Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA COLON

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Degestif


Yang Dibimbing oleh Bu Rodyah, S.Kep, Ns, M.Kep

Di Susun Oleh :
1. Dewanti Rengganis (170511045)
2. Catur Prasetya ( 17051104)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PEMKAB JOMBANG


PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa dan hanya karena
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah sistem Sistem Digestif mengenai
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ca Colon. Materi yang penulis jabarkan ini adalah
hasil yang diperoleh melalui buku pelajaran, internet, dan media lainnya. Rangkuman ini
berisi asuhan keperawatan pada Ca colon yang bertujuan agar mahasiswa lebih mudah
memahami konsep yang diajarkan sehingga turut berperan aktif dalam proses belajar
mengajar serta mampu memecahkan masalah dalam mata Sistem digestif.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari semua kekurangan dan keterbatasan yang
ada, sehingga dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah
memberi pengarahan dan bimbingan bagi kami. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Pepin Nahariani, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Pemkab Jombang
2. Rodyah, S.Kep.Ns selaku dosen mata kuliah kardiovaskuler
3. Sahabat-sahabatku dan semua teman-temanku yang telah mendukung dalam
menyelesaikan makalah ini.
Harapan penulis dengan selesainya makalah ini semoga bisa menjadikan kami lebih
mengerti dan memahaminya serta tanpa suatu kekurangan apapun. Tidak lupa kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususya bagi kami dan bagi
pembaca pada umumnya.

Jombang, 9 November 2018

Penulis
BAB I
A. Pendahuluan
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana
materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus
besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang
berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah
pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dindingdalam dari usus besar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-
tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak
menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain
tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan
adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar,
mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari
kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus
besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat
menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel
kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh
(seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker
usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker
usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer),
suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.

B. Rumusan masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan CA colon ?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui definisi CA colon.
- Untuk mengetahui etiologi CA colon
- Untuk mengetahui patofisologi CA colon
- Untuk mengetahui klasifikasi CA colon
- Untuk mengetahui komplikasi CA colon
- Untuk mengetahui pencegahan CA colon
- Untuk mengetahui penatalaksanaan CA colon
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada CA colon
D. Manfaat
Memberikan pengetahuan kepeda pembaca tentang asuhan keperawatan pa CA colon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal
akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma
terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer).
(SylviaA Price, 2005).
Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering
ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid.
Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan
usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang
tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang
tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah
tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi
tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah
satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi
faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker
paru-paru ( ACS 1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui
sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah
kanker Colon             
           
2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Darah dalam feses
c. Riwayat polip rektal atau polip kolon
d. Adanya polip adematosa atau adenoma villus
e. Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
f. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
g. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang


menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi
waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi
asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang
di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat
mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh
Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
a. Daging merah
b. Lemak hewan
c. Makanan berlemak   
d. Daging dan ikan goreng atau panggang
e. Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
f. Makanan yang harus dikonsumsi:
g. Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (
seperti brokoli,brussels sprouts )
h. Butir padi yang utuh
i. Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang


membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma
Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir
besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi
manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui
poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini
di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari
kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30
tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai
resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat
yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali
lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
 
2.3 Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.
Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak
diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang
sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena
(feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah
yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi
dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan dengan
lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian, serta feses berdarah.

2.4 Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul
dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip
jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip
cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :


a. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).
b. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
c. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik
ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
a. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
b. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
c. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
d. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan ke organ-organ lain.

2.5 Klasifikasi

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N =


kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).

T          Tumor primer


TO       Tidak ada tumor
TI        Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
T2        Invasi ke dinding otot
T3        Tumor menembus dinding otot
N         Kelenjar limfa
N0       tidak ada metastase
N1       Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2       Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3       Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M         Metastasis jauh
MO      Tidak ada metastasis jauh
MI       Ada metastasis jauh

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik
fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.

Tempat metastase yang lain termasuk:


-   Kelenjar Adrenalin
-   Ginjal 
-   Kulit 
-   Tulang 
-   Otak
     
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan
tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecahmenuju ke rongga peritonial.

2.6 Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus
besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut
tertutupi oleh kanker.

2.7 Pencegahan
Pencegahan Kanker Kolon.
a. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
b. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
c. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
d. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
e. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air
besar.
f. Hidup rileks dan kurangi stress.
 
2.8 Penatalaksanaan                            
a. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah
dapatdiberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau
terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan
mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada
yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari
hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan
kemoterapi

b. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi
dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi
merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya
pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam
membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan
mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
c. Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
a) Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada
sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
b) Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
c) Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi
d) Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi)
d. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang
(stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara
atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh.
Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh
lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
e. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Dukungan adaptasi dan kemandirian.
b) Meningkatkan kenyamanan.
c) Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d) Mencegah komplikasi.
e) Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
f. Penatalaksanaan Diet
a) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
b) Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
c) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama
yang terdapat pada daging hewan.
d) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
e) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
f) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.9    Pemeriksaan penunjang

1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi


maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat
dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan
biopsi.
2.      Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto
dada dan foto kolon (barium enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan
pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang
kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum
dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari
penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh
yang sudahmetastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker
pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto
kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
3.      Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4.      Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di
beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis.
Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu
ditentukan differensiasi sel.
5.      Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor
marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5
mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan
penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma
kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus
stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya
secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6.      Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7.      Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
8.      Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan
anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat
atau berkurang.
9.      Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata :
Pasien
Nama                                       : Tn. A
Umur                                       : 35 th
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : Sarjana
Pekerjaan                                 : PNS
Status Pernikahan                   : Menikah
Alamat                                    : Kalirejo, Lampung Tengah
Tanggal Masuk RS                  : Sabtu, 05 Mei 2012
Diagnosa Medis                      : Ca. Colon

2. Keluhan utama :
Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat mengalami penyakit Ca. Colon.
Klien datang ke RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei
2012, dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering
sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu
makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja
tidak terlalu suka sayuran. + 4 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai
diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan
sayur, dan klien mempunyai riwayat peminum / alkoholic.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.

4. Basic Promoting physiology of Health


1. Aktifitas dan latihan
Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah
dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa
berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.
2. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena
klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien
hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah
sakit karena nyeri yang dialami klien, klien tampak lemah.
3. Kenyamanan dan nyeri
Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa
menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang saat klien beristirahat.
Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8,
raut muka klien tampak menahan nyeri.
4. Nutrisi
Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang
mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan
terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien
yaitu daging hewan dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan
tidak memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi
gastrointestinal. Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi
jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &
berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat. Kebutuhan
pemenuhan nutrisi dibantu oleh keluarganya.
5. Cairan, elektrolit, dan asam basa
Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3
gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit
6. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien tidak
batuk, klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi
padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses
berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah segar, berbau anyir.

8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak
menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.
9. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan
kognitif
5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit, irama
reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C

b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut mudah patah
saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.
Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak anemis,
sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada
oedema. Lensa mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis
kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan
indera pencium, atau secret.
Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien  normal, tidak ada lubang, dan tidak ada
gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna
merah, lidah klien tampak kotor.
Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak
ada hematoma, tida ada lesi.
Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada
pembesaran tonsil.
c. Dada : bentuk dada klien normal
Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus taktil kanan sama
dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi : vesikuler pada pulmo
kanan dan kiri
Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid
clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung II
(SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur
tidak ada.
d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada    perut
bawah. Auskultasi : peristaltik  permenit.
e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.
f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :
- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif
6. Psiko sosio budaya dan spiritual :
Psikologis :
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi gelisahnya
klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga
memberikan semangat kepada klien agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh. Rencana
klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakan sedikit
cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status kesehatannya.
Sosial : 
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan
lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara mengatasinya dengan
melakukan kegiatan kerja bakti.
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak merugikan
kesehatannya.
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah
yasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien
yakin akan dirinya pasti sembuh.
7. Pemeriksaan Penunjang
Tes Diagnostik : (05 Mei 2012)
Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun


Ht/PVC 42 40-52% Normal
Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal
Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal
Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal
Radiologi :
Foto colon ( Barium Enema)
Colonoscopy

8. Terapi Medis
- Bed rest
- IVFD RL 20 tetes/menit
- Th/oral :
- Th/inj :
- Kemoterapi
- Leukovorin
- 5-FU, Levamisol, Leuvocorin
- Pembedahan / Laparaskop

3.2 Proses Keperawatan

ANALISA DATA

Nama Klien     : Tn. A                                     No. Register                : 123


Umur               : 35 tahun                                Diagnosa Medis          : Ca. Colon
Ruang Rawat : Paviliun Asri 3                      Alamat                        : Kalirejo
TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
05/05/12 DS :     Nyeri akut Obstruksi tumor
pada usus dengan
08.00 WIB-        Klien mengatakan perutnya
kemungkinan
sangat sakit bagian bawah
menekan organ yang
-        Klien mengatakan perutnya lain
bertambah sakit saat bergerak
-        Klien mengatakan nyeri
hilang timbul
DO :
-        Klien tampak meringis
kesakitan
-        Klien tampak gelisah
-        Skala nyeri klien 8
-        Klien tampak tidak nyaman
dengan perutnya
06/05/12 DS :   Nyeri akut Agen cedera fisik
(insisi pembedahan)
13.00 WIB-       Klien mengatakan nyeri
pada daerah yang di insisi
-       Klien mengatakan tubuhnya
masih lemah
DDO :
-       Klien tampak lemah
-       Klien tampak menahan
nyeri
-       Ekspresi wajah klien
cemberut
-       Tampak kemerahan pada
daerah bekas operasi
06/05/12 DS : Risiko infeksi Tindakan invasif,
insisi post
13.30 WIB-       Klien mengatakan gatal
pembedahan
pada daerah yang di insisi
-       Keluarga klien mengatakan
badan klien hangat
DO :
-       Daerah pembedahan tampak
masih baru dan terfiksasi
-       Leukosit : 15.000 /Ul
-       Suhu : 37,5 C

06/05/12 DS Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik


14.00 WIB-       Klien mengatakan
punggungnya terasa panas
-       Klien mengatakan susah
bergerak
-       Klien mengatakan tidak
mampu beraktifitas secara
mandiri
DDO :
-       Klien terlihat berbaring di
tempat tidur
-       Klien tampak terpasang
kateter
-       Aktifitas klien terlihat
dibantu keluarga
-       Klien tampak lemah
-       Tampak adanya luka insisi
pada perut klien

DDS :
-       Klien mengatakan tidak
nafsu makan
-       Klien mengatakan tubuhnya
06/05/12 lemas Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
nutrisi kurang dari untuk mencerna
15.00 WIB-       Keluarga klien mengatakan
klien belum memakan apapun kebutuhan tubuh makanan
pasca operasi
-       Klien mengatakan lidahnya
terasa pahit
DDO :
-       Klien tampak lemas
-       Bibir klien tampak kering &
pucat
-       BB turun + 11 kg selama
sakit

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA):


Pre Operasi
Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
Post Operasi
1.    Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)
2.    Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan
3.    Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kankerkolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru ( ACS1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila
dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin
besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon.
Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya :
 Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain
 Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)
2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan

5.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA
Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta 
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai