ANALISIS JURNAL
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh
Fadhila putri
(19031009)
TA.2022/2023
ANALISA JURNAL
JL.Bakau, No.5, Tanjung Gading,Tj. Raya, Kedamaian, Kota Bandar Lampung, 35227
ners.rahmawatidian@gmail.com
Abstract
Congestive Heart Failure (CHF) is a condition of the heart not being able to pump blood to meet the body's
metabolic needs. The purpose of this scientific paper is to describe the effectiveness of the application of the semi-
Fowler's position to the ineffective breathing pattern in patients with congestive heart failure (CHF) based on a
literature review based on inclusion criteria with keywords, Congestive Heart Failure (CHF), Ineffective
Breathing Pattern, Semi Fowler's Position. The results from 5 journals found that giving the Semi Fowler's
Position to the Ineffectiveness of Breathing Patterns in Congestive Heart Failure (CHF) patients. Journal 1 uses
t-test analysis, journal 2 uses t-dependent analysis, journal 3 uses Wilcoxon test analysis, journal 4 uses ANOVA
analysis test, journal 5 uses Mc Nemar test analysis. The 45-degree semi-Fowler position uses gravity to assist
breathing, so that oxygen entering the lungs will be more optimal so that patients can breathe more freely and
will reduce the discomfort they feel when they want to sleep.
Abstrak
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan efektifitas Penerapan
Posisi Semi Fowler Terhadap Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Faillure (CHF)
berdasarkan literature review dengan kata kunci, Congestive Heart Faillure (CHF), Ketidakefektifan Pola Nafas,
Posisi Semi Fowler. Hasil dari 5 jurnal didapatkan bahwa pemberian Posisi Semi Fowler terhadap
Ketidakefektifan Pola Nafas Pada Pasien Congestive Heart Faillure (CHF). Junal 1 menggunakan analisis uji t-test,
jurnal 2 menggunakan analisis t-dependent, jurnal 3 menggunakan analisis uji wilcoxon, jurnal 4
menggunakan iji analisis ANOVA , jurnal 5 menggunakan analisis uji Mc Nemar. Posisi semi Fowler 45 derajat
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pernafasan, sehingga oksigen yang masuk kedalam paru-paru
akan lebih optimal sehingga pasien dapat bernafas lebih lega dan akan mengurangi ketidaknyamanan yang
dirasakan ketika ingin tidur
Kata Kunci : Congestive Heart Faillure (CHF), Ketidakefektifan Pola Nafas, Posisi Semi Fowler.
terdorong ke jaringan paru (Nugroho et
PENDAHULUAN al 2016). Penyakit CHF mengakibatkan
Jantung adalah organ berongga, kegagalan fungsi pulmonal sehingga
berotot yang terletak ditengah thorax, terjadi penimbunan cairan di alveoli.
dan menempati rongga antara paru dan Hal ini menyebabkan jantung tidak
diafragma. Letak spesifik jantung ini di dapat berfungsi dengan maksimal
dalam rongga dada depan (kavum dalam memompa darah. Dampak lain
mediastrinum anterior), sebelah kiri yang muncul adalah perubahan yang
bawah dari pertengahan rongga dada,
diatas diafragma dan pangkalnya terjadi pada otot-otot respiratori.
terdapat di belakang kiri antara kosta V Halhal tersebut mengakibatkan suplai
dan VI dua jari di bawah papilla mamae oksigen ke seluruh tubuh terganggu
dan ukuran jantung kira-kira 250-300 sehingga terjadi dyspnea
gram (Hidayat, 2018). (Nirmalasari, 2017).
Congestive Heart Failure (CHF) Posisi semi Fowler 45 derajat
atau sering disebut juga dengan Gagal menggunakan gaya gravitasi untuk
Jantung Kongestif merupakan suatu membantu pernafasan, sehingga
kondisi fisiologis ketika jantung tidak oksigen yang masuk kedalam paruparu
mampu memompa darah yang cukup akan lebih optimal sehingga pasien
untuk memenuhi kebutuhan metabolik dapat bernafas lebih lega dan akan
tubuh. Penyebab paling umum dari mengurangi ketidaknyamanan yang
Congestive Heart Failure (CHF) adalah dirasakan ketika ingin tidur.
penyakit jantung coroner, penyebab
lainnya termasuk fenomena tegangnya KAJIAN LITERATUR
otot jantung, tekanan darah tinggi,
Faktor resiko seseorang untuk
serangan jantung, kardiomiopati,
menderita Penyakit Jantung ditentukan
penyakit katup jantung, infeksi, aritmia
melalui interaksi dua faktor risiko yakni
jantung, anemia, penyakit tiroid,
faktor yang tidak dapat dikendalikan
penyakit paru-paru dan terlalu banyak
(nonmodifiable risk factors) seperti
cairan tubuh (Putrono, 2019).
faktor Keturunan, faktor umur, jenis
Masalah keperawatan yang kelamin, dan faktor yang dapat
utama terjadi pada pasien CHF adalah dikendalikan (modifiable risk factors)
ketidakefektifan pola nafas (Muttaqin, yakni Dyslipidaemia, tekanan darah
2012). Ketidakefektifan pola nafas tinggi (hipertensi), merokok, penyakit
merupakan inspirasi dana tau ekspirasi Diabates Mellitus, stres, dan obesitas
yang tidak memberi ventilasi adekuat. (Supriyono, 2018). Menurut American
Pada pasien CHF dengan pola nafas Heart Association (AHA) (2019) tanda
tidak efektif terjadi karena ventrikel kiri dan gejala yang muncul pada pasien CHF
tidak mampu memompa darah yang antara lain sesak napas terutama ketika
datang dari paru sehingga terjadi berbaring, mudah lelah, batuk atau
peningkatan tekanan dalam sirkulasi mengi terutama ketika berolahraga atau
paru yang menyebabkan cairan berbaring, pembengkakan pada
ekstremitas, berat badan bertambah sebelum dan sesudah dilakukan
akibat dari penumpukan cairan dan intervensi (Kasan, 2020).
kebingungan atau tidak bisa berpikir
jernih. Kerusakan lain yang terjadi pada Metode pencarian artikel
dalam literature review ini
penyakit gagal jantung adalah kerusakan
menggunakan google Cendikia (2018-
fungsi paru, Dyspnea, fatigue dan gelisah. 2021) pada bulan . Strategi pencarian
dilakukan dengan menggunakan
Salah satu intervensi yang dapat
keywords: Congestive
mengatasi Pola nafas tidak efektif yakni Heart Faillure (CHF),
pemberian terapi oksigen, terapi fisik,
terapi okupasi, terapi pernapasan, terapi Ketidakefektifan Pola Nafas, Posisi Semi
nutrisi dan pemberian posisi semi fowler. Fowler. Didapatkan hasil 5 Jurnal dari
Posisi semi fowler merupakan posisi 45 rentang waktu 2018-2020 yang sesuai
derajat pada bagian kepala daerah dengan kriteria inklusi.
tempat tidur. Tujuan dari posisi semi
dari intervensi comfort yang
fowler adalah membantu mengatasi
tujuan memberikan kenyamanan secara
kesulitas pernapasan dan kardiovaskular
fisik pada pasien kanker yang menjalani
(Aisyah, 2020). Intervensi posisi
kemoterapi dengan mengurangi atau
semifowler akan diberikan selama 3 hari
menghilangkan mual muntah akibat
selama 15 menit dan dilakukan pada jam
kemoterapi. Menurut peneliti bahwa ada
yang sama untuk mengetahui perbedaan
pengaruh pemberian aromaterapi jahe
saturasi oksigen dan respirasi rate
terhadap penurunan mual dan muntah
sebelum dan sesudah diberikan posisi
pada pasien kanker setelah menjalani
semifowler (Aisyah,2020)
kemoterapi , hal ini disebabkan karena
Posisi semi Fowler 45 derajat aromaterapi jahe yang dapat memblok
menggunakan gaya gravitasi untuk serotonin yaitu suatu neurotransmitter
membantu pernafasan, sehingga oksigen yang disintesiskan pada neuro-neuro
yang masuk kedalam paruparu akan lebih serotonergis dalam sistem saraf pusat
optimal sehingga pasien dapat bernafas dan sel-sel enterokromafin yang dapat
lebih lega dan akan mengurangi memberikan perasaan nyaman sehingga
ketidaknyamanan yang dirasakan ketika dapat mengatasi mual dan muntah.
ingin tidur. Hal ini sejalan oleh penelitian
Hal ini sejalan dengan Hasil
yang dilakukan Kasan (2020) tentang
penelitian yang dilakukan oleh (Ryan,
Efektifitas Posisi Semi Fowler Terhadap
at, al., 2013) dari University of Program
Penurunan RR Pasien Congestive Heart
Clinical Oncology Pusat Kanker
Faillure (CHF) di Ruang Lily RSUD Sunan
Rochester Community (URCC CCOP) di
Kalijaga Demak hasil penelitian
Amerika tentang manfaat jahe pada
menunjukan terdapat pengaruh Posisi
pasien kanker yang menerima
semifowler efektif menurunkan RR pada
kemoterapi dengan metode random
pasien Congestive Heart Faillure (CHF) di
double blind pada 644 pasien
Ruang Lily RSUD Sunan Kalijaga Demak
menyimpulkan bahwa suplementasi jahe
dengan nilai sig P=0,000 (P<0,005) yang
menunjukan perbedaan signifikan antara
secara signifikan mengurangi mual akut semifowler 45o efektif terhadap
yang disebabkan kemoterapi. kualitas tidur dan saturasi oksigen
pada pasien Congestive Hearth
Berdasarkan paparan masalah Failure. Pemberian posisi tidur
dalam latar belakang di atas semifowler 45o efektif terhadap
penelitimelihat besarnya masalah efek
kualitas tidur dan saturasi oksigen
samping kemoterapi yaitu mual dan pasien Congestive heart failure di
muntah yang dapat mengganggu proses RSUD Batang.
pengobatan, maka peneliti sangat
tertarik untuk melakukan penelitian Pada artikel ketiga didapatkan
tentang pengaruh aromaterapi jahe Berdasarkan analisis uji paired t test di
terhadap keluhan mual muntah pada peroleh nilai rata-rata respiratori rate
pasien kanker mamae yang menjalani sebelum di lakukan perubahan posisi
kemoterapi di RSU Snjiwani Gianyar semifowler -3,309, sedangkan sesudah
perubahan posisi semifowler dengan
nilai mean 6,231. Selain itu, dari
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil uji mann withney diperoleh
nilai sig p=0,000 (p <0,005) yang
Pada Data hasil pencarian literature menunjukan adanya perbedaan
didapatkan 5 artikel yang berbeda signifikan antara sebelum dan
dengan tempat penelitian yang berbeda, sesudah intervensi, dengan tingkat
jumlah responden yang berbeda, metode kepercayaan 95% dengan nilai mean
dan alat ukur yang berbeda dan hasil rank posisi semifowler 32,27 dengan
penelitian yang berbeda. Pada artikel tanpa perlakuan posisi semifowler
pertama didapatkan hasil bahwa nilai mean rank 12,37 berarti posisi
penelitian melibatkan 30 responden, semifowler efektif menurunkan
yaitu 30 kelompok kasusu . Hasil analisis respiratori rate pada pasien CHF.
didapatkan adanya pengaruh pemberian
posisi semi fowler dengan kombinasi Pada artikel keempat
lateral kanan dengan kombinasi lateral didapatkan Hasil penelitian
menunjukan bahwa dari posisi head up
kanan terhadap perubahan status
ke semi fowler dan fowler rerata nilai
hemodinamik pasien gagal jantung
SaO2 cenderung meningkat. Analisis
kongestif di ruang ICCU RSUD Prof. dr. multivariate menunjukan ada
perbedaan hasil SaO2 antara posisi
Margono Soekardjo Purwokerto tersebut (p value 0.002). Perbedaan nilai
SaO2 terlihat antara posisi head up
Pada artikel kedua didapatkan
dengan posisi fowler (p value 0,033)
Dari hasil Berdasarkan hasil analisa Pada artikel kelima
dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan asil penelitian didapatkan
diperoleh nilai signifikasi kualitas selisih median2 L/m rata-
tidur p value 0,001< α = 0,05 dan rata mengalami kenaikan 2%,
signifikasi saturasi oksigen p value yang menggunakan oksigen 3 L/m
0,000 < α = 0,05 maka Ha diterima, ratarata mengalami kenaikan 1% dan
yang tidak menggunakan oksigen
yang berarti pemberian posisi tidur
mengalami rata rata kenaikan 1%
Pengaturan posisi mempunyai efek terhadap perubahan
tekanan darah dan tekanan vena
(positioning) merupakan tindakan yang
sentral. Posisi yang berbeda
dilakukan secara sengaja untuk
mempengaruhi hemodinamik
memberikan posisi tubuh dalam
termasuk sistem vena. Beberapa
meningkatkan kesejahteraan atau
hasil penelitian sebelumnya seperti
kenyamanan fisik dan psikologis.
penelitian Resti, Sadiyanto dan
Intervensi keperawatan yang dilakukan
Khasanah (2017), pada pasien CHF yang
untuk pasien gagal jantung antara lain
dirawat di ICCU, didapatkan hasil
menempatkan tempat tidur yang
terdapat perbedaan antara respiratory
terapeutik, mendorong pasien meliputi
rate, saturasi oksigen dan keluhan
perubahan posisi, tempatkan dalam
sesak nafas pada posisi awal dengan
posisi terapeutik, posisikan pasien dalam
fowler 450 dan fowler 900, akan tetapi
kondisi body aligment, posisikan pasien
posisi fowler 900 lebih
untuk mengurangi dypsneu seperti posisi
menguntungkan dalam perbaikan
semifowler, tinggikan 20o atau lebih
status respirasi pada pasien dengan
diatas jantung untuk memperbaiki aliran
gagal jantung. Smeltzer dan Bare
darah (Hass, 2015).
(2014) menyatakan bahwa
Posisi tidur (positioning) pada
pasien gagal jantung sangat penting pengaturan posisi tidur dengan
untuk mempertahankan tirah baring meninggikan punggung bahu dan
guna mengatasi sesak nafas saat kepala sekitar 30° atau 45°
istirahat (Yesni, 2019). Posisi yang dapat memungkinkan rongga dada dapat
diberikan yaitu posisi semifowler. Posisi berkembang secara luas dan
semifowler adalah posisi tidur pengembangan paru meningkat.
o o
ditinggikan 30 – 45 . Pemberian posisi Kondisi ini akan menyebabkan asupan
semifowler dapat menurunkan konsumsi oksigen membaik sehingga proses
oksigen dan meningkatkan ekspansi paru respirasi kembali normal.asil ini sejalan
yang maksimal, serta mengatasi dengan penelitian Kubota,
kerusakan pertukaran gas yang
berhubungan pertukaran gas yang Endo dan Kubota (2013) yang
berhubungan dengan perubahan menunjukan bahwa sedikit fleksi pada
membran kapiler alveolus (Iyonu, Zees & tubuh bagian atas dalam posisi fowler
Kasim, akan mengaktifkan fungsi pernapasan
dan meningkatkan kontribusi aktifitas
2014). saraf vagal ke sistem
Terhadap Penurunan
Reduce Dyspnea in
Nugroho,T,Bunga,T,P.(2016). Teori
Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat,Yogyakarta:Nuha
Medika
Kemenkes.(2014).Situasi
Kelainan Jantung.Jakarta
6(1), 13-1