Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN KANKER USUS BESAR (CA. COLON)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
Dosen pengampu : Ns. Yunita Galih Yudanari, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :

KELOMPOK III

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN KANKER USUS (CA. COLON)” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Ns. Yunita Galih
Yudanari, S.Kep., M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Yunita Galih Yudanari, S.Kep.,
M.Kep yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Ungaran, 8 Oktober 2021

Kelompok III

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai
penyebab kematian semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13%
dari penyebab kematian) orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena
penyait kanker. Jika kanker tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan
menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Data tersebut
semakin mengkhawatirkan, karena kejadian kanker akan terjadi lebih cepat di Negara
miskin dan berkembang (WHO, 2008).
Di Indonesia, berdasarkan data dari Rumah Sakit Knker Dharmis, pada tahun
2010 karsinoma kolorektal (Ca Colon) merupakan jenis kanker ketiga terbanyak dengan
jumlah kasus 1,8/100.000 penduduk dan hingga saat ini karsinoma kolorektal tetap
masuk dalam 10 besar kanker yang sering terjadi. Observasi dari bagian patologi
Anatomi RSCM, Jakarta menunjukkan bahwa pada tahun 1986-1990, penderita kanker
kolorektal berjumlah 275 orang, dan terus meningkat menjadi 368 orang pada tahun
1991-1995, sementara data pada tahun 1999-2003 bahkan angkanya mencapai 584 orang.
Sekitar 9,5% laki-laki penderita kanker terkena kanker kolorektal, sedangkan pada wanita
angkanya mencapai 9,3% dari total jumlah penderita kanker. Ada lebih dari 940.00 kasus
kanker kolorektal baru setiap tahun (Jemal et al., 2008).
Insiden kanker kolorektal di Indonesia cuup tinggi, demikian juga angka
kematiannya. Meskipun belum ada data yang pasti, tetapi berbagai laporan di Indonesia
menunjukkan kenaikan jumlah kasus. Data dari Depkes didapatkan angka 1,8/100.000
penduduk (Depkes, 2006). Menurut Syamsuhidajat, terdapat berbagai factor yang
berkaitan dengan peningkatan resiko kanker jenis ini yaitu factor umur, riwayat polip
kolon, riwayat penyakit inflammatory bowel disease, riwayat keluarga, diabetes tipe 2,
asupan makanan (kebiasaan makan), kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok, dan
konsumsi alcohol. Faktor asupan makan (kebiasan makan) yang saat ini paling banyak
mendapat perhatian aalah rendahnya kandungan serat sayuran yang tidak dapat diserap
dan tingginya kandungan lemak dan daging (Robbins,2012).
Menurut analisis data survey tingkat konsumsi serat yang dikumpulkan Puslitbang
Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI, konsumsi serat harian rata-rata
penduduk Indonesia baru sekitar 10 gram/hari, ini masih jauh dari kebutuhan serat yang
dianjurkan dari WHO yaitu 25-30 gram/hari (Joseph, 2003).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Ca Colon?
2. Bagaimana Etiologi Ca Colon?
3. Bagaimana Patofisiologi Ca Colon?
4. Bagaimana Manifestasi klinis Ca Colon?
5. Bagaimana Pemeriksaan diagnostic Ca Colon?
6. Bagaimana Penatalaksanaan medis Ca Colon?
7. Bagaimana Konsep dasar asuhan keperawatan yang diberikan pada penderita Ca
Colon?

C. Tujuan
Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan konsep dasar penyakit Ca Colon beserta
asuhan keperawatannya.

D. Manfaat
Menambah wawasan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah Ca Colon dan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya dalam
mengembangkan penulisan lanjutan terhadap pasien dengan masalah Ca Colon.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar adalah
suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rectum, dan appendix (usus buntu).
Kanker colon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rectum. (Boyle & Langman, 2000: 805).
Knker colon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada colon
dan menginvasi jaringan sekitarnya. (Tambayong, 2000: 143).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker colon adalah suatu
pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat
disekitar kolon (usus besar).

2. Etiologi
Penyebab nyata dari kanker kolon tidak diketahui dengan pasti, tetapi factor
resiko telah teridentifikasi yaitu :
 Usia lebih dari 40 tahun
 Darah dalam feses
 Riwayat polip rektal atau polip kolon
 Adanya polip adematosa atau adenoma villus
 Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau polyposis dalam keluarga
 Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
 Diet tinggi lemak, protein, deging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti dicurigai mengandung zat-zat kimia yang


menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi wakyu
peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar.
Daging yang digoreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yan mneyebabkan
kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang
banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-
buahan.

Makanan yang harus dihindari :

 Dging merah
 Lemak hewan
 Makanan berlemak
 Daging dan ikan goreng atau panggang
 Karbohidrat yang disaring (contoh: sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi :

 Buah-buahan dan sayur-sayurankhususnya Craciferous Vegetables dari golongan


kubis (seperti brokoli)
 Butir padi yang utuh
 Cairan yang cukup terutama air

3. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu
dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologi (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya kanker kolon biasanya
dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta
merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Kanker kolon dapat
berupa masa poliploid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke
sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada
bagi rektosigmoid, sedangkan lesi poliploid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon asendens. Kanker kolon dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan
darah balik ke sistem portal.

4. Manifestasi klinis
Gejalah sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus, tempat kenker berlokasi, gejalah paling menonjol adalah perubahan kebiasaan
defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga
mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan
dan keletihan.
Gejala yang saling berhubungan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal
abdomen dan melena. Gejala yang sering berhubungan dengan lesi sebelah kiri adalah
yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, oenipisan feses,
konstipasi, dan distensi. Serta adanya darah merah Segar dalam feses. Gejala yang
berhubungan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defeksi,
konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
1. Kanker kolon kanan
• Isi kolon berupa cairan
• Obstruksi
• Melena
• Nyeri dangkal abdomen
• Anemia
• Mucus jarang terlihat
• Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,tetapi
jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak
pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
• Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
• Diare
• Nyeri kejang
• Kembung
• Sering timbul gangguan obstruksi
• Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita
• Mucus ataupun darah segar sering terlihat pada feses.
• Anemia
• Keinginan defekasi atau sering berkemih
• Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah (Gale, 2000).

Tabel Perbedaan manifestasi klinis dari kolon kanan dan kolon kiri

Kolon kanan Kolon kiri


Pasokan darah: a. mesenterika superior, v. Pasokan darah: a. mesenterika inferior, v.
mesenterikan superior mesenterika inferior
Balikan vena: vena porta hati kanan Balikan vena: v. lienalisàvena porta hati kiri
Besar Kecil
Cair seperti bubur Berbentik kering, padat
Terutama absorbs air, eletrolit Storasi feses, defekasi
Umumnya berbentuk benjolan, sering ulserasi Umumnya tipe infiltrative, mudah ileus
luas, berdarah, infeksi
Massa abdominal, sistemik, perut kembung, Ileus (obstruksi pada usus), hematokezia
nyeri samar dan gejala tak khas (perdarahan yang keluar dari anus dengan
warna merah segar), iritasi usus

5. Pemeriksaan diagnostic
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada
endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis
kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas
keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan
adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada
lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.
3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma
kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 2001:210). Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai
adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma
kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan
untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5
mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir
berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologi terhadap shigella dan juga
amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada
pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)
Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat
dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
6. Penatalaksanaan medis
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai
berikut:
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi
dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopi dengan polipektomi
merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya
pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam
membuat keputusan di kolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan
mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
• Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi
usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
• Reseksi abominoperineal dengan kolostomi signoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter
anal)
• Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis
serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
• Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi
yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak
genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan
dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira–kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus
(FKUI, 2001:211)
4. Difersi vekal untuk kanker kolon
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang
(stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara
atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh.
Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan
oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan
• Dukungan adaptasi dan kemandirian.
• Meningkatkan kenyamanan.
• Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
• Mencegah komplikasi.
• Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan
6. Penatalaksanaan Diet
• Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan Serat
dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
• Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
• Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
• Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
• Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
• Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
7. Pathway
BAB III
TNJAUAN KASUS

KASUS :

Ny. Y umur 52 tahun masuk RS dengan keluhan perut sakit yang berkepanjangan ,perut bengkak
sebelah kiri bawah, dan BAB encer berwarna hitam dan berdarah, berat badan tutun secara cepat
3 bulan teraki sekitar 68 kg turun menjadi 38 kg, klien susah tidur, klien mengatakan Susah
makan sejak 3 bulan ini. Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 06 juni 2018 pukul 12.00 wib
klien mengatakan nyeri pada bagian operasi laparatomi dan kolostomi klien karena baru hari ke
3, klien merasakan tidak nafsu makan, klien mengatakan berat badanya turun dari 68 kg menjadi
38 kg pada saat sakit, klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi pebedahan, klien
mengatakan tidak nyaman dan gelisah dengan kolostominya, klien mengatakan untuk menukar
kantong kolostominya dengan yang bersih, klien mengatakan cemas akan terjadi pelambatan
penyembuhan lukanya, Klien mengatakan tidak nyaman BAB diperut, klien mengatakan sulit
untuk tidur karena nyeri yang dirasakanya sangat mengganggu.Klien mengatakan kuran puas
dengan tidurnya, klien merasakan gelisah karena cuaca yang panas dan klien tidak bisa bergerak
dengan bebas, klien hanya tidur 4-5 jam di malam hari, klien merasakan kuatir dengan
kondisinya sekarang ini. Klien mengatakan pernah mengalami pembengkakan payuadara sebelah
kanan lebih kurang 3 tahun lamanya. klien menanggung nyeri di mamaenya, namun klien
membawa berobat ke altenatif sekarang sakitnya mulai berkurang. Keluarga klien mengatakan
nenek klien mengalami kanker mamae.

A. Pengkajian
1. Identitas

Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. Y Nama : Ny. D
Umur : 52 tahun Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Janda Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Agama : Islam Hub. Keluarga : Anak
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Ungaran
No. RM : 491050
Tgl masuk RS : 25 September 2021
Tgl Pengkajian : 26 September 2021

2. Alasan Masuk
Klien masuk ke IGD pada tanggal 25-Mai -2018 hari Jum’at pukul 10:30 Wib, dengan
alasan masuk perut sakit yang berkepanjangan ,perut bengkak sebelah kiri bawah, dan
BAB encer berwarna hitam dan berdarah, berat badan tutun secara cepat 3 bulan teraki
sekitar 68 kg turun menjadi 38 kg, klien susah tidur, klien mengatakan susah makan sejak
3 bulan ini.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 06 juni 2018 pukul 12.00 wib klien
mengatakan nyeri pada bagian operasi laparatomi dan kolostomi klien karena baru
hari ke 3, klien merasakan tidak nafsu makan, klien mengatakan berat badanya turun
dari 68 kg menjadi 38 kg pada saat sakit, klien juga mengatakan susah bergerak
karena insisi pebedahan, klien mengatakan tidak nyaman dan gelisah dengan
kolostominya, klien mengatakan untuk menukar kantong kolostominya dengan yang
bersih, klien mengatakan cemas akan terjadi pelambatan penyembuhan lukanya,
Skala nyeri dengan penilaian PQRST yaitu :
 P (Provokatif ) : klien merasakan nyeri apabila bergerak dan jika ditekan abdomen
di bekas insisi pembedahan laparatomi dan kolostomi.
 Q (qualiti ) : klien mengatan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, dan apabila saat
batuk.
 R (radiation ) :Klien mengatakan nyeri disekitar area abdomen.
 S (severity) : Klien tanpak meringis, skala nyeri 6 ,nyeri yang dirasakan klien
disertai nadi dan nafas cepat, klien merasa tidak nyaman ketika nyeri datang.
 T (Time ) : Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul, nyeri dirasakan saat mau
bergerak dan batuk. Klien mengatakan tidak nyaman BAB diperut, klien
mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang dirasakanya sangat
mengganggu.Klien mengatakan kuran puas dengan tidurnya, klien merasakan
gelisah karena cuaca yang panas dan klien tidak bisa bergerak dengan bebas, klien
hanya tidur 4-5 jam di malam hari, klien merasakan kuatir dengan kondisinya
sekarang ini.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami pembengkakan payuadara sebelah kanan lebih
kurang 3 tahun lamanya. klien menanggung nyeri di mamaenya, namun klien
membawa berobat ke altenatif sekarang sakitnya mulai berkurang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan nenek klien mengalami kanker mamae.
d. Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Composmetis E :4 V:5 M:6
 BB/TB : Sehat( 69 kg), Sakit( 38kg), tinggi badan sehat sakit(155 cm).
 Tanda Vital :
 TD :130/80 mmHg
 RR: 20x/menit
 N :100 x/menit
 S: 36,1◦C
 Kepala
 Rambut : Rambut klien tampak keriting, beminyak, warna hitam sedikit
berwana putih, tidan ada ketombe, rambut kalian tidak rapi.
 Mata : Mata terliahat juling, penglihatan klien baik, konjungtiva klien anemis,
skera tidak ikterik, reflek cahaya (+/+), terliahat mata klien seperti mata
pandan.
 Telinga : Telinga terlihat simetris kiri dan kanan, tidak ada pembesaran
disekitar telinga, tidak ada oedem, tidak ada pendarahan atau pun serumen.
 Hidung :Hidung klien terlihat bersih, tidak ada, tidak ada luka lecet, tidak
terpasang NGT.
 Mulut dan Gigi:Rongga mulut lumanyan bersih,mukosa bibir klien lembab,
tonsil tidak ada peradangan, gigi ada karies, tidak ada stomatitis .
 Leher
 I : Simetris kiri dan kanan ,tidak ada bekas luka atau jahitan
 P: Tidak ada pembengkakan pada leher pasien, tidak ada teraba kelenjar getah
bening, dan vena jugularis.
 Thorak
 Paru-paru
 I : Dada klien terlihat simetris kiri dan kanan, pengerakan dada
normal,frekuensi nafas 20 x/i, tidak ada terliahat bekas luka atau lecet.
 P : Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada, pergerakan sama kiri dan
kanan, getaran dinding dada sama.
 P : Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang paru.
 A : Bunyi nafas vesikuler /normal, whezing(-), rhonki(-).
 Jantung
 I : Ictus kordis tidak terlihat, tidak terdapat sianosis.
 P : Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio clavicularis sinistra.
 P : Terdengar bunyi redup ketika di perkusi.
 A : Bunyi jantung klien regular (lup dup), suara jantung ketiga disebabkan
osilasi darah antara orta dan vestikular. Suara jantung terakir (S4)
tubelensi injeksi darah. Suara jantung ketiga dan ke empat disebab kan
oleh pengisian vestrikuler, setelah fase isovolumetrik dan kontraksi atrial
tidak ada murmur (suara gemuruh, berdesir).
 Abdomen
 I : Perut terlihat datar, terlihat stermar, terlihat luka jahitan 10 cm, bekas luka
terlihat bersih dan bagus ada kolostomi terletak sebelah kiri abdomen.
 P : Nyeri tekan pada bagian area kolostomi dan abdomen bekas operasi.
 P : Tidak ada terdengar suara timpani ketika di perkusi.
 A : Pada di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 6 x/i.
 Punggung
 Punggung klien terlihat datar, tidak ada bekas luka lecet atau luka jahit, tidak
ada ciri dekubitus pada klien.
 Ekstremitas
 Atas : Ada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infus terpasang injekpam
tangan sebelah kiri.
 bawah : Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan, tidak terlihat adanya luka
lecet.
 Genetalia
 Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada melakukan pemeriksaan
pada area tersebut.
 Intergumen
 Pada kulit pasien warnanya sawo matang, tugor kulit kurang bagus atau
lembab, ada luka laparatomi sebesar 10 cm.

B. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan nyeri pada bagian  Klien tanpak meringis kesakitan.
operasi laparatomi dan kolostomi terasa  Klien tanpak gelisah
seperti ditusuk-tusuk apabila ada  Klien tanpak kurang ceria karena
rangsangan mau batuk. kepanasan disebabkan oleh kondisi
 Klien mengatakan tidak bisa bergerak cuaca
dengan bebas karena inisisi  Klien tanpak matanya seperti mata
pembedahan. panda
 Klien mengatakan tidak nyaman akan  Klien tanpak lemas
BAB diperut  TTV
 Klien mengatakan tidak nafsu makan TD :130/80 mmHg
 Klien mengatakan berat badanya turun N :120 x/i
dari 68 kg sekarang 38 kg RR :24 x/i
 Klien mengatakan sulit tidur karena S :36,7˚C
nyeri yang dirasakan sangat BB : 68 kg menjadi turun 38 kg.
mengganggu  Klien tanpak kurus dan tidak nafsu
 Klien mengatakan kurang puas untuk makan.
tidur  Klien susah untuk menghabiskan
 Klien mengatakan hanya tidur 4-5 jam makananya karena setiap makan akan
pada malam hari saja merasakan mual.
 Klien mengatakan tidak nyaman dan  Klien tanpak sakit saat dilakukan
gelisah dengan kolostominya palpasi pada abdomen.
 Klien memintak tolong untuk menukar  Skala nyeri 6.
kantong kolostominya itu dengan yang  Luas luka jahitan laparatomi 10 cm.
bersih  Post laparatomi dan kolostomi hari ke 3
 Klien mengatakan cemas akan
terjadinya pelambatan penyembuhan
luka
 Klien mengatakan merasakan mual
ketika mau makan

C. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1. DS : Nyeri Akut Agen cidera fisik
 Klien mengatakan nyeri ( pembedahan)
pada bagian operasi
laparatomi dan
kolostomi terasa seperti
ditusuk-tusuk apabila
ada rangsangan mau
batuk.
 Klien mengatakan tidak
bisa bergera dengan
bebas karena inisisi
pembedahan
 Klien mengatakan tidak
nyaman dan gelisah
dengan kolostominya
 Klien memintak tolong
untuk menukar kantong
kolostominya itu
dengan yang bersih
DO :
 Klien tampak meringis
kesakitan.
 Klien tanpak gelisah
 Klien tanpak sakit
ketika dilakukan palpasi
pada abdomen
 Skala nyeri 6
TTV:
 TD:130/80 mmHg
 N :88 x/m
 RR :20 x/i
 S : 36,1˚C

2. DS: Ketidak seimbangan nutrisi Ketidak mampuan


 Klien mengatakan kurang dari kebutuhan tubuh mencerna makanan
kurang nafsu makan
 Klien mengatakan berat
badanya menurun dari
68 kg sekarang 38 kg
 klien mengatakan ketika
makan merasa mual
DO :
 Klien tanpak lemas
 Klien tanpak susah
untuk menghabiskan
makananya karena
setiap makan akan
merasakan mual
 Klien tanpak tidak
bersemangat
 Berat badan klien 38 kg
dari 68 kg
3. DS : Gangguan pola tidur Halangan
 Klien mengatakan sulit lingkungan
tidur karena nyeri yang
dirasakan sangat
mengganggu
 Klien mengatakan
kurang puas untuk tidur
 Klien mengatakan
hanya tidur 4-5 jam
pada malam hari saja.
DO:
 Klien tanpak lemas
 Klien tanpak tidak
nyaman dengan
lingkunganya
 Klientanpak matanya
seperti mata panda
4. DS: - Resiko pelambatan pemulihan Kontaminasi pada
DO : pasca bedah sisi pembedahan.
 Klien tanpak gelisah
 Kantong kolostomi
pasien tanpak kotor
harus tuka perban tiap
hari
 Luas luka jahitan
laparatomi 10 cm
 Post op laparatomi dan
kolostomi sudah hari
ke3

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens injuring fisik (pembedahan).
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna makanan.
3. Gangguan pola tidur berhubungan denagan Halangan lingkungan.
4. Resiko pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan Kontaminasi pada sisi
pembedahan.

E. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian


berhubungan keperawatan selama 3x24 jam nyeri secara
dengan agens diharapan nyeri klien komprehensif termasuk
injuring fisik berkurang lokasi, karakteristik,
(pembedahan) Tujuan: durasi frekuensi, kualitas
 Pain level dan factor presipitasi.
 Pain control 2. Observasi reaksi

 Comfort level nonverbal dan ketidak

KH: nyamanan

 Mampu mengontrol 3. Gunakan teknik


komunikasi terapeutik
nyeri (tahu penyebab untuk mengetahui
nyeri, mampu pengalaman nyeri klien
menggunakan teknik 4. Pilih dan lakukan
non farmakologi untuk penanganan nyeri
mengurangi nyeri, (farmakologi, non
mencari bantuan) farmakologi dan
 Melaporkan bahwa interpersonal)
nyeri dengan 5. Monitor tanda-tanda
menggunakan sebelum dan sesudah
manajemen nyeri pemberian analgesic
 Mampu mengenali pertama kali
nyeri (skala, intesitas, 6. Berikan analgesic tepat
frekuensi dan tanda eaktu terutama saat nyeri
nyeri) hebat
 Menyatakan rasa 7. Evaluasi efektivitas
nyaman setelah nyeri analgesic, tanda dan
berkurang gejala
2. Ketidak Setelah dilakukan tndakan 1. Kaji adanya alergi
seimbangan nutrisi keperawatan selaman 3x24 makanan
kurang dari jam 2. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan tubuh Tujuan : gizi untuk menentukan
berhubungan  Monutrional status jumlah kalori dan nutrisi
dengan ketidak Food and fluid intake yang dibutuhkan
mampuan mencerna KH : 3. Anjurkan klien untuk
makanan. (Nanda  Mampu mengotrol meningkatan protein dan
00002) nyeri pada klien vitamin C
 Melaporkan bahwa 4. Yakinkan diet yang

nyeri berkurang dimakan mengandung

 Mengatakan rasa serat untuk mencegah

nyaman setelah nyeri konstipasi

berkurang 5. berikan informasi tentang


kebutuhan nutrisi
6. Monitor lingkungan saat
makan
7. Monitor mual dan muntah
3. Gangguan pola Selam dilakukan tindakan 1. Determinasi efek-efek
tidur berhubungan keperawatan selama 3x24 jam medikasi
dengan halangan Tujuan : terhadap pola tidur
lingkungan. (Nanda  Anxiety reduction 2. Ciptakan lingkungan yang
00198)  Comfrot Level nyaman

 Rest : Extent and 3. Monitor waktu makan dan

patten minum denga waktu tidur

 Sleep : Extentan 4. Jelaskan pentingnya tidur

patten yang adekuat.

KH :
 Jumlah jam tidur
dalam batas normal 2-
3 jam / hari
 Pola tidur, kualitas
dalam batas normal
 Mampu
mengidentifikasi hal-
hal yang
meningkatkan tidur.
4. Resiko pelambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan area
pemulihan pasca keperawatan selama 3x24 jam pembedahan
bedah berhubungan Tujuan : 2. Kontrol infeksi
dengan kontaminasi Pemulihan pembedahan : 3. Pemberian obat antibiotik
pada sisi Penyembuhan 4. Manajemen nutrisi :
pembedahan Terapi nutrisi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker kolon yaitu tumbuhnya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar kolon
atau rektum. Lokasi yang sering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, Asende
n dan kolon sigmoid. Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas
dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon usus besar”.
Kanker kolon bukan merupakan penyakit yang sembarangan namun bukan pula penyakit
yang tidak bisa disembuhkan. Kanker kolon adalah penyebab kematian ketiga di
Indonesia.
Penyakit ini termasuk  penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketah
ui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan
cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya.
pembedahan adalah satu - satunya cara untuk mengubah kanker kolon. Asuhan
keperawatan yang tepat akan menentukan keberhasilan perawatan klien dengan colorectal
cancer.
B. Saran
Mulai dari sekarang ubahlah pola hidup menjadi pola hidup sehat, dengan mengatur pola
makan mengkonsumsi pola makan makanan yang berserat, serta jangan terlalu banyak
makan makanan yang mengandung bahan zat kimia atau pengawet karena dapat
membahayakan tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, G., Putri, T. R., Samsun, Sriyatun, & Heru, N. (2019). LOOPOGRAPHY EXAMINATION
FOR COLON CANCER CASES IN TANGERANG DISTRICT PUBLIC HOSPITAL
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II , Jl . Hang Jebat III Kebayoran
Submitted : 16 October 2019 ; Accepted : 12 November 2019 PENDAHULUAN Saat ini
ilmu. 10(2), 117–127.
Dan, K.-K., Atas, L., Ca, I., Ascenden, C., Ruang, D. I., & Rsup, F. (2021). ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN. N POST OPERASI HARI KE-1 KOLOSTOMI DAN
LAPARATOMI ATAS INDIKASI CA COLON ASCENDEN DI RUANG FRESIA RSUP dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG.

Anda mungkin juga menyukai