UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG 2022 1. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Keluarga merupakan fokus sentral dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga. Beberapa alasan yang menjadikan keluarga sebagai focus sentral asuhan keperawatan keluarga dan dijadikan sebagai sasaran pelayanan keperawatan a. Keluarga dipandang sumber daya kritis untuk menyampaikan pesan kesehatan b. Keluarga sebagai satu kesatuan c. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan anggotanya d. Keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini e. Individu dipandang dalam konteks keluarga f. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial bagi anggota keluarga lainya Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut: a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan b. Dalam memberikan asuhankeprawatan kesehatan keluarga, sehat merupakan tujuan utama c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga d. Dalam memebrikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh anggota keluarga dalam mengtasi maslah kesehatannya. e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dengan tidka mengabaikan upaya promotifdan rehabilitative f. Dalam memebrikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat me- manfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga g. Sasaran asuhan keperawatan keluarga dalah keluarga secara keseluruhan. Dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga segala keputusan untuk dirawat atau tidak, dikembalikan pada wewenang keluarga untuk menentukan. Dalam keluarga yang menganut budaya ketimuran, pengamblan keputusan dalam hal keperawatan tetap berada di tangan kepala keluarga sebagai orang yang dituakan. Lazimnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga meski terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaanya baik yang berasal dari keluarga maupun hambatan yang berasal dari perawat. a. Hambatan dari keluarga 1) Pendidikan keluarga rendah ; hal ini mneyebabkan sultnya anggota keluarga menerima masukan yang baru dan sering mempertahankan kebiasaan yang mereka anggap benar tetapi tidak tepat dari segi kesehatan. 2) Keterbatasan sumber daya (keuangan, sarana dna prasarana); ketidak sediaan sumber daya seperti inilah yang menyebabkan tidak terlaksananya programkeperawatan yang dipilih. 3) Kebiasaan-kebiasaan yang salah; misalnya banyak pantangan saat hamil, sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi calon bayi. 4) Sosial budaya yang berlawanan dengan nilai-nilai kperawatan. b. Hambatan dari Perawat 1) Saran dan prasarana yang tidak menunjang. 2) Kondisi alam (geografi yang jelek, jalan yang jelak, sulit dijangkau kendaraan, dll). 3) Kesulitan komunikasi (bahasa dan peralatan). 4) Keterbatasan pengetahuan perawat tentang kultur keluarga. Beberapa faktor yang dpat menghambat pelaksanaan asuhan keperawatan dalam keluarga adalah sebagai berikut : a. Dana : kurangnya persediaan dana dari kelurga dan kurangnya peranan pemerintah dalam pembiayaan kesehatan tentu sangat menghambat pelaksanaan proses perawatan dirumah b. Perawat hanya mampu beretorika dikalangan masyarakat tanpa menunjukan contoh yang baik yang seharusnya dilaksankan oleh masyarakat. c. Bayar jasa : setiap perawat yang mau melaksanakan asuhan keperawatan keluarga menilai bahwa pemberian asuhan kepada keluarg yang tidakmampu tentu tidak memberikan keuntungan sama sekali
2. TAHAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
a. Pengkajian adalah tahap pertama dalam pengelolaan asuhan keperawatan menuntut seorang perawat memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data mengambil informasi secara terus- menerus tentang status kesehatan anggota keluarga yang dibinanya secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Variabel data pengkajian keperawatan keluarga mencakup: 1) Data umum : identitas keluarga mencakup nama KK, komposisi anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa, jarak pelayanan kesehatan terdekat dan sarana trasnportasi 2) Kondisi kesehatan semua anggota keluarga; nama, hubungananggota keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, status gizi, TTV, status imunisasi dasar, penggunaan alat bantu prostesa serta status kesehatan anggota keluarga, keadaan umum, riwayat penyakit/alergi 3) Data pemeriksaan indivdu yang mengalami masalah kesehatan/ yang sedang sakit meliputi nama, diagnosis medis, rujukan dokter/RS, keluhan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan, pernafasan, muskuloskeletal, neurosensori, istirahat tidur, status mental, komunitas, budaya, perawatan diri, data penunjang medis (lab, rontgen, EKG) Data kesehatan lingkungan: sanitasi, pemukiman, ventilasi, penerangan, lantai, pembuangan sampah, dll. 4) Struktur keluarga: Struktur peran, nilai, kom, kekuatan. Komponen struktur akan menjawab pertanyaan tentang siapa anggota keluarga, bagaimana hubungan diantara anggota keluarga. 5) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab tahap perkembangan klg dan tugas perkembangan keluarga. 6) Fungsi keluarga: terdiri dair aspek instrumental dan ekspresif. Instrumental fungsi keluarga; aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif adalah fungsi emosi, pemecahan masalah, keyakinan dll. Pemeriksaan fungsi ini mencakup kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas keluarga b. Diagnosis keperawatan merupakan pertimbangan klinis/ rasional dari perawat/ clinical jugdgement yang berfokus pada respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan terhadap respon dari indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas. Diagnosis keperawatan di area komunitas (keluarga, kelompok dan masyarakat) juga menggunakan rumusan diagnosis keperawatan International Classification for Nursing Practice (ICNP). ICNP membagi diagnosis keperawatan dalam lima kategori yaitu fisiologis, psikologis, perilaku, relasional, dan lingkungan. Diagnosis keperawatan diklasifikasikan menjadi diagnosis negatif dan diagnosis positif. Diagnosis negatif menunjukkan kondisi sakit atau berisiko pada klien sehingga akan mengarahkan pada intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri dari diagnosis aktual dan risiko. Diagnosis positif atau diagnosis promosi kesehatan menunjukkan konidis sehat pada klien dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. 1) Diagnosis aktual Dikenal dengan label aktual. Clinical judgement yg menggambarkan respon tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan yg ada pada indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas. Didukung manifestasi yang saling berhubungan; dari hasil pengkajian didapatkan data menganai tanda gejala gangguan kesehatan 2) Diagnosis resiko Pertimbangan klinis yg menggambarkan kerentanan indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas yg memungkinkan berkembangnya suatu respon yangg tidak diinginkan dari klien terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan. Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Label diagnosis risiko diawali dengan frase ‘risiko’ 3) Diagnosis Promosi kesehatan Rasional dari perawat yang menggambarkan motivasi atau keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengaktualisasikan potensi kesehatan indvidu, keluarga, kelompok atau komunitas (konsep dahulu potensial/wellness; keadaan sejahtera kesehatan dapat ditingkatkan). Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama sebagai berikut: 1) Masalah (Problem), merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya 2) Indikator diagnostic Pada diagnostic actual, indicator diagnostic terdiri atas pneyebab dan tanda gejala, sedangkan pada diagnosis risiko, tidak memiliki etiologi dan tanda gejala tetapi hanya memiliki faktor risiko c. Perencanaan merupakan salah satu tahapan proses keperawatan dimulai dari penentuan tujuan (umum/khusus), penetapan standard an kriteria serta menentukan perencanaan mengatasi masalah keluarga. Perencanaan diarahkan untuk mengubah pengetahuan menjadi lebih baik, mengubah sikap yang mendukung perilaku sehat dan mengubah perilaku kearah yang lebih baik. 1) Penetapan kriteria dan standar Kriteria dan standar merupakan outcome dalam proses keperawatan keluarga. Dalam emenetaukanya perlu diperhatiak 3 komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan/ perilaku) 2) Pembuatan rencana dan tindakan Pembuatan tindakan keperawatan dalam keperawatn keluarga harus difokuskan pada beberapa tujuan sebagai berikut : - Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga menganai masalah dan kebutuhan kesehatan - Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat - Meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam merawatt anggota keluarga yang sakit d. Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria implementasi terdiri dari: 1) Bekerja sarna dengan klien dan keluarga dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. 2) Kolaborasi dengan prof esi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien. 3) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien. 4) Melakukan supervisi tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung jawabnya. 5) Menjadi koordiiiator pelayanan terhadap klien untuk mencapai tujuan kesehatan, menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. 6) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri. 7) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien e. Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar serta perencanaan. Kriteria evaluasi meliputi: 1) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus; 2) Menggunakan data dan respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan 3) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat, klien, dan keluarga; 4) Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan; 5) Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.