Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

CA KOLOREKTAL

Disusun Oleh:

SHINTA 1801100500

VICKY DWI KRISTIAN 1801100502

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang

Telp.(0341) 488762 , Email : stikeskendedesmalang@gmail.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya masih diberi
kesehatan dan kesempatan untuk menulis makalah ini dan dapat menyelesaikannnya secara tepat
waktu.

Makalah yang berjudul “ca kolorektal”  ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah keperawatan medical bedah di Jurusan S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Malang,

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................

1.3 Tujuan...............................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................

2.1 Pengertian ca kolorektal ...................................................................................................

2.2 Etiologi ca kolorektal........................................................................................................

2.3 Patofisiologi ca kolorektal ................................................................................................

2.4 Manifestasi klinis..............................................................................................................

2.5 Pencegahan .......................................................................................................................

2.6 Penatakaksanaan ...............................................................................................................

2.7 Komplikasi ......................................................................................................................

BAB III : PENUTUP....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan`......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker kolorektal adalah kanker usus besar (kolon) dan usus pembuangan akhir
(rektum). Kebanyakan kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
(disebut adenoma) dimana pada stadium awal membentuk sebuah polip (Harold Shryock,
1982:310). Kanker kolorektal (colo-rectal carcinoma) atau disebut juga kanker usus besar
merupakan suatu tumor ganas yang ditemukan di colon atau rectum. Colon atau rectum
adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus
gastrointestinal yang berfungsi sebagai penghasil energi bagi tubuh dan membuang zat-zat
yang tidak berguna. Menurut Siregar (2007: 4), kanker kolorektal merupakan penyakit
kanker yang menempati urutan ketiga terbesar di dunia dan penyebab kematian keempat
terbanyak di dunia yang disebabkan karena kanker.Berdasarkan data Wisconsin Reporting
System, kanker kolorektal menempati urutan ketiga penyebab kematian tertinggi di dunia
setelah kanker payudara dan kanker paru-paru yaitu terdapat 9,5% kasus dari jumlah
penduduk dunia yang meninggal akibat kanker kolorektal atau mencapai 1,23 juta kematian
pertahun (Wisconsin Cancer Reporting System, 2017: 8).
American Cancer Society memperkirakan pada tahun 2017 di U.S Amerika terjadi
sebanyak 95.520 kasus baru kanker kolon yang didiagnosa dan sebanyak 39.910 kasus
kematian yang diperkirakan akan terjadi akibat kanker ini. Kasus kanker kolorektal di
Indonesia pada perempuan adalah terbanyak ketiga setelah kanker payudara dan kanker
serviks. Sedangkan pada laki laki, ia menempati urutan kedua setelah kanker paru, diikuti
yang ketiga kanker prostat (American Cancer Society, 2017). Dari data Globocan 2012,
insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa,
dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker. Saat ini, kanker kolorektal di Indonesia
menempati urutan nomor tiga (Globocan IARC, 2012), kenaikan tajam yang diakibatkan oleh
perubahan pada diet orang Indonesia, baik sebagai konsekuensi peningkatan kemakmuran
serta pergeseran ke arah cara makan orang Barat (Westernisasi) yang lebih tinggi lemak serta
rendah serat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ca kolorektal ?
2. Bagaimana pencegahan ca kolorektal ?
3. Komplikasi apa saja yang terdapat dalam ca kolorektal ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan masalah
pencernaan dengan gangguan ca kolorektal
2. Untuk memahami manifestasi ca kolorektal
3. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi ca kolorektal dll
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan epitel dari
kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di kolon
dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang
disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada dibagian proksimal usus
besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus
`Kanker kolorektal adalah kanker usus besar (kolon) dan usus pembuangan akhir
(rektum). Kebanyakan kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
(disebut adenoma) dimana pada stadium awal membentuk sebuah polip (Harold Shryock,
1982:310). Kanker kolorektal (colo-rectal carcinoma) atau disebut juga kanker usus besar
merupakan suatu tumor ganas yang ditemukan di colon atau rectum. Colon atau rectum
adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus
gastrointestinal yang berfungsi sebagai penghasil energi bagi tubuh dan membuang zat-zat
yang tidak berguna. Menurut Siregar (2007: 4)

2.2 ETIOLOGI
kanker kolorektal hingga saat ini masih belum diketahui. Penelitian saat ini
menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki korelasi terbesar untuk kanker kolorektal.
Mutasi dari gen Adenomatous Polyposis Coli (APC) adalah penyebab Familial
Adenomatous polyposis (FAP), yang mempengaruhi individu membawa resiko hampir
100% mengembangkan kanker usus besar pada usia 40 tahun.14 Banyak faktor yang
dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal, diantaranya adalah :
a. Diet tinggi lemak, rendah serat. Salah satu faktor risiko meningkatnya angka
kejadian karsinoma kolorektal adalah perubahan diet pada masyarakat. Diet
rendah serat dan tinggi lemak diduga meningkatkan risiko karsinoma kolorektal.
Sejumlah penelitian epidemiologi menunjukkan diet tinggi
b. Usia lebih dari 50 tahun.
c. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal
mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat. d. Familial polyposis coli, Gardner
syndrome, dan Turcot syndrome. Pada semua pasien ini tanpa dilakukan
kolektomi dapat berkembang menjadi kanker rektum.
d. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-
Jeghers syndromedanMuir syndrome.
e. Terjadi pada 50 % pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis

2.3 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma


( muncul dari lapisan epitel usus ). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi
ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh
yang lain ( paling sering ke hati ). Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat
diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak
menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan
pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian
dari usus besar (Davey, 2006 : 335).

Kanker usus besar awalnya berasal dari polip jinak. Polip dapat berupa massa
polipoid, besar, tumbuh dengan cepat, ganas dan menyusup serta merusak jaringan
normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Lesi anular lebih sering terjadi pada
bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum
dan kolon ascenden. Secara histologist 95% kanker kolon dan rektum adalah
adenokarsinoma(tumor ganas yang tumbuh di jaringan epitel usus) yang dapat
menyekresi mucus yang jumlah yang berbeda-beda. Sel kanker dapat terlepas dari tumor
primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon
dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung
kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system
portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi
dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat
menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain
(Gale, 2000 : 177).

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum dari kanker kolorektal ditandai oleh perubahan kebiasaan buang air
besar. Gejala tersebut meliputi:

1. Diare atau sembelit


2. Perut terasa penuh
3. Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
4. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya.
5. Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau kembung.
6. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
7. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
8. Mual dan muntah

2.5 PENCEGAHAN

Kanker kolon dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :

1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau
terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan
mencakup kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi. Terapi ajufan standar yang
diberikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas C adalah program 5-FU/Levamesole.
Pasien dengan kanker rectal Kelas B dan C diberikan 5-FU dan metil CCNU dan dosis
tinggi radiasi pelvis.

2.6 PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan (Operasi)

Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih
awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat
yang mengelilingi sekitar kanker. Pembedahan merupakan tindakan primer pada kira –
kira 75 % pasien dengan kanker kolorektal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau
palliative. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru dikembangkan
untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa

kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon ;


massa tumor kemudian dieksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi Kelas
A dan semua Kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi
kanker kolon D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah palliative. Apabila tumor
telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitarnya, maka operasi tidak dapat
dilakukan. Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur
pembedahan pilihan adalah sebagai berikut ( Doughty & Jackson, 1993 ) :

1. Reseksi segmental dengan anastomosis.


2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanent.
3. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis lanjut dari
kolostomi permanen atau ileostomi.
4. Pembedahan Reseksi. Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi
dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di
sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon
asendens biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-
transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan
kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon
desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis
kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas dilakukan
rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada kanker di
rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.
2. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini
dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah untuk
tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah
tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk
membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk
penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).
3. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau
sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic
sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya
cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan
sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
4. Kemoterapi
Kemoterapi memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah,
sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada
kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu
macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 :
211). Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi
1. Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi
racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena
hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.7 KOMPLIKASI

Pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.


2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a) Biodata Nama
b) Anamnesie
2. Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
5. Kebutuhan Dasar

6. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi a. ekstremitas bawah kanan lebih panjang 10 cm dari ekstremitas bawah kiri
b. Pada paha yang terpasang skeletal traksi (3kg). Pada tulang tibia telah terpasang
pen 3 hari POD. c. RR 18 x/menit (normal: 16-24 x/menit)
2. Palpasi a. nyeri tekan pada saat perawatan luka b. Nadi 78 x/menit (normal: 80-100
x/menit)
3. Auskultasi : a. TD 110/70 mmHg (normal: 100-120/80-90 mmHg)

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan rontgen, menentukan lokasi, luas, dan jenis fraktur.
b) Scan tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Perubahan eliminasi alvi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan otot abdomen sekunder akibat Ca Colorectal
2. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual/muntah.
9. INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Perubahan eliminasi alvi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan otot abdomen sekunder akibat Ca Colorectal
a) observasi warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus
dan nyeri terkan abdomen
b) Pantau tanda gejala rupture usus dan/atau peritonitis.
c) Observasi faktor penyebab konstipasi.
d) Ajarkan klien dalam bantuan eleminasi defekasi.
e) Anjurkan klien untuk menghindari mengejan selama defekasi.
2. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
a) Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan
b) Catat munculnya rasa cemas/takut dan hubungkan dengan lingkungan dan
persiapan untuk prosedur.
c) Kaji tanda-tanda vital, perhatikan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah
a) Observasi sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
b) Perkirakan/hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan
sampai minimal.
c) Timbang berat badan sesuai indikasi.
d) Anjurkan makan sedikit tapi sering.
e) Anjurkan kebersihan oral sebelum makan.

10. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN :


1. Perubahan eliminasi alvi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,
kelemahan otot abdomen sekunder akibat Ca Colorectal
a) Mengobservasi warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus,
bising usus dan nyeri terkan abdomen
b) Pantau tanda gejala rupture usus dan/atau peritonitis.
c) mengobservasi faktor penyebab konstipasi.
d) mengajarkan klien dalam bantuan eleminasi defekasi.
e) menganjurkan klien untuk menghindari mengejan selama defekasi.
4. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
a) memberikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan
b) mencatat munculnya rasa cemas/takut dan hubungkan dengan lingkungan dan
persiapan untuk prosedur.
c) mengkaji tanda-tanda vital, perhatikan
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah
a) mengobservasi sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien
b) Perkirakan/hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan
sampai minimal.
c) Timbang berat badan sesuai indikasi.
d) menganjurkan makan sedikit tapi sering.
e) menganjurkan kebersihan oral sebelum makan.

11. EVALUASI KEPERAWATAN :

Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001). Evaluasi yang diharapkan pada
pasien dengan Ca Colorectal meliputi :

1. Diagnosa 1 : Pola eleminasi dalam rentang yang diharapkan ; bentuk feses


dalam bentuk normal Pasien tampak rileks, dapat beristirahat/tidur dan
melakukan pergerakkan yang berarti sesuai toleransi.
2. Diagnosa 2 : Pasien tampak rileks, dapat beristirahat/tidur dan melakukan
pergerakkan yang berarti sesuai toleransi.
3. Diagnosa 3 : klien akan memperlihatkan perilaku mempertahankan atau
meningkatkan berat badan dengan nilai laboratorium normal.klien mengerti
dan mengikuti anjuran diet.melaporkan peningkatan intake makanan tidak
ada mual/muntah
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari
usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal.
Lebih jelasnya kolon berada dibagian proksimal usus besar dan rektum di
bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah et al, 2012. Molecular Profile of Colorectal Cancer in Indonesia: Is

there another pathway. RIGLD. 5:71-2

Alteriet al, 2011. Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013. Atlanta:

American Cancer Society

American Cancer Society, 2008. Colorectal Cancer Facts and Figures 2008-

2010. Atlanta: American Cancer Society

American Cancer Society, 2011. Colorectal Cancer Facts & Figures 2011-

2013. Atlanta: American Cancer Society

Casciato DA, 2004. Manual of Clinical Oncology 5th ed. Lippincott Williams

& Wilkins: 201

Ferlay J et al, 2010. GLOBOCAN 2008, Cancer Incidence and Mortality

Worldwide: IARC Cancer Base No.10. Lyon, France: International Agency

for Research on Cancer

Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman

untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih

bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC: Jakarta

Price, Sylvia A and Lorraine M Wilson, 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis

ProsesProses Penyakit, Ed.6,EGC:Jakarta

Smeltzer, Suzanne and Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan

Medikal-Bedah Brunner&Suddarth, vol.2, Ed.8,EGC:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai