Anda di halaman 1dari 26

BAB III

KERANGKA ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kerangka Konseptual

Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks dan

bersifat dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan

anggota keluarga dengan menggunakan metode ilmiah. Proses keperawatan

keluarga juga mengikuti pola keperawatan secara umum yang terdiri dari

pengakajian, perencanaan, intervensi, implementasi dan evaluasi (Dion & Betan,

2013).

Adapun kerangka konseptual asuhan keperawatan adalah: pengkajian

(pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan

(evaluasi). Kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan pada bagan

berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Asuhan Keperawatan


Keluarga
dengan Pengkajian Analisis data Diagnosa Intervensi
rheumatoid
arthitis
Impelementasi
Terminasi Berhasil
Evaluasi
Tidak berhasil

38
39

B. Sistematika asuhan keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang

digunakan perawat dalam mencapai atau mempertahankan keadaan bio, psiko,

sosial, dan spiritual yang optimal melalui tahap pengkajian, indentifikasi,

diagnosis keperawatan, penentuan rencana keperawatan, implementasi tindakan

keperawatan serta evaluasi (Asmadi, 2008).

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara berkesinambungan, dianalisa dan diinterprestasika serta

diidetifikalasi secara mendalam terhadap anggota keluarga yang dibinanya

(Dion & Betan, 2013), Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

a) Identitas kepala keluarga (KK)

b) Alamat dan telepon

c) Pekerjaan kepala keluarga

d) Pendidikan kepala keluarga

e) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi Keluarga
No Nama Umur Sex Hubungan dg KK Pendidikan Pekerjaan
1.
2
40

Riwayat Imunisasi

Imunisasi
No Nama BCG DPT/HB Polio Campak Hepatitis
3x B

Genogram

Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi

keluarga (pohon keluarga). Genogram juga merupakan alat pengkajian

informative yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan

sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertical

(lintas generasi), dan horizontal (dalam generasi yang sama), untuk

memahami kehidupan keluarga dihubungkan dengan pola penyakit.

Genogram keluarga juga harus dibuat/diisi untuk menggambarkan ada

tidaknya penyakit yang diturunkan secara genetic dari generasi-generasi

sebelumnya (minimal 3 generasi keatas) (Padila, 2012).

f) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut (Padila, 2012).

g) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.


41

h) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

i) Status sosial ekonomi keluarga

Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial

ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

j) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan

menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Menjelaskan mengenai type keluarga beserta kendala atau masalah-

masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut, dimana type keluarga

akan akan berpengaruh terhadap cara pengambilan keputusan dalam

penatalaksanaan masalah kesehatan pada anggota keluarganya.


42

b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan

tersebut belum terpenuhi.

c) Riwayat kesehatan keluarga Inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

perhatian terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi, sumber

pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan

pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

dan istri, kaji apakah ada riwayat anemia pada kehamilan pada anggota

keluarganya sebelumnya.

c. Data lingkungan

a) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan

perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Denah

rumah juga dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah, tata letak

rumah sehingga dapat tergambar seperti apa keadaan rumah dapat


43

menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan pada anggota

keluarga.

b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan

penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

c) Mobiltas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga

interaksinya dengan masyarakat.

d. Struktur keluarga

a) Sistem pendukung keluarga

Termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga yang

sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang

kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau

dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

masyarakat setempat.
44

b) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga, pola

komunikasi keluarga dengan penderita anemia sangat penting untuk

kesuksesan pengobatan dan menangani keluhan anggota secara tepat.

c) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk merubah perila ku, ibu hamil yang mengalami anemia

memerlukan dukungan yang kuat dari anggota keluarga dalam melakukan

pengobatan dan pencegahan.

d) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

e) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang

berhubungan denga kesehatan.

e. Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.
45

b) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan

perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana

pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di

dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan

keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

dilingkungan setempat.

d) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak

b) Apa rencana keuarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga.


46

e) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga

a) Stresor jangka pendek dan panjang

a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang 6 bulan.

b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap

situasi / stresor.

c) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi

permasalahan/stress.

d) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan/stress.


47

g. Kebiasaan sehari-hari keluarga

a) Personal Hyginene Keluarga

Mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan rumah dan

sekitarnya.

b) Nutrisi

Kaji mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan dalam

sehari, keseimbangan gizi, cara pengolahan dan penyajian makannya, hal

ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap anggota

keluarga yang menderita anemia.

c) Pola Istirahat

Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi berapa

jam keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat

keluarga.

h. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinis.

1) Identitas

Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, satus

marital, alamat.
48

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pada pasien dengan rhemathoid artritis mengalami keluhan

adanya sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan

tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien

mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

b) Riwayat kesehatan masa lalu

Kaji apakah ada riwayat penyakit Rheumathoid sebelumnya.

3) Kebiasaan Sehari-hari

a) Nutrisi

Kaji apakah terjadi perubahan pola makan karena mual, muntah dan

anoreksia. Frekuensi makan normal adalah 3 x dalam sehari, dengan

menu seimbang, karbohidrat, protein maupun lemak, sayur dan buah.

b) Pola Tidur

Jumlah tidur yang di perlukan bersifat individual di karenakan status

aktifitas dan tingkat kesehatan bervariasi. Pada usia 3-6 tahun akan tidur

malam rata-rata 11 sampai 12 jam,sementara anak usia 11 tahun tidur

sekitar 9 sampai 10 jam. Pola tidur klien dengan rhematoid artritis

biasanya cenderung tidur malaise, ditandai oleh gejala umum inflasi,

berupa demam, keletihan, nyeri tubuh, dan pembengkakan sendi


49

c) Eliminasi

Pengkajian ini antara lain : bagaimana pola defekasi dan keluhannya

selama defekasi, secara normal, frekuensi buang air besar pada bayi

sebanyak 4-6 kali/hari, sedangkan orang dewasa adalah 2-3 kali/hari

dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 g. Pada

penderita rhematoid artritis adanya gangguan asupan nutrisi yang tidak

adekuat yang berkelanjutan Ketidakmampuan untuk menghasilkan/

mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat yang diakibatkan mual,

anoreksia Kesulitan untuk mengunyah.

d) Aktifitas Sehari-hari

Pada pasien dengan rhematoid artritis biasanya mengalami kelemahan

fisik, Kebas, semutan pada tangan dan kaki, nyeri pada persendian.

e) Rekreasi

Penderita rhematoid artritis biasanya merasa enggan untuk melakukan

rekreasi apapun karena terganggu dengan keadaannya.

4) Data Psikososial

a) Psikoligis

Keadaan emosi pasien dengan rhematoid artritis biasanya bervariasi

tergantung koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil

karena tidak bisa menerima, tapi ada pula yang memiliki keadaan emosi

yang stabil, dimana ia akan menerima keadaannnya dengan ikhlas.


50

b) Hubungan Antar Keluarga

Hubungan antar keluarga pasien dengan rhematoid artritis biasanya

jarang terganggu.

c) Hubungan sosial

Penderita rhematoid artritis biasanya tidak mengalami gangguan

hubungan dengan lingkungan sekitar keculi terjadinya keparahan

penyakit.

5) Data Spiritual

Meliputi pengkajian keyakinan akan kesembuhan, keyakinan pada tuhan,

penerimaan pada penyakit, pelaksanaan pada ibadah sebelum dan sesudah

sakit.

6) Pemeriksaan Fisik

1) Tanda-tanda vital

Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik,


sedang, jelek, tingkat kesadaran pasien apakah
composmentis (sadar penuh : memberikan
respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan), apatis (apatis : acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya), somnolen
(gelisah : tidak responsive terhadap rangsangan
ringan dan masih memberikan respon terhadap
rangsangan yang kuat), delirium, semi koma
dan koma (tidak dapat bereaksi terhadap
stimulus atau rangsangan apapun) pada pasien
51

dengan rheumatoid biasanya lemah dan


kesadaran biasanya cendrung compos mentis
sampai apatis
Tekanan darah : TD: Normal = 110-120/70/80 mmHg
Suhu : Suhu Normal = 360-370C pada pasien dengan
rhematoid artritis suhu normal
Nadi : Nadi normal = 60-100x/menit pada pasien
dengan rhematoid artritis biasanya cepat dan
lemah
Pernafasan : Pernafasan Normal = 16-24x/menit pada pasien
dengan rhematoid artritis biasanya pernafasan
cenderung cepat dan tidak teratur
Berat badan : : Biasanya terjadi penurunan berat badan 05-1 kg
Tinggi badan : Cendrung tetap

2) Pemeriksaan head to toe

Kepala : Periksa bentuk kepala simetris/tidak, adakah


benjolan atau bekas luka tekstur lebat pada pasien
Mata : Periksa kelainan pada mata seperti bentuk, gerakan
bola mata, seklera, konjungtiva, fungsi.
Telinga : Kaji bentuk telinga adakah pembengkakan dan
peradangan, fungsi pendengaran pada pasien dengan
rhematoid artritis biasanya ditemukan pendengaran
baik, cenderung tanpa keluhan
Hidung : Kaji bentuk ada pembengkakan/tidak, ada
sekret/tidak, ada nyeri tekan/tidak, dan kaji juga
fungsi penciuman.
Mulut : Kaji bentuk mulut simetris atau tidak, ada atau
52

tidaknya pembengkakan tonsil, bentuk kelengkapan


gigi, ada caries
Leher : Kaji bentuk leher, ada/tidaknya pembesaran kelenjat
tiroid, fungsi menelan baik, tidak ada pembesaran
tonsil
Dada : Kaji bentuk, postur, kesimetrisan, ekspansi serta
keadaan kulit dada. Kaji adakah nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan akspansi, dan taktil
fremitus. Kaji juga bunyi paru dan jantung
Abdomen : Kaji kesimetrisan, terdapat lesi/benjolan, adakah
bekas operasi, bunyi abdomen serta bising usus,
adakah nyeri tekan atau tidak, pada pasien dengan
rhematoid artritis bising usus biasanya meningkat
karena kurangnya asupan makanan
Ekstermitas : Kaji fungsi ekstremitas, adakah odema atau tidak,
adakah trauma fraktur atau tidak. pada pasien dengan
rhematoid artritis biasanya merasakan kelelahan yang
sangat sehingga tampak malas untuk beraktifitas,
terdapat rasa nyeri pada bagian sendi biaanya terjadi
kebas pada bagian kaki dan tangan

7) Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.


53

2. Analisa data

Dari hasil pengkajian dilakukan analisis data untuk :

a. Menyeleksi data terperinci seperti kategori yang lebih luas seperti kategori

yang berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggota-anggota

keluarga atau tentang rumah dan lingkungan.

b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan

hubungan antara data tersebut.

c. Membedakan atau memilah data yang relevan dengan data yang tidak

relevan dengan data untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan

untuk mengerti dengan situasi yang ada dan informasi apa yang penting.

d. Mengerti pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan diet/nutrisi,

koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup.

e. Membandingkan dengan pola norma atau standar kesehatan fungsi

kesehatan keluarga dan pendapat tentang petugas kesehatan

f. Menginteprestasikan hasil-hasil lalu dibandingkan untuk menentukan tanda-

tanda atau gejala atau syarat-syarat deficit kesehatan yang spesifik,

memelihara kesehatan atau kritis yang dapat diduga atau stress poin dan

membuat kesimpulan tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan yang

dapat dilengkapi untuk tidak menampilkan tugas kesehatan keluarga.


54

3. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga

Adalah data subjekif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi

perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan ditinjau

dari kemampuan keluarga dalam:

a. Mengenal masalah keperawatan

b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah keperawatan

c. Merawat anggota keluarga

d. Memodifkasi lingkungan

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga

tidak mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan

mengenai suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan perawatan terhadap

anggota keluarga dengan masalah keperawatan tertentu. Dimana kesimpulan

mengenai fungsi perawatan keluarga ini akan menjadi etiologi pada diagnosa

keperawatan keluarga.

4. Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah

selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan

keluarga. Untuk menentukan masalah perawat dapat menggunakan skala

prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan keluarga harus

didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu :


55

a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak / kurang

sehat dan keadaan sejahtera.

b. Kemungkinan masalah dapat diubah kemungkinan berhasilnya mengurangi

masalah atau mencegah masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan

kesehatan. Dikelompokan menjadi mudah, sebagian dan tidak dapat di

ubah.

c. Potensi masalah dapat dicegah adalah bagaiamana sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui

tindakan keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi tinggi, cukup

dan rendah.

d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah

dalam hal beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk diatasi melalui

intervensi keperawatan dan kesehatan.

Tabel 3.1
Skala Untuk Menyusun Masalah Keperawatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
Bobot :
Potensial 1 1
Resiko 2
Aktual 3
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
56

3
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
3 1
Cukup
2
Rendah
1
Menonjolnya masalah
4 Masalah segera harus ditangani 2 1
Ada masalah tapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Padila (2012)

Skoring :

1) Tentukan skor untuk tiap kriteria

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 sama dengan

seluruh bobot.

5. Perencanaan

Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan keperawatan

sebagai pedoman untuk memberikan tindakan perawatan pada seseorang

berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul. “Rencana perawatan kesehatan

keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk

dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang

telah diidentifikasi” Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk

mengatasi masalah rhematoid artritis adalah sebagai berikut :


57

Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan diagnosa 1

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 Ketidak Panjang Pendek Kriteria
mampuan Setelah Setelah diberikan Respon 1. Diskusikan dengan
keluarga dilakukan intervensi Verbal keluarga mengenai
dalam tindakan keperawatan pengertian rhematoid
merawat keperawatan selama 45 menit, artritis
keluarga keluarga mau 2. Beri kesempatan
anggota
selama 2-3x mampu merawat keluarga untuk
keluarga kunjungan, keluarga dengan menanyakan yang belum
yang sakit diharapkan rhematoid artritis dipahami
rematik keluarga dengan kriteria: 3. Berikan reinforment atas
berhubungan mengenal Tupen 1 keberhasilan keluarga
dengan dan mampu Mengenal masalah menyebutkan kembali
kurangnya merawat dan penyebab pengertian rhematoid
pengetahuan anggota rhematoid artritis artritis
keluarga 1. Keluarga dapat 4. Diskusikan dengan
keluarga
tentang menyebutkan keluarga mengenai
dengan pengertian penyebab rhematoid
penyakit penyakit rhematoid artritis
rematik rematik artritis 5. Beri kesempatan
pada 2. Keluarga dapat keluarga untuk
anggota menyebutkan menanyakan yang belum
keluarganya penyebab dipahami mengenai
rhematoid penyebab rhematoid
artritis artritis
3. Keluarga dapat 6. Evaluasi kembali
menyebutkan pemahaman keluarga
tanda dan mengenai factor
gejala penyebab rhematoid
rhematoid artritis
artritis 7. Diskusikan pada
keluarga mengenal tanda
dan gejala rhematoid
artritis
8. Beri kesempatan
keluarga menanyakan
kembali hal yang belum
dipahami
Evaluasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai tanda dan
gejala rhematoid artritis
58

Tupen 2 Respon 1. Tanyakan kepada


Keluarga mampu verbal keluarga akibat dari
memutuskan rhematoid artritis
tindakan yang 2. Berikan kesempatan pada
tepat untuk keluarga untuk
merawat anggota menanyakan hal yang
keluarga dengan belum dipahami
rhematoid artritis mengenai akibat dari
rhematoid artritis
3. Evaluasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai akibat dari
rhematoid artritis
4. Beri reinforment atas
kemampuan keluarga
dalam menyebutkan
kembali akibat dari
rhematoid artritis

Tupen 3 Respon 1. Diskusikan kepada


Keluarga mampu verbal keluarga cara
merawat anggota mengidentifikasi rhematoid
keluarga yang artritis
mengalami 2. Beri kesempatan kepada
rhematoid artritis keluarga untuk
dengan kriteria menanyakan yang belum
1. keluarga mampu dipahami mengenai cara
mengidentifikasi mengatasi resiko trauma
tanda rhematoid 3. Evaluasi kembali
artritis pemahaman keluarga
2. Keluarga dapat mengenai cara
menentukan cara mengidentifikasi
pemenuhan rhematoid artritis
kebutuhan pasien 4. Beri reinforment atas
dengan kemampuan keluarga
rhematoid artritis dalam melakukan
untuk indentifikasi tanda
menghindari rhematoid artritis
resiko trauma 5. Diskusikan dengan
keluarga mengenai cara
pemenuhan kebutuhan
pasien dengan rhematoid
artritis
6. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
menanyakan yang belum
59

dipahami
7. Evaluasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai cara pemenuhan
pasien dengan rhematoid
artritis untuk menghindari
resiko trauma
8. Beri reinforment atas
kemampuan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan pasien
Tupen 4 Respon 1. Diskusikan kepada
Setelah 1x45 verbal keluarga tindakan dan cara
menit diberikan memodifikasi lingkungan
penjelasan, 2. Motivasi keluarga untuk
keluarga mampu merubah gaya hidup sehat
memodifikasi 3. Beri kesempatan kepada
lingkungan yang keluarga untuk bertanya
dapat mengurangi hal-hal yang kurang
resiko terjadinya dimengerti
trauma pada 4. Evaluasi pemahaman
penderita keluarga untuk merubah
rhematoid artritis gaya hidup
5. Beri reinforment atas
kemampuan keluarga
dalam memodivikasi
lingkungan dalam
pemenuhan aktivitas
pasien
Tupen 5 Respon 1. Diskusikan bersama
Setelah 1x 45’ psikologis keluarga tentang manfaat
kunjungan, kunjungan ke fasilitas
keluarga mampu pelayanan kesehatan.
menggunakan 2. Memotivasi keluarga
fasilitas kesehatan untuk membawa pasien ke
dan dapat pelayanan kesehatan
memanfaatkan 3. Beri reinforcement positif
pelayanan atas usaha keluarga
kesehatan
60

Tabel 3.3 Intervensi Keperawatan diagnosa 2

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
2 Hambatan Panjang Pendek Kriteria
mobilitas fisik Setelah Setelah Respon 1. Diskusikan dengan keluarga
b.d dilakukan diberikan Verbal mengenai penyebab
ketidakmampuan tindakan intervensi kelemahan fisik pada
keluarga keperawatan keperawatan penderita rhematoid artritis
keluarga selama 45 2. Beri kesempatan keluarga
merawat anggota
selama 2-3x menit, mampu untuk menanyakan yang
keluarganya kunjungan, mengambil belum dipahami
yang diharapkan keputusan 3. Berikan reinforment atas
sakit. keluarga yang tepat keberhasilan keluarga
mampu untuk menyebutkan penyebab
menangani mengatasi hambatan mobilitas fisik
masalah masalah pada penderita rhematoid
terjadi hambatan artritis
hambatan mobilitas fisik
mobilitas dengan
fisik pada kriteria:
anggota Tupen 1
keluarga Mengenal
dengan masalah dan
rhematoid penyebab
artritis hambatan
mobilitas fisik
pada
rhematoid
artritis
Tupen 2 Respon 1. Diskusikan kepada keluarga
Keluarga verbal cara pemenuhan aktifitas
mampu sehari-hari pasien dengan
memutuskan rhematoid artritis agar klien
tindakan yang mulai terkondisi untuk
tepat untuk melakukan aktivitas sesuai
memenuhi dengan kemampuan pasien
kebutuhan dan bertahap.
aktivitas pada 2. Beri kesempatan kepada
anggota keluarga untuk menanyakan
keluarga yang yang belum dipahami
sakit mengenai cara pemenuhan
aktivitas fisik pada pasin
3. Evaluasi kembali
pemahaman keluarga
mengenai cara pemenuhan
61

aktivitas fisik pasien


4. Beri reinforment atas
kemampuan keluarga dalam
melakukan indentifikasi
tanda rheomatoid artritis
Tupen 3 Respon 1. Diskusikan kepada keluarga
Keluarga psikomotor untuk membantu dalam
mampu kebutuhan aktivitas pasien
merawat selama pasien belum
anggota mampu melakukan aktivitas
keluarga yang secara mandiri
mengalami 2. Motivasi keluarga untuk
rhematoid selalu mengawasi dan
artritis dengan mendampingi pasien saat
hambatan melakukan aktivitas ringan
mobilitas fisik 3. Beri kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
hal-hal yang kurang
dimengerti
Tupen 4 Respon 1. Diskusikan dengan keluarga
Setelah 1x45 verbal cara modivikasi lingkungan
menit diberikan agar tenang, kurangi suara
penjelasan, bising, pertahankan tirah
keluarga baring
mampu 2. Motivasi keluarga untuk
memodifikasi menyediakan lingkungan
lingkungan tenang dan aman bagi
yang dapat pasien
mencegah 3. Beri reinforcement positif
terjadinya atas usaha keluarga
cedera / trauma
pada pasien
dengan
rhematoid
artritis
Tupen 5 Respon 1. Motivasi keluarga untuk
Setelah 1x 45’ psikologi membawa pasien selalu
kunjungan, rutin untuk memeriksakan
keluarga kondisi penyakit rhematoid
mampu artritis yang diderita.
mengungkapka 2. Beri reinforcement positif
n fasilitas atas usaha keluarga
kesehatan
dengan cara
menyebutkan
kembali
62

manfaat
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan dan
dapat
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan

6. Implementasi Keperawatan

Menurut Padila (2012), pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian

tindakan perawat pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.

Tindakan perawat terhadap perawat mencakup :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan

kebutuhan kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

d. Membantu keluarga melakukan tindakan perawatan

e. Membantu keluarga dalam menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan

lingkungan

f. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dengan cara

memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan, membantu

keluarga menggunakan fasilitas pelayanan yang ada.


63

7. Evaluasi Keperawatan

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian. Tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dilakukan dalam

satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap demikian halnya

dengan penilaian. Penilaian disusun dengan menggunakan SOAP secara

operasional.

S : Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan

O : Adalah hal-hal yang ditemui perawat yang dapat diukur setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

diagnosa.

P : Adalah perencanaan yang kan datang setelah melihat respon dari keluarga

(Padila, 2012).

Anda mungkin juga menyukai