DISUSUN OLEH :
NOVIANTI NIM202114105
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
juga nutrisi (Kasron, 2016). Biasanya tanda dan gejala yang muncul dari
penyakit gagal jantung adalah sesak napas, merasa lemas, mudah lelah, dan
setara dengan 31% dari 56,5 juta dari kematian global dan lebih dari ¾ atau
terjadi lebih dari 75% , dan 80% kematian yang diakibatkan oleh penyakit
memiliki k atau diperkirakan sekitar 29.550 orang. Ada tiga provinsi dengan
1
prevalensi
2
lebih tinggi dibanding prevalensi nasional, salah satunya Provinsi Kalimantan
Timur yaitu 1,8%. Sedangkan yang paling sedikit penderitanya adalah pada
sesuai dengan metode dan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
(Gobel & Gledis, 2016). Selain itu perawat berperan melakukan pendidikan
atau kontraktilitas, istirahat total dalam posisi semi fowler, memberikan terapi
derajat kesehatannya.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Karanganyar.
4
C. Manfaat
1. Bagi penulis
tepat .
Penulis karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberi masukan atau
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelinan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat
2015).
(AHA, 2017).
6
2. Etiologi
a. Disfungsi miokard.
3) Disaritmia
b. Aterosklerosis coroner
7
hipertrofi otot jantung. Efek tersebut sebagai mekanisme kompensasi
f. Faktor sistemik
jantung.
8
.
3. Patways
Disfungsi miocard beban sistole beban tekanan berlebihan penyakit Beban volume berlebihan
jantung stenosis katub AV
Kontraktilitas kontraktilitas preload
CHF
CHF
Suplai darah jar. Suplai O2 otak Renal flow Tek. Vena pulmonaris
hepatomegali & ATP Retensi Na + H2O ronchi basah gangguan pertukaran gas
Kelebihan vol. diafragma
mendesak
ede
Fatigue iritasi mukosa paru sesak
Intoleransi Aktifitas
napas Refleks batuk
Bersihan jalan
ketidakefektipan jalan napas
nafas tidak efektif Penumpukan sekret
Sumber (Kasron, 2016) : (WOC) dengan menggunakan Standar Diganosa Keperawatan Indonesia dalam
(PPNI,2017)
4. Patofisiologi
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload
1
(jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan
arteriol). Apabila salah satu komponen itu terganggu maka curah jantung
akan menurun.
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
1
berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat
5. Manifestasi Klinis
paroksismal (PND).
1
1) Edema ekstemitas bawah terjadi akibat menurunnya kemampuan
tubuh.
5) Kelemahan
1
7. Pemeriksaan penunjang
b. Uji stress
c. Ekokardiogafi
bersama EKG).
d. Kateterisasi jantung
membedakan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis
1
e. Radiografi dada
abnormal.
f. Elektrolit
g. Oksimetri nadi
j. Pemeriksaan tiroid
1
8. Penatalaksanaan
b. Terapi Farmakologi
9. Komplikasi
dari penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat
c) Episode trombolitik
1
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas :
1) Identitas klien :
b. Keluhan utama
2) Lelah, pusing
1
d. Riwayat penyakit dahulu
apakah ada obat-obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada masa
memiliki pasien.
f. Pengkajian data
istirahat, sakit dada, dispnea pada saat istirahat tau saat beraktifitas.
sianosis, pucat.
paru.
4) Pola makan dan cairan : mafsu makan menurun, mual dan muntah.
1
8) Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis
g. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda Vital :
a) Tekanan Darah
Nilai Normalnya
b) Nadi
takikkardi)
c) Pernapasan
aktivitas
d) Suhu Badan
1
e) Muka : ekpresi, Pucat
sinistra.
permulaan systole.
2
(BJ II normal selalu lebih lemah dari pada BJ I).
4) Pemeriksaan penunjang
tahap lanjut dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Dispnea
nafas tambahan
2
Kriteria minor :
menurun.
adekuat
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2
c. Penurunan curah jantung (D.0008)
kontraktilitas
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Lelah
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Sujektif : -
2
Kriteria minor :
1) Subjektif : Dispnea
e. Hipervolemia (D.0022)
dan/atau intraseluler.
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
dyspnea (PND)
meningkat
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2
f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, tugor
kulit menurun.
Kriteria minor :
intermiten)
Penyebab : kelemahan
2
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
istirahat
Kriteria minor :
h. Ansietas (D.0080)
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
Kriteria mayor :
2
Kriteria minor :
tidak berdaya
jaringan
2
3. Intervensi Kerepawatan
mencapai luaran (outcame) yang diharapkan (PPNI, Tim Pokja SIKI DPP,
2
3.Penurunan Tujuan : (Perawatan jantungI.02075)
curah jantung setelah dilakukan 1. Identifikasi tanda/gejala primer
b.d perubahan tindakan penurunan curah jantung
preload / keperawatan 2. Identifikasi tanda/gejala
perubahan diharapkan curah sekunder penurunan curah
afterload jantung meningkat. jantung
/ 3. Monitor intake dan output
perubahan cairan
kontraktilit 4. Monitor keluhan nyeri
as dada
Kriteria hasil : 5. Berikan terapi relaksasi
(curah jantung untuk mengurangi strees,
L.02008) jika perlu
1.Tanda vital dalam 6. Posisikan pasien semi-
rentang normal fowler atau fowler dengan
2.Kekuatan nadi kaki kebawah atau posisi
perifer meningkat nyaman
3. Tidak ada edema 7. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
8. Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
9. Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
4. Bersihan Tujuan : setelah (Latihan batuk efektif)
jalan napas dilakukan 1. Identifikasi kemampuan batuk
tidak tindakan 2. Monitor adanya retensi sputum
efektif keperawatan 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
b.d sekret diharapkan tingkat saluran napas
yang bersihan jalan 4. Monitor input dan output cairan
tertahant napas meningkat . (mis: jumlah dan karakteristik)
5. Atur posisi semi-fowler atau Fowler
Kriteria hasil :
6. Anjurkan tarik napas dalam
Bersihan Jalan
Napas (L.01001) melalui hiung selama 4detik
1. produksi
,ditahan selama 2detik
sputum ,kemudian keluarkan dari mulut
menurun denga bibir mencucu selama 8detik
7. Anjurkan mengulangi tarik napas
2.pasien tidak gelisah
3.pasien bernapas dalam sebanyak 3kali
8. Anjurkan batuk dengan kuat
dengan baik
4. frekuensi langsung setelah tarik napas dalam
napas yang ke-3
9. Kolaborasi pemberian mukolik
membaik
atau ekspektor (jika perlu)
2
5.Hipervolemia Tujuan : (Manajemen hipervolemia I.03114)
b.d gangguan setelah dilakukan 1. Periksa tanda dan gejala
mekanisme tindakan hipervolemia
regulasi keperawatan 2. Monitor intake dan output cairan
diharapkan 3. Monitor efek samping diuretik
keseimbangan (mis : hipotensi ortortostatik,
cairan meningkat. hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia)
Kriterian hasil : 4. Batasi asupan cairan dan garam
(keseimbangan 5. Anjurkan melapor haluaran urin
ciran L. 03020) <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
1.Tererbebas dari 6. Ajarkan cara membatasi cairan
edema 2.Haluaran 7. Kolaborasi pemberian diuretik
urin meningkat
3. Mampu
mengontrol
asupan cairan
6.Perfusi perifer Tujuan : (Perawatan
tidak efektif b.d setelah dilakukan
penurunan aliran tindakan keperawatan sirkulasi I.02079) perifer(mis:na
arteri dan/atau 1. Periksa sirkulasi d
vena perifer,edema,pengis i
ian warna,suhu) kapiler,
3
Sumber Standar Intervensi Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2018).
dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2018).
3
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperwatan
yaitu evaluasi respon (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain,
atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga
dari pasien, O: Objective yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau
(Dinarti, 2013 ).
3
BAB IV
A. KESIMPULAN
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang komplek, dimana didasari oleh
B. SARAN
lebih ditingkatkan lagi kerja sama antar petugas pelayanan kesehatan dalam
selalu menjaga prinsip aseptik agar tidak terjadi infeksi untuk meningkatkan
2. Bagi Pasien
faktor resiko seperti : hipertensi dan tetap melakukan cek kesehatan rutin
3
3. Bagi penulis
menguasai konsep tentang gagal jantung kongestif itu sendiri, selain itu
peneliti juga dapat lebih teliti dalan melakukan pengkajian serta pengolahan
maksimal.
3
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin Emelia. (2017, januari 25). data insiden penyakit Stroke dan Statistik
Penyakit Jantung.
Ferreira, J. P., Kraus, S., & Mitchell, S. (2019, juli 04). World Heart Federation
Friedman, Marilyn, M., & Vicky. (2013). Buku ajar keperawatan keluarga: riset,
Info Media.
Kemenkes RI. (2018). Data Riset Kesehatan Dasar. Hasil Utama Riskesdas , 146.
3
Nugroho, F. A. (2018). Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Jantung
Mediaction.
Jakarta: ECG.
Pertiwiwati, E., & Rizany, I. (2017). peran edukasi perawat dengan pelaksanaan
https://doi.org/10.20527/dk.v4i2.2509.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Smelzer, S. (2013). In Buku ajar keperawatan medikal bedah (8th ed). jakarta.
Alfabeta.
3
3