Anda di halaman 1dari 25

C.

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan.

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan

melibatkan angota keluarga dalam tahap pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi

sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan


sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan

dan sektor lain di komunitas. (Riasmini,dkk, 2017)

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang

menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan

melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).

2. Tujuan KeperawatanKeluarga

Menurut Riasmini, dkk (2017), tujuan keperawatan keluarga ada

dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum dari

keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga

mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu

menangani masalah kesehatannya berikutini.

a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggotakeluarga

b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan

anggotakeluarga

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan

d. Memodifikasi lingkungan yangkondusif

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan

perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalahkesehatan

3. Sasaran Keperawatan Keluarga menurut Depkes RI (2010 dalam Widagdo

dan Kholifah, 2016, p.53)


a. Keluarga sehat, adalah seluruh anggota dalam kondisi tidak

mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi

terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh

kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada

promosi kesehatan dan pencegahanpenyakit.

b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan, dapat didefinisikan jika

satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan

memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri, terkit siklus

perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko

penurunan statuskesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindaklanjut

Merupakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan

memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan,

misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit

degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

4. Menurut Suprajitno (2014, p.23-24) , langkah proses keperawatan sebagai

berikut :

a. Pengkajian

Tahap ini mencakup pengumpulan data,analisis/interpretasi data

tentang kondisi bio, psiko, sosio, kultural, dan spiritual klien.

b. Diagnosis Keperawatan, pernyataan yang dirumuskan berdasarkan data

yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap

masalahkesehatansertafaktorpenyebab(etiologi)yangberkontribusi
terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan

tindakan/intervensikeperawatan.

c. Perencanaan, acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi

keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosis

keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhandasarnya.

d. Implementasi , bagian aktif dalam asuhan keperawatan, yaitu perawat

melakukan tindakan sesuairencana.

e. Evaluasi, tahap akhir apakah tujuan dari tindakan keperawatan yng

telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatanlain.

5. Metode pengumpulan data menurut Widagdo dan Kholifah (2016, p.83-

84) :

a. Wawancara, yaitu komunikasi dengan klien dan keluarga untuk

mendapatkan respon, baik verbal maupun nonverbal. Wawancara

adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan anamnesa.

Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan keluarga serta

merupakan suatu komunikasi yangdirencanakan.

b. Observasi, adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan

keluarga untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan yang

dialami. Observasi dilakukan dengan menggunkan penglihatan dan

alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan, danpendengaran.


Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah

yang dihadapi klien melalui kepekaan alat indera.

c. Konsultasi, dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah

kesehatan yang ditemukan. Hsil konsultasi dapat digunakan sebagai

data pendukung dan validasidata.

d. Pemeriksaan fisik, adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk

menentukan masalah kesehatan klien...dapat dilakukan dengan

pendekatan head to toe atau pendekatan sistemtubuh.

e. Pemeriksaan penunjang, misalnya pemeriksaan laboratorium, rontgen,

dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisiklien.

6. ProsesKeperawatan

a. Pengkajian, menurut Suprajitno (2014, p. 29-37), pengkajian adalah

suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara

terus-menerus tentang keluarga yangdibinanya.

Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang perlu dilakukan,

yaitu :

1) Membina hubungan yang baik. Hubungan yang baik antara perawat

klien (keluarga) merupakan modal utama pelaksanaan asuhan

keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan

menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi

perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi

kebutuhankesehatannya.
2) Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang

diperoleh dari unit pelayanankesehatan

3) Pengkajian lanjutan (tahap kedua). Pengkajian lanjutan adalah

tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai

masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian

awal.

Hal-hal yang perlu dikaji :

1) DataUmum

Data ini mencakup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,

pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga.

Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.

Genogram keluarga harus memuat tiga generasi (keluarga inti dan

masing-masing orang tua).

Simbol-simbol genogram (Padila, 2015, p.94)

Gambar 2.1 Genogram


a) Tipe keluarga : menjelaskan mengenai jenis/tipekeluarga.

b) Suku bangsa : asal suku bangsa, bahasa yang dipakai keluarga,

dan kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat

mempengaruhikesehatan

c) Agama : agama yang dianut keluarga, dan kepercayaan yang

mempengaruhikesehatan

d) Status sosial ekonomi keluarga : rata-rata penghasilan seluruh

anggota keluarga, jenis pengeluaran keluarga tiap bulan,

tabungan khusus kesehatan, dan barang (harta benda) yang

dimilikikeluarga.

e) Aktifitas rekreasi keluarga : rekreasi keluarga bukan hanya

bepergian ke luar rumah secara bersama atau sendiri menuju

tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di rumah untuk

menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga

bercengkerama.

