda di halaman 1dari 30

Small Group Learning

Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Ummuhani Abubakar, S.Ked
(10119220088)
Pembimbing : dr. Peter H.Y Singal, M.Kes., Sp.An
197410102005011010

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Anestesi


Fakultas Kedokteran Unkhair
2023
Pendahuluan
● Penyakit henti jantung mendadak merupakan pembunuh terbesar nomor satu di
dunia.
● Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung
koroner dan gagal jantung.
● Angka kematian dunia akibat penyakit jantung koroner berkisar 7,4 juta pada
tahun 2012.
● Henti jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung pada seseorang secara
tiba-tiba yang mungkin atau tidak mungkin telah didiagnosis penyakit jantung.
Pendahuluan
● Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) adalah penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung,
henti napas, atau obstruksi jalan napas.
● RJP dibagi dalam 3 tahap, yaitu

Bantuan hidup Bantuan hidup Bantuan hidup


dasar lanjut jangka panjang
Definisi Bantuan Hidup Dasar
Basic Life Support (BLS) atau yang
dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) adalah penanganan awal pada
pasien yang mengalami henti jantung,
henti napas, atau obstruksi jalan napas.
Tujuan Bantuan Hidup Dasar
 Tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan
mendistribusikan darah dan oksigenasi kejaringan tubuh.
 Selain itu, ini merupakan usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik,
beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai
didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan atau telah tiba bantuan
dengan peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan
bantuan hidup jantung lanjutan.
Definisi Resusitasi Jantung Paru
RJP adalah upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi
dan pernafasan, sebagai tindakan untuk menyelamatkan
kehidupan dengan memberikan asupan oksigen dan
sirkulasi darah ke organ tubuh yang kekurangan oksigen,
seperti otak dan jantung
D R C C A B

Rekomendasi
 Danger : Bahaya
AHA
 Respon : Respon (AVPU)
 Call For Help : Panggil Bantuan
 Circulation : Kompresi dada
 Airway : Jalan napas (Head tilt, chin lift, jaw thrust)
 Breathing : Pernapasan (Ventilasi)
Tindakan Awal RJP
 Aman Penolong
 Aman Pasien
Pastikan keamanan  Aman Lingkungan
Gunakan sarung tangan dan alat pelindung
diri lainnya (jika tersedia)

• Alert Cek Respon Korban


A
• Verbal Teriak “Bangun Pak/Bu!”
V atau “Buka mata
• Pain Pak/Bu!” dan tepuk bahu
P dan/atau beri stimulus
• Unresponsive nyeri.
U
Call For Help
• Tetap bersama korban, panggil
bantuan, aktifkan speaker untuk
berkomunikasi

Circulation • Cek napas , nadi bersamaan kurang dari 10 detik


• Jika nadi tidak teraba → 30 kompresi & 2 ventilasi
• Jika nadi teraba → 1 ventilasi tiap 6 detik (10
kali/menit)
• Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari samping trakhea
Cara Melakukan Kompresi dada
 Berikan kompresi 100 sampai 120 per menit (30 kompresi tiap 15 sampai 18 detik).
 Tempatkan tangan pada 1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc. Xiphoideus.
 Jari tengah tangan kanan diletakkan di Proc. Xiphoideus, sedangkan jari telunjuk mengikuti
 Menggunakan 2 tangan menekan dada dengan kedalaman 5-6cm di dada pasien.
Cara Melakukan Kompresi dada
 Tekan tidak terlalu kuat dan cepat.
 Rasio Kompresi Jantung Luar dengan nafas buatan 30 : 2
 Biarkan recoil dada penuh tiap–tiap kompresi.
 Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi.
BAYI & ANAK

• Bayi = usia 1 - 12 bulan • Lokasi dipertengahan antara atas dan


• Kompresi dada menggunakan 2 bawah dada
jari, misal : • Letakan 1 telapak tangan di tengah
– jari telunjuk + jari tengah dada, diantara kedua puting susu
– dua ibu jari • Kompresi : Nafas buatan  30:2
• Napas buatan : dari mulut ke
mulut + hidung bayi
Airways Terdiri atas 2 tahap :
1. Membersihkan jalan napas

Sapuan jari
Fingers Sweep

Silang jari
Cross Fingers

Hisap lendir
Suction
Airways
2. Membuka jalan napas
Head Tilt
Chin Lift
Open Mouth Pada pasien curiga trauma servikal gunakan
teknik Jaw Thrust

Oropharing Airways
Breathing 2

1. Mulut ke Mulut 2. Mulut ke Hidung


Breathing 2

3. Mulut ke to Stoma/tracheostomi 4. Mulut ke Masker


Evaluasi
• Evaluasi tiap 2 menit
• AHA 2020 tidak menyebutkan evaluasi tiap 5 siklus

