Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

Posisi Fowler dan Pemberian Oksigen Pada Pasien (CHF) Congestive


Heart Failure Yang Mengalami Sesak Nafas atau Ketidakefektifan Pola
Nafas

(Guna Memenuhi Tugas Kelompok Praktik Keperawatan Medikal Bedah)


Dosen Pembimbing : Ns. Amrih Widiati, M.Kep.

DISUSUN OLEH :

1. Novita Putri Wulandari 1903001


2. Abu Rizal Bakerye 1903003
3. Agustina Noor Aini 1903005
4. Achmad Arifin 1903006

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022
Komponen Jurnal 1 Jurnal 2

Penelitian dan Dimas Agung Pambudi, Sri Widodo 2020 Mugihartadi, Mei Rika Handayani 2020
tahun penelitian

Judul Posisi Fowler Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pemberian terapi Oksigenasi Dalam Mengurangi
Pada Pasien (CHF) Congestive Heart Failure Yang Keitdakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart
Mengalami Sesak Nafas failure (CHF) Di Ruang ICU/ICCU RSUD DR.
SOEDIRMAN Kebumen

Latar belakang & Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kelainan Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung yaitu
alasan diteliti fungsi jantung yang tidak mampu untuk memenuhi ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
kebutuhan metabolisme tubuh. Salah satu gejala klinis jumlah yang cukup untuk melakukan metabolisme
adalah sesak nafas merupakan kurangnya oksigen yang memenuhi kebutuhan
masuk keparu-paru. Posisi fowler sebagai salah satu jaringan terhadap oksigen dan nutrient dengan kata lain,
tidakan keperawatan yang mampu mengurangi sesak diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada
nafas sehingga asupan oksigen meningkat dan sesak nafas jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
berkurang. Masalah utama pada klien dengan gagal jantung kongestif
yaaitu ketidakefektifan pola nafas. Untuk mengatasi pola
nafas dilakukan dengan pemberian terapi oksigen.

Tujuan penelitian menganalisa pengaruh posisi fowler terhadap perubahan mengetahui penerapan pemberian terapi oksigenasi dalam
saturasi oksigen pada pasien Congestive Heart Failure mengurangi ketidakefektifan pola nafas pada pasien
(CHF) yang mengalami sesak nafas. Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang ICU/ICCU
RSUD DR. Soedirman Kebumen.

Tinjauan pustaka Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi Gambaran frekuensi nafas (RR) sebelum
dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa diberikan terapi oksigen
darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan
nutrien dan oksigen secara adekuat, salah satu gejala Menurut Padila (2012) fokus pengkajian pada klien
kilinis adalaha sesak nafas. Sesak napas hanya dapat congestive heart failure dengan keluhan utama yaitu
terjadi bila pasien berbaring datar (ortopnea) karena dyspnea atau sesak nafas, kelemahan fisik, edema sistemik.
cairan terdistribusi ke paru, mudah lelah dapat terjadi Penyebab adanya dipsnea secara umum adalah gagal
jantung kongestif karna perubahan posisi pada pasien akan
akibat cairan jantung yang kurang sehingga menghambat menyebabkan perubahan ventilasi dan perfusi
sirkulasi cairan dan sirkulasi oksigen yang normal. Salah (Djojodibroto, 2009).
satu tindakan keperawatan untuk meningkatkan saturasi
oksigen adalah salah satunya posisi fowler, posisi fowler Penyebab adanya sesak nafas pada pasien jantung biasanya
dimana pasien di posisikan 90°-60° duduk ditempat tidur karena hiperventilasi. Hiperventilasi ini terjadi karena
hal itu membantu memaksimalkan ekspansi dada dan metabolisme tubuh yang terlalu tinggi sehingga mendesak
paru dan ventilasi maksimal. Posisi fowler lebih efektif alveolus melakukan ventilasi secara berlebihan (Somantri,
untuk penurunan sesak nafas dan meningkatkan saturasi 2009).
oksigen dengan ditunjukkan rata-rata penurunan sesak
Gambaran frekuensi nafas (RR) setelah diberikan terapi
nafas 4-5x/ menit dan peningkatan saturasi oksigen
oksigen
sebesar 5-6%. Melihat dari data tersebut diatas peneliti
dapat menyimpulkan bahwa posisi fowler efektif menurut Bahtiar (2015) klien dengan gangguan system
digunakan (Zahroh. R & Susanto, 2017). pernapasan tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen secara
normal, oksigen sangat berperan dalam pernafasan,
oksigen berperan didalam tubuh dalam proses
pembentukam metabolisme sel sehingga jika kekurangan
oksigen maka akan berdampak buruk bagi tubuh, sehingga
diperlukan terapi tambahan untuk pasien yang mengalami
gangguan oksigenasi. Lalu memposisikan klien dengan
semifowler dengan data subyektif klien mengatakan lebih
nyaman posisi tersebut untuk mempermudah fungsi
pernapasan dengan adanya gravitasi (Kushariyadi, 2010).

Metode penelitian Jenis Penelitian : Desktiptif Jenis Penelitian : Desktiptif


Desain Penelitian : cross sectional Desain Penelitian : cross sectional
Populasi : semua pasien Congestive Heart Failure (CHF) Populasi : Semua pasien Congestive Heart Failure (CHF)
di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. dengan kriteria mengalami sesak nafas dan kesadaran
composmentis di Ruang ICCU RSUD Dr. Soedirman
Sampel : Consecutive sampling Kebumen
Jumlah Responden : 2 responden
Waktu dan Tempat Penelitian : di Rumah Sakit Sampel : Consecutive sampling
Roemani Muhammadiyah Semarang pada bulan Oktober
2019 Jumlah Responden : dua orang klien yang
mengalami gagal jantung kongestif dengan kriteria
Variabel Penelitian : mengalami sesak nafas dan kesadaran
composmentis.
Variabel Dependen : Pasien (CHF) Congestive Heart
Failure Yang Mengalami Sesak Nafas Waktu dan Tempat Penelitian : Pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan di RSUD Dr. Soedirman
Variabel Independen : Posisi Fowler Untuk Kebumen khususnya di ruang ICCU. Waktu penelitian studi
Meningkatkan Saturasi Oksigen kasus ini dimulai pada tanggal 26 – 28 Juni 2019 untuk
partisipan I (Tn.S) dan pada tanggal 27 – 29 Juni 2019
Instrumen Penelitian : lembar asuhan keperawatan dan
untuk partisipan II (Tn.P)
oxymetri
Variabel Penelitian :
Teknik Pengumpulan Data : Alat pengumpulan data
menggunakan lembar asuhan keperawatan dan lembar Variabel Dependen : Pasien Congestive Heart Failure
observasi. (CHF)
Analisis Data : Studi Kasus, Lembar Observasi dan Variabel Independen : Pemberian terapi oksigenasi dalam
Lembar Asuhan Keperawatan. mengurangi ketidakefektifan pola nafas
Instrumen Penelitian :
Memasang nasal kanul Oksigen
menggunakan SOP Rumah Sakit.
Pedoman observasi respiratory rate (RR) atau frekuensi
nafas.
Teknik Pengumpulan Data :
Observasi
Dalam penelitian ini, penulis mengobservasi atau melihat
keadaan
umum partisipan dengan pemeriksaan
fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi).
Pengukuran
Dalam penelitian ini, penulis mengukur menggunakan alat
ukur pemeriksaan, seperti melakukan pengukuran tekanan
darah, menghitung frekuensi napas, dan
menghitung frekuensi nadi, frekuensi
nafas (RR). Penulis menggunakan
beberapa peralatan yang akan digunakan dalam proses
pengumpulan data yaitu tensimeter jarum, stetoskop, jam
tangan dan alat tulis.
Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara yang
dilakukan dengan menggunakan
wawancara. Wawancara jenis ini
merupakan kombinasi dari wawancara
tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.
Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu
pendokumentasi hasil pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan,
dan evaluasi dari tindakan.
Analisis Data : studi kasus, lembar observasi, lembar
asuhan keperawatan

Hasil dan Hasil studi menunjukkan bahwa pre test pasien CHF di Hasil : menunjukkan bahwa ada perubahan pola nafas
kesimpulan IGD RS Roemani mengalami sesak nafas. Pasien pertama menjadi lebih baik, tidak mengalami sesak dan frekuensi
dengan RR: 26x/menit dengan SpO2 94%. Pasien kedua pernafasan normal setelah diberikan terapi oksigenasi.
mengalamisesak nafas dengan RR: 28x/menit dan SpO2 Kesimpulan : masalah keperawatan ketidakefektifan pola
95%. Hasil post test setelah memposisikan fowler selama nafas berhubungan dengan hiperventilasi dapat teratasi
15 menit mendapatkan hasil pada responden pertama RR: dengan terapi pemberian oksigen dan peningkatan oksigen.
20x/menit, SpO2 99%, pada responden kedua hasil RR:
22x/menit, SpO2 98% Tindakan memposisikan fowler Maka, pemberian oksigen ini dapat diterapkan ke pasien di
pada pasin dengan CHF berpengaruh dalam peningkatan ruang Ruby RS Ken Saras Kabupaten Semarang, karena
saturasi oksigen bagi pasien. dimana menurut penelitian ini pemberian oksigenasi
sangatlah berpengaruh untuk mengatasi masalah
Kesimpulan bahwa memposisikan fowler pada pasien keperawatan khususnya ketidakefektifan pola nafas.
CHF dengan sesak nafas mampu meningkatkan saturasi
oksigen pada pasien. Adanya perubahan SpO2 dari kedua
responden sebesar 4-5%.
Maka, posisi fowler ini dapat diterapkan ke pasien di
ruang Ruby RS Ken Saras Kabupaten Semarang, karena
dimana menurut penelitian ini posisi fowler sangatlah
berpengaruh untuk meningkatkan oksigen atau saturasi
oksigen pasien dengan diagnosa CHF.

Saran Hasil penelitian dapat dijadikan sebagau bahan masukan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
dan memberikan informasi tentang penerapan posisi memberikan informasi tentang pemberian oksigenasi untuk
fowler untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien mengatasi masalah keperawatan khususnya ketidakefektifan
CHF yang mengalami sesak nafas. Serta terkait sampel pola nafas pada pasien CHF, dan mungkin untuk sampel
atau responden bisa lebih dari 2 agar penelitian ini lebih pasien lebih diperbanyak agar hasil/data lebih valid.
valid hasilnya, untuk membandingkan satu sama lain.
Dan dalam penelitian lebih dijelaskan terkait durasi
pemberian posisi fowler tersebut.

Anda mungkin juga menyukai