2) Riwayat dan Tahap PerkembanganKeluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan

anak tertua dari keluargainti)

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai :

menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi dan

kendala yang dihadapi keluarga.

c) Riwayat keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatianterhadap


upaya pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga

terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan kesehatan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri) : riwayat penyakit

keturunan dan upaya penanggulangan penyakit yang

dipertahankan sampai saatini.

3) Lingkungan

a) Karakteristik rumah : ukuran rumah (luas rumah), tipe, jumlah

ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan

perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan

kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus), sarana air bersih dan

minum yang digunakan, dan denahrumah.

b) Karakteristik tetangga dan komunitasnya : karakteristik dari

tetangga dan komunitas setempat, yaitu tempat keluarga

bertempat tinggal, meliputi kebiasaan, seperti lingkungan fisik,

nilai atau norma serta aturan/kesepakatan penduduk setempat,

dan budaya setempat yang mempengaruhikesehatan.

c) Mobilitas geografis keluarga : mobilitas keluarga dan anggota

keluarga. Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada

anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada

keluarga yangdibina.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : waktu

yangdigunakankeluargauntukberkumpulsertaperkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi

dengan masyarakat sekitarnya.

e) Sistem pendukung keluarga : jumlah anggota keluarga yang

sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan (askes,

jamsostek, kartu sehat, asuransi, atau yang lain). Fasilitas fisik

yang dimiliki keluarga (peralatan kesehatan), dukungan

psikologis anggota keluarga atau masyarakat, dan fasilitas

sosial yang ada disekitar keluarga yang dapat digunakan untuk

meningkatkan upayakesehatan.

4) StrukturKeluarga

a) Struktur peran : peran masing-masing anggota keluarga secar

formal maupun informal baik di keluarga ataumasyarakat

b) Nilai atau norma keluarga : nilai atau norma yang dipelajari

dan dianut keluarga yang berhubungan dengankesehatan

c) Pola komunikasi keluarga : cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota

keluarga dalam menciptakankomunikasi.

d) Struktur kekuatan keluarga : kemampuan keluarga untuk

mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk

mengubah perilaku yang berhubungan dengankesehatan

5) Fungsikeluarga

a) Fungsi afektif : gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalamkeluarga, dukungan anggota


keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga, dan

bagaimana keluarga mengembangkan sikap salingmenghargai.

b) Fungsi sosialisasi : hubungan anggota keluarga, sejuh mana

anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma, budaya,

dan perilaku yang berlaku di keluarga danmasyarakat.

c) Fungsi perawatan kesehatan : kemampuan keluarga dalam

melaksanakan perawatan kesehatan sesuai dengan tugas

kesehatankeluarga

d) Fungsi reproduksi : bagaimana rencana keluarga memiliki dan

upaya pengendalian jumlah anggota keluarga. Bagaimana

keluarga menjelaskan kepada anggota keluarga tentang

pendidikan seks yang dini dan benar pada anggota

keluarganya.

e) Fungsi ekonomi : upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan

sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan lingkungan

rumah untuk meningkatkan penghasilankeluarga.

6) Stres dan kopingkeluarga

a) Stresor jangka pendek danpanjang

Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga

dan memerlukan waktu penyelesaian kurang lebih 6 bulan.

Stresor jangka panjang adalah stresor yang dialami keluarga

dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Kemampuankeluargaberesponsterhadapstresormenjelaskan
bagaimana keluarga berespons terhdap stresor yang ada.

Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang strategi

koping (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang ada.

b) Pemeriksaan kesehatan : pengkajian kebutuhan dasar individu,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yangperlu.

c) Harapan keluarga : harapan keluarga terhadap perawat

(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah

kesehatan yang terjadi.

b. Perumusan diagnosakeperawatan

Menurut Suprajitno (2014, p. 42-43) ,perumusan diagnosa

keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga.

Komponen diagnosa keperawatan meliputi masalah (Problem),

penyebab (Etiologi), dan atau tanda (Sign).

1) Masalah (P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau

anggotakeluarga

2) Penyebab (E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan

masalah dengan mengacu pada lima tugaskeluarga

3) Tanda (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang

mendukung masalah danpenyebab

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga :


1) Diagnosis aktual : masalah keperawatan yang sedang dialami oleh

keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengancepat

2) Diagnosis risiko/risiko tinggi : masalah keperawatan yang belum

terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual

dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan

perawat

3) Diagnosis potensial : keadaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannyadan

mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan

dapatditingkatkan

Menurut Achjar (2010, p. 20-21), etiologi (E) mengacu pada 5 tugas

keluarga, yaitu :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi:

(a) Persepsi terhadap keparahanpenyakit

(b) Pengertian

(c) Tanda dangejala

(d) Faktorpenyebab

(e) Persepsi keluarga terhadapmasalah

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:

(a) Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah

(b) Masalah dirasakankeluarga

(c) Keluarga menyerah terhadap masalah yangdialami


(d) Sikap negatif terhadap masalahkesehatan

(e) Kurang percaya terhadap tenagakesehatan

(f) Informasi yang salah

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

meliputi :

(a) Bagaimana keluarga mengetahui kedaansakit

(b) Sifat dan perkembangan perawatan yangdibutuhkan

(c) Sumber-sumber yang ada dalamkeluarga

(d) Sikap keluarga terhadap yangsakit

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

(a) Keuntungan/manfaat pemeliharaanlingkungan

(b) Pentingnya higyenesanitasi

(c) Upaya pencegahanpenyakit

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga,

meliputi :

(a) Keberadaan fasilitaskesehatan

(b) Keuntungan yang didapat

(c) Kepercayaan keluarga terhadap petugaskesehatan

(d) Pengalaman keluarga yang kurangbaik

(e) Pelayanan kesehatan yang terjangkau olehkeluarga

Untuk menentukan prioritas masalah terhadap diagnosa keperawatan

keluarga digunakan scoring. Skoring digunakan bila perawat

merumuskan diagnois keperawatan lebih dari satu.


c. Skoring diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978

dalam Suprajitno,2014)

Skala 2.1 Penyusunan Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Prioritas

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah 1
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat, harus segera 2
ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuatperawat

2) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan

bobot

Skor yang diperolehX bobot


Skor tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama

dengan jumlah bobot, yaitu5)


Menurut Suprajitno (2014, p. 45-47) kriteria penentuan prioritas

masalah :

1) Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang

sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadarioleh

keluarga

2) Kriteria kedua , perlu diperhatikan:

(a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan

untuk menanganimasalah

(b) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan,tenaga

(c) Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan,waktu

(d) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi,dandukungan

3) Kriteria ketiga, perlu diperhatikan:

(a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit

ataumasalah

(b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangkawaktu

(c) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk

memperbaikimasalah

(d) Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak

aktual dan menjadiparah

4) Kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga menilai masalah keperawatantersebut

d. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Keluarga dengan Asma

Bronkial
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

dengan Asma Bronkial (00031)

a) Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi

dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas

(NANDA, 2018, p.384)

b) Kriteriahasil

(1) Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisarannormal

(2) Tidak ada suaratambahan

(3) Tidak ada pernafasan cupinghidung

(4) Tidak ada dispnea saat istirahat atau dengan aktivitasringan

(5) Tidak adabatuk

(6) Tidak ada akumulasisputum

c) NIC

(1) Monitor status pernafasan danoksigen

(2) Ajarkan keluarga memposisikan klien untuk

memaksimalkanventilasi

(3) Ajarkan keluarga melakukan fisioterapi dada untuk

membantu mengeluarkansputum

(4) Diskusikan bersama keluarga mengenai batuk efektif

(5)Libatkan keluarga dalam setiap tindakan


2) Hambatan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan(00030)

a) Definisi

Kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau eliminasi karbon

dioksida pada membran alveolar-kapiler (NANDA, 2018, p.

207)

b) Kriteriahasil

(1) Tekanan pasial oksigen di darah arteri (PaO2) tidak ada

deviasi dari kisarannormal

(2) Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari kisarannormal

(3) Tidak mengalami dispnea saat istirahat dan aktivitasringan

c) NIC

(1) Monitor status pernafasanklien

(2) Diskusikan bersama keluarga mengenai penggunaan

oksigen

(3) Ajarkan klien dan keluarga mengenai tindakan untuk

memperlancar statuspernafasan

(4) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

3) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi lingkungan(00032)

a) Definisi

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi

adekuat (NANDA, 2018, p.228)


b) Kriteriahasil

(1) Kapasitas vital tidak ada deviasi dari kisarannormal

(2) Tidak ada penggunaan otot bantupernapasan

(3) Tidak ada retraksi dindingdada

c) NIC

(1) Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan

bernafas

(2) Ajarkan klien untuk nafasdalam

(3) Diskusikan bersama keluarga mengenai tindakan untuk

memperlancarpernafasan

(4) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan(00002)

a) Definisi

Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik (NANDA, 2018, p. 153)

b) Kriteriahasil

(1) Asupan makanan secara oraladekuat

(2) Asupan cairan secara oraladekuat

c) NIC

(1) Monitor kemampuan makanklien


(2) Diskusikan bersama keluarga mengenai diet yang

diperlukan

(3) Anjurkan klien makan sedikit tapisering

(4) Libatkan keluarga dalam setiaptindakan

5) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan (00126)

a) Definisi

Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan

dengan topik tertentu, atau kemahiran (NANDA, 2018, p. 257)

b) Kriteriahasil

(1) Pengetahuan banyak tentang tanda dan gejala asma

(2)Pengetahuan banyak tentang manfaat manajemen penyakit

(3)Pengetahuan banyak tentang penyebab danfaktor-faktor

yang berkontribusi

(4) Pengetahuan banyak tentang perjalanan penyakit,

komplikasi potensial, strategi untuk pengelolaan dan tujuan

manajemenasma

(5) Pengetahuan sangat banyak tentang pentingnya kepatuhan

terhadap rejimenpengobatan

(6) Pengetahuan sangat banyak tentang tindakan-tindakan yang

perlu dilakukan pada saat keadaandarurat

(7) Pengetahuan banyak tentang kondisi yang memicuasma

c) NIC
(1) Monitor pemahaman klien dan keluarga mengenai penyakit

(2)Jelaskanpadakliendankeluargamengenaitandadan

gejala, penyebab, dan perjalanan penyakit.

(3) Identifikasi pemicu yang diketahui dan reaksi yang biasanya

terjadi

(4) Ajarkan klien dan keluarga untuk mengidentifikasi dan

menghindari pemicu sebisamungkin

(5) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus

dilakukan berhubungan dengan penyakit yang dialamiklien

(6) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

e. Tahap Perencanaan Keperawatan Keluarga

Menurut Suprajitno (2014, p.49-50), perencanaan

keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan

pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang

mengacu padapenyebab.

Rencana tindakan keperawatan keluarga bertujuan untuk :

1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:

a) Memberikan informasi yangtepat

b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan

c) Mendorong sikap emosi yang mendukung upayakesehatan


2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat, dengan cara :

a) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan

tindakan

b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di

sekitarkeluarga

c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipetindakan

3) Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara:

a) Mendemonstrasikan caraperawatan

b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

c) Mengawasi keluarga melakukanperawatan

4) Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi)

lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan

cara:

a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakankeluarga

b) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal

mungkin

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada disekitarnya, dengan cara:

a) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar

lingkungankeluarga

b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yangada


f. TahapEvaluasi

Menurut Suprajitno (2014, p.57-58), evaluasi merupakan

kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetakan untuk melihat

keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu

disusun rencana keperawatan yang baru.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang

operasional dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan

keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah

diberikan implementasi keperawatan. O adalah keadaan objektif yang

dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan atau

pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A

merupakan analisis perawat setelah mengetahui respons subjektif dan

objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang

telah ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan

keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat

melakukananalisis.

Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh

perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil

implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan

sesuai kontrak pelaksanan dan evaluasi sumatif yang bertujuan

menilai secara keseluruhan terhadap pencapaiandiagnosis


keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian,

diteruskan dengan perubahan intervensi, atau dihentikan.


Pathway

Etiologi : Alergen, latihan fisik, infeksi, iritasi, psikologis (stress)

Reaksi antigen dan antibodi

Merangsang pelepasan mediator radang (histamin, bradikinin, anafilaksis)

Kontraksi otot polos, bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, mukus


berlebihan

Kurang informasi Alveoli tertutup mukus


Asma Bronkial

Defisiensi pengetahuan Obstruksi jalan nafas Hipoksemia


berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah Gangguan
kesehatan Peningkatan kerja pernafasan pertukaran gas
berhubungan
dengan
Ketidakefektifan bersihan Peningkatan Penurunan ketidakmampu
jalan nafas berhubungan kebutuhan O2 masukan oral an keluarga
dengan ketidakmampuan merawat
keluarga mengambil anggota
keputusan keluarga
Hiperventilasi Nafsu makan
menurun

Ketidakefektifan pola nafas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


berhubungan dengan kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
memelihara dan memodifikasi fasilitas kesehatan
lingkungan

Gambar 2.2 Pathway Asma Bronkial


Dikembangkan dari: Padila, 2013, Wijaya & Putri, 2013

Anda mungkin juga menyukai