• Jika napas (-) dan nadi (-) → Kompresi dan Ventilasi 30 : 2


• Jika napas (-) dan nadi (+) → Ventilasi 10 kali/menit
• Jika napas (+) dan nadi (+) → Recovery Position
POSISI MANTAP
1. Korban tidur terlentang pada posisi supine, penolong
berlutut di sisi kanan korban

2. Tangan kanan korban diluruskan di sisi kepala korban


POSISI MANTAP
3. Tangan kiri korban ditekuk menyilang dada hingga posisi
telapak tangan berada dibahu kanan korban.

4. Lutut kaki kiri korban ditekuk ke kanan. Posisi tangan kiri


penolong di bahu kiri korban, tangan kanan penolong di
lipatan lutut kiri korban. Tarik korban
AUTOMATED EXTERNAL
DEFIBRILATOR (AED)
Perangkat portable
kejutan listrik melalui dada ke
jantung. Kejutan listrik yang
dihasilkan dari AED dapat
menghentikan ritme yang
irregular.
Indikasi Penggunaan Automatic
External Defibrilator (AED
1. Tidak berespon
2. Tidak bernafas
3. Nadi tidak teraba atau tanda tanda dari sirkulasi
lain

Persiapan Alat

1. Defibrilator /AED
2. Lead (kawat sadapan) dan elektroda
3. Jelly elektroda
4. handscoon
Prosedur penggunaan AED
– Hidupkan alat
– Pastikan dada pasien terekspos dan kering. lepaskan
atau potong pakaian dalam yang mungkin
menghalangi. Bantalan harus dipatuhi kulit agar
syok bisa diantar ke jantung.
– Letakkan pads berukuran sesuai untuk usia pasien di
dada. Tempatkan satu pad di dada kanan atas di
bawah klavikula kanan sebelah kanan sternum,
tempatkan pad yang lain di sebelah kiri sisi dada
pada mid-axillary line beberapa inci di bawah ketiak
kiri.
Prosedur penggunaan AED
– Colokkan konektornya, dan tekan tombol analisa, jika perlu.
– Beritahu semua orang untuk "clear" sementara AED menganalisis untuk memastikan analisis
yang akurat. Pastikan tidak ada yang menyentuh pasien selama analisis atau kejutan.
– Saat "clear" diumumkan, penolong berhenti melakukan kompresi dan melayang beberapa inci
di atas dada, namun tetap dalam posisi untuk melanjutkan penekanan segera setelah kejutan
diantarkan.
• Amati analisis AED dan siapkan kejutan untuk disampaikan jika disarankan. Minta
penyelamat di posisi siap untuk segera melanjutkan kompresinya setelah kejutan disampaikan
atau AED menyarankan agar kejutan tidak diindikasikan
Prosedur penggunaan AED
– Kirimkan kejutan dengan menekan tombol kejutan, jika diindikasikan.
– Setelah terjadi kejutan, segera mulailah kompresi dan lakukan 2 menit RJP
(sekitar 5 siklus 30:2) sampai AED meminta agar analisis ulang, pasien
menunjukkan tanda ROSC atau penolong diinstruksikan oleh pemimpin
tim atau personil yang lebih professional untuk berhenti.
– Jangan menunggu AED untuk segera memulai RJP setelah pesan
mengejutkan atau tidak ada kejutan.
AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILLATOR (AED)
PENEMPATAN PADA ELEKTRODA PADA ORANG
DEWASA, ANAK – ANAK DAN BAYI
Algoritma Henti
Jantung Dewasa
Epinefrin IV: 1 mg setiap 3-5 menit
Amiodaron IV :
Dosis pertama : 300 mg bolus
Dosis kedua : 150 mg
Lidocain IV :
Dosis pertama : 1-1,5 mg/kg
Dosis kedua : 0,5-0,75 mg/kg
Kesimpulan
1. Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah
penanganan awal pada pasien yang mengalami henti jantung, henti napas, atau obstruksi jalan
napas. Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan
ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi kejaringan tubuh.
2. Resusitasi jantung paru (RJP) adalah upaya untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan
pernafasan, sebagai tindakan untuk menyelamatkan kehidupan dengan memberikan asupan
oksigen dan sirkulasi darah ke organ tubuh yang kekurangan oksigen, seperti otak dan jantung.
Kesimpulan
1. oksigenasi darurat dan terdiri dari langkah-langkah awal yaitu
a. danger (D)
b. response (R)
c. call for help (C)
d. circulation (C)
e. airway (A)
f. breathing (B)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai