PROPOSAL KTI
NIM 2000001021
EFARINA PURWAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi dimana jantung
tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat. Salah satu gejala yang sering
memompa darah dalam memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi,
akibatnya akan menimbulkan berbagai gejala klinis yaitu nyeri dada. Congestive
penimbunan cairan dan alveoli, hal ini menyebabkan jantung tidak dapat berfungsi
Menurut data World Health Organization (WHO, 2016) bahwa sebanyak 17,9
juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler atau setara dengan
31% dari 56,5 juta dari kematian global dan lebih dari ¾ atau 85% kematian yang
berkembang dengan penghasilan rendah sampai sedang terjadi lebih dari 75% ,
dan 80% kematian yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler disebabkan
oleh serangan jantung dan stroke. Menurut American Health 2 Association (AHA,
2017) angka insiden penderita gagal jantung sebanyak 6,5 juta orang didalam
diperkirakan sekitar 29.550 orang. Ada tiga provinsi dengna prevalensi penyakit
Yogyakarta 2%, dan Gorontalo 2%, selain itu 8 provinsi lain juga memiliki
Kalimantan Timur yaitu 1,8%. Sedangkan yang paling sedikit penderitanya adalah
pada provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 0,3%. Penyebab kematian terbanyak
yang sebelumnya ditempati oleh penyakit infeksi sekarang telah beralih menjadi
2018).
mengalami kegagalan. Jika dominan pada sisi kiri yaitu : Penyakit jantung
iskemik, penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit katup mitral,
Masalah yang timbul pada gagal jantung kanan yaitu edema tumit dan
Sementara itu gagal jantung kiri menimbulkan gejala badan melemah, cepat lelah,
paroksimal nokturnal dispnea, ronchi basah paru bagian basal, bunyi jantung. Bila
jantung bagian kanan dan kiri sama-sama mengalami keadaan gagal akibat
gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak gejala gagal
karena penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah
utama. Adapun peran perawat yaitu Care giver merupakan peran dalam
dengan metode dan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
2016). Pada klien dengan gagal jantung perencanaan dan tindakan asuhan
kelebihan volume cairan, intoleransi aktifitas. Pada pasien gagal jantung dengan
penurunan curah jantung terjadi karena pada jantung ventikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru sehingga terjadi peningkatan tekanan
..
Menurut Pinky Anetdita Kusrifka Putri & Rusmanto (2019). Salah satu
intervensi yang dapat dilakukan pada pasien sesak nafas yaitu Slow Deep
mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Slow Deep Breathing lebih fokus
mengajarkan cara bernapas yang benar sehingga dapat menurunkan gejala pada
sesak nafas dan dapat terkontrol. Selain itu slow deep breathing dapat dilakukan
sebagai salah satu terapi komplementer yang bertujuan untuk mengontrol sesak
Terapi Teknik relaksasi nafas dalam efektif untuk menurunkan rasa nyeri pada
pasien dengan CHF karena saat dilakukan Teknik relaksasi nafas dalam, pasien
endorphin dan enkefali, yang mana opoid ini berfungsi sebagai analgesic alami.
nafas dalam mampu menurunkan skala nyeri dada dengan diukur menggunakan
PQRST, selain itu aplikasi intervensi Teknik relaksasi nafas dalam akan
yang dialami individu. Jadi penerapan Teknik relaksasi nafas dalam ini terbukti
mampu menurunkan skala nyeri dada dari 6 menjadi 2. Prinsip yang mendasari
penurunan nyeri oleh Teknik relaksasi dalam terletak pada fisiologi sistem saraf
otonom yang merupakan bagian dari sitem saraf perifer yang mempertahankan
Teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan rasa nyeri pada penderita CHF,
skala nyeri dada pada pasien dengan Congestive Heart Fallure (CHF) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
skala nyeri dada pada pasien dengan Congestive Heart Fallure (CHF).
2. Tujuan Khusus
nafas dalam.
nafas dalam .
D. Manfaat Penelitian
memuat uraian tentang implikasi temuan studi kasus yang bersifat praktis
terutama :
praktek keperawatan.
dada.
Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar lebih baik lagi ke depannya
dada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA