Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

TUMOR PANKREAS

Disusun oleh :

Ummuhani Abubakar ( 10119220088 )

Pembimbing :

dr. Eko Sudarmo D Prihanto, Sp.PD., FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS

TUMOR PANKREAS

Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

Oleh:

Ummuhani Abubakar ( 10119220088 )

Ternate, 18 Januari 2023


Telah dibimbing dan disahkan oleh

Pembimbing

dr. Eko Sudarmo D Prihanto, Sp.PD., FINASIM

PAGE \* MERGEFORMAT ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerahnya,
sehingga penulisan Laporan Kasus yang berjudul “Tumor Pankreas” dapat tersusun dan
terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari penulisan Laporan Kasus ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Khairun di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Selain itu, tujuan
lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama kepada dr. Eko Sudarmo D Prihanto, Sp.PD., FINASIM yang telah memberikan arahan
serta bimbingan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus
ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan.
Penulis mengharapkan referat ini dapat memberi manfaat bagi seluruh pihak terkait.

Ternate, 18 Januari 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. 1
Tumor pankreas merupakan jenis tumor yang dapat mengenai pankreas baik jaringan
eksokrin maupun endokrin, serta jaringan penyangganya yang dapat terjadi jinak maupun
ganas. Kebanyakan untuk jenis tumor eksokrin pankreas berasal dari sel duktus dan sel
asiner, 90% nya merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma duktal pankreas yang
merupakan neoplasma primer dimana frekuensinya 80% dari semua keganasan pankreas dan
90% dari keganasan tumor epithelial. Karsinoma pankreas merupakan tumor yang cukup
sering terjadi. 1
The American Cancer Society pada tahun 2015, menyebutkan bahwa kanker
pancreas merupakan penyebab kematian peringkat utama keempat kematian kanker di
Amerika Serikat. Di seluruh dunia kanker pancreas menyumbang lebih dari 200.000
kematian setiap tahun. Sehingga total kematian akibat kanker pancreas saat ini meningkat
dan di prediksi menjadi penyebab utama peringkat kedua kematian kanker di dunia. Pada
tahun 2018, American Cancer Society memperkirakan terdapat sekitar 55.440 kasus baru
karsinoma pankreas yang terdiagnosis (29.200 pria dan 26.24 wanita) dan kasus 44.330 kasus
yang meninggal karena karsinoma pankreas (23.020 pria dan 21.130 wanita). 2
Berdasarkan data riskesdas, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menunjukkan
adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk pada tahunn 2013 menjadi 1,79 per 1000
penduduk pada tahun 2018. Sedangkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari
World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada tahun
2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus. 2,3
Sebagian besar dari karsinoma pankreas terjadi di caput pankreas (75%), sisanya
ditemukan di corpus (15%). Kanker pankreas sangat sulit untuk didiagnosa pada stadium
awal, gejala asimptomatik, lambat dengan pertumbuhan cepat sehinggan di sebut silent killer.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Karsinoma pankreas merupakan jenis yang agresif cenderung mengobstruksi duktus yang
berdekatan, pembuluh darah, dan struktur yang berdekatan seperti perivascular, perineural
dan penyebaran limfatik. Metastasis juga meluas sampai ke limfonodi, hepar dan peritoneum.
Median survival kira-kira 4 bulan stelah terdiagnosa dengan prognosis buruk.²
Tingginya kasus kanker tentu bisa menjadi kewaspadaan awal kita untuk
meminimalisir faktor yang terkait dengan penyakit kanker tersebut. Salah satu penyebab
tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang terus menghasilkan
bahan karsinogen seperti rokok, daging olahan dan sebagainya. 4

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. TUMOR PANKREAS

A. Definisi
Tumor pankreas merupakan jenis tumor yang dapat mengenai pankreas baik jaringan
eksokrin maupun endokrin, serta jaringan peyangganya yang dapat terjadi jinak maupun
ganas. Kebanyakan untuk jenis tumor eksokrin pankreas berasal dari sel duktus dan sel
asiner, 90% nya merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma duktal pankreas yang
merupakan neoplasma primer dimana frekuensinya 80% dari semua keganasan pankreas dan
90% dari keganasan tumor epithelial. 4
B. Etiologi4
1.Faktor Eksogen
Faktor Resiko Eksogen Dalam fisiologi pancreas, getah pancreas bersifat basa dengan
komposisi HCO3 (Asam) dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500
mL getah pancreas. Sekresi getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan getah
usus berefek pada penetralan asam lambung dan menaikkan PH duodenum menjadi 6,0 –
7,0. Didalam getah penkreas terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim aktif
tripsin. Tripsin berfungsi untuk mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang
merangsang kerja enzim enteropeptidase. Defisiensi enterpeptidase akan mengakibatkan
kelainan congenital dan nutrisi protein. Yang termasuk faktor resiko eksogen adalah
makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen
2.Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh
darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput
pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut Tumor akan
masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker
yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa
juga ke limpa.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
C. Patofisiologi 4
Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak
peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas
sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu. Tumor
pankreas pada bagian badan dan ekor pankreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa,
lambung dan kelenjar adrenal kiri.
Karsinoma di kaput pankreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu
sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi
duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang
letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktorfaktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla
akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus
pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang
mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas
yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung.
Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai
punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan
dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat
mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada
pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan
umbilicus.Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon
asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan
tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik
kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan
komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan
volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi
seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan
menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan.
D. Manifestasi Klinis4
1. Anamnesis
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah
tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah dan
kadangkadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang
makan atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara lain.
a. Berat badan menurun
b. Anoreksia dan kembung
c. diare atau konstipasi
d. malaise
e. gangguan pada hepar
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik khusus didapatkan bentuk abdomen yang datar, maupun cembung,
nyeri tekan, dan teraba massa padat konsistensi keras.
3. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
a. USG
USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas. Yang
ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multisumbu pengamatan
permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal saluran empedu
atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi.

b. CT Scan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan
pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan
pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif
tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor dan struktur
sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati
dan kelenjar getah bening. CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun
terakhir bidang diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah
pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas
dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi.
c. MRI
Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker pankreas, tetapi ketika pasien
alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan pemeriksaan scan
MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit
untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan dengan
melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT.

E. Penatalaksanaan4
Terdapat beberapa metode pengobatan pada pasien tumor pankreas yaitu :
1. Pembedahan
Pembedahan pada tumor pancreas dapat meliputi pengangkatan semua atau sebagian dari
pancreas tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Pembedahan dapat dikombinasikan
dengan terapi sistemik dan atau terapi radiasi. Jika kanker tidak dapat diangkat, pasien
akan dilakukan bedah paliatif untuk mdembebaskan obstruksi bilier. Hal ini untuk
mrngatasi gejala dan memperbaiki kualitas hidup.
2. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi pasien tumor pankreas stadium lanjut masih jauh dari
memuaskan. Kemoterapi tunggal maupun kombinasi tidak berhasil memperpanjang usia
pasien atau meningkatkan kualitas hidup. Beberapa kemoterapi tunggal seperti 5-FU,
mitomisim C dapat memperkecil besar tumor, akan tetapi tidak atau sedikit
memperpanjang usia pasien (kurang 20 minggu). Gemistabin, obat deoxycytidine
analogue dilaporkan dapat sedikit meningkatkan kualitas hidup pada tumor pankreas

PAGE \* MERGEFORMAT 1
stadium lanjut. Gemistabin dapat mengurangi keluhan (seperti rasa nyeri),meningkatkan
penampilandan berat badab pasien akan tetapi untuk perpanjangan usia akan bertambah
sedikit (1-2 bulan). Metode terapi baru yaitu kemoterapi dengan obat baru dengan target
molecular spesifik seperti epidermal growth factor specific dan vascular endothelial
growth factor receptor masih dalam tahap eksperimental.
3. Radioterapi
Pemberian radioterapi telah digunakan dengan berbagai cara antara lain ; kombinasi
kemoterapi 5-FU dengan radioterapi, kemoradioterapi preoperasi, atau waktu operasi
(intraoperative electron beam radiation) masih dalam tahap eksperimental.
4. Terapi simtomatik Pengelolaan kontrol rasa sakit pada pasien tumor pancreas diberikan
secara bertahap tergantung berat ringannya sakit dan respons pasien. Sakit ringan dan
sedang dapat dimulai dengan pemberian analgetik seperti aspirin, asetaminofen dan obat
anti inflamasi non steroid. Bila gagal atau sakit berat di berikan obat analgetik narkotik
seperti morfin, kodein, meperidin dan sebagainya.
F. Prognosis
Tumor pancreas termasuk tumor yang sulit untuk didiagnosis karena belum terdapat
pemeriksaan skrining yang spesifik dan tervalidasi untuk mendeteksi perjalanan penyakit
pada stadium awal. Jika terdeteksi lebih awal saat masih bisa dilakukan pembedahan,
presentase pasien yang masih bertahan hidup dalam 5 tahun adalah 37%. Jika kanker sudah
menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya maka survival rate akan menurun menjadi
12% dan menurun lagi menjadi 3% jika sudah menyebar lebih jauh.

2. DIFFERENTIAL DIAGNOSE TUMOR INTRAABDOMEN


A. Massa Hepar 5
Massa hepar di bagi menjadi 2 jenis yaitu kistik dan padat (tumor).
1. Kista Hati
a. Manifestasi Klinis
Kista Hati adalah jenis kasus massa hepar yang paling banyak ditemukan.
Prinsip utama pemeriksaan pada kista hepar yaitu menyingkirkan kecurigaan
keganasan. Sebagian besar kista Hati tidak menunjukan gejala. Gejala biasanya
muncul apabila lesi sudah meluas. Biasanya penderita akan mengeluhkan nyeri perut,

PAGE \* MERGEFORMAT 1
cepat kenyang, mual, massa perut yang teraba, hepatomegaly. Terkadang disertai
dengan demam. Umumnya, kista hati dapat muncul pertama kali karena komplikasi
seperti perdarahan spontan intracystic, ruptur ke dalam rongga peritoneal atau saluran
empedu, infeksi dan, dalam kasus infeksi echinococcal, syok anafilaksis. Selain itu,
kista yang sangat besar dapat menyebabkan atrofi terkait tekanan pada parenkim hati
di sekitarnya.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi sangat berperan penting dalam menilai ukuran kista,
jenis kista, lokasi dan hubungan anatomi dengan struktur empedu dan pembuluh darah.
Ultrasonografi mungkin merupakan tes awal yang paling membantu, karena,
seringkali, dapat membedakan kista sederhana dari lesi kistik lainnya. Penggunaan CT
scan dan MRI biasanya diperlukan untuk kasus yang berat.
Nilai pengujian laboratorium hanya untuk mengevaluasi kista hati yang ringan-
sedang. Tes fungsi hati biasanya normal kecuali jika sistem hepatobilier atau struktur
hati lainnya tertekan. Namun, ketika dicurigai adanya infeksi parasit,maka diperlukan
pemeriksaan feses untuk mendeteksi adanya Echinococcus spp atau Entamoeba sp.
Selain itu, terjadi peningkatan jumlah leukosit pada abses hati.
c. Pengobatan
Pada prinsipnya pengobatan kista hati didasarkan pada penyebabnya. Untuk kista
yang tidak bergejala, biasanya tidak dilakukan intervensi. Kista yang terdeteksi >
4cm pada saat USG memerlukan intervensi lebih lanjut.
2. Tumor Hati
Tumor hati dapat diklasifikasikan sebagai tumor jinak atau ganas.
Hemangioma adalah tumor jinak hati yang paling umum. Angka kejadian hemangioma
mencapai 20% dan biasanya tidak bergejala atau asimtomatik . Tumor jinak lainnya
adalah adenoma hati. Adenoma hati biasanya memberikan bergejala dan ukurannya
lebih lebih besar dari 5 cm. Pada adenoma hati yang berukuran > 5 cm harus di angkat
karena dapat mengakibatkan rupture.
Tumor ganas hati dapat bersifat primer atau sekunder. Hampir setiap lokasi
kanker dapat bermetastasis ke hati, dan metastasis hati merupakan penyakit sistemik.
Prognosis pada pasien yang tidak ada tanda penyakit komorbid maka kelangsungan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
hidup 5 tahun 25% hingga 35%.
Hepatoseluler karsinoma (juga dikenal sebagai hepatoma) biasanya muncul
pada pasien dengan sirosis. Pasien datang dengan nyeri perut, penurunan berat badan,
dan penyakit kuning. Diagnosis biasanya dapat diperoleh dengan biopsi jarum inti
atau jarum halus aspirasi. Kadang-kadang, biopsi membutuhkan laparoskopi .

B. Limfoma
Limfoma merupakan penyakit keganasan yang berasal dari jaringan limfoid
mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh. Limfoma terjadi akibat dari adanya
pertumbuhan yang abnormal dan tidak terkontrol dari sel sistem imun yaitu limfosit. Sel
limfosit yang bersifat ganas ini dapat menuju ke berbagai bagian dalam tubuh seperti
limfonodi, limfa, sumsum tulang belakang, darah atau berbagai organ lainnya yang
kemudian dapat membentuk suatu massa yang disebut sebagai tumor. Tubuh memiliki 2
jenis limfosit utama yang dapat berkembang menjadi limfoma yaitu sel-B limfosit dan sel-
T limfosit.
Secara umum, limfoma dapat dibedakan menjadi limfoma Hodgkin (LH) dan
limfoma non-Hodgkin (LNH).
1. Limfoma Hodgkin6
Limfoma Hodgkin merupakan keganasan lokal atau diseminata (menyebar) dari sel
tumor yang timbul dari sistem limforetikuler, terutama melibatkan jaringan kelenjar
getah bening dan sumsum tulang. Limfoma Hodgkin dikenal dengan ditemukannya
sel raksasa yang disebut sel ReedSternberg.Sel Reed Sternberg adalah sel besar
dengan dua inti atau multilokuler dan setiap inti terlihat dikelilingi daerah yang
bening.
Gejala klinis berhubungan dengan lokasi, jumlah, dan penyebaran massa KGB yang
terlibat. Kebanyakan pasien datang dengan keluhan limfadenopati servikal tanpa
keluhan sistemik. Gejala klinis lain akan timbul sejalan dengan penyebaran penyakit
pada sistem retikuloendotelial. Gejala gatal-gatal, demam, keringat malam, dan
kehilangan berat badan dapat timbul bila terdapat nodus di mediastinal atau
retroperitoneal, nodus hepar, atau sumsum tulang.Gejala demamnya adalah Pel-
Ebstein Fever, yaitu demam tinggi beberapa hari secara reguler, berseling dengan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
beberapa hari atau minggu suhu normal atau febris.
Terapi utama adalah radiasi dan kemoterapi.Modalitas pembedahan, hanya digunakan
untuk kepentingan diagnostik saja.Eksisi radikal KGB yang terlibat tidak memberikan
hasil yang baik. Dosis radiasi yang diberikan adalah 4000-4400 cGy selama 4-4,5
minggu. Jenis iradiasi Total Nodal Irradiation adalah iradiasi pada daerah diatas
diafragma, diikuti daerah KGB paraaorta, splenik, dan pelvis.
2. Limgoma non-Hodgkin7
Limfoma non-hodgkin (NHL) adalah suatu kelompok keganasan dengan watak dan
respon terapi bervariasi. Seperti penyakit Hodgkin, NHL biasanya berasal dari
jaringan limfoid dan dapat menyebar ke organ lain. Tetapi NHL lebih sulit
diramalkan daripada penyakit Hodgkin dan mempunyai predileksi untuk menyebar ke
lokasi ekstranodal jauh lebih sering.
Pada anamnesis secara umum didapatkan:
a. Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri pada satu atau lebih regio
kelenjar getah bening perifer (Limfadenopati perifer),
b. Gejala konstutisional, demam tanpa sebab >38°C, keringat pada malam hari, dan
penurunan berat badan 10% dalam waktu 6 bulan.,
c. Gangguan orofaring : timbulnya keluhan sakit tenggorok atau nafas berbunyi atau
tersumbat. Pada 5-10% pasein, terdapat penyakit di struktur orofaringeal (cincin
Waldeyer). •
d. Anemia, netropenia dengan infeksi, atau trombositopeni dengan purpura
merupakan gambaran pada penderita penyakit sumsum tulang difus. Sitopenia
juga dapat disebabkan oleh autoimun.
e. Keluhan Gastrointestinal :Hati dan limpa seringkali membesar dan kelenjar getah
bening retroperitonela atau mesentrika sering terkena. Saluran gastrointestinal
adalah lokasi ekstranodal yang paling sering terkena setelah sumsum tulang, dan
pasien bisa datang gejala nyeri abdomen akut. Keluhan pada lambung dapat juga
terjadi.
f. Gejala pada organ lain : kulit, otak, testis, atau tiroid sering terkena. Kulit juga
secara primer terkena pada dua jenis limfoma sel T yang tidak umum dan terkait
erat: mikosis fungoides dan sindrom Sezary.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pemeriksaan fisik dapat dilihat dari pembesaran kelenjar getah bening di seluruh
tubuh, yang biasanya terjadi pada leher, ketiak dan lipat paha, serta
kelainan/pembesaran organ ekstralimfatik seperti hepatomegaly, splenomegali.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang diagnose adalah
pemeriksaan laboratorium, biopsy, aspirasi sumsum tulang, radiologi dan pemeriksan
cairan tubuh lain. Terapi untuk LNH terdiri atas terapi spesifik untuk membasmi sel
limfoma dan terapi suportif untuk meningkatkan keadaan umum penderita atau untuk
menanggulangi efek samping kemoterapi atau radioterapi. Terapi spesifik untuk LNH
dapat diberikan radioterapi, kemoterapi, transplantasi sum-sum tulang dan sel induk,
terapi dengan imunomodulator.

BAB III
IDENTIFIKASI KASUS

PAGE \* MERGEFORMAT 1
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R.T
Usia : 38 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Perusahaan Swasta
Alamat : Kota Baru
Nomor RM : 500072
Ruang perawatan : Ruang Inap Pria
Tanggal masuk : 21-12-2022
Tanggal Keluar : 26-12-2022
B. ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Nyeri perut
 Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut terutama di sebelah
kiri hingga menjalar ke belakang yang dirasakan sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat saat posisi
berbaring, dan berkurang saat posisi duduk atau stengah duduk. Keluhan
juga disertai dengan mual muntah. Pasien mengatakan perut yang semakin
hari semakin teraba keras. Pasien juga mengeluhkan buang air besar cair
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil dalam batas
normal. Pasien mengaku pernah dirawat dengan riwayat dengan benjolan di
lipatan paha (selangkangan) dan dioperasi 1 bulan lalu. Selain keluhan
diatas, pasien mengeluh nafsu makan menurun dan diikuti dengan
penurunan berat badan hingga badannya terlihat lebih kurus dari
sebelumnya.
 Riwayat penyakit dahulu
- Maag

PAGE \* MERGEFORMAT 1
- Hipertensi (-)
- Diabestes Melitus (-)
- Asma (-)
 Riwayat pengobatan
-
 Riwayat penyakit keluarga
- Sakit yang sama sebelumnya (-)
- Hipertensi (-)
- Diabestes Melitus (-)
- Asma (-)
 Riwayat sosial personal
- Merokok > 10 tahun
- Alkohol (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E₄V₅M₆
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7˚ C
SpO2 : 99%
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : ± 165 cm
Kepala
- Deformitas : Tidak ada
- Rambut : Alopecia (-)
- Wajah : Simetris

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Mata
- Bentuk : Normal, kedudukan bola mata simetris
- Konjungtiva : Anemis -/-
- Sclera : Ikterik -/-
Telinga
- Bentuk : Normal
- Serumen : Tidak ada
Hidung
- Bagian luar : Normal, tidak ada deformitas
- Septum : Terletak ditengah
- Cavum nasi : Tidak ada perdarahan
Mulut
- Bibir : Kering, tidak pucat, tidak sianosis
- Mukosa mulut : Normal
- Lidah : Bersih
- Tonsil : tampak normal
Leher
- Trakea : Deviasi (-)
- Tiroid : dalam batas normal
- JVP : Dalam batas normal
- KGB : pembesaran KGB (+)

Thorax
Paru-paru
PAGE \* MERGEFORMAT 1
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simteris
- Palpasi : Vocal femitus simteris
- Perkusi : Sonor pada kedua paru
- Auskultasi : Vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus kordis
- Palpasi : Pulsasi ictus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra
- Perkusi :
Batas jantung kanan : ICS III-IV, linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V, linea midclavikula sinistra
- Auskultasi : Bunyi jantung I, II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : datar
- Auskultasi : Bising usus normal
- Palpasi : Nyeri tekan pada regio epigastrium dan
hipokondrium sinistra, hepar dan lien tidak teraba, teraba keras pada
regio epigastrium dan hipokondrium sinistra
- Perkusi :
- pekak pada regio epigastrium dan regio hypogastrium sinistra,
- Timpani pada region hipokondrium dextra, region umbilikalis,
region lumbal dextra sinistra, region inguinal dextra sinistra, dan
region supra pubis.
- nyeri ketok CVA (-)

Ekstremitas
- Akral hangat pada ektremitas atas dan bawah
PAGE \* MERGEFORMAT 1
- Tidak ada udem pada ekstremitas atas dan bawah
- CRT < 2 detik pada ekstremitas atas dan bawah
- Pembesaran KGB Axilla Dextra (D) et Sinistra (S)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 21 Desember 2022
a. Pemeriksaan darah rutin
Darah Rutin
WBC : 5,4 x 103/uL HCT : 36,3 %
RBC : 4,84 106/ Ul MCV : 75,0 fL
HGB : 12,7 g/dL MCH : 26,2 pg
PLT : 309 103/ uL MCHC : 35,0 g/dL

b. Kimia Darah
Endokrinologi
Parameter Hasil Nilai normal Ket
Kreatinin 0,81 0.0-1,10 mg/dl Normal
Ureum 9,04 10.00-50.00 mg/dl low
SGOT 33,85 0.00-37.00 U/L normal
SGPT 10,38 0.00-42.00 U/L normal
Glukosa 78 70-160 mg/dl normal

2.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
2. 22 Desember 2022
c. Radiologi
Kesan :
- Suspect massa di intraperitoneal sisi anterior paraaortayang
melibatkan pancreas, suspect massa pancreas, DD/Limfoma
- Kalsifikasi Prostat
- Tidak tampak kelainan di hepar, kandung empedu, lien, dan
kedua ginjal.

E. ASSESMENT AKHIR
- Tumor Pankreas
- Multiple Limfadenopati

TATALAKSANA
- IVFD Nacl 0,9% 500 cc 20 tpm
- Omeprazole 20 mg 2x1
- Domperidone 10 mg 2x1
- Paracetamol 500 mg 3x1
- CT Scan Abdomen
- USG leher, USG axilla D/S, USG Abdomen, USG Inguinal D/S
F. PROGNOSIS
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad malam
- Ad fungsionan : dubia ad malam

PAGE \* MERGEFORMAT 1
G. FOLLOW UP

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
21 Desember S Pasien datang dengan keluhan Nyeri perut menjalar ke
2022 pinggang kiri hilang timbul, memberat saat posisi
berbaring, berkurang saat duduk/setengah duduk. mual
O muntah (+), nafsu makan menurun disetai dengan
penurunan berat badan. BAB Cair sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit, dan BAK lancar. Riwayat operasi
benjolan di lipatan paha 1 bulan lalu.

TD : 120/90 mmHg
N : 87x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7 ˚C
SpO2 : 99%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT epigastrium (+),
NT Hipokondrium Sinistra,
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S

A - Suspect massa intraabdomen

- Infus Nacl 0,9%. 20 tpm


P - Omeprazole 40 mg/ 24 jam/ IV
- Domperidone 2x1
- Papaverin hcl 2x1
- Paracetamol 2x1
- Cek CBC, Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT
- CT Scan Abdomen

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
22 Desember S Nyeri perut sampai ke pinggang (+), tidak bisa tidur (+),
2022 banyak keringat (+), nafsu makan baik (+) BAB cair
menyemprot dan BAK dalam batas normal.

O TD : 120/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6 ˚C
SpO2 : 98%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT epigastrium
(+), NT Hipokondrium Sinistra,
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S
A - Suspect Massa Intra abdomen
P - Infus Nacl 0,9%. 20 tpm
- Omeprazole 40 mg /24 jam IV
- Domperidone 10 mg 3x1
- Papaverin HCL 3x1
- Paracetamol 500mg 3x1

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
23 Desember S Nyeri perut sampai ke pinggang muncul tiba – tiba (+),
2022 mual muntah (-) BAB cair agak berbusa dan BAK lancar.

O TD : 110/80 mmHg
N : 83x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,6 ˚C
SpO2 : 99%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT epigastrium (+),
NT Hipokondrium Sinistra,
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S

A - Suspect massa intra abdomen

- Nacl 0,9% 20 tpm


- Omeprazole 40 mg /24 jam IV
- Domperidone 3x1
P - Papaverin hcl 3x1
- Paracetamol 500 mg tab 3x1

Konsul Bedah Onkologi

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
24 Desember S Pasien merasa perut bagian atas bertambah keras bila
2022 diitekan. Nyeri tekan (-) Mual muntah (-) BAB dan BAK
dalam batas normal.

O TD : 110/90 mmHg
N : 83x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 ˚C
SpO2 : 98%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT epigastrium (+),
NT Hipokondrium Sinistra,
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S

A - Suspect massa intra abdomen

P - AFF Infus
- Omeprazole 20mg 2x1
- Domperidone 3x1
- Papaverin hcl 3x1

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
25 Desember S Nyeri perut mulai berkurang. Perut teraba keras (+). Mual
2022 muntah (-) BAB dan BAK dalam batas normal.

TD : 110/70 mmHg
O N : 87x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 ˚C
SpO2 : 99%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT epigastrium (+),
NT Hipokondrium Sinistra,
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S

A - Suspect massa intra abdomen

P - Nacl 0,9% 20 tpm


- Omeprazole 20mg 2x1
- Domperidone 3x1
- Papaverin hcl 3x1

TANGGAL SOAP

PAGE \* MERGEFORMAT 1
26 Desember S Nyeri perut muncul berkurang. Pasien sudah merasa lebih
2022 baik. Mual muntah (-) BAB dan BAK dalam batas normal.

TD : 110/80 mmHg
O N : 93x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6 ˚C
SpO2 : 99%
CA : -/-
Scl ikterik : -/-
Leher : Pembesaran KGB (+)
Thorax : Simetris, pada saat bernapas kiri sama
dengan kanan
Paru : Ves +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II reguler
Abdomen : BU (+) kesan normal, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Terdapat pembesaran KGB Axilla D/S, KGB Inguinal D/S

A - Suspect massa intra abdomen

P - Omeprazole 20mg 2x1


- Domperidone 3x1
- Papaverin hcl 3x1

BAB IV

PAGE \* MERGEFORMAT 1
PEMBAHASAN
Diagnosis pada pasien ini tegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Tumor pankreas merupakan jenis tumor yang dapat mengenai pankreas baik jaringan
eksokrin maupun endokrin, serta jaringan peyangganya yang dapat terjadi jinak maupun ganas.
Kebanyakan untuk jenis tumor eksokrin pankreas berasal dari sel duktus dan sel asiner, 90% nya
merupakan tumor ganas jenis adenokarsinoma duktal pankreas yang merupakan neoplasma
primer dimana frekuensinya 80% dari semua keganasan pankreas dan 90% dari keganasan tumor
epithelial.
Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan nyeri perut yang hilang timbul dan
menjalar sampai ke punggung yang dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. keluhan
disertai dengan mual muntah dan BAB encer > 3 x dalam satu hati. Pasien juga mengeluhkan
perut yang semakin hari semakin keras. Nafsu makan menurun diikuti dengan penurunan berat
badan. Pasien mengaku pernah dirawat di RS Dharma Ibu dengan keluhan benjolan di lipatan
paha dan mendapatkan penanganan operasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan hasil
pemeriksaan yang bermakna pada palpasi daerah leher yaitu terdapat pembesaran kelenjar ketah
bening (KGB) pada leher. Pada palpasi KGB di daerah axilla dextra sinistra dan daerah inguinal
deksta dan sinistra juga didapatkan terdapat pembesaran. Selain itu pada memeriksaan abdomen,
pada saat inspeksi ditemukan bentuk perut yang cembung, pada saat perkusi ditemukan suara
yang pekak di region epigastrium dan region hipokondrium sinistra, sedangkan pada palpasi
didapatkan nyeri tekan pada kedua region tersebut. Pasien mendapatkan terapi cairan NaCl 0.9%
20 tpm, injeksi omeprazole 40 mg/24 jam IV, Domperidone 10 mg 2x1, paracetamol 500mg 3x1,
dan papaverine 2x1. Pengobatan tersebut didasarkan pada teori bahwa memberikan
penatalaksaan secara simptomatik yaitu sesuai dengan gejala yang dialami penderita. Pemberian
omeprazole 40mg dikarenakan pasien mengalami nyeri ulu hati da nada riwayat dyspepsia,
domperidone diberikan untuk mengatasi mual muntah pada pasien. Papaverin merupakan salah
satu jenis obat anti spasmodik yang berikan untuk mengurangi keluhan BAB encer. pemberian
paracetamol 500 mg, diberikan untuk mengurangi nyeri, karena sifat paracetamol selain sebagai
anti piretik juga berfungsi sebagai analgetik.
Pada hari kedua perawatan pasien mengeluhkan Nyeri perut masih terasa hilang

timbul dan menjalar sampai ke pinggang, tidak bisa tidur, banyak keringat, nafsu
PAGE \* MERGEFORMAT 1
makan baik, BAB cair menyemprot dan BAK dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik masih terdapat nyeri tekan pada regio epigastrium dan regio
hipokondrium sinistra. Pada hari kedua, pasien di antarkan ke ruang radiologi
untuk foto CT scan. Pasien diberikan terapi farmakologi cairan NaCl 0.9% 20 tpm,
injeksi omeprazole 40 mg/24 jam IV, Domperidone 10 mg 2x1, paracetamol 500mg 3x1, dan
papaverine 2x1. Terapi yang diberikan masih sama dengan terapi pada perawatan hari pertama.
Pada hari ketiga, pasien masih mengeluhkan nyeri perut yang hilang timbul dan menjalar
ke pinggang dan BAB cair agak berbusa. Sambil menunggu hasil CT scan, terapi yang diberikan
masih sama dengan terapi pada hari pertama dan hari kedua.
Pada hari keempat, pasien mengatakan perut makin keras namun tidak disertai nyeri, pada
inspeksi didapatkan perut tampak cembung, pada palpasi perut didapatkan teraba massa padat
yang keras dan tidak bergerak saat di tekan. BAB dan BAK dbn. pada hari keempat, pasien
sudah tidak menggunakan infus lagi, pemberian obat injeksi sudah diganti ke oral. Pasien
mendapat terapi Omeprazole 20 mg 2x1, domperidone 30 mg 3x1, dan papaverine hcl 3x1.
Pemberian obat melalui oral dikarenakan keadaan umum pasien terlihat semakin membaik dan
mengalami perbaikan, namun masih tetap dipantau.
Pada hari kelima, pasien sudah merasa lebih baik, pasien mengeluhkan perut terasa keras.
Sambil menunggu hasil CT scan, terapi masih dilanjutkan. Terapi yang diberikan masih sama
dengan terapi pada hari sebelumnya.
Hari selanjutnya, pasien mengatakan tidak ada keluhan, namun perut masih terasa keras
seperti sebelumnya. Terapi yang diberikan masih sama dengan terapi hari sebelumnya.
Pada perawatan hari kelima, hasil CT Scan sudah ada. Berdasarkan hasil CT scan,
terdapat massa solid di pancreas, hepar, kandung empedu, dalam batas normal. pada hari yang
sama juga mendapat kunjungan dari dokter bedah, dan pada hasil pemeriksaan dokter
mendiagnosa tumor pancreas dan multiple limfadenopati. Untuk pemeriksaan lanjutan akan
dilakukan USG Leher, USG Axilla D/S, USG Abdomen, dan USG Inguinal D/S. Tujuan
pemeriksaan USG padalah untuk mencari asal dari pembesaran KGB. Hal ini agar dapat
menentukan intervensi yang dilakukan selanjutnya. Namun pada hari yang sama pasien
mengajukan untuk melakukan perawatan rawat jalan, dengan alasan sudah merasa lebih baik,
dengan catatan pasien harus datang ke Poliklinik untuk melakukan pemeriksaan yang sudah di
anjurkan.
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pada kasus ini pasien mengeluhkan nyeri pada perut menjalar sampai ke pinggang
disebabkan oleh karena a danya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi
pada pancreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan
punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar
sampai punggung. Selain itu, distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak
pada penekanan dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah
dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada
pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.Kerusakan
yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam lambung sehingga
salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan
merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan
rasa mual dan muntah..

BAB V
KESIMPULAN

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Tumor pancreas adalah jenis tumor yang dapat menyerang kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Tumor pancreas disebabkan oleh adanya faktor eksogen dan faktor endogen.
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah tumbuh
dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah dan kadangkadang menyebar
ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang makan atau berbaring. Dan
gejala lain yang mungkin muncul antara lain. Selain itu terdapat juga keluhan Berat badan
menurun, anoreksia dan kembung, diare atau konstipasi, malaise, gangguan pada hepar.
Gejala yang didapatkan pada kasus ini yaitu nyeri perut yang menjalar dan hilang
timbul, mual muntah, diare, kembung, nafsu makan menurun dan diikuti penurunan berat badan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil yang bermakna yaitu pembesaran KGB pada leher,
axilla, dan inguinal. Selanjutnya pada pemeriksaan Abdomen didapatkan bentuk perut yang agak
cembung, perkusi dengan hasil pekak, dan palpasi ditemukan adanya nyeri tekan dan teraba
massa yang solid dan tidak mobile. Pada pemeriksaan CBC dan kimia darah tidak ditemukan
hasil yang bermakna. Sedangkan pada pemeriksaan CT Scan ditemukan adanya massa di
pancreas. Terapi yang diberikan untuk pasien ini yaitu PPI, antispasmodic, antipiretik/analgesic,
dan anti emetic. Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala yang dirasakan pasien. Selain itu,
masih akan dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu USG untuk menentukan lokasi primer dari
pembesaran KGB, agar dapat menentukan terapi dan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Gastrointestinal Tumours. In :

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Sabiston Textbook of Surgery 17th edition. 2004. Pennsylvania : Elsevier.
2. World Health Organization. 2018. Latest Global cancer data : Cancer burden rises to
18.1 millionnew cases and 9.6 million cases deaths in 2018.International Agency for
research on Cancer. Press Release N 263
3. Pusat Data Informasi Kanker. 2018. Stop Kanker. Diolah berdasarkan Data Riset
Kesehatan Dasar 2018, Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI, Pusdatin
Kementrian Kesehatan RI
4. Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2. Jakarta
EGC Silbernagl S, Lang F. Intra Abdominal Masses. 2000. In : Color Atlas of
Pathophysiology. New York : Thieme,p:164-7.
5. Poruk KE, Weiss MJ. In; Cameron J, Cameron A eds. The Management of Benign Liver
Lesions. Current Surgical Therapy. 12e. p355-357. Philadelphia, PA: Elsevier; 2017
6. Hoppe, Richard T. Constine III, Louis S. Qazi, Raman. Hodgkins’s Disease and
Lymphomas. In : Tumor of the Head an Neck, in Philip Rubin, Clinical Oncology, 8th
Edition. W.B. Saunders Company. 2001. p. 300 - 329
7. Chiu B.CH., Hou N. Epidemiology and Etiology of Non-Hodgkin Lymphoma. In: evens
A., Blum K. (eds) Non-Hodgkin Lymphoma. Cancer Treatment and Research. Springer,
Cham. 2015.Vol 165. p1-25.

PAGE \* MERGEFORMAT 1

Anda mungkin juga menyukai