Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MATERI KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengampu : Dr. Fery Mendrofa, M.Kep, Sp.Kom

Di susun oleh :
Abu Rizal Bakerye
1903003

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022
1. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Keluarga merupakan fokus sentral dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga.
Beberapa alasan yang menjadikan keluarga sebagai focus sentral asuhan
keperawatan keluarga dan dijadikan sebagai sasaran pelayanan keperawatan
a. Keluarga dipandang sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan kesehatan
b. Keluarga sebagai satu kesatuan
c. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya
d. Keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini
e. Individu dipandang dalam konteks keluarga
f. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial bagi anggota keluarga lainya
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
b. Dalam memberikan asuhankeprawatan kesehatan keluarga, sehat merupakan
tujuan utama
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
d. Dalam memebrikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta aktif seluruh anggota keluarga dalam mengtasi maslah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dengan tidka
mengabaikan upaya promotifdan rehabilitative
f. Dalam memebrikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat me-
manfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
g. Sasaran asuhan keperawatan keluarga dalah keluarga secara keseluruhan.
Dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga segala keputusan untuk dirawat
atau tidak, dikembalikan pada wewenang keluarga untuk menentukan. Dalam
keluarga yang menganut budaya ketimuran, pengamblan keputusan dalam hal
keperawatan tetap berada di tangan kepala keluarga sebagai orang yang dituakan.
Lazimnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga meski terdapat
beberapa hambatan dalam pelaksanaanya baik yang berasal dari keluarga maupun
hambatan yang berasal dari perawat.
a. Hambatan dari keluarga
1) Pendidikan keluarga rendah ; hal ini mneyebabkan sultnya anggota keluarga
menerima masukan yang baru dan sering mempertahankan kebiasaan yang
mereka anggap benar tetapi tidak tepat dari segi kesehatan.
2) Keterbatasan sumber daya (keuangan, sarana dna prasarana); ketidak sediaan
sumber daya seperti inilah yang menyebabkan tidak terlaksananya
programkeperawatan yang dipilih.
3) Kebiasaan-kebiasaan yang salah; misalnya banyak pantangan saat hamil,
sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi calon bayi.
4) Sosial budaya yang berlawanan dengan nilai-nilai kperawatan.
b. Hambatan dari Perawat
1) Saran dan prasarana yang tidak menunjang.
2) Kondisi alam (geografi yang jelek, jalan yang jelak, sulit dijangkau
kendaraan, dll).
3) Kesulitan komunikasi (bahasa dan peralatan).
4) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.
Beberapa faktor yang dpat menghambat pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Dana : kurangnya persediaan dana dari kelurga dan kurangnya peranan
pemerintah dalam pembiayaan kesehatan tentu sangat menghambat pelaksanaan
proses perawatan dirumah
b. Perawat hanya mampu beretorika dikalangan masyarakat tanpa menunjukan
contoh yang baik yang seharusnya dilaksankan oleh masyarakat.
c. Bayar jasa : setiap perawat yang mau melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga menilai bahwa pemberian asuhan kepada keluarg yang tidakmampu
tentu tidak memberikan keuntungan sama sekali

2. TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


a. Pengkajian
adalah tahap pertama dalam pengelolaan asuhan keperawatan menuntut
seorang perawat memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data mengambil
informasi secara terus- menerus tentang status kesehatan anggota keluarga
yang dibinanya secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan
berkesinambungan. Variabel data pengkajian keperawatan keluarga
mencakup:
1) Data umum : identitas keluarga mencakup nama KK, komposisi
anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa, jarak pelayanan
kesehatan terdekat dan sarana trasnportasi
2) Kondisi kesehatan semua anggota keluarga; nama, hubungananggota
keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, status
gizi, TTV, status imunisasi dasar, penggunaan alat bantu prostesa serta
status kesehatan anggota keluarga, keadaan umum, riwayat
penyakit/alergi
3) Data pemeriksaan indivdu yang mengalami masalah kesehatan/ yang
sedang sakit meliputi nama, diagnosis medis, rujukan dokter/RS,
keluhan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan,
muskuloskeletal, neurosensori, istirahat tidur, status mental,
komunitas, budaya, perawatan diri, data penunjang medis (lab,
rontgen, EKG) Data kesehatan lingkungan: sanitasi, pemukiman,
ventilasi, penerangan, lantai, pembuangan sampah, dll.
4) Struktur keluarga: Struktur peran, nilai, kom, kekuatan. Komponen
struktur akan menjawab pertanyaan tentang siapa anggota keluarga,
bagaimana hubungan diantara anggota keluarga.
5) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan
menjawab tahap perkembangan klg dan tugas perkembangan keluarga.
6) Fungsi keluarga: terdiri dair aspek instrumental dan ekspresif.
Instrumental fungsi keluarga; aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif adalah fungsi emosi,
pemecahan masalah, keyakinan dll. Pemeriksaan fungsi ini mencakup
kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas keluarga
b. Diagnosis keperawatan
merupakan pertimbangan klinis/ rasional dari perawat/ clinical jugdgement
yang berfokus pada respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan atau kerentanan terhadap respon dari indvidu, keluarga, kelompok
atau komunitas. Diagnosis keperawatan di area komunitas (keluarga,
kelompok dan masyarakat) juga menggunakan rumusan diagnosis
keperawatan International Classification for Nursing Practice (ICNP). ICNP
membagi diagnosis keperawatan dalam lima kategori yaitu fisiologis,
psikologis, perilaku, relasional, dan lingkungan. Diagnosis keperawatan
diklasifikasikan menjadi diagnosis negatif dan diagnosis positif. Diagnosis
negatif menunjukkan kondisi sakit atau berisiko pada klien sehingga akan
mengarahkan pada intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan,
pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis aktual dan
risiko. Diagnosis positif atau diagnosis promosi kesehatan menunjukkan
konidis sehat pada klien dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau
optimal.
1) Diagnosis aktual
Dikenal dengan label aktual. Clinical judgement yg menggambarkan
respon tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yg ada pada indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Didukung manifestasi yang saling berhubungan; dari hasil
pengkajian didapatkan data menganai tanda gejala gangguan
kesehatan
2) Diagnosis resiko
Pertimbangan klinis yg menggambarkan kerentanan indvidu,
keluarga, kelompok atau komunitas yg memungkinkan
berkembangnya suatu respon yangg tidak diinginkan dari klien
terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan. Sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan. Label diagnosis risiko
diawali dengan frase ‘risiko’
3) Diagnosis Promosi kesehatan
Rasional dari perawat yang menggambarkan motivasi atau keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi
kesehatan indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas (konsep
dahulu potensial/wellness; keadaan sejahtera kesehatan dapat
ditingkatkan).
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama sebagai berikut:
1) Masalah (Problem), merupakan label diagnosis keperawatan yang
menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kehidupannya
2) Indikator diagnostic
Pada diagnostic actual, indicator diagnostic terdiri atas pneyebab dan
tanda gejala, sedangkan pada diagnosis risiko, tidak memiliki
etiologi dan tanda gejala tetapi hanya memiliki faktor risiko
c. Perencanaan
merupakan salah satu tahapan proses keperawatan dimulai dari penentuan
tujuan (umum/khusus), penetapan standard an kriteria serta menentukan
perencanaan mengatasi masalah keluarga. Perencanaan diarahkan untuk
mengubah pengetahuan menjadi lebih baik, mengubah sikap yang mendukung
perilaku sehat dan mengubah perilaku kearah yang lebih baik.
1) Penetapan kriteria dan standar Kriteria dan standar merupakan
outcome dalam proses keperawatan keluarga. Dalam emenetaukanya
perlu diperhatiak 3 komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotor (tindakan/ perilaku)
2) Pembuatan rencana dan tindakan
Pembuatan tindakan keperawatan dalam keperawatn keluarga harus
difokuskan pada beberapa tujuan sebagai berikut :
- Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga menganai
masalah dan kebutuhan kesehatan
- Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat
- Meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam merawatt
anggota keluarga yang sakit
d. Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan.
Kriteria implementasi terdiri dari:
1) Bekerja sarna dengan klien dan keluarga dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.
2) Kolaborasi dengan prof esi kesehatan lain untuk meningkatkan status
kesehatan klien.
3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
klien.
4) Melakukan supervisi tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung
jawabnya.
5) Menjadi koordiiiator pelayanan terhadap klien untuk mencapai tujuan
kesehatan, menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
6) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,
ketrampilan asuhan diri.
7) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien
e. Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian
tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan. Kriteria evaluasi meliputi:
1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara
komprehensif, tepat waktu dan terus menerus;
2) Menggunakan data dan respon klien dalam mengukur perkembangan
ke arah pencapaian tujuan
3) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat, klien, dan
keluarga;
4) Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan;
5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai