Disusun oleh :
2019 / 2020
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Ca Colon
1. Definisi
Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5
kaki. Kolon memiliki empat bagian yaitu kolon ascending, transverse,
descending, dan sigmoid. Dindingnya memiliki empat lapisan utama
mukosa, submukosa, muskularis propia, dan serosa atau adventitia. Kanker
adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal,
bila hal ini terjadi di usus besar atau rectum maka disebut kanker
kolorektal (American Cancer Society, 2017).
American Cancer Society (ACS) tahun 2017, menjelaskan bahwa
kanker kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum.
Kanker ini juga bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum,
tergantung tempat bermulanya. Kanker usus besar dan kanker rektum
sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma.
Adenokarsinoma adalah kanker sel yang melapisi kelenjar dan, dalam
kasus kanker usus besar, memmproduksi lendir (National Comprehensive
Cancer Network, 2016) Awalnya kanker kolorektal dapat muncul sebagai
polip jinak tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan menghancurkan
jaringan normal, dan meluas ke struktur sekitarnya. (Smeltzer & Bare,
2013)
Large Intestine
Transverse colon
Ascending colon
Descending
Small intestine colon
Ileocecal valve
Caecum
Appendix Sigmoid colon
Rectum External anal sphincter
Internal anal sphincter
Anus Anal canal
3. Etiologi
Sebagian besar kanker kolon dimulai dari polip pada lapisan dalam
usus besar atau rektum. Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi
kanker selama beberapa tahun, namun tidak semua polip menjadi kanker.
Kemungkinan berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip, 2 jenis
polip utama adalah:
a. Adenomatous polyps (adenoma) yaitu polip yang kadang berubah
menjadi kanker. Karena itu adenoma disebut kondisi pra-kanker.
b. Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps yaitu polip yang lebih
sering terjadi, namun secara umum tidak bersifat pra-kanker.
a. Usia
Risiko kanker kolorektal meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Proporsi kasus yang di diagnosis pada individu yang berusia
dibawah 50 tahun meningkat dari 6 % pada tahun 1990 menjadi
11% pada tahun 2013. Sebagian besar (72%) pada kasus ini terjadi
pada individu dengan usia di atas 40 tahun.
b. Genetik
Hampir 30% pasien kanker kolorektal memiliki riwayat keluarga
dengan penyakit ini, sekitar 5% diantaranya disebabkan oleh
kelainan genetic yang diwariskan. Individu dengan riwayat
keluarga tingkat pertama (orangtua, saudara kandung atau anak)
yang didiagnosis dengan kanker kolorektal memiliki risiko 2
sampai 4 kali dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat
keluarga dengan penyakit tersebut.
c. Riwayat menderita adenoma beresiko tinggi (polip kolorektal yang
berukuran 1 sentimeter atau lebih besar atau memiliki sel yang
terlihat abnormal di bawah mikroskop).
d. Riwayat menderita kolitis ulserativa kronis atau penyakit Crohn
selama 8 tahun atau lebih. Penyakit Crohn juga sering disebut
colitis granulomatosis atau colitis transmural, merupakan
peradangan di seluruh dinding granulomatois, sedangkan colitis
ulseratif secara primer adalah inflamasi yang terbatas di selaput
lendir kolon. Risiko terjadinya kanker kolon pada Crohn;s lebih
besar.
e. Mengonsumsi alcohol
Konsumsi alkohol sedang dan berat (<12,5 gram perhari, sekitar
satu minuman), dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolon.
Dibandingkan dengan seseorang yang tidak minum alcohol dan
hanya mengonsumsi sesekali, seseorang yang rata-rata
mengonsumsi 2 sampai 3 minuman beralkohol per hari memiliki
risiko kanker 20% lebih tinggi dan yang mengonsumsi lebih dari 3
minuman per hari memiliki sekitar 40% peningkatan risiko.
f. Badan Penelitian Kanker Internasional pada November 2009
melaporkan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker
kolorektal. Kaitan terhadap rectum lebih besar dibandingkan
dengan kolon.
g. Gaya hidup (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon yang lebih tinggi
pada pria dibandingkan wanita. Secara khusus seseorang dengan
berat badan normal, pria obesitas memiliki 50% risiko kanker
kolon lebih tinggi dan kanker rectal 20%, sedangkan wanita
obesitas memiliki sekitar 20% peningkatan risiko kanker kolon dan
risiko kanker rectal 10%. Obesitas dapat berdampak negative pada
kesehatan metabolic yang merupakan fungsi utama dari semua
proses biokimia didalam tubuh. Studi terbaru menunjukkan bahwa
kesehatan metabolic yang buruk memiliki kaitan dengan kejadian
kanker kolorektal.
4. Manifestasi Klinik
Kanker kolon seringkali dapat dideteksi dengan prosedur skrining.
Adapun manifestasi klinis dari kanker kolon menurut [ CITATION Nat16 \l
1033 ] adalah
a. Anemia
b. Perdarahan pada rectum
c. Nyeri abdomen
d. Perubahan kebiasaan defekasi
e. Obstruksi usus atau perforasi.
Feses keras
Peristaltik usus
meningkat
7.
Lesi berupa masa polypoid Lesi berkembang sebagai polip
9.
Menyempit lumen
10. Lesi mengalami ulserasi
11.
Obstruksi Konstipasi
Obstruksi kolon jarang terjadi
Menembus dinding colon
Lesi menembus kolon
12.
Menyebar jaringan sekitar
Menyebar ke jaringan
Kanker
13.kolon desendens
Kanker kolon asendens
Abses Syok
(Dahlan, 2009)
Keterangan
T : Tumor primer
Tx : Tumor primer tidak dapat di nilai
T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : Carcinoma in situ, terbatas pada intraepitelial atau terjadi invasi pada
lamina priopia
T1 : Tumor menyebar pada submukosa
T2 : Tumor menyebar pada muskularis propria
T3 : Tumor menyebar menembus muskularis propria ke dalam subserosa
atau ke dalam jaringan sekitar kolon atau rektum tapi belum mengenai
peritoneal.
T4 : Tumor menyebar pada organ tubuh lainnya atau menimbulkan
perforasi
peritoneum viseral.
N : Kelenjar getah bening regional/node
Nx : Penyebaran pada kelenjar getah bening tidak dapat di nilai
N0 : Tidak ada penyebaran pada kelenjar getah bening
N1 : Telah terjadi metastasis pada 1-3 kelenjar getah bening regional
N2 : Telah terjadi metastasis pada lebih dari 4 kelenjar getah bening
M : Metastasis
Mx : Metastasis tidak dapat di nilai
M0 : Tidak terdapat metastasis
M1 : Terdapat metastasis
(Black & Hawks, 2014)
8. Komplikasi
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap.
b. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
c. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.
d. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f. Pembentukan abses
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya
tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh di dalam usus besar secara berangsur-angsur
sehingga mengalami perluasan tumor yang melebihi perut dan mungkin
menekan organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan
ureter ).
(Black & Hawks, 2014)
9. Pencegahan
Menurut Smeltzer & Bare (2013), pencegahan terjadinya ca kolon
diantaranya :
a. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu,
dan besi dalam usus besar.
b. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
c. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
d. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
e. Hidup rileks dan kurangi stress, Rajin berolahraga dan banyak
bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.
dideritanya
menyedihkan lainnya.
kematian.
perawatan pasien.
kondisi sekarang
keinginan pasien
lainnya.
5. Tempat-Tempat Pelayanan Paliatif
rawat jalan
memerlukan pengawasan
doctoral
care.
mengancam jiwa
Ferrell, 2015).
ditimbulkan
ditinggalkan
mengancam jiwa
2) Perawat hospice dan perawat palliative harus membantu
Ferrell, 2015).
Care
didokumentasikan.
dokumentasinya
2015).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
b. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (tindakan pembedahan)
c. Konstipasi b.d lesi obstruksi
3. Intervensi
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masalah
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk mencerna makanan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Nutrisi klien tercukupi
2) Berat badan klien dalam batas normal
Intervensi (NIC) :
1) Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
Rasional : Mengetahui kekurangan nutrisi klien
2) Berikan makanan dengan jumlah kecil dan berharap
Rasional : Supaya nutrisi klien tetap terpenuhi
3) Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan
Rasional : Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi
akan memotivasi untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi
4) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama
sakit.
Rasional :agar nutrisi klien tercukupi sesuai dengan
kